Anda di halaman 1dari 9

Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Ekstrakurikuler

Pramuka Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma’had Roudlotul Huda

Building Student Character Through Scouting Extracurriculars at


Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma'had Roudlotul Huda

Azizah Nur Avivah


Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro
*E-mail : azizahnuravivah@gmail.com

Abstrak
Pendidikan bisa dilakukan dimana saja, namun di zaman sekarang orang-orang lebih salah mengartikan
bahwa Pendidikan itu dilakukan hanya disekolah saja. Artian tersebut telah dipahami oleh Sebagian
orang, Pendidikan adalah hal yang bisa dilakukan dimana saja, jika ada pendidik dan peserta didik.
Dilingkungan rumah pun bisa dilakukan kegiatan tersebut. Dengan adanya Pendidikan ini diharapkan
bisa mentransfer pengetahuan yang dimiliki guru kepada peserta didik. Pendidikan karakter adalah suatu
pengetahuan untuk merubah tingkah laku peserta didik agar menjadi kea rah yang lebih baik. Untuk
Pendidikan karakter ini juga bisa dilakukan dilingkungan rumah maupun di Lembaga Pendidikan.
Lingkungan pertama yang dikenal oleh anak-anak adalah lingkungan rumah, dengan itu orang tua
diharuskan untuk lebih memperhatikan atas pola asuh yang dilakukan orangtua kepada anaknya.
Sementara Ketika anak-anak sudah memulai Pendidikannya di lingkungan Lembaga Pendidikan anak-
anak akan didik oleh orang yang berbeda, yang mana bukan keluarga sendiri dan orang lain yang akan
mendidik anak-anak. Pendidikan karakter Ketika disekolah bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan mendidik karakter peserta didik dengan menerapkan ekstrakurikuler. Yang mana
ekstrakurikuler ini adalah Pendidikan yang dilakukan diluar sekolah. Ekstrakurikuler ini adalah Pramuka,
ekstrakurikuler ini salah satu kegiatan yang dilakukan guru untuk melatih atau merubah tingkah laku
atau karakter peserta didik menjadi yang lebih baik.
Kata kunci: Pendidikan, Pendidikan Karakter, Ekstrakurikuler
Abstract
Education can be done anywhere, but nowadays people misunderstand that education can only be done at
school. This meaning has been understood by some people. Education is something that can be done
anywhere, if there are educators and students. This activity can also be carried out in the home environment.
With this education, it is hoped that the knowledge possessed by teachers can be transferred to students.
Character education is knowledge to change students' behavior for the better. This character education can
also be done at home or in educational institutions. The first environment that children become familiar
with is the home environment, so parents are required to pay more attention to the parenting style that
parents provide for their children. Meanwhile, when children have started their education in an educational
institution, the children will be educated by different people, who are not their own family and other people
will educate the children. Character education at school can be done in various ways, one of which is by
educating students' character by implementing extracurricular activities. Extracurricular is education that
takes place outside of school. This extracurricular is Scouting, this extracurricular is one of the activities
carried out by teachers to train or change the behavior or character of students to be better.
Keywords: Education, Character Building, Extracurricular
PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Presiden Republik Indonesia, 2003, p. 5).i
Berdasarkan landasan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa secara konseptual
pendidikan kita telah diarahkan untuk membentuk karakter yang baik. Lebih lanjut
ditegaskan dalam Renstra Kemendiknas tahun 2010-2014, bahwa visi pendidikan
adalah menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Yang dimaksud
dengan insan Indonesia yang cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif yaitu
cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas
kinestetik (Kemendiknas, 2010).ii
Pada jenjang pendidikan formal pendidikan karakter berlangsung pada lembaga
pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan implementasi
pendidikan karakter pada tiap satuan pendidikan, mulai sekolah dasar maupun setara
dengan madrasah ibtidaiyah atau sebutan lainnya yang sederajat hingga perguruan
tinggi dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2010 baik melalui pendidikan formal
maupun informal (Dahliyana, 2017).
Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi
18 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan tanggung jawab (Pusat Kurikulum Depdiknas, 2011).iii
Dalam zaman yang dimana saat ini dikenal dengan era 4.0 lebih mengandalkan
digital untuk sekala kegiatan. Mulai dari pembelajaran, guru juga harus bisa
memanfaatkan era ini sebaik mungkin untuk menanamkan Pendidikan karakter peserta
didik di era digitalisasi yang sedang marak diliingkungan sekitar. Ini merupakan PR bagi
pendidik untuk bagaimana caranya peserta didik tidak berkelanjutan dalam
penggunaan gadget dengan sesuka hatinya.
Dengan ini guru juga harus mampu dalam mengolah gadget, internet, dan alat
teknologi canggoh lainnya sebagai sumber belajar pengetahuan maupun Pendidikan
karakter. Pendidikan karakter yang sedang marak di lingkungan ini adalah bagaiamana
peserta didik lebih memaksimalkan belajar baik akademik maupun nonakademik agar
penggunaan teknologi canggih semakin berkurang.
Disisi lain, banyak pihak berpendapat bahwa hasil pendidikan terutama yang
menyangkut “Moral dan akhlak” sangat memprihatinkan. Seolah-olah dunia pendidikan
tidak memberi resonansi kepada kepribadian peserta didik dan hanya bertumpu pada
peningkatan akademik peserta didik saja. Padahal, setiap satuan pendidikan
berkewajiban untuk melaksanakan pembentukan karakter peserta didik di sekolah
masing-masing. Penguatan pendidikan karakter seyogyanya adalah gerakan pendidikan
di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui olah hati, oleh rasa, olah pikir dan olah raga dengan keterlibatan serta
kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digagas oleh Presiden Joko Widodo
yang sekaligus dasar lahirnya Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter harus selalu diimplementasikan di sekolah
dimana lima nilai utama dalam penguatan karakter (integritas, religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong) haruslah tercermin dalam prilaku warga
sekolah.
Pada dasarnya, penguatan Pendidikan karakter bermuara kepada terbentuknya
peserta didik yang memiliki keselarasan dan keseimbangan antara pengetahuan
akademik, sikap / prilaku yang baik dan ketrampilan menuju era revolusi industry 4.0
maupun era Society 5.0. Semoga dengan selalu melakukan penguatan Pendidikan
karakter akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya mempunyai pengetahuan
akademik yang baik tetapi juga memiliki karakter yang berkualitas.iv

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang mana penelitian dilaksanakan
di MI Al-Ma’had Roudlotul huda Sukoharjo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro,
mulai awal November 2023 sampai pertengahan Desember 2023. Focus penelitian
adalah proses penanaman nilai karakter peserta didik melalui ekstrakurikuler pramuka
yang ada di MI Al-Ma’had Roudlotul Huda. Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian
adalah proses penanaman nilai-nilai karakter melalui intervensi dan habituasi pada
kegiatan prapembelajaran, pendahuluan, inti, penutup, dan pada proses
berlangsungnya kegiatan pramuka serta bentuk aplikasi nilai-nilai karakter, yaitu
religius, toleransi, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, cinta tanah air, cinta
damai, peduli sosial, tanggung jawab, dan nilai karakter lainnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Kepala Madrasah, Wali
Kelas dan Guru Pembimbing Ekstrakurikuler. Teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan
lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN (12pt, Cambria)
Berdasarkan data yang telah dijelaskan diatas, maka selanjutnya akan dilakukan
pembahasan. Adapun hal yang akan dibahas adalah :
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk
menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya
terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk
melakukan nilai-nilai tersebut. Adapun para ahli megemukakan bahwa
Pendidikan Karakter adalah Pendidikan yang mengedepankan esensi dan
makna terhadap moral dan akhlak, sehingga hal tersebut akan mampu
membentuk pribadi peserta didik yang baik.
Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya menyebutkan bahwa untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul (2019-2024) diperlukan 5
tindakan strategis yang harus dilakukan, dimana salah satunya adalah peningkatan
pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila secara terus menerus. Pendidikan
karakter harus terus diajarkan dan dipupuk kepada peserta didik seperti nilai-nilai
kasih sayang, keteladanan, moralitas, prilaku dan kebhinekaan.v
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS, 2003: 7) sedangkan karakter
secara etimologi berasal dari bahasa Latin “character”, yang Berarti watak, tabiat,
sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak(Musfah, 2011: 127).
Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
seseorang kelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan.vi
Tujuan Pendidikan Karakter
Mengapa Pendidikan karakter perlu dilakukan Ketika mendidik anak. Untuk
penerapan ini ada beberapa tujuan yang mana bisa bermanfaat untuk pribadi yang lebih
baik. Salah satu tujuannya adalah membentuk pribadi yang baik, menjadikan seseorang
warga negara yang baik, dan dapat diterima oleh lingkungan dan nilai-nilai luhur
budaya di sekitar. Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan potensi peserta
didik secara holistik sehingga menjadikan seseorang individu yang unggul secara
intelektual, maupun emosional. Tujuan lainnya juga meningkatkan mutu dari proses
pendidikan sehingga bisa membentuk karakter atau akhlak yang mulia secara utuh,
terpadu dan seimbang.vii
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan karakter antara
lain: (a) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik,(b) Membangun peserta didik
yang berkarakter pancasila dan religious serta memiliki tanggung jawab sebagai
generasi penerus bangsa, (c) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan,(d)
Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi dan penuh kekuatan viiiix
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka sudah ditetapkan dalam Keputusan
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor:11/Munas/2013 Pasal 4 :
1) Manusia yang memiliki : a) Kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa; b) Kecakapan hidup sebagai
kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Indonesia; c) Jasmani
yang sehat dan kuat; dan d) Kepedulian terhadap lingkungan hidup.
2) Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri
secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
bangsa dan negara.
Adapun Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka
Nomor:11/Munas/2013 Pasal 8 :
1) Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan
hidup, dan akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai kepramukaan.
2) Pendidikan kepramukaan merupakan pendidikan nonformal dalam sistem
pendidikan sekolah yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan
yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan
menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar
terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta
tanah air, serta memiliki kecakapan hidup.
3) Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif
bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi
aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat.
4) Pendidikan kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan
potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu
memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian
masyarakat baik nasional maupun internasional.
5) Pendidikan kepramukaan secara luas diartikan sebagai proses pembinaan
yang berkesinambungan bagi kaum muda, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat.x
Implementasi Pendidikan Karakter Pada Ekstrakurikuler Pramuka di MI Al-
Ma’had Roudlotul Huda Sukoharjo
Penanaman pendidikan karakter merupakan langkah awal terbentuknya moral
pada seorang siswa. Pendidikan karakter dimulai dari keluarga dan sekolah bertugas
untuk menguatkan karakter tersebut (Fitrahet. al,2015; Fitriani, 2019). Salah satu
caranya adalah mengikuti ekstrakurikuler yang ada di madrasah. Pramuka yang ada di
madrasah adalah salah satu ekstrakurikuler yang melatih dan menanamkan
pendidikan karakter (Yusutria, dan Febriana, 2019; Selvia et.al, 2020;Saputro, et.al,
2017. Di sini siswa diberi tanggung jawab untuk menjaga nama baik diri sendiri,
organisasi dan nama baik sekolah. Berbagai program kerjadilaksanakan untuk
membentuk karakter pada siswa. Dengan melaksanakan program kerja tersebut, dan
bisa melatih karakter tanggung jawab, disiplin, kreatif, nasionalis, saling menghargai,
dan sebagainya (Kristiawan, 2015; Purwanti, 2017; Rahmatet.al,2017). Selain itu
pembimbing juga memberi kesempatan pada anggota dan siswa lainnya untuk
mengembangkan keterampilan yang tidak diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Para siswa akan mendapatkan ilmu tentang public speaking, kepribadian, beauty
class, dan mengembangkankemampuan berbahasa asing.Sehingga mereka bisa
meningkatkan soft skillyang selama ini belum dikembangkan dan dibentuk(Inriyaniet
al, 2016).xi
KESIMPULAN DAN SARAN (12pt, Cambria)
Bedasarkan informasi yang diperoleh, maka penulis mengambil kesimpulan.
Ekstrakurikuler pramuka adalah wadah bagi siswa untuk melatih dan menanamkan
Pendidikan karakter serta menguatkan karakter dari siswa sendiri. Dengan
melaksanakan program kerja tersebut, dan bisa melatih karakter tanggung jawab,
disiplin, kreatif, nasionalis, saling menghargai, dan sebagainya. Selain itu ada juga
manfaat lain yang terkait dengan bakat minat siswa seperti tentang public speaking,
kepribadian, beauty class, dan mengembangkankemampuan berbahasa asing.Sehingga
mereka bisa meningkatkan soft skillyang selama ini belum dikembangkan dan
dibentuk. Pada era Society 4.0 juga menjadi tantangan bagi guru untuk memperkuat
karakter siswa yang telah ditanamkan dari rumah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis
ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Ujian Akhir Semester 5 pada
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah, Universitas
Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, cukup sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak M. Jauharul Ma’arif. M.Pd.I selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama


Sunan Giri Bojonegoro.
2. Bapak M. Romadlon Habibulloh selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
3. Ibu Farida Isroani, S.Pd.I, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Karakter
dan Anti Korupsi
4. Teman-teman PGMI 5B
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
kekurangan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat
menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. vi Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan
REFERENSI
Sunarti, dkk. 2020. Pengimplementasian Pendidikan Karakter Pada Ekstrakurikuler
Seni Tari Nawung Sekar. Jurnal Kependidikan.
(https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
Aji, Anggatra Herucakra. 2016. Pendidikan Karakter Dalam Ekstrakurikuler Pramuka di
SMP Negeri 1 Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1
(https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
Dahliyana, Asep. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler di Sekolah. Jurnal Sosioreligi.
(https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
Yandri A, SH.,M,Hum. 2022. Pendidikan Karakter : Peranan Dalam Menciptakan Peserta
Didik yang Berkualitas. Diakses pada 2 Januari 2024, dari
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/pendidikan-karakter-:-peranan-
dalam-menciptakan-peserta-didik-yang-berkualitas
Abidin, A. Mustika. 2018. Penerapan Pendidikan Karakter Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler Melalui Metode Pembiasaan.
(https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
Cambridge International School. 2023. Pendidikan Karakter : Pengertian, Manfaat,
Tujuan dan Cara Implementasinya. Diakses pada 2 Januari 2024, dari
https://semarang.binus.sch.id/2023/02/20/pendidikan-karakter-pengertian-
manfaat-tujuan-dan-cara-implementasinya/
Kemendikbud. 2023. Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud. Diakses pada 2
Januari 2024, dari
https://www.kompasiana.com/araaa1104/64506d2b08a8b50d5979db12/pend
idikan-karakter-menurut-kemendikbut
Rohinah M Noor. 2012. The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.
Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah
Praktis. Jakarta: Erlangga.
Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional,
dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
_______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aunillah, N. I. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Laksana.
Azhar, I. 2009. “Pengaruh Pengembangan Budaya Kewarganegaraan Melalui
Ekstrakurikuler Terhadap Pengembangan Sikap Patriotisme Siswa”. Tesis
Magister Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.
Budimansyah, D. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun
Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Creswell, J.W. 1994. Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London:
Publication.
Damanik, S.A. 2014. Pramuka Ekstrakurikuler Wajib Di Sekolah. Jurnal Ilmu
Keolahragaan. 13 (2). 16-21.
i
Sunarti, dkk. 2020. Pengimplementasian Pendidikan Karakter Pada Ekstrakurikuler Seni Tari Nawung Sekar. Jurnal
Kependidikan Vol.4, No.1 (https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
ii
Aji, Anggatra Herucakra. 2016. Pendidikan Karakter Dalam Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta.
Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. 5. (https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
iii
Dahliyana, Asep. 2017. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah. Jurnal Sosioreligi.
Vol.15, No.1 (https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
iv
Yandri A, SH.,M,Hum. 2022. Pendidikan Karakter : Peranan Dalam Menciptakan Peserta Didik yang Berkualitas.
Diakses pada 2 Januari 2024, dari https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/pendidikan-karakter-:-peranan-dalam-
menciptakan-peserta-didik-yang-berkualitas
v
Yandri A, SH.,M,Hum. 2022. Pendidikan Karakter : Peranan Dalam Menciptakan Peserta Didik yang Berkualitas.
Diakses pada 2 Januari 2024, dari https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/pendidikan-karakter-:-peranan-dalam-
menciptakan-peserta-didik-yang-berkualitas
vi
Abidin, A. Mustika. 2018. Penerapan Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Melalui Metode
Pembiasaan. Vol.12, No.2 (https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
vii
Cambridge International School. 2023. Pendidikan Karakter : Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Cara
Implementasinya. Diakses pada 2 Januari 2024, dari https://semarang.binus.sch.id/2023/02/20/pendidikan-karakter-
pengertian-manfaat-tujuan-dan-cara-implementasinya/
viii
Kemendikbud. 2023. Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud. Diakses pada 2 Januari 2024, dari
https://www.kompasiana.com/araaa1104/64506d2b08a8b50d5979db12/pendidikan-karakter-menurut-kemendikbut
ix
Abidin, A. Mustika. 2018. Penerapan Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Melalui Metode
Pembiasaan. Vol.12, No.2 (https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
x
Aji, Anggatra Herucakra. 2016. Pendidikan Karakter Dalam Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta.
Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 1 Vol. 5. (https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )
xi
Emilda, Andri, dkk. 2022. Implementasi Pendidikan Karakter pada Ekstrakurikuler Duta Pendidikan. Vol. 6, No.3
(https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pendidikan+karater+dari+ekstrakurikuler&btnG= )

Anda mungkin juga menyukai