Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT

DI SDN NO. 20 DUNGINGI

INGKY OKTAVIANA AHMAD


151 414 072

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

A. Pendahuluan
Pendidikan di sekolah bukan hanya di tentukan oleh usaha murid secara individual
atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh
interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagi situasi sosial yang di
hadapinya di dalam maupun di luar sekolah. Anak itu berbeda-beda bukan hanya karena
berbeda bakat atau pembawaanya akan tetapi terutama karena pengaruh lingkungan sosial
yang berlain-lainan. Ia datang ke sekolah dengan membawa kebudayaan rumah
tangganya, yang mempunyai corak, kesukuan, agama, nilai-nilai dan aspirasi orang
tuanya. Di sekolah ia kan memilih teman, kelompok, atau intinya sesuatu yang akan
merubah tingkah lakunya.
Pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi
sosial. Maka dari itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis
lapangan pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar-manusiawi dalam
keluarga, di sekolah, di luar sekolah, dalam masyarakat dan sistem-sistem sosialnya.
Kelompok atau masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan.
Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya
harus diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang
diharapkan akan dimiliki setiap anggota.
Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah
kelakuan yang diharapkan daripadanya pada saat tanpa adanya guru tertentu yang
bertanggung jawab atas kelakuannya.
Boleh dikatakan hampir seluruh kelakuan individu bertalian dengan atau
dipengaruhi oleh orang lain, maka karena itu kepribadian pada hakikatnya gejala social.
Aspek-aspek yang sama yang terdapat dalam kelakuan semua orang dalam masyarakat
dapat disebut kebudayaan masyarakat itu.

B. Konteks Masalah
1. Apakah sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan?
2. Apakah sekolah memberikan keterampilan dasar?
3. Apakah sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib?
4. Apakah sekolah membantu memecahkan masalah-maslah sosial?
5. Apakah sekolah membentuk manusia yang sosial?

C. Metode
Metode Survey
Survei (survey) atau lengkapnya self-administered survey adalah metode pengumpulan data
primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Survei yang
dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan wawancara, dengan tujuan untuk
mengetahui: siapa mereka, apa yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan.

D. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil Observasi
 Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN No. 20 Dungingi
Kepala Sekolah : Agussalim Miolo, S.Pd
Alamat : Jl. Jeruk
Provinsi : Gorontalo
Kota : Gorontalo
Kelurahan : Huangobotu
Kecamatan : Dungingi
 Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam observasi ini digunakan tehnik wawancara, studi
kasus dan dokumentasi.

1. Wawancara
Wawancara merupakan informasi yang digali meliputi berbagai aspek yang
menggambarkan keadaan peserta didik saat itu. Jadi, bukan semata-mata untuk
memberi nilai atau untuk menetapkan lulus atau tidak lulus. Wawancara disusun
dalam bentuk pertanyaan, isian, daftar cek, maupun skala pilihan. Cara pencatatan
juga perlu dirancang sebelum pelaksanaan wawancara.
Dalam observasi yang dilakukan wawancara dilakukan dengan guru wali kelas
langsung. Pertanyaan yang diajukan dijawab langsung oleh wali kelas berdasarkan
pengetahuan dari wali kelas tersebut.
2. Studi Kasus
Studi kasus kadang-kadang diperlukan untuk mempelajari peserta didik yang
bertingkah laku ekstrim. Misalnya peserta didik yang agresif luar biasa, terlibat
peristiwa khusus, atau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang serius.
Yang diamati dalam studi kasus ini yaitu kejadian apa saja dalam artian perilaku
negatif dari siswa yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Dokumentasi
Data dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara memotret setiap perilaku
siswa yang terjadi didalam kelas.
 Hasil Pengamatan
Observasi dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 September 2016 pada pukul
10.00 sampai dengan selesai. Kelas yang di amati adalah kelas 5 dengan wali
kelas Fatmah A. Akili, S.Pd.
a. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Maksudnya disini ijasah masih merupakan hal yang penting dalam
mendapatkan pekerjaan. Sekolah memiliki peran dalam hal meningkatkan
kualitas dari seorang individu. Ijasah masih dijadikan sebagai syarat penting
dalam mendapatkan suatu jabatan dalam sebuah pekerjaan. Kita ketahui
semakin tinggi pendidikannya maka pekerjaan yang didapatkannya akan lebih
bagus juga.
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tentu tidak dapat terlepas dari tujuan
hidup yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah salah satu
instrument yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelangsungan
hidupnya, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.
Pekerjaan masih termasuk dalam tujuan seorang individu untuk menjalani
pendidikan, karena semakin tinggi pendidikannya maka semakin besar pula
peluang seorang individu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
b. Sekolah memberikan ketrampilan dasar
Keterampilan dasar disini maksudnya, seorang individu diharuskan memiliki
pengetahuan dasar dalam hal geografi, sejarah, kesehatan, biologi, bahasa dan
lain. Minimal pengetahuan-pengetahuan dasar itulah yang akan membekali
mereka nantinya atau memperluas pandangan tentang masalah-masalah yang
ada didunia. Bukannya saja pengetahuan, tetapi setidak-tidaknya orang yang
telah bersekolah pandai membaca, menulis dan berhitung.
Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi
pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomi baik pada tataran individual hingga
tataran global. Fungsi teknis-ekonomi merujuk pada konstribusi pendidikan
untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa
untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
hidup dan berkompetensi dalam ekonomi yang kompetitif.
c. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Dengan bersekolah sampai jenjang pendidikan yang paling tinggi, seorang
individu sudah dapat dikatakan telah memperbaiki nasibnya. Walaupun tidak
jarang orang yang dari golongan rendah mati-matian menyekolahkan anak
mereka sampai jenjang yang paling tinggi dengan mempertaruhkan harta
mereka yang ada. Karena semakin berpendidikan seseorang maka tingkat
pendapatannya akan semakin baik.
Pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberikan
manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-moneter dari pendidikan
adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi
konsumsi. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomi yang berupa tambahan
pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu
dibandingkan dengan pendapatan pendidikan lulusan dibawahnya.
d. Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
Selain keluarga, sekolah memegang peran yang penting juga dalam mengatasi
masalah-masalah sosial yang dialami oleh siswa. Masalah-masalah sosial yang
kecil bahkan sampai besarpun harus diselesaikan, karena kalau dibiarkan akan
menjadi contoh yang buruk bagi yang lain. Misalnya saja siswa yang sering
membolos dikelas, masalah ini harus diselesaikan secara tuntas dengan
mencari tahu alasan dari siswa tersebut, orang tua bahkan teman-temannya
bisa menjadi narasumber yang akan diwawancarai untuk mengetahui masalah-
masalahnya.
Banyak dari kelakuan setiap orang dipengaruhi oleh tindakan dan harapan-
harapan orang lain. Jika pengaruh-pengaruh itu diinternalisasikan anrtinya
diterima atau diresapkan maka akhinya akan menjadi norma ayau pegangan
bagi kelakuan individu dan dengan demikian merupakan daya pengontrol. Ia
dapat mengatur kelakuannya berdasarkan norma yang diperolehnya. Dengan
control ekstern demikian individu kadang-kadang terpaksa melakukan hal-hal
yang berbeda dengan normanya sendiri. Dengan ancaman atau
mengantisipasikan hukuman guru atau kepala sekolah dapat mengontrol
kelakuan murid-murid.
e. Sekolah membentuk manusia yang sosial
Sekolah mengajarkan siswa untuk saling menghormati agama yang berbeda
dengannya. Bahwa setiap agama sama kedudukannya, sehingga kita tidak bisa
menganggap bahwa agama kita saja yang benar. Sekolah juga harus
menjelaskan bahwa kita juga bisa mengambil hal yang positif dalam
kehidupan mereka dan menerapkannya dikehidupan kita.
Pendidikan diharapkan membentuk manusia sosial, yang dapat bergaul dengan
sesame manusia sekalipun berbeda agama, suku-bangsa, dan sebagainya. Ia
juga harus menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang berbeda-beda.

E. Penutup
 Kesimpulan
Dalam pendidikan diperlukan kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
dimulai dengan komunikasi. Komunikasi interaktif menempatkan semua pihak yang
sama penting yang diharapkan mampu mengembangkan pendidikan guna mendukung
peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. Masyarakat yang dimaksud di sini
meliputi masyarakat setempat dimana sekolah itu berada, orang tua murid, masyarakat
pengguna pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan.
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai fungsi dari
sekolah, karena mereka memiliki alasan yang bermacam-macam secara individual.
Namun dari perbedaan tersebut, ada kesamaan fungsi sekolah di seluruh dunia, yaitu
(1) sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan, (2) sekolah memberikan
keterampilan dasar, (3) sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib, (4) sekolah
menyiapkan tenaga pembangunan, (5) sekolah membantu memecahkan masalah-
maslah sosial, (6) sekolah mentransmisi kebudayaan, (7) sekolah membentuk manusia
yang sosial, (8) sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan
 Saran
Semoga dengan adanya artikel ini, kita sebagai calon pendidik sekiranya dapat
mengetahui mengenai pembahasan diatas, agar setidaknya kita memiliki bekal
pengetahuan untuk di bawa disekolah nanti.

F. Daftar Pustaka

Maunah, Binti. 2016. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia

Nasution, S. 2015. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Rahmat, Abdul. 2012. Sosiologi Pendidikan. Gorontalo: Ideas Publising

Rahmat, Abdul. 2015. Sosiologi Pendidikan. Gorontalo: Ideas Publising

Tukijan, Eddy, dkk. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai