Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK DEBATING

TEKNIK DEBATING[*]

1. Pernahkah Anda merasa buntu dalam berdiskusi? Lawan Anda terlalu cerdas sehingga
Anda selalu kalah dalam diskusi?
2. Pernahkah Anda merasa menghadapi argumen yang kokoh bagaikan gunung, dan tak
tembus seperti benteng Tentara Salib sekian abad lalu? Argumen tersebut demikian
logis, kokoh, dan masuk akalnya sehingga pendapat Anda begitu kerdil dan lemah di
hadapannya. Tak ada jalan keluar Anda sepertinya sudah pasti akan kalah dalam
debat tersebut.
3. Tapi, jangan menyerah!! Ketika Anda berhadapan dengan argumen sehebat apapun,
selalu ada jalan keluar. Ikuti penjelasan berikut ini, dan jadilah pemenang!!
Cara Pertama: Cari Kelemahan Lawan Bicara Anda, dan Jatuhkan Dia dengan Itu
Istilah kerennya, Argumentum ad Hominem.
Semua orang pasti punya kelemahan. Punya rasa malu. Punya sisi buruk dalam hidup. Nah,
sekarang saatnya Anda mengeksploitasi semua kelemahan tersebut. Jangan biarkan lawan
bicara Anda menertawakan Anda dan memandang Anda seperti kutu di sol sepatunya.
Lawan bicara Anda mungkin selalu meneror Anda dengan pertanyaan menjengkelkan
misalnya, pertanyaan legendaris bener nggak sih, agama kita melarang umatnya
berpacaran? Padahal agama mazhab Anda jelas-jelas menyatakan demikian. Kebenarannya
sudah terbukti, lintas generasi, dari ulama terdahulu hingga zaman sekarang. Tak seharusnya
hal
itu
diperdebatkan!!
Orang
itu
pasti
salah!!
Sekarang, Anda cari segala kelemahannya. Ah, ada! Orang itu ternyata hanyalah seorang

mahasiswa biasa. Mahasiswa ngerti apa urusan agama? Omongannya pasti salah!!
Itu dia kelemahannya nyatakan dia sebagai seorang mahasiswa kesurupan, agar lebih
afdhol.
Maka,
jawaban
Anda
idealnya
akan
seperti
berikut:
Saya nggak perlu dengerin ocehan mahasiswa kesurupan macem ente.
Maka, rekan Anda itu akan jengkel sendiri mendengarnya. Dan Anda pun sukses
menyarangkan
satu
argumentasi
dengan
telak!!
Nggak nyambung? Ah, memang iya. Tapi itu tetap kebenaran kan? Fakta bahwa ia mahasiswa
kesurupan memang tidak berhubungan dengan hukumnya berpacaran yang ia tanyakan
tapi Anda tetap bisa memenangkan diskusi kok.

Cara
Kedua:
Jatuhkan
Dia
dengan
Argumennya
Sebetulnya tidak persis seperti judulnya, tapi bisa dibayangkan seperti ini.

sendiri!

(+) Seharusnya kita mempelajari dulu teologi agama lain secara detail, daripada langsung
mengkafirkan
mereka
tanpa
tedeng
aling-aling.
(-) Apa? Bicara apa kamu? Jangan-jangan kamu ini antek liberal ya?
Dengan demikian, si pembicara pertama langsung jadi tertuduh. Mungkin dia cuma
berusaha belajar obyektif, tapi itu kan bukan urusan Anda. Pokoknya, Anda menang!!

Cara
Ketiga:
Serahkan
pada
yang
Ahli
Kalau Anda sudah mengerahkan semua kemampuan Anda, dan ternyata Anda tetap terpojok
dalam diskusi, ada jalan keluar yang cukup mudah. Serahkan saja pada ahlinya! Anda bebas
dari masalah, dan lawan diskusi Anda (mungkin) bisa mendapat masukan yang bagus,
langsung
dari
ahlinya.
Contohnya
bisa
diringkas
seperti
ini.
(+) Saya yakin itu benar. Kalau ente nggak percaya, silakan debat langsung pada kiai saya.
Biar
dia
yang
jelaskan.
Jelas ini cara yang paling jitu. Pertama, Anda tak perlu capek-capek berpikir. Kedua, Anda
tak perlu capek-capek menjawab. Dan, ketiga Anda mendapat kesempatan menyebarkan
kepiawaian
guru
Anda
pada
orang
lain!!
Berbakti pada guru itu perbuatan mulia, betul?

Cara
Keempat:
Berkaca
Pada
Sejarah
Lawan bicara Anda meneror Anda dengan pertanyaan berat. Katanya, agama Anda adalah
agama besar di dunia, dengan jumlah penganut sekitar dua milyar jiwa. Tetapi, mengapa
banyak pemeluknya yang tinggal di negara miskin? Mengapa pemeluknya sendiri bolak-balik
dicap radikal, teroris dan kampungan? Sementara, yang kaya malah asyik berfoya-foya
laiknya
pangeran
Arab
di
negeri
modern.
Nah, lawan bicara Anda bertanya. Semengenaskan itukah kondisi umat Anda, yang, katanya,
merupakan
umat
terbaik
?
Anda kehabisan ide. Bingung? Tak usah khawatir! Ingatlah akan kebesaran umat Anda di
masa
lalu!!
Langsung
muntahkan
sebagai
serangan
balik!!
(+) Kalian, umat Muslim, sungguh aneh. Kalian memiliki seperangkat hukum yang lengkap,
dan penganut yang banyak. Bahkan, kalian menjadi agama mayoritas di beberapa negara Asia
dan Afrika. Tetapi, mengapa kalian justru seolah tenggelam di kancah dunia?
(-) Sebenarnya tidak begitu. Di masa lalu, umat kami pernah sangat berkuasa, dan juga
sangat maju di bidang IPTEK. Pencapaian itu sangat hebat kami memiliki ilmuwan
semacam Al-Khwarizmi, Ibnu Sina, dan lain-lain, yang sulit dicari tandingannya di dunia
Barat.
Ah, betapa indahnya masa lalu. Anda bahkan bisa menangkis keburukan masa kini dengan

segala kenangan indah tersebut sampai-sampai Anda bisa lupa bangun dari mimpi indah
itu.

Cara Kelima: Ambil Pendapat dari Para Ahli, dan Lontarkan


Ini berlaku terutama pada pembahasan yang mencakup sosial, politik, dan agama. Di dunia
yang sifatnya tidak eksak itu tidak seperti matematika, fisika, dan elektronika, pendapat para
ahli
bisa
saja
berbeda
daripada
kenyataan
aslinya.
Ada kelebihan jika Anda memakai cara ini. Pertama, Anda menyandarkan pendapat Anda
pada orang yang memang ahlinya, sehingga lawan bicara Anda tidak bisa mendebat lebih
lanjut. Kedua, Anda akan dianggap cerdas karena dapat mengutip dengan persis ucapan ahli
yang
berkompeten!!
Contoh
penerapannya
seperti
berikut
ini:
(+) Umat Islam kok sekarang pada eksklusif ya? Banyak yang sibuk ibadah sendiri, dan
tidak
mau
membaur
ke
masyarakat
dan
tetangga.
(-) Menurut Ulama X, seharusnya tidak begitu. Beliau sendiri menekankan pentingnya
berbuat baik pada tetangga, karena begitulah teladan dari Rasul. Ditambah lagi, tetanggalah
yang
akan
menjadi
penolong
pertama
kita
di
kala
sulit.
(+) Tapi, mengapa keluarga Y di ujung sana itu begitu tertutup? Suaminya sering
pergi,sementara
istrinya
mengurung
diri
saja
di
rumah.
Tidak mengubah kenyataan sih; tapi setidaknya bisa melegakan perasaan Anda bahwa
umat
Anda
sebenarnya
dianjurkan
untuk
tidak
berbuat
demikian.
Padahal, perbuatan itu jauh lebih bermakna daripada kata-kata, betuuul??
dan disinilah akhirnya. Anda sudah menerapkan semua cara di atas. Tetapi, semuanya
mentah ANDA GAGAL!!
Lawan bicara Anda berhasil mementahkan semua argumen Anda. Maka, inilah saatnya Anda
mengeluarkan sebuah jurus terakhir. Jurus yang paling dahsyat, dan merupakan kombinasi
dari semua trik di atas

Cara
Terakhir:
Bantai
Babi
Buta!!!
Anda mungkin kalah telak. Semua argumen Anda gagal. Anda tak bisa menerima kenyataan
bahwa umat terbaik kebanggaan Tuhan Anda ternyata terpuruk bagaikan buih di lautan.
Lawan Anda bangga dan menertawakan Anda, yang cuma bisa copy-paste dari internet
tanpa bisa menulis pendapat Anda sendiri dengan runtut. Bagaimana caranya melarikan diri
dari
masalah
ini?
Tak ada cara lain: bantai secara membabi buta!! Nyambung nggak nyambung, peduli amat!!
(+) Katanya umat terbaik? Kok sekarang masih gini-gini aja sih?
(-) Masih mendingan umat gue kali yee seenggaknya nggak main bikin murtad orang.
Lagian ni agama keluar paling terakhir, udah pastilah jadi yang paling sempurna.!!!
Mungkin belakangan umat Anda bakal mendapat sebutan sebagai umat bodoh dan keras
kepala, tapi peduli amat. Dalam keadaan gawat, semua bisa jadi halal kan?
***
Dan, demikianlah akhirnya pembahasan kita kali ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi
yang membacanya.
Semoga Allah selalu memberi hidayah pada kita semua dari yang segala tersurat maupun
yang tersirat; dari yang tegas maupun yang halus, dan dari yang terang-terangan maupun
yang satire dan ironik.

_BERDEBATLAH YANG SANTUN KARENA BERHIMPUN ITU PENTING_

Anda mungkin juga menyukai