KALKULUS
DIFERENSIAL
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak akan lepas dari suatu hal yang
berhubungan dengan metematika. Matematika merupakan sentral dari disiplin
ilmu lainnya. Dalam matematika kita akan menemukan proses menghitung, baik
menghitung secara sederhana maupun menghitung secara rumit. Dalam proses
penghitungan tersebut sering melibatkan metode-metode yang cukup canggih.
Beberapa formula menghitung kuno dapat ditelusuri pada abad ke-7 yang
kemudian mulai dikembangkan pada abad ke-16 ketika para matematikawan
mulai menganalisis permainan- permainan judi (games of chance) tertentu.
Sebelum memasuki proses perhitungan yang rumit, langkah awal yang
harus kita kenal adalah bilangan. Dalam matematika kita mengenal adanya
berbagai macam jenis bilangan dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks. Bilangan merupakan sekumpulan angka yang mempunyai pola (aturan)
tertentu. Macam-macam bilangan di antaranya adalah bilangan bulat (integer),
bilangan riil (real /floating point number), bilangan imajiner (imaginary), dan
sebagainya. Dalam bab ini yang akan kita pelajari adalah sistem bilangan riil.
Untuk sistem bilangan kompleks akan dibahas dalam buku yang berbeda.
Bilangan riil adalah semua bilangan yang dapat ditemukan pada garis
bilangan dengan cara penghitungan, pengukuran, atau pun bentuk geometrik.
Bilangan–bilangan tersebut ada di dunia nyata. Ada berbagai macam bilangan
yang termasuk bilangan riil, di antaranya yaitu bilangan asli, bilangan bulat,
bilangan rasional, bilangan irasional, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya,
mari kita bahas satu per satu.
1. Bilangan asli
Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai definisi
himpunan bilangan asli. Yang pertama definisi menurut matematikawan
tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol {1, 2, 3,
4, …}. Sedangkan definisi kedua yang disampaikan oleh para logikawan
dan ilmuwan komputer memiliki arti himpunan nol dan bilangan bulat
positif {0, 1, 2, 3, …}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep
matematika yang paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa
dipelajari dan dimengerti oleh umat manusia.
Wajar apabila bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang
digunakan untuk membilang, menghitung, dan sebagainya. Sifat-sifat yang
lebih mendalam mengenai bilangan asli, termasuk hubungannya dengan
bilangan prima, akan dipelajari pada pokok bahasan teori bilangan.
Himpunan bilangan asli dalam matematika dilambangkan dengan N
(berasal dari kata “natural” dalam bahasa Inggris yang berarti “alami”).
Anggota-anggotanya terdiri dari N= {1, 2, 3, 4, ……}.
3. Bilangan bulat
Bilangan bulat terdiri atas bilangan asli (1,2,3,…), bilangan negatif
(...,-3,-2,-1) dan bilangan nol (0). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa
komponen desimal atau pun pecahan. Jika ditinjau dari segi nama,
bilangan bulat pastinya sesuatu yang bulat. Maksudnya, bilangan ini
merupakan bilangan yang utuh.
Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan
dengan Z yang berasal dari kata Zahlen (bahasa Jerman untuk “bilangan”).
bilangan bulat.
b. Komutatif pada operasi hitung penjumlahan (+) dan perkalian (x)
a+b=b+a
c. Asosiatif pada operasi hitung penjumlahan (+) dan perkalian (x)
(a+b)+c =a+(b+c)
d. Elemen identitas
Elemen identitas yaitu apabila suatu bilangan dijumlahkan atau
dikalikan dengan suatu bilangan tertentu sebagai unsur identitasnya,
maka akan menghasilkan bilangan itu sendiri.
Elemen identitas dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Elemen identitas penjumlahan
Bilangan nol (0) merupakan elemen identitas untuk operasi hitung
penjumlahan (+).
contoh : 3 + 0 = 3
bilangan 3 akan menghasilkan dirinya sendiri yaitu 3 ketika
dijumlahkan dengan unsur (elemen) identitasnya yaitu 0.
2. Elemen identitas perkalian
Bilangan satu (1) merupakan elemen identitas untuk operasi hitung
perkalian (x).
contoh : 5 x 1 = 5
bilangan 5 akan menghasilkan dirinya sendiri yaitu 5 ketika
dikalikan dengan unsur (elemen) identitasnya yaitu 1.
e. Invers ( lawan )
Invers yaitu “lawan” atau “kebalikan” dari suatu bilangan bulat.
Invers dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Invers penjumlahan
Invers dari penjumlahan adalah pengurangan (-). Ini berarti bahwa
bilangan negatif adalah invers (lawan) dari bilangan positif.
Invers dari penjumlahan akan menghasilkan bilangan 0 (nol).
Invers penjumlahan dapat dituliskan sebagai berikut.
a + (-a) = 0 , untuk a Z
contoh:
1. 5 + (-5) = 0
2. -7 + 7 = 0
2. Invers perkalian
Invers dari perkalian adalah kebalikannya atau . Ini
Contoh:
1. 2 x =1
2. 2 x =1
4. Bilangan rasional
Dalam matematika, bilangan rasional adalah bilangan yang dapat
dinyatakan dalam bentuk , di mana a dan b adalah anggota-anggota
2. …
3. dan sebagainya
5. Bilangan irasional
Bilangan irasional adalah bilangan riil yang bukan rasional.
Contoh:
(desimalnya tidak beraturan/tidak berulang)
(desimalnya tidak beraturan/tidak berulang)
(desimalnya tidak beraturan/tidak berulang), dan
sebagainya.
6. Bilangan riil
Bilangan riil merupakan gabungan bilangan rasional dan
bilangan irasional. Bilangan riil dapat direpresentasikan (diwakilkan)
sebagai salah satu titik pada suatu garis bilangan. Himpunan semua bilangan
riil dalam matematika dilambangkan dengan R ( Real) atau R#.
Sifat –sifat bilangan riil antara lain:
a. Dapat dinyatakan pada sebuah garis bilangan, yaitu garis bilangan riil
-2 -1 0 1 2
Bilangan komplek
Bilangan bulat
Contoh :
1.
2.
3. = 1.41421356…
4. = 1,73205…
5. π = 3.14159…
Perhatikan contoh 1 dan 2. Pada contoh 1 dibelakang angka 5 tidak ada angka lain
dan dapat dikatakan berhenti/berakhir, sedangkan pada contoh 2 kita dapat
melihat bahwa angka 3 berulang terus menerus dan tidak berhenti/berakhir,.
Perhatikan contoh no. 3,4,5 dari ketiga contoh tersebut kita dapat lihat bahwa
angka tidak berhenti/tidak berakhir, dan tidak ada yang berulang
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa bilangan rasional adalah bilangan
yang berkaitan dengan desimal yang memiliki pola berulang atau berakhir
sedangkan bilangan irasional berkaitan dengan desimal yang tidak berakhir dan
tidak berulang.
2. Desimal ke pecahan
a. Desimal ke pecahan terbatas
0,250000 = 25 x = =
seterusnya.
b. Desimal ke pecahan tak berhingga
1. Metode Euler ( mengalikan digit yang berulang )
- Jika berulang 1 kalikan 10,
- Jika berulang 2 kalikan 100,
- Jika berulang 3 kalikan 1000, dan seterusnya.
Contoh:
Ubahlah 0, 12121212…. Kedalam bentuk pecahan
Jawab:
Karena bilangan tersebut terdapat 2 bilangan yang berulang yaitu 1 dan
2, maka dikalikan dengan 100. Dengan menaruh permisalan bilangan
tersebut adalah x = 0,12121212…, maka diperoleh proses perhitungan
sebagai berikut.
100 x = 0,121212
x = 12,121212
99x = 12
x =
x =
dimana :
a = suku ke-1 r = rasio
Contoh : Ubahlah 0,1212121…..kedalam bentuk pecahan!
Jawab: x = 0,121212…
x=
a= r=
S= =
= x
c.
d.
2. Carilah nilai masing-masing bilangan berikut dan lihatlah hasilnya, terdefinisi
atau tidak.
a) b) 0 x 0 c) d) e) 50 f) 05
A. Pertidaksamaan
Dalam kalkulus, kita sering kali menghadapi suatu pertidaksamaan,
misalnya dalam variabel x, seperti x2 < x. Menyelesaikan suatu
pertidaksamaan dalam x berarti menentukan himpunan semua nilai x yang
“memenuhi” pertidaksamaan tersebut. Himpunan semua nilai x yang
memenuhi suatu pertidaksamaan disebut sebagai himpunan penyelesaian
pertidaksamaan tersebut.
Pertidaksamaan merupakan kalimat matematika terbuka (masih
mengandung unsur variabel) yang menggunakan tanda hubung kalimat <,>, ≤
,≥.
[a,b) [a, ∞)
[a,b] (a, ∞)
Maka HP atau [ )
-4 2
3. 2x < 5x - 7 < 8x + 3
2x < 5x – 7 dan 5x – 7 < 8x + 3
-3x < -7 -3x < 10
7 10
x> x>
3 3
( (
-10/3 7/3
Maka HP =
atau
++++ ------ ++++
-2 9
Jawab:
Persamaannya: - x + 7 = 0 maka x =7
2x – 1 = 0 maka x =1/2
Ujilah titik pada setiap interval ke pertidaksamaan 0 sehingga didapat
himpunan penyelesaiannya.
Jadi, HP ={x|½ < x ≤ 7} atau HP = (1/2, 7]
3. Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan
Jawab:
Dalam pengerjaan soal diatas, kita bagi dua
Himpunan penyelasaiannya
-9/2 5/3
Dari gambar diatas, kita liat daerah irisan antara dan sehingga
B. Nilai Mutlak
Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan dengan |x|, didefinisikan
sebagai .
Definisi di atas dapat pula dinyatakan sebagai
Contoh:
1. , karena 5 > 0
2. , karena -7 < 0
3. , karena <0
Selain itu, nilai mutlak dapat dibayangkan sebagai jarak antara x dengan titik
asal, misal |b – a| berarti jarak antara b dengan a
seperti:
Jarak = b – a
a b
jarak titik a ke titik b adalah b – a bila a < b
jarak = a - b
b a
jarak titik a ke titik b adalah a – b bila a > b
Dari jarak dua titik pada garis bilangan di atas dapat membawa kita pada
sebuah kesimpulan berikut:
jarak titik a ke titik b pada garis bilangan adalah :
c.
d.
Contoh:
1. Selesaikanlah │x│= 4, berapakah nilai x?
Jawab:
| x| 4 berarti x = 4 atau x = -4
2. Tentukan berapakah nilai x dari persamaan │3x│= 5
Jawab:
| 3x | 5 3x 5 atau 3x 5
5 5
x atau x
3 3
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan │2x- 3│= 7
Jawab
| 2x 3 | 7 2x 3 7 atau 2x 3 7
2 x 10 atau 2 x 4
x 5 atau x 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x│x ≤ -2 atau x ≥ 5}
Jawab :
Mutlak di kedua ruas digunakan metode pengkuadratan.
Sehingga persamaannya:
atau
++++ ------
-5
Karena pertidaksamaan mutlak di atas menggunakan tanda < (kurang dari), maka
daerah penyelesaiannya adalah yang bertanda negatif (-). Jadi himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan di atas adalah
Soal Latihan
1. Tentukan solusi pertidaksamaan berikut!
a.
b.
c.
x 2 3x 18
d. 0
( x 6) 2
e.
f.
a!
3. Carilah harga x jika diketahui bahwa !
4. Selesaikan pertidaksamaan mutlak berikut !
a)
b)
c)
d)
e) 2
f)
5. Buktikan bahwa !
BAB III
FUNGSI
A. Pengertian
Suatu relasi (hubungan) dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi dari
A ke B jika setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota di B
yang dinotasikan “ f : ”.
A B A B
f f
1 1 a
a
2 2 b
b
3 3 c
c
4
1 A : {1,2,3} , B : {a,b,c,d}
a
fungsi f : A B dinyatakan dalam pasangan
2 terurut f : {(1,a), (2,b), (3,b)}.
b
A f B
2 x
3
5. Fungsi identitas
Fungsi identitas : semua unsur dalam himpunan A dipetakan atau
dihubungkan dengan dirinya sendiri.
Ditulis dengan : f(x) = x
Disajikan dalam :
a. Diagram panah b. Grafik pada bidang kartesius
-1 -1
0 0
45
1 1
x
2 2
Jenis –jenis Fungsi Berdasarkan karakteristik bentuk grafik
a. Fungsi Genap
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi genap apabila berlaku f(-x) = f(x), di mana
bentuk grafik fungsi genap tersebut simetris terhadap sumbu y:
Grafiknya : y
b. Fungsi Ganjil
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f(-x) = -f(x), di
mana bentuk grafik fungsi tersebut simetris terhadap titik pusat yaitu
(0,0).
Grafiknya :
(0,1) 0
x -1 1 x
Grafik fungsi genap selalu simetris Grafik fungsi ganjil selalu simetris
atau setangkup terhadap sumbu y atau setangkup terhadap titik pusat
(0,0)
5
4
3
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
Contoh:
Jawab :
Untuk membuat grafik, terlebih dahulu kita susun nilai x dan nilai fungsinya
sebagai berikut.
Nilai x ditentukan sesuai dengan daerah asalnya, yaitu
berarti bilangan real yang mungkin berada pada interval tersebut (daerah asalnya)
adalah .
Untuk menentukan nilai fungsinya atau f(x), maka kita substitusikan daerah
asalnya ke dalam rumus fungsi sehingga diperoleh:
Untuk membuat grafiknya, cukup hanya dengan mengambil dua titik. Dari kedua
titik tersebut akan ditarik sebuah garis lurus. Kedua titik tersebut adalah:
Grafiknya adalah :
5
4
3
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
B. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat merupakan fungsi yang variabelnya paling tinggi
berpangkat dua. Bentuk yang paling sederhana dari fungsi kuadrat
ditentukan oleh atau dapat juga ditentukan dengan rumus umum
a, b, c = konstanta dan a 0.
Grafik fungsi kuadrat disebut parabola. Ada dua jenis parabola yang
dihasilkan, yaitu parabola terbuka ke atas dan parabola terbuka ke bawah.
Dilihat dari sumbu x, baik parabola terbuka ke atas maupun parabola
terbuka ke bawah dapat dibedakan menjadi:
a. Parabola yang tidak mempunyai titik potong dengan sumbu x (tidak
memotong atau pun menyinggung sumbu x)
b. Parabola yang mempunyai satu titik potong dengan sumbu x
(menyinggung sumbu x)
c. Parabola yang mempunyai dua titik potong dengan sumbu x
(memotong sumbu x)
Perhatikan gambar di bawah ini
a b c
Suatu parabola mempunyai nilai minimum dan maksimum yang ditentukan oleh
tanda yang menyertai koefisien x2 dalam persamaan ,
koefisien itu dinyatakan dengan huruf a.
Jika a positif, berarti a > 0, maka parabola mempunyai nilai minimum. Puncak
parabola berada di bawah atau parabola terbuka ke atas.
Contoh: grafik
3
2
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1
-2
-3
-4
-5
-6
3
2
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Contoh :
Diketahui fungsi f : x |x-1| dengan x R
a. Tentukan f (-3), f (-2), f (-1), f (0), f (1), f (2), f (3)
b. Tentukan p, jika f (p) = 10
c. Tentukan q, jika f (q) = 4
d. Gambarkan grafik fungsi f dalam bidang kartesius
Jawab :
a. f (x) = |x-1|
f (-3) = |-3-1| = |-4| = 4 f (0) = |0-1| = |-1| = 1
f (-2) = |-2-1| = |-3| = 3 f (1) = |1-1| = |0| = 0
f (-1) = |-1-1| = |-2| = 2 f (2) = |2-1| = |1| = 1
f (3) = |3-1| = |2| = 2
b. f (p) = |p-1| = 10
p –1 = 10 atau p – 1 = -10
p = 11 atau p = -9
c. f (q) = |q-1| = 4
q –1 = 4 atau p – 1 = -4
p=5 atau p = -3
d. Gambar grafik
3
2
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
Contoh:
-2 x < -1 [[x]] = -2
-1 x < 0 [[x]] = -1
0 x < 1 [[x]] = 0
1 x < 2 [[x]] = 1
2 x < 3 [[x]] = 2
Grafik fungsi y : f (x) = [[x]], x R diperlihatkan dalam gambar sebagai
berikut.
Gambarlah fungsi berikut ke dalam koordinat kartesius!
y
4
3
2
x
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
-1
-2
-3
F. Fungsi eksponen
Bentuk seperti f(x) = 2x disebut fungsi eksponen. Dalam fungsi eksponen,
variabel bebas x menjadi pengkat dari suatu bilangan.
Cirri-ciri fungsi ini adalah:
1. Jika
(y mendekati tak hingga)
2. Jika
(y mendekati nol)
Contoh:
Untuk fungsi y = 2x, diperoleh
Jika , maka ,
Jika , maka
G. Fungsi logartima
Bentuk seperti f(x) = 2log x disebut fungsi logaritma. Fungsi logaritma adalah
invers (lawan) dari fungsi eksponen.
Jika f(x) = ax maka fungsi inversnya f(x) = alog x.
f(x) = ax disebut fungsi eksponen
f(x) = alog x disebut fungsi logaritma dengan bilangan pokok a
Grafik fungsi logaritma mempunyai cirri-ciri sebagi berikut:
1. Asimtot
Fungsi ini mempunyai asimtot tegak, yaitu sumbu y. Sumbu tegak ini
diperoleh dengan menetapkan x = 0.
2. Jika a > 1, maka grafik monoton naik yang merupakan fungsi naik.
Jika 0 < a < 1, maka grafik monoton turun yang merupakan fungsi turun.
3. Memotong sumbu koordinat hanya di titik (1,0).
Contoh:
Grafik fungsi f(x) = 10log x
Y=10log x
aljabar pada bilangan riil dapat pula diterapkan pada aljabar fungsi, yaitu jika
f f x
4. Pembagian fungsi f(x) dan g(x) ditulis (x) =
g g x
5. Perpangkatan fungsi f(x) dengan bilangan n ditulis fn(x) = {f(x)}n
Contoh:
Diketahui fungsi-fungsi f dan g ditentukan dengan rumus f(x) = 2x – 10 dan g(x)
= 2x 1
Dari contoh di atas, terlihat bahwa jika Df adalah domain alami fungsi f, dan
Dg adalah domain alami fungsi g maka domain alami dari fungsi-fungsi f + g, f –
f
g, f x g, adalah irisan dari Df dan Dg ditulis Df Dg.
g
Invers Fungsi
A. Pengertian Invers Fungsi
Jika fungsi f : A B dinyatakan dalam pasangan terurut f : {(a,b) | a A
dan b B} maka invers dari fungsi f adalah f-1 : B A ditentukan oleh :
f-1 : {(b,a) | b B dan a A}.
Invers suatu fungsi tidak selalu merupakan suatu fungsi. Jika invers suatu
fungsi invers.
Contoh :
1. Misal A : {-2, -1, 0, 1} , B : {1, 3, 4}.
Fungsi f : A B ditentukan oleh f : {(-2,1), (-1,1), (0,3), (1,4)}.
Carilah invers fungsi f, dan selidiki apakah invers fungsi f merupakan
sebuah fungsi?
Jawab:
Invers fungsi f adalah f-1 = B A ditentukan oleh :
f-1 : {(1,-2), (1,-1), (3,0), (4,1)}.
Fungsi f dan f-1 disajikan dalam gambar diagram panah berikut ini.
f
f-1
-2 1 1 -2
-1 3 3 -1
0 4 4 0
1 1
A B A B
Terlihat bahwa pada f-1 terdapat anggota A yang dipetakan dua kali. Hal ini
bukanlah syarat sebuah relasi dikatakan fungsi, dengan kata lain bahwa f-1
adalah sebuah relasi biasa (bukan fungsi).
g g-1
A B B A
h-1
h
A B B A
Cara menentukan fungsi invers dari beberapa bentuk fungsi antara lain:
a. Menetukan rumus umum fungsi invers dari fungsi aljabar
Untuk fungsi dapat dicari fungsi inversnya sebagai berikut:
Misal
Jadi, jika
Contoh :
Fungsi berikut adalah pemetaan dari R ke R. tentukan rumus inversnya!
1.
2.
Jawab :
1.
, sehingga
diperoleh
f(x) = 2x + 2 dimana nilai a = 2 dan nilai b = 2 sehingga
2. f(x) = 3x – 6
jawab:
y = f(x) = 3x – 6 x = y 6
3
x = f-1(y) = y 6
3
f-1(x) = x 6
3
Contoh:
x
Fungsi f ditentukan dengan rumus f(x) =
1 x
Tentukan rumus untuk f-1(x)!
x
f(x) = a = 1, b = 0, c = 1, d = 1
1 x
misal ,
Contoh:
Tentukan invers dari !
Jawab :
a = 1 , b = 2 , c = -3
Jadi fungsi inversnya adalah
atau
Catatan:
Jika fungsi kuadrat dapat dinyataakan sebagai
Contoh:
Tentukan invers dari !
Jawab :
Jika
Contoh :
Tentukan fungsi invers dari !
Jawab:
Fungsi Komposisi
1. Pengertian fungsi komposisi
Dari dua buah fungsi f(x) dan g(x) dapat dibentuk fungsi baru dengan
menggunakan operasi komposisi. Operasi komposisi dilambangkan dengan
“o” (dibaca : komposisi atau bundaran).
Fungsi baru yang dapat dibentuk dengan operasi komposisi itu adalah :
a. (f o g)(x) dibaca : f komposisi g(x) atau f(g(x))
b. (g o f)(x) dibaca : g komposisi f(x) atau g(f(x))
1) Misal fungsi
f : AB ditentukan dengan y = f(x)
g : BC ditentukan dengan y = g(x)
Fungsi komposisi f dan g ditentukan dengan :
h(x) = (f o g)(x) = f(g(x))
2) Misal fungsi
f : AB ditentukan dengan y = f(x)
g : BC ditentukan dengan y = g(x)
Fungsi komposisi g dan f ditentukan dengan :
h(x) = (g o f)(x) = g(f(x))
Contoh:
Misal fungsi f : R R dan g : R R ditentukan dengan rumus
, g(x) = 2x dan
Tentukan :
a. (f o g)(x)
b. (g o f)(x)
c. (h o f)(x)
d. (h o f o g)(x)
Jawab :
a. (f o g)(x) = f(g(x))
= f(2x)
= 3(2x) – 1 = 6x – 1
b. (g o f)(x) = g(f(x))
= g(3x – 1)
= 2(3x – 1) = 6x – 2
c. (h o f)(x) = h(f(x))
d.
3. Dalam operasi komposisi pada fungsi-fungsi ada sebuah unsur identitas yaitu
fungsi identitas I(x) = x sehingga
(f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x)
Menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui
Misal fungsi f dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f) sudah diketahui maka
fungsi g dapat ditentukan, demikian juga fungsi g dan fungsi komposisi (f o g)
atau (g o f) diketahui maka fungsi f dapat ditentukan.
Contoh:
1. Misalkan fungsi komposisi (f ο g)(x) = x2 -2x + 1 dan f(x) = 2x – 5 ,
tentukan g(x)!
Jawab:
(f ο g)(x) = x2 -2x + 1
f(x) = 2x – 5
(f ο g)(x) = f (g(x))
x2 -2x + 1 = 2(g(x)) - 5
x2 -2x + 1+ 5 = 2(g(x))
= g(x)
½ x2 –x + 3 = g(x)
2. Diketahui fungsi komposisi (f ο g)(x) = x2 -2x + 1 dan g(x) = 3x – 6
tentukan f(x)!
Jawab:
(f ο g)(x) = x2 -2x + 1
g(x) = 3x – 6
y = 3x – 6
maka (f ο g)(x) = f (g(x))
= f(3x-6) gunakan invers fungsi g(x) yaitu
, kemudian disubstitusikan ke dalam (f o g)(x) untuk
Maka
Jawab:
Ada 2 cara untuk menyelesaikannya, yaitu:
1. Mengkomposisikan terlebih dahulu kemudian menginverskannya
=
Maka dengan menggunakan rumus invers yang telah dijelaskan sebelumnya,
untuk jenis fungsi seperti ini didapatkan fungsi invers dari fungsi komposisi
-nya yaitu .
maka
=
Soal-soal latihan
1. Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari:
a.
b.
c.
d.
e.
2. Tentukan apakah fungsi berikut fungsi genap, fungsi ganjil, atau bukan kedua-
duanya!
a.
b.
c.
3. Diketahui
x
g ( x) 2
x 1
Tentukan:
a)
b)
c)
a.
b.
c.
d.
5. Diketahui f ( x) 3x 5
2 x 11
g ( x)
6x 8
h( x ) x 2 8 x 13
Tentukan:
a) ( f g h)( x)
b) (h g f )(2)
c) (h f ) 1 ( x)
d) ( g h) 1 (3)
6. Diketahui fungsi linear dan fungsi kuadrat
pada bilangan real
a. Buktikan bahwa kompsisi dari dua fungsi linear adalah fungsi linear
juga!
b. Buktikan bahwa komposisi fungsi dari fungsi linear dan fungsi kuadrat
adalah fungsi kuadrat!
7. Fungsi f, g, h terdefinisi pada bilangan real, yang didefinisikan
dan . Tentukanlah x sebagai peta dari (fogoh)(x)
= 7 dan (hogof)(x) = 9 !
BAB IV
LIMIT FUNGSI
A. Definisi Limit
Perkataan limit sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari,
bahkan tak asing lagi. Misalnya, dengan perasaan cemas seorang anak akan
mengatakan “Hampir nenek tua tersebut tertabrak mobil saat akan
menyebrang jalan” atau “Atlet tersebut hampir saja mencapai garis finish”.
Dari kedua pernyataan tersebut di atas kita akan membayangkan bahwa nenek
tua tersebur “sedikit lagi” akan celaka, atau atlet tersebut “mendekati” garis
finish.
Kata-kata “sedikit lagi”, “hampir”, “mendekati”, dan sebagainya dalam
matematika dapat disamakan dengan “limit”. Untuk lebih jelasnya, mari kita
perhatikan contoh berikut.
Dari contoh-contoh di atas jika kita perbesar terus menerus nilai penyebutnya,
maka hasilnya akan mendekati nilai 0. Dalam matematika dapat ditulis
.
f ( x) lim f ( x)
x a
e. lim
x a g ( x) lim g ( x)
x a
g ( x) lim g ( x )
f. lim f ( x) lim f ( x) x a
x a x a
g. lim n f ( x) n lim f ( x)
x a x a
n n)
h. lim f ( x) lim f ( x)
x a x a
a. Cara langsung
Jika lim f ( x) f (a)
x a
Jawab:
lim 2 x 2 3 2(2) 2 3 5
x 2
x 8
2. lim
x 3 2x 4
Jawab:
x 8 3 8 5
lim
x 3 2x 4 2( 3) 4 10
3. lim 5 x x3
x 2
Jawab:
0
0
( 0 , ,0. , ,1 , ,00 ) maka untuk penyelesaian dapat dilakukan
Jawab:
Jika kita sustitusi langsung maka
x2 1 12 1 0
lim
x 1 x 1 1 1 0
Mari kita gunakan manipulasi aljabar yaitu pemfaktoran karena
bentuk limit fungsi tersebut menghasilkan bentuk tak tentu.
x2 1 ( x 1)( x 1)
lim lim
x 1 x 1 x 1 x 1
lim x 1
x 1
1 1
2
x3 1
2. Berapakah nilai dari lim
x 1 x 1
Jawab:
x3 1 ( x 1) ( x 2 x 1)
lim lim
x 1 x 1 x 1 ( x 1)
lim x 2 x 1
x 1
12 1 1
3
Kali faktor sekawan, bentuk
Contoh:
x 9
1. Carilah nilai dari lim
x 9
x 3
Jawab:
x 9 x 9 x 3
lim lim
x 9 x 9
x 3 x 3 x 3
x 9 x 3
lim
x 9 x 9
lim x 3
x 9
9 3
6
2 x 2 x
2. lim
x 0 x
Jawab
2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x
lim lim
x 0 x x 0 x 2 x 2 x
2 x (2 x) 2
lim lim
x 0 x 0
x 2 x 2 x 2 x 2 x
2 1
2 2 2
Untuk menyelesaikan limit bentuk ini ada beberapa cara dalam menyelesaikannya
dan tidak terlepas dari aturan dan rumus-rumus limit.
1. Membagi dengan variabel pangkat tertinggi
Contoh:
5x 3 7 x 2 5x
Hitunglah nilai limit dari lim ?
x 8x 4 5
Jawab:
5x 3 7 x 2 5x
3 2
5x 7x 5x 4
x4 x4
lim 4
lim x 4
x 8x 5 x 8x 5
4
x x4
5 7 5
lim x x2 x3
x 5
8
x4
0 0 0
lim 0
x 8 0
jawab
lim x 3 x 2
x
x 3 x 2
lim x 3 x 2
x
x 3 x 2
x 3 ( x 2)
lim
x
x 3 x 2
x 3 x 2
lim
x
x 3 x 2
1
lim
x
x 3 x 2
1
x
lim
x
x 3 x 2
x x x x
0 0
lim 0
x
1 0 1 0 2
2. lim(1 x) x e
x 0
x 1 untuk a b
a
3. lim 0 untuk n m
x b
untuk n m
Contoh:
1.
Jawab:
2.
Jawab:
3.
Jawab
2x
x 5
3. lim ?
x x 2
Jawab
2x 2x
x 5 x 2 3
lim lim
x x 2 x x 2
x 2 3
. .2 x
x 2 3 3 x 2
lim
x x 2 x 2
6x
x 2 x 2
3 3
lim 1
x x 2
6x
x 2 lim
x x 2
3 3
lim 1
x x 2
e6
1 cos x
4. lim ?
x x
Jawab
1
1 (1 2sin 2 x)
1 cos x 2
lim lim
x 0 x x 0 x
1
2sin 2 x
lim 2
x 0 x
1
2sin 2 x
lim 2
x 0 2
4 1
x
x 2
2(0)
.1
4
0
sin ax a
3. lim
x 0 tan bx b
Contoh:
Tentukan nilai limit-limit berikut:
2 sin 4 x
1. lim
x 0 tan 7 x
Jawab:
2sin 4 x sin 4 x 4 x 7 x
lim 2 lim . .
x 0 tan 7 x x 0 tan 7 x 4 x 7 x
sin 4 x 7 x 4 x
2 lim . .
x 0 4 x tan 7 x 7 x
4x
2 lim.1.1.
x 0 7x
4x
2.1.1.lim
x 0 7x
4
2.
7
8
7
2.
3.
Jawab
LIMIT SEPIHAK
Definisi:
“Suatu fungsi dikatakan mempunyai limit pada x = a, jika dan hanya jika”
1.
2.
3.
x2 5x 6
Contoh: lim
x 3 x 3
x2 5x 6 ( x 3)( x 2)
lim( ) lim( )
x 3 x 3 x 3 ( x 3)
lim( ) ( x 2)
x 3
3 2
1
x2 5x 6 ( x 3)( x 2)
lim( ) lim( )
x 3 x 3 x 3 ( x 3)
lim( ) ( x 2)
x 3
3 2
1
Karena
x2 5x 6
maka dapat disimpulkan bahwa lim = -1
x 3 x 3
Terdapat beberapa fungsi yang memungkinkan limit kiri tidak sama dengan limit
kanan, yaitu:
1. Fungsi bersyarat / tangga
2. Fungsi mutlak
3. Fungsi bilangan bulat terbesar
Contoh:
x 1
lim
x 1 x 1
| x 1| ( x 1)
lim lim 1
x 1 x 1 x 1 x 1
x 1 ( x 1)
lim( ) lim( ) 1
x 1 x 1 x 1 x 1
| x 1| | x 1| | x 1|
Karena lim lim maka lim tidak ada
x 1 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1
D. KONTINUITAS
Definisi kontinu di suatu titik
Misalkan fungsi f terdefinisi disekitar a. Dikatakan f kontinu di a bila
limx a f(x) ada dan nilai limitnya sama dengan nilai fungsi di a. Dengan kata
lim f ( x) f (a)
lain, f kontinu di a jika x a
Jika g(x) kontinu di a dan f(x) kontinu di a maka fungsi komposit (fog)
kontinu di a
3. f(x) kontinu pada selang terbuka (a,b) jika f kontinu di setiap titik (a,b).
f(x) kontinu pada selang tertutup [a,b] jika f kontinu pada (a,b), kontinu di
kanan a dan kontinu di kiri b.
Contoh:
1. Tentukan apakah f(x) = 2x3 – 6 kontinu di titik x = 2 ?
Jawab: lim 2 x 3 6 2.23 6 10
x 2
f (2) 2.23 6 10
Karena lim 2 x 3 6 f (2) 10 maka f(x) kontinu di x = 2
x 2
2 x 5 untuk x 3
2. Apakah f ( x) kontinu di x = 3 ?
x2 5 untuk x 3
Jawab:
lim 2 x 5 lim 2(3) 5 11
x 3 x 3
f ( x) x2 5
f (3) (3) 2 5
11
Karena lim f ( x) f (3) 11 maka f(x) kontinu di x = 3
x 3
t3 8
3. g (t ) apakah g(t) kontinu di t = 2 ?
t 2
t3 8 (t 2)(t 2 2t 4)
lim lim
x 2 t 2 x 2 (t 2)
lim t 2 2t 4
x 2
22 2.2 4
12
23 8 0
g (2) tidak terdefinisi
2 2 0
t3 8
∴ g(t) = diskontinu pada x = 2, karena g(2) tidak ada.
t 2
Jawab:
Kemungkinan f(x) diskontinu, yaitu pada x=1 dan x=2. Agar f(x) kontinu
pada semua x maka harus terpenuhi.
1. f (1) lim f ( x) 2. f (2) lim f ( x)
x 1 x 2
Syarat 1 Syarat 2
f (1) lim f ( x) lim f ( x) f (2) lim f ( x) lim f ( x)
x 1 x 1 x 2 x 2
a.
b.
c. -
d.
e.
f.
2
7 tan x
a. lim 3
x 0 5x
4 3
sin x
b. lim 3 5
x 0 2
7 tan x
7
c.
d.
e. - )
f.
3. Selidiki apakah fungsi berikut kontinu di x=1 dan x=-2 jika diketahui:
4x2 2 jika x 3
F ( x) x 1 jika 2 x 3
2 x 3 jika x 2
a. f ( x) 4 x 2 2 x 12
t3 8
b. g ( x)
t 2
x 3 jika x 2
c. F ( x)
x 2 1 jika x 2
x 3 27
untuk x 3
F ( x) x 3
25 untuk x 3
x 2 25
a. lim
x 5 x 5
x2 5x 6
b. lim
x 1 x 1
2 x2 x 3
c. lim
x 1 x 1
3x 2 4 x
d. lim
x 0 x
e. lim x 1
x 5
3x 2 5 x 6
a. lim
x 4 x4 7 x
7 x5 x4 8x2 1
b. lim
x 4 x5 8 x 2
8x 7
c. lim
x 8x 1
x
x 6
d. lim
x x 7
2
x 5
e. lim
x x 2
BAB V
TURUNAN (DERIVATIF)
Turunan pada dasarnya berkenaan dengan tingkat perubahan dari suatu fungsi.
Jika suatu keadaan dapat dinyatakan dengan suatu fungsi, maka keadaan tersebut
dapat dianalisis secara matematis dengan menggunakan turunan.
y=f(x)
y
Garis singgung
P(x0,y0) α R
y0
0 x0 x1
Pada gambar diatas titik P(x0,y0) titik sembarang pada grafik y = f(x) dan titik Q
(x1,y1) titik lain yang juga terletak pada y = f(x), sementara hubungan P dan Q
diberikan:
y
m lim
x 0 x
y1 y0
lim
x 0 x
f ( x0 x) f ( x0 )
lim
x 0 x
Dari pengertian koefisien arah garis singgung (gradien) di suatu titik pada grafik
tersebut di atas, maka koefisian arah garis singgung (gradien) di suatu
titik pada grafik dapat diperoleh dari harga turunan ( ) di titik tersebut,
dy f ( x0 x) f ( x0 )
lim
dx x 0 x
Catatan:
1. Jika limit itu ada atau mempunyai nilai, dikatakan fungsi diferensiabel
(dapat didiferensialkan) pada x = a. Bentuk limit itu selanjutnya
dy f ( x0 x) f ( x0 )
dilambangkan dengan f ' ( x) lim
dx x 0 x
2. Lambang (dibaca: f aksen x) disebut turunan atau derivatif dari fungsi
f(x) terhadap x pada x = xo
3. Misalkan fungsi f (x) mempunyai turunan . Jika tidak terdefinisi
maka dikatakan tidak diferensiabel pada x = xo
Contoh:
1.
Jawab:
dy f ( x0 x) f ( x0 )
f ' ( x) lim
dx x 0 x
3( x
x) 8 (3x 8)
lim
x 0 x
3x 3 x 8 3x 8
lim
x 0 x
3 x
lim
x 0 x
lim 3
x 0
2.
Jawab:
(x x) 2 4( x x) x2 4x
f ' ( x) lim
x 0 x
x2 2x x x2 4x 4 x x2 4x
lim
x 0 x
x2 4 x
2x x
lim
x 0 x
x 2x x 4
lim
x 0 x
lim 2 x x 4
x 0
2x 0 4
2x 4
3.
Jawab:
sin( x x) sin x
f ' ( x) lim
x 0 x
sin x. cos x cos x. sin x. sin x
lim
x 0 x
sin x cos x 1 cos x. sin x
lim lim
x 0 x x 0 x
cos x 1 sin x
sin x lim cos x lim
x 0 x x 0 x
sin x(0) cos x(1)
cos x
Dengan menggunakan aturan dasar limit pada pokok bahasan sebelumnya, kita
dapat memperoleh rumus-rumus yang berlaku pada turunan, diantaranya yaitu:
1.
2.
3.
4.
Contoh:
Tentukan turunan dari:
1.
Jawab:
2.
Jawab:
3.
Jawab:
TURUNAN FUNGSI BERANTAI
dy
y f ( x)
du
du
Misal : u g ( x)
dv
dv
v h( x )
dx
dy dy du dv
Sehingga : . . memiliki 2 cara penyelesaiaan, yaitu:
dx du dv dx
2. Cara langsung → filosofi mengupas kulit bawang (tanpa pemisahan tiap fungsi)
CONTOH:
1. Tentukan dari : !
Jawab:
dv
v x2 3 2x
dx
du
Misal → u cos( x 2 3) cos v sin v sin( x 2 3)
dv
dy 1 1
y n cos( x 2 3) n u
du u cos( x 2 3)
dy dy du dv
Maka → . .
dx du dv dx
Jadi turunan dari adalah
Jawab:
dv
v x2 6 2x
dx
du
Misal u cos( x 2 6) cos v sin v sin( x 2 6)
dv
dy
y cos12 ( x 2 6) u12 12u11 12 cos11 ( x 2 6)
du
dy dy du dv
Maka, . .
dx du dv dx
a. y = cos23x
jawab:
y’ = d(cos 3x)2
y’ = 2(cos 3x)2-1 . -sin3x . 3
y’ = -6 sin 3x cos 3x
b.
Jawab:
Sehingga:
c.
jawab
TURUNAN FUNGSI (penurunan dengan bantuan logaritma)
Pada beberapa fungsi tertentu kita akan lebih mudah apabila menggunakan
bantuan logaritma ketika akan mencari suatu turunan, terutama fungsi yang
berbentuk .
1.
Jawab:
Dengan menggunakan metode eksponensial
1.
Misal
Sehingga
Jadi
Maka
Contoh:
y e 2 x 3x
y x2 2x 3
Sedangkan fungsi dengan bentuk disebut fungsi implisit di mana
fungsi yang variabel terikat (y) bercampur dalam satu ruas dengan variabel bebas
(x).
Contoh:
y2 x2 9 0
y2 e xy 3x 0
Untuk mementukan turunan dari fungsi implisit ini kita dapat lakukan dengan dua
cara yaitu:
Contoh:
Sehingga
Cara langsung
TURUNAN PARAMETER
Contoh:
1. Carilah dari !
Jawab:
2. Jika x = 2t +1 dan y = t2 + t, tentukan !
Jawab:
2. Carilah dari !
Jawab:
TURUNAN TINGKAT TINGGI
Kita telah memperkenalkan tiga cara penulisan untuk turunan (disebut juga
penulisan turunan ini secara berturut-turut disebut cara penulisan aksen, cara
penulisan D, dan cara penulisan Leibniz.
Selain ketiga cara dalam penulisan turunan di atas, turunan juga bisa dituliskan
sebagai (y aksen) seperti yang telah kita jumpai pada contoh-contoh
sebelumnya. Semua cara penulisan ini mempunyai perluasan untuk turunan
tingkat tinggi, seperti diperlihatkan dalam bagan berikut:
Tabel
Cara penulisan untuk turunan dari y= f(x)
D Leibniz
.....
.....
.....
Contoh :
Tentukan dari:
1. y 8x2 15 x 9
Jawab:
y 16 x 15
y 16
y 0
2.
Jawab:
y 2e2 x
y 4e2 x
y 8e2 x
3. Tentukan dari !
Jawab:
Kita gunakan aturan turunan fungsi implisit
Untuk mencari kita akan gunakan turunan dengan operasi pembagian
Latihan soal
b. y = xsinx + x lnx +x ex
1
d. y dan u x2 x
u 1
dy
2. Tentukan y ' dari:
dx
a. x3 + 3y2 + 4x2y + 5 = 0
b. sin(xy2) – x3y + ey – 2x = 0
f x h f x
3. Buktikan dengan lim
h 0 h
3.
4.
5.
APLIKASI TURUNAN
A
X
0
Definisi
Fungsi mempunyai maksimum mutlak di c jika , untuk
semua x di D, dengan D adalah daerah asal dan bilangan adalah
nilai maksimum pada D. Sacara serupa , mampunyai minimum
mutlak di c jika untuk semua x di D dan bilangan
disebut nilai minimum pada D. nilai maksimum dan mimnimum
disebut nilai ekstrem
Definisi
Teorema fermat
Titik maksimum
Untuk x = -1 maka {-6 < 0}
2
1
1 2 3 4 5 6
X
-6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
-5
2
1
1 2 3 4 5 6
X
-6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
-5
Kemonotonan
Kemontonan suatu kurva dibedakan menjadi dua yaitu monoton naik dan
monoton turun. Pada gambar diatas Interval dikatakan interval
monoton naik. Interval dikatakan interval monoton turun.
Definisi
Misalkan fungsi f(x) terdefinisi dalam interval I
1. Fungsi f(x) dikatakan fungsi naik dalam interval I, jika untuk setiap
bilangan x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2, maka berlaku hubungan
, ditulis:
2. Fungsi f(x) dikatakan fungsi turun dalam interval I, jika untuk setiap
bilangan x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2, maka berlaku hubungan
, ditulis:
1. Jika f’(x) > 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f naik pada I
2. Jika f’(x) < 0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f turun pada I
Turunan Pertama dan Kemonotonan
Ingat kembali bahwa turunan pertama f’(x) memberi kita kemiringan dari
garis singgung f dititik x, kemudian jika f’(x) > 0, garis singgung naik ke kanan,
serupa, jika f’(x) < 0, garis singgung jatuh ke kanan. (Gambar A)
Titik Belok
Definisi
1 0 1
B. Titik belok
Suatu grafik mempunyai titik belok jika
2
1
1 2 3 4 5 6
X
-6 -5 -4 -3 -2 -1
-1
-2
-3
-4
-5
2. Diketahui
f ( x) 5x 3 3x 5 2 ,x R
1 1
60x x 2 x 2
2 2
Maka
Jika
1 1
2 0 2
2 2
1 1 1 1
x 2 2 x 0 0 x 2 x 2
2 2 2 2
1 1
2,0 ; 2,
2 2
1 1
(b) Karena f ' ( x) ada di x R dan disekitar x 2 , x 0 , x 2
2 2
ada perubahan kecekungan, maka titik ekstrimnya
1 7 1 7
2,2 2 ; 0,2 ; 2,2 2
2 8 2 8
1. Teorema Rolle
Misalkan f memenuhi syarat :
(Teorema ini menjamin adanya titik-titik pada grafik f(x) dimana f’ (x) = 0
atau garis singgung mendatar).
Skema :
f’(c) = 0
f (c)
f (a) = f (b) a c b
(Teorema ini menjamin adanya titik pada f yang garis singgung // dengan ruas
garis yang menghubungkan titik (a, f (a)) dengan (b, f (b)).
Skema :
f’(c)
f (b)
f (a)
a c b
b–a
Skema Teorema Nilai Rata-rata.
3. Teorema Taylor
Misal fungsi f mempunyai turunan ke-(n+1) pada selang terbuka I yang
memuat titik x dan x0 , maka f(x) dapat diuraikan dalam bentuk :
Dapat ditulis :
f ( x) Pn ( x) Rn ( x)
Dimana :
f ( n 1) (c)
Rn ( x ) (x x0 ) n 1
(n 1)!
= suku sisa uraian Taylor
Contoh :
Jawab :
f ( x) sin x f (0) 0
f 4 ( x) sin x f (0) 0
f 5 ( x) cos x f ( 0) 1
( 1) 3
0 1.x 0 x
3!
x3 x5
x
3! 5!
1. Tentukan 2 buah bilangan positif yang jumlahnya 10 dan memiliki hasil kali
maksimal.
Jawab :
Hasil kali →
Jawab:
Volum esilinder
v r 2h
1000l r 2h
1000000cm3 r 2h
1000000
h
r2
Luas bahan
L r2 2 rh
1000000
r2 2 r.
r2
1000000
r2 2.
r
r2 2000000r 1
dL
Syarat Ekstreem 0
dr
dL 2
2 r 2000000r 0
dr
2 r 2000000r 2
r3 1000000
1000000
r3
1000000
r 3
100
r 1
3
Maka
1000000
h
r2
1000000
2
100
1/ 3
1000000
10000
2/3
100
1/ 3
100 100
Jadi panjang r 1/ 3
dan h 1/ 3
4. GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL
a. Garis Normal
Garis singgung
Y=f(x)
f (x0 )
Garis normal
x0 x
Garis yang tegak lurus dengan garis singgung pada titik singgung disebut
garis normal. Missal diketahui sebuah kurva dengan persamaan
dan titik singgung (a, b). Gradien garis singgung adalah
, dimana
Karena garis normal tegak lurus garis singgung , maka hasil kali gradien
garis singgung dengan gradien garis normal sama dengan -1, atau
atau
Persamaan garis normal di titik (x0, y0) juga dapat dinyatakan Garis
normal melalui titik singgung (x0, f(x0)), maka persamaan garis normal
adalah:
atau y – y0 = - (x – x0)
b. Garis Singgung
Q(x+h, x+h)
f(x+h)-f(x)
y = f(x+h)
g
P
x
x (x+h)
. Jadi,
untuk mencari persamaan garis singgung perlu di ingat kembali persamaan garis
melalui satu titik dengan gradien m, yaitu Maka,
Persamaan garis singgung kurva di titik adalah
atau
Jika x → c, maka tali busur PQ akan berubah menjadi garis singgung di titik P
dengan kemiringan
f (x) Q
f (x) – f(c)
f (c) P
x-c
c x
Garis normal di grafik pada salah satu titik (pada grafik tersebut ) adalah garis
tegak lurus dengan garis singgung pada titik tersebut.
Apabila garis singgung sejajar dengan sumbu x, maka garis normal sejajar
dengan sumbu y
Tetapi sebaliknya apabila garis singgung sejajar dengan sumbu y, maka garis
normal sejajar dengan sumbu x
Contoh:
Maka m = 3
Persamaan garis singgung
Limit berbentuk
Untuk menyelesaikan limit jenis ini kita gunakan teknik dalil L’hopital.
Contoh:
Jawab:
sehingga
–
=
Jawab:
= , sehingga
=
=
Limit bentuk
Contoh:
Jawab
lim x 2 6x 2 x2 4x 1
x
x2 6 x 2 x2 4 x 1
lim x 2 6x 2 x2 4x 1 2
x x 6x 2 x2 4 x 1
2
2 ) ( x 2 4 x 1)
lim ( x 2 6 x
x x 6x 2 x2 4 x 1
10 x 1
lim
x x2 6 x 2 x2 4 x 1
10 x 1 10 10
lim 2
5
x 2x2 x x2 4x 1 1 1
1 1
2. Tentukan nilai lim
x 0 x sin x
Jawab
1 1
lim
x 0 x sin x
sin x x
lim
x x sin x
cos x 1
lim
x 0 sin x x cos x
sin x
lim
x 0 cos x cos x x sin x
sin 0
lim
x 0 cos 0 cos 0 0 sin 0
0
0
1 1 0
1 1
3. Tentukan nilai limit dari lim x
x 0 x e 1
Jawab :
1 1
lim x
x 0 x e 1
Sehingga
ex 1 x 0
lim
x 0 x (e x 1) 0
ex 1
lim
x 0 ex 1 xe x
ex
lim x
x 0 e e x xe x
1 1
1 1 0 2
4. Tentukan nilai limit dari lim ( x 2 ln x )
x 0
Jawab:
lim ( x 2 ln x) 0.
x 0
Sehingga
lim ( x 2 ln x )
x 0
ln x 0
lim ( )
x 0 x 2 0
1
lim ( x )
x 0 2x 3
x2 1 2
lim ( ) (0 ) 0
x 0 2 2
Limit berbentuk 0 0 , 0
,1
Logaritmakan bentuk 0 0 , 0
, 1 , dan ubah menjadi bentuk 0.
0
Ubah bentuk 0. menjadi bentuk atau
0
Gunakan dalil L’hopital
Contoh:
1
x
1. Tentukannilai limit dari lim x
x
Jawab:
1
x 0
lim x
x
Sehingga .
1
x
lim x
x
1
x
Misalkan A lim x
x
1
x
ln A ln lim x
x
1
x
ln A lim ln x
x
1
ln A lim . ln x 0.
x x
ln x
ln A lim
x x
1
ln A lim x l
x 1
ln A 0
1
lim x
1
A e x
A e0 1
1
x
Maka lim x 1
x
1
x
lim x
x
1
( x 1)
2. Tentukannilai limit dari lim x
x 1
Jawab:
1
( x 1)
Missal A lim x
x 1
1
( x 1)
ln A ln lim x
x 1
1
( x 1)
ln A lim ln x
x 1
1
ln A lim ln x
x 1 ( x 1)
ln x
ln A lim
x 1 ( x 1)
1
ln A lim x
x 1 1
1
ln A lim
x 1 x
ln A 1
A e1 e
1
( x 1)
Maka lim x e
x 1