TERSEMBUNYI DARI SEKOLAH” Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Profesi Kependidikan Dosen: Priarti Megawati, S.P., M.Pd. S.P., M.Pd
Disusun oleh : Nama : Diana Ragil Safitri NPM : 202113500255 SMT/KLS : R2/D
Universitas Indraprasta PGRI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Pendidikan Matematika Inti dari video YouTube Dedy Cobuzier yang berjudul “ Bongkar tujuaan tersembunyi dari sekolah” adalah membahas The 6 purposes education : 1. To obey the authority = ikuti peraturan, nurut, similar response 2. Conforming = se-seragam mungkin 3. Social role = mempunyai peran 4. Differenciate = diferensiasi/pembedaan 5. Grading = label-ing/peinilaian orang, pemisahan pintar-bodoh 6. Prophaditik/custodian = terpilih, chosen, selected group of people Selanjutnya izinkan saya untuk memberikan argumentasi saya terhadap pembahasan video tersebut. Saya ingin memberikan latar belakangnya dulu, kalau pendidikan Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 (K-13) yang peranannya cukup banyak perubahan dari kurikulum sebelum-sebelumnya, dari perubahan teacher center menjadi student center (guru hanya menjadi fasilitator, murid yang berfikir), memperkenalkan adanya multiple intelligence (Kecerdasan majemuk) bahwa setiap individu anak/pelajar memiliki kecerdasan yang berbeda, dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan 5 nilai utamanya (religius, nasionalis, gotong royong, integritas, dan mandiri) yang tentunya hal ini diperlukan dalam bermasyarakat karena keberagaman yang kita miliki. Membahas dari 6 tujuan sekolah yang disebut yaitu To Obey, dalam perkembangan anak tujuan ini juga penting. Mengapa bisa penting? karena untuk pembiasaan anak/pelajar dalam memasuki dunia yang lebih luas lagi (Negara) yang setiap materinya sudah diatur (UUD 45, Pancasila, UU, KUHP, Pajak, dll), toh tidak ada juga yang aneh dengan "To Obey" dalam hidup ini, peranan dalam bidang Religi-pun ada, dalam berumah tangga-pun ada, dalam bermasyarakat ada, dan dalam bermain juga ada, rules (aturan) diciptakan untuk patuh (obey) agar tidak ada penyelewengan/tidak keluar jalur/ tidak bebas/tidak liar, maka secara garis besar bahwa to obey ini di sekolah tujuannya untuk pendisiplinan. Apa yang terjadi jika tidak ada rules to obey? Maka tidak akan terjadi keteraturan dan kesimbangan yang berpengaruh pada proses dan kondusif nya lingkungan pengajaran. Kedua ada Conforming (penyeragaman), sekolah di Indonesia khususnya sekolah negeri memiliki sudut pandang yang bisa dikatakan unik dan menarik, dimana sekolah mengajarkan akan keberagaman, pluralitas, multikulkural yang isi di sekolah itu berbagai macam hal yang berbeda, dari karakter, emosi, kecerdasan, agama, suku, daerah, bahkan negara. Merujuk pada K-13 yang memperkenalkan Multiple Intelligence membuat hal-hal ini tidak perlu diseragamkan karena tiap individu berbeda, apabila pelajar terlihat memiliki kecerdasan di salah satu bidang maka sekolah ikut membantu mengarahkannya, karena sekolah tempatnya mencari minat dan bakat khususnya di tingkat SD dan SMP. Apabila pelajar tidak mendapatkan nilai disalahkan dan tidak perlu adanya Grading (penilaian individu) dan sekolah ditargetkan hanya menilai karakter dan pengetahuan pelajar dalam proses pembelajarannya bukan dari hasilnya. Hal ini yang membuat UN baiknya dihapuskan, sedangkan dalam rapot pelajar itu sebagai standar kemampuan atau kecakapan siswa di bidang tersebut untuk orangtua dan sekolah dapat melihat kecerdasan dan ketertarikan anak dalam bidang apa. penyeragaman pelajar disekolah hanya pada keseragaman yang dijadikan aturan, seperti pemakaian seragam yang baik, sepatu hitam, rambut rapih, dan penyamaan aturan yang apabiila dilanggar oleh setiap pelajar akan dapat hukuman yang sama. Hal ini juga bertujuan untuk pendisiplinan. Juga seragam yang sama, sepatu yang sama, rambut rapih, dan peraturan lainnya bukan karena sekolah berpaham komunis yang sama rata, tapi karena agar tidak ada kesenjangan antar pelajar baik dari status ekonominya maupun sosial, jadi ya obey saja. Ketiga social role (peran sosial), justru ini amat sangat penting dan sangat positif. pelajar diarahkan untuk memiliki peran dalam bersosial, setiap bidang pelajaran di sekolah memiliki nilai-nilai yang dapat dibawa dalam bersosial. dan memang manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, dan tidak perlu diukur seberapa besar peran individu dalam bersosial, karena manusia tidak semua sama. justru memiliki peran kecil-pun sudah sangat baik daripada tidak sama sekali. Custodian ini yang menarik sebagai selected group of people, ini ga bisa disampingkan si, karena emang Pemerintah juga menargetkan K-13 ini untuk generasi emas berkarakter 2045 disamping bonus demografi juga bertujuan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. jadi ya pemerintah pada sekolah (pendidikan) memiliki tujuan yang positif juga untuk negara. Akhir kata saya ingin mengucapkan bahwa 6 tujuan sekolah diatas memiliki dua pandangan yaitu baik dan buruk tergantung bagaimana cara kita melihat dan memahami keadaan nya. Tentu disesuaikan juga dengan apa yang terjadi di lingkungan kita. Sejujurnya saya pun sebagai manusia atau orang yang sudah mengalami pendidikan dari jaman saya duduk di sekolah dasar hingga saya sekarang menjadi mahasiswa ada beberapa sistem pendidikan yang saya kira tidak efektif dan kurang maksimal juga perihal kualitas guru dan gaji guru yang tidak sepadan. Untuk itu saya berharap pemerintah dapat lebih baik lagi membangun sistem pendidikan di Indonesia dan mulai fokus memenuhi fasilitas yang menunjang pendidikan itu sendiri demi generasi yang lebih baik kedepannya. Masyarakat pun ikut andil dalam hal ini, salah satunya adalah membangun keluarga yang berkualitas dan memiliki pengetahuan tentang parenting anak. Karna pendidikan pertama anak bukanlah dari sekolah melainkan dari pendidikan keluarga. Mari sama sama memperbaiki sistem dan menghapuskan kebiasan dan pemikiran yang lama karna pendidikan salah satu aspek yang penting untuk membangun sumber daya manusia yang lebih baik lagi kedepannya.