Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN INKLUSI DALAM MEWUJUDKAN

EDUCATIONS FOR ALL DI SEKOLAH DASAR

Leni Tresnawati
Program Magister MPI UIN Bandung
Email : tresnaaleni925@gmail.com

Abstrak
Pendidikan inklusif adalah pendidikan regular yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
yang memiliki kelainan dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada sekolah
regular dalam satu kesatuan yang sistemik. Pendidkan inklusif mengakomodasi semua anak
berkebutuhan khusus yang mempunyai IQ normal, diperuntukan bagi yang memiliki kelainan,
bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan atau yang memerlukan pendidkan layanan khusus.
Landasan pendidikan inklusif adalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional bab
IV pasal V tentang hak dan kewajiban warga negara.Tujuan pendidikan inklusif adalah
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan
fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Metode
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian Kepala sekolah, Koordinator
inklusi, koordinator USA, Guru kelas, Guru Pendamping Khusus, Orang tua Siswa dan Siswa
berekbutuhan Khusus, Data diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan dokumen sekolah,
Hasil penelitian bahwa kebijakan pendidikan inklusi di SD mutiara Bunda sudah berjalan sesuai
dengan yang diharapkan, namun bukan berarti tanpa kendala. Implementasi kebijakan
pendidikan inklusi ini dalam rangka mewujudkan Pendidikan Untuk semua.
Kata Kunci: , kebijakan, inklusi, Pendidikan untuk semua

Abstract
Inclusive education is regular education that is adapted to the needs of students who have
disabilities and/or have potential intelligence and special talents in regular schools in a systemic
unit. Inclusive education accommodates all children with special needs who have normal IQ, is
intended for those who have disabilities, special talents, special intelligence and/or who require
special educational services. The foundation of inclusive education is the Law on the National
Education System chapter IV, article V concerning the rights and obligations of citizens. The
purpose of inclusive education is to provide the widest opportunity for all students who have
physical, emotional, mental and social disabilities or have the potential for intelligence or
special talents to obtain quality education in accordance with needs and abilities. This research
method is descriptive qualitative with the research subject of school principals, inclusion
coordinators, USA coordinators, class teachers, special accompanying teachers, parents of
students and students with special needs. Data were obtained by means of observation,
interviews and school documents. at Mutiara Bunda Elementary School it has gone as expected,
but that doesn't mean it's without problems. The implementation of this inclusive education
policy is in the framework of realizing Education for All.
Keywords: , policy, inclusion, Education for all
A. PENDAHULUAN pendidikan. Pendidikan inklusi dinilai dapat
Pendidikan merupakan salah satu hak azazi menjadi jembatan untuk mewujudkan
manusia yang dilindungi dan dijamin oleh pendidikan untuk semua (education for all),
berbagai instrumen hukum internasional tanpa ada seorangpun yang tertinggal dari
maupun nasional. Dokumen Pendidikan layanan pendidikan (Kemendikbud, 2012).
untuk Semua (Deklarasi Dunia Jomtien, Prinsip dasar pendidikan inklusi adalah
1990) ingin memastikan bahwa semua anak, bahwa semua anak harus memperoleh
tanpa kecuali, memperoleh pendidikan. kesempatan untuk bersama-sama belajar dan
Pendidikan adalah usaha sadar terencana terakomodir kebutuhan-kebutuhannya tanpa
untuk mewujudkan suasana belajar dan ada diskriminasi apapun yang mendasari.
proses pembelajaran agar peserta didik Hal ini berarti sekolah reguler/umum harus
secara aktif mengembangkan potensi dirinya dilengkapi untuk dapat melihat dan untuk
untuk memiliki kekuatan spritual memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa yang
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, heterogen, termasuk mereka yang secara
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan tradisional telah tersingkirkan, baik dari
yang diperlukan dirinya, masyarakat, akses sekolah maupun peran serta yang ada
bangsa, dan negara (UU Sisdiknas, 2003). di sekolah. Menurut Smith, tujuan
Dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal pendidikan bagi siswa yang memiliki
31 ayat 1 dan UU No. 20 tahun 2003 tentang hambatan adalah keterlibatan yang
Sitem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 5 sebenarnya dari tiap anak dalam kehidupan
ayat 1 dinyatakan bahwa setiap warga sekolah yang menyeluruh. Inklusi dapat
negara mempunyai hak yang sama untuk berati penerimaan anak-anak yang memilki
memperoleh Pendidikan yang bermutu. hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, interaksi sosial dan konsep diri (visi – misi)
emosional, mental, intelektual dan atau sekolah. Dengan demikian, pendidikan
sosial berhak memperoleh Pendidikan inklusi berati bahwa sekolah dan pendidikan
khusus. Hal ini menunjukkan bahwa anak harus mengakomodasi dan bersikap tanggap
yang memiliki kelainan dan/atau memiliki terhadap peserta didik secara individual
kecerdasan dan bakat istimewa berhak pula inklusivitas ini tergantung sekolah, guru dan
memperoleh kesempatan yang sama dengan seluruh pelajar.
anak lainnya (anak normal) dalam
Sekolah inklusi adalah sekolah yang menerima siswa-siswi dengan latar belakang
menampung semua siswa di kelas yang yang berbeda-beda untuk belajar bersama.
sama. Sekolah ini menyediakan program Perbedaan dimaksud meliputi kebutuhan
pendidikan yang layak, menantang tetapi khusus, kompetensi, suku, tingkat sosial
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Dengan
setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan konsep ini, diharapkan siswa menjadi lebih
yang dapat diberikan oleh para guru agar kaya pengetahuan dan berwawasan luas.
anak-anak berhasil. Lebih dari itu sekolah Istimewanya lagi, pendidikan di Mutiara
inklusi merupakan tempat setiap anak Bunda ini mengacu pada integrasi dan
diterima, menjadi bagian dari kelas maupun aplikasi nilai-nilai Islami dalam adab dan
dengan anggota masyarakat lainnya agar akhlak sesuai tuntunan Alquran dan sunnah,
kebutuhan individu dapat terpenuhi. memperhatikan perkembangan usia anak,
Salah satu sekolah Reguler yang serta update dengan perkembangan zaman.
memberikan kesempatan kepada anak
SD Mutiara Bunda memiliki tujuan
berkebutuhan khusus untuk dapat belajar
untuk mengembangkan seluruh potensi diri
bersama anak-anak pada umumnya adalah
anak menjadi versi terbaik dirinya dengan
SD Mutiara Bunda Bandung. Sekolah
landasan keimanan terhadap Allah SWT.
Mutiara Bunda Merupakan Sekolah inklusi
Sekolah Dasar Mutiara Bunda memandang
original pertama di Bandung yang terdiri
bahwa setiap anak adalah unik, memiliki
atas jenjang Kelompok Bermain (Playgroup)
kelebihan dan kekurangan masing-masing,
– Taman Kanak-kanak (Kindergarten),
Sehingga berusaha untuk memunculkan
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
potensi anak-anak dan meminimalisir
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah
kekurangannya. Selain itu segala yang
Atas (SMA). Sejak berdiri pada tahun 1995
dilakukan disesuaikan dengan usia dan
diawali dengan taman kana-kanak,
perkembangan anak-anak. Ketika kita masuk
kemudian pada tahun 2001 atas dasar
di dimensi Pendidikan, maka hakekatnya
permintaan orang tua untuk membangun SD
Pendidikan itu dilaksanakan di rumah, di
maka didirikanlah Sekolah Dasar Mutiara
sekolah, dan di masyarakat. Itupun sudah
Bunda. Berbeda dari sekolah pada
seharusnya mencerminkan keramahan.
umumnya, Mutiara Bunda menerapkan
Tidak ada diskriminasi dalam proses
konsep pendidikan inklusi. Di sini, sekolah
Pendidikan itu. Dilakukan dengan penuh diambil oleh peneliti apabila memiliki
keindahan, kebahagiaan senantiasa kepada alasan-alasan khusus berkenaan dengan
setiap partner yang dihadapinya, baik itu sampel yang akan diambil”. Subyek
orang tua atau sekolah, melalui cara harus penelitian ini meliputi: Koordinator inklusi
senantiasa tersenyum, dan betul-betul Mutiara Bunda, Orang Koordinator Unit
mengesankan untuk semua anak yang Stimulasi Anak ,Orang Assisten Koordinator
dididik dalam lingkungannya. dimensi ,orang guru kelas, Support Teacher (Guru
regulasi yang terkait dengan pengembangan, Pendamping). Pengumpulan data dan
yaitu satu upaya yang dilandasi oleh hukum. informasi dalam penelitian bertitik tolak dari
Maka itupun benar-benar regulasi (harus) pendapat Santori dan Aan, yakni
ramah, nyaman dan sangat support untuk "pengumpulan data dalam penelitian
mengembangkan semua potensi anak kualitatif menggunakan teknik observasi,
maupun individu yang dihadapi dalam wawancara dan kajian dokumentasi”.
setting Pendidikan Inklusi Setelah data terkumpul kemudian peneliti
menganalisisnya secara kualitatif.
B. METODE PENELITIAN
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Menurut Smart (2001), pendidikan inklusi
adalah metode deskriptif kualitatif.
adalah pendidikan pada sekolah umum yang
Penelitian kualitatif adalah “Suatu
disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang
pendekatan penelitian yang mengungkapkan
memerlukan pendidikan khusus pada
stuasi sosial tertentu dengan
sekolah umum dalam satu kesatuan yang
mendeskripsikan kenyataan secara benar,
sistemik.Beberapa definisi pendidikan
dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik
inklusi yaitu sebagai berikut:
pengumpulan data dan analisis data yang
1. Pendidikan inklusi adalah penggabungan
relevan yang diperoleh dari situasi yang
pendidikan regular dan pendidikan khusus
alamiah”. Penelitian ini dilaksanakan di
kedalam satu sistem persekolahan yang
Sekolah Dasar Mutiara Bunda Arcamanik
dipersatukan untuk mempertemukan per-
Bandung. Subyek penelitian dipilih
bedaan kebutuhan semua siswa.
berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Hal
2. Pendidikan inklusi bukan sekedar metode
ini sesuai dengan pendapat Setyosari,
atau pendekatan pendidkan melainkan suatu
“sampel purposif (purposive sampling)
bentuk implementasi filosofi yang
mengakui kebhinekaan antar manusia yang meningkatkan kualitas pendidikan. Kondisi
mengemban misi tunggal untuk membangun ini memerlukan upaya yang sungguh-
kehidupan bersama yang lebih baik dalam sungguh, agar anak yang berkebutuhan
rangka meningkatkan kualitas pengabdian khusus mendapatkan akses pendidikan yang
kepada Tuhan yang Maha Esa. layak. Hal yang tidak boleh dilupakan
3. Menurut Permen No.70 Tahun 2009 Pasal sebagai bagian dari upaya pembudayaan
1 menyatakan bahwa pendidikan inklusi pendidikan inklusi adalah kegiatan
adalah sistem penyelenggaraan pendidikan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan
yang memberikan kesempatan kepada pengembangan Pendidikan inklusi dari
semua peserta didik yang memiliki kelai-nan waktu ke waktu (Kemendikbud 2013).
dan memiliki potensi kecerdasan dan atau a. Deklarasi Dunia tentang Pendidikan
bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan untuk Semua
atau pembelajaran dalam lling-kungan Selama beberapa dasawarsa setelah
pendidikan secara bersama-sama dengan ditetapkannya Deklarasi Universal Hak
peserta didik pada umumnya. Azazi Manusia, banyak upaya dilakukan
4. Pendidikan inklusi adalah pendidikan untuk menciptakan pendidikan yang
regular yang disesuaikan dengan kebutu-han universal. Namun, dengan cepat terlihat
peserta didik yang memiliki kelainan dan adanya jurang pemisah antara idealisme dan
atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat realitas. Pada tahun 1980-an, pertumbuhan
istimewa pada sekolah regular dalam satu pendidikan universal tidak hanya melambat,
kesatuan yang sistemik. Pendidkan inklusi tetapi di banyak negara bahkan berbalik arah
mengakomodasi semua anak berkebutuhan (stubbs, 2002). Diakui bahwa ‘pendidikan
khusus yang mempunyai IQ normal untuk semua’ tidak terjadi secara otomatis.
diperuntukan bagi yang memiliki kelainan, Deklarasi Dunia Jomtien tentang Pendidikan
bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan untuk Semua (PuS) di Thailand tahun 1990
atau yang memerlukan pendidikan layanan mencoba untuk menjawab beberapa
khusus. tantangan ini. Deklarasi Jomtien tersebut
Sekolah pelaksana pendidikan inklusi melangkah lebih jauh daripada Deklarasi
dengan berbagai keragaman karakteristik Universal HAM dalam Pasal III tentang
peserta didik dan kondisi lingkungan maka “Universalisasi Akses dan Mempromosikan
sekolah perlu melakukan penyesuaian untuk Kesetaraan”. Dinyatakan bahwa terdapat
kesenjangan pendidikan dan bahwa berbagai terhadap beragam kebutuhan aktual dari
kelompok tertentu rentan akan diskriminasi anak dan masyarakat. Dengan demikian,
dan eksklusi. Ini mencakup anak perempuan, pendidikan inklusif menjamin akses dan
orang miskin, anak jalanan dan anak kualitas. Satu tujuan utama inklusi adalah
pekerja, penduduk pedesaan dan daerah mendidik anak yang berkebutuhan khusus
terpencil, etnik minoritas dan kelompok- akibat kecacatannya di kelas reguler
kelompok lainnya, dan secara khusus Bersama sama dengan anak-anak lain yang
disebutkan para penyandangcacat. non-cacat, dengan dukungan yang sesuai
Walaupun istilah ‘inklusi’ tidak digunakan dengan kebutuhannya, di sekolah yang ada
di Jomtien, terdapat beberapa pernyataan di lingkungan rumahnya. Pernyataan
yang mengindikasikan pentingnya menjamin Salamanca (1994) menyatakan bahwa kelas
bahwa orang-orang dari kelompok marginal khusus, sekolah khusus atau bentuk-bentuk
mendapatkan akses ke pendidikan dalam lain pemisahan anak penyandang cacat dari
sistem pendidikan umum. Hal-hal mendasar lingkungan regulernya hanya dilakukan jika
dalam Deklarasi Jomtien itu dapat hakikat atau tingkat kecacatannya
dirangkum sebagai berikut. Menyatakan sedemikian rupa sehingga Pendidikan di
kembali bahwa pendidikan merupakan hak kelas reguler dengan menggunakan alat-alat
mendasar bagi SEMUA orang. Mengakui bantu khusus atau layanan khusus tidak
bahwa kelompok-kelompok tertentu dapat dicapai secara memuaskan.
terasingkan dan menyatakan bahwa “sebuah Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi
komitmen aktif harus dibuat untuk tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus
menghilangkan kesenjangan pendidikan .... (1994) hingga saat ini masih merupakan
kelompok-kelompok tidak boleh terancam dokumen internasional utama tentang
diskriminasi dalam mengakses kesempatan prinsip-prinsip dan praktek Pendidikan
belajar...”. Inklusif. Dokumen ini mengemukakan
b. Pendidikan inklusi sebegai Ideologi beberapa prinsip dasar inklusi yang
Pendekatan pendidikan fundamental, yang belum dibahas dalam
Pendidikan inklusif merupakan suatu dokumen-dokumen internasional
strategi untuk mempromosikan pendidikan sebelumnya. Beberapa konsep inti Inklusi
universal yang efektif karena dapat yang tercantum dalam Pernyataan
menciptakan sekolah yang responsif Salamanca itu meliputi: Anak-anak memiliki
keberagaman yang luas dalam karakteristik semua; lebih dari itu, sekolah inklusif
dan kebutuhannya. Perbedaan itu normal memberikan pendidikan yang efektif kepada
adanya. Sekolah perlu mengakomodasi mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi
SEMUA anak. Anak penyandang cacat sehingga menekan biaya untuk keseluruhan
seyogyanya bersekolah di lingkungan sekitar sistempendidikan.”
tempat tinggalnya. Partisipasi masyarakat itu c. Faktor Keberhasilan Pendidikan
sangat penting bagi inklusi. Pengajaran yang Inklusi
terpusat pada diri anak merupakan inti dari 1. Fleksibilitas Kurikulum (Bahan Ajar)
inklusi. Kurikulum yang fleksibel Kurikulum sebaiknya berorientasi pada
seyogyanya disesuaikan dengan anak, bukan kebutuhan anak supaya anak tidak merasa
kebalikannya. Inklusi memerlukan sumber- mendapat tekanan secara psikolo-gis.
sumber dan dukungan yang tepat. Inklusi itu Kurikulum harus memiliki tujuan/ capaian,
penting bagi harga diri manusia dan dan dalam perkembanganya harus dinamis
pelaksanaan hak azazi manusia secara dan konstruktif. Dalam pendidikan inklusi,
penuh. Sekolah inklusif memberikan kurikulum menggunakan kuriku-lum
manfaat untuk SEMUA anak karena sekolah regular yang dimodifikasi.
membantu menciptakan masyarakat yang Ada 3 model kurikulum yang mungkin perlu
inklusif. Inklusi meningkatkan efisiensi dan dipersiapkan untuk pendidikan inklusi yakni,
efektivitas biaya pendidikan. (Dengan untuk anak dengan kemampuan akademik
mengimplementasikan pendidikan inklusif, rata-rata dan di atas rata-rata mengunakan
sekurang-kurangnya kita tidak perlu kurikulum normal atau kurikulum
membangun infrastruktur baru guna modifikasi; anak kemam-puan akademik
menyekolahkan anak berkebutuhan khusus). sedang (dibawah rata-rata) disiapkan
Satu paragraf dalam Pasal 2 Pernyataan kurikulum funsional/vokasional; dan anak
Salamanca memberikan argumen yang sangat rendah disiapkan kurikulum
sangat baik untuk sekolah inklusif: “Sekolah pengembangan bina diri, juga disiapkan
reguler dengan orientasi inklusif merupakan kurikulum komponsatoris.
cara yang paling efektif untuk memerangi 2. Tenaga Pendidik (guru)
sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat Dalam hal ini diperlukan guru yang
yang terbuka, membangun suatu masyarakat professional; memiliki pengetahuan,
inklusif dan mencapai pendidikan untuk ketrampilan dan sikap tentang materi yang
akan diajarkan/dilatihkan, memahami siswa. menurut Wahyuningrum seperti yang
Seorang guru dituntut menguasai sejumlah dikutib oleh Mohammad takdir Ilahi (2013:
keterampilan yang berkaitan dengan proses 186) terdiri dari fasilitas fisik dan fasilitas
pembelajaran, antara lain menguasai bahan uang. Selanjutnya dikatakan bahwa sarana
ajar, mengelola kelas, menggunakan metode, pendidikan dalam pendidikan inklusif adalah
media, dan sumber belajar, serta seperangkat peralatan, bahan dan perabotan
kemampuan untuk melaku-kan penilaian, yang langsung digunakan dalam proses
baik proses maupun hasil. pendidikan di sekolah.
3. Input Peserta Didik 6. Evaluasi Pembelajaran
Kemampuan awal dan karakter siswa Dalam evaluasi belajar, sebagaimana
menjadi acuhan utama dalam mengem- disebutkan dalan Permendiknas No. 70
bangkan kurikulum dan bahan ajar serta tahun 2009 pasal 7 samapi 9:
penyelenggaraan proses belajar mengajar. 1) Penilaian hasil belajar bagi peserta didik
Implikasinya antara lain perlu dipikirkan: pendidikan inklusif mengacu pada jenis
siapa input siswanya?, apakah semua peserta kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
didik berkelainan dapat mengikuti kelas bersangkutan.
regular?, bagaimana identifikasinya?, apa 2) Peserta didik yang mengikuti pembela-
alat identifikasinya? Siapa yang akan terlibat jaran berdasarkan kurikulum yang
dalam indentifikasi? dikembangkan sesuai dengan standar
4. Lingkungan dan Penyelenggara Sekolah nasional pendidikan atau di atas nasional
Bila dicermati, maka lingkungan sangat pendidikan wajib mengikuti unjian nasional.
berpengaruh sekali terhadap penye- 3) Peserta didik yang memiliki kelainan dan
lenggaraan pendidikan inklusi. Selain mengikuti pembelajaran berdasar-kan
lingkungan sekitar, peran orang tua, kepala kurikulum yang dikembangkan di bawah
sekolah, dan pemerintah juga sangat standar pendidikan mengikuti ujian yang
menetukan kualitas pendidikan inklusi. diselenggarakan oleh satuan pendidikan
5. Sarana dan Prasarana yang bersangkutan.
keberhasilan pendidikan inklusi. Sarana dan 4) Peserta didik yang menyelesaikan dan
prasarana sebaiknya disesuai-kan dengan lulus sesuai dengan standar nasional
kurikulum (bahan ajar) yang telah pendidikan mendapatkan ijazah yang
dikembangakan. Sarana dan prasa-rana blangkonya dikeluarkan oleh pemerin-tah.
5) Peserta didik yang memiliki kelainan d. Pendidikan Inklusi Dalam
yang menyelasaikan pendidikan ber- implementasi
dasarkan kurikulumyang dikembangkan oleh Implementasi pendidikan inklusi di
satuan pendidikan di bawah standar nasional Sekolah Dasar Mutiara bunda sebagai
pendidikan mendapatkan Surat Tanda Tamat sekolah inklusi pertama di Bandung yaitu
Belajar yang blangkonya dikeluarkan oleh senantiasa berupaya dalam memfasilitasi
satuan pendidikan yang bersangkutan. berbagai kebutuhan setiap karakter siswa,
6) Peserta didik yang memperoleh Surat bagi siswa yang memerlukan penanganan
Tamat Belajar dapat melanjutkan pendidikan khusus terdapat program pembelajaran
pada tingkat atau jenjang yang lebih tinggi individu, program bidang studi bersama
pada satuan pendidi-kan yang supporting teacher, koordinator inklusi dan
menyelenggarakan pendidi-kan inklusif atau tim Unit Stimulasi anak (USA) mereka
satuan pendidikan khusus. bersama-sama melakukan observasi dan
Selain itu ada beberapa hal yang harus asesmen di setiap awal semester, hasilnya
mendapat perhatian dalam pelaksanaan kemudian akan didiskusikan bersama orang
pendidikan inklusif ini: tua untuk menentukan program
1. Sekolah harus menyediakan kondisi kon- pembelajaran individu yang unik dan sesuai
disi kelas yang hangat, ramah, menerima dengan kebutuhan individual siswa begitu
keanekaragaman dan menghargai perbe- pula untuk keikutsertaan siswa dengan
daan dengan menerapkan kurikulum dan program khusus dalam ujian sekolah di kelas
pembelajaran yang interaktif. 6. Sekolah dan orang tua akan memutuskan
2. Guru dituntut melakukan kolaborasi hal tersebut berdasarkan hasil observasi
dengan profesi atau sumberdaya alam lain assessment dan perkembangan yang telah
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dicapai oleh siswa. Selain itu Sebagai salah
evaluasi. satu upaya agar Guru di Sekolah dan Orang
3. Guru dituntut melibatkan orang tua secara Tua di Rumah dapat saling bersinergi
bermakna dalam proses pendidikan. mengatasi hambatan yang dimiliki anak,
4. Kepala sekolah dan guru yang nanti akan maka Mutiara Bunda membuat Forum
jadi Guru Pembimbing Khusus (GPK), harus Silaturahim PKLK. Dalam forum ini peserta
mendapatkan pelatihan bagaimana dapat saling sharing pengalaman antara guru
menjalankan sekolah inklusi. dan orang tua atau mengundang narasumber
dengan pembahasan tertentu. Tema yang bermakna sesuai dengan kebutuhan diri dan
dibahas pada Forum PKLK kali ini adalah zamannya.
“Pendampingan Stimulasi Anak” yang Sumber daya manusia yang
dimana tim USA memperlihatkan dan mendukung dalam implementasi pendidikan
mempraktekkan bagaimana mereka inklusi ini yakni Psikolog yang berjumlah 2
memberikan Pendampingan Stimulasi Anak orang, Koordinator Inklusi, koordinator Unit
di sekolah. Stimulasi anak, Guru USA, dan di dalam
Pelatihan Stimulasi ini sangat kelas nantinya akan ada Wali Kelas, Guru
bermanfaat bagi anak, khususnya bagi anak Pendamping Khusus atau di SD Mutiara
yang memiliki hambatan-hambatan tertentu. Bunda disebut dengan Supporting Teacher,
Pemberian instruksi tertentu yang berulang dan Guru Bidang Studi, sehingga kebutuhan
secara terus menerus dapat membiasakan proses belajar anak-anak dapat terfasilitasi.
anak yang tadinya tidak nyaman pada suatu Support Teacher disini yang membantu wali
gerakan tertentu akhirnya menjadi nyaman. kelas dan guru mata pelajaran dalam
Tentunya apa yang telah diberikan di mendampingi anak berkebutuhan khusus
sekolah ini harus tetap bersinergi ketika sang setiap hari ketika menerima pelajaran,
anak ada di rumah sehingga menjadi Support Teacher di SD Mutiara Bunda
pembiasaan bagi sang anak. berjumlah 21 orang untuk membantu 60
Dari segi kurikulum Sekolah Mutiara anak berkebutuhan khusus dengan berbagai
Bunda mengusung konsep Adaptive and jenis kebutuhan diantaranya (Disleksia atau
Meaningful Learning sebagai cara untuk Kesulitan membaca, Disfraksia atau
menjawab tantangan di era yang penuh kesulitan menulis, spektrum autisme atau
dengan perubahan yang begitu cepat. kesulitan berkomunikasi sosial, ADHD atau
Dengan konsep ini, pembelajaran yang akan attention deficit hyperactivity disorder yaitu
murid alami menjadi pembelajaran yang gangguan mental yang menyebabkan anak
adaptif sesuai dengan kondisi riil diri dan sulit memusatkan perhatian atau disebut juga
lingkungannya. Dengan demikian, murid dengan istilah Attention Deficit Disorder)
pun menjadi terbiasa adaptif dengan kualifikasi dari guru supporting ini hampir
perubahan yang ada. Selain itu, diharapkan seluruhnya bergelar sarjana, hanya tidak
murid memiliki bekal kompetensi yang semua guru lulusan Pendidikan Luar Biasa
(PLB), ada juga Lulusan Psikologi, dan
Lulusan Tasawuf Psikoterapi, selain dari Mandiri Implementasi Individualized
Guru Supporting SD Mutiara Bunda Education Program (IEP) dengan melibatkan
memiliki Fasilitas USA (Unit Stimulasi Pakar-pakar dibidang Pendidikan Luar
anak) yang didalamnya terdiri dari Biasa/Pendidikan Khusus dari Fakultas Ilmu
koordinator USA dan Guru-guru Khusus Pendidikan Universitas Pendidikan
USA yang berjumlah 6 orang, untuk Indonesia atau Universitas Negeri Malang,
kualifikasi guru USA ini ada yang sudah atau ada juga program pelatihan tidak rutin
berjenjang magister psikologi, dan guru- yang dilakukan apabila ada program yang
guru USA ini memiliki sertifikat sebagai harus diperbaharui yang akan diterapkan
terapis bagi anak-anak berkebutuhan khusus. pada anak-anak berkebutuhan Khusus
Sebelum resmi menjadi bagian dari seperti membuat media pembelajaran atau
pengajar di SD mutiara Bunda, pada proses pemahaman kondisi anak-anak special.
setelah rekrutmen para guru dan guru Evaluasi untuk kinerja Supporting teacher
pendamping ini melewati berbagai pelatihan dan Guru USA dilakukan setiap 3 bulan
baik secara umum dan secara khusus (sesuai sekali oleh kepala sekolah dan koordinator
bidangnya) selama satu bulan, jika inklusi Mutiara Bunda.
dinyatakan lulus Oleh Kepala sekolah dan Dilihat dari sisi anggaran dalam
Koordinator inklusi maka para guru dan implementasi pendidikan inklusi di SD
guru pendamping ini diperbolehkan mulai Mutiara Bunda dapat dinilai memadai, SD
mengajar dikelas. Kemudian untuk Mutiara Bunda merupakan SD swasta
meningkatkan kompetensi Supporting dengan biaya sekolah yang tidak murah,
Teacher dan guru USA ini maka SD Mutiara sehingga orantua siswa yang mendaftarkan
Bunda memiliki program pelatihan yang anaknya untuk sekolah di SD Mutiara Bunda
diselenggarakan setiap 6 bulan sekali yaitu adalah dari kalangan ekonomi menengah
diawal semester baru dengan  materi antara atas, tentu sudah dapat diprediksi anggaran
lain Individualized Education Program untuk mendukung program sekolah
(IEP), Bina Diri Anak Berkebutuhan termasuk program khusus sudah disiapkan
Khusus, Intervensi Siswa Berkesulitan dengan baik.
Belajar, Pembelajaran Kompensatoris Anak Fasilitas atau sarana dan prasarana
Berkebutuhan Khusus, Penguatan merupakan salah satu faktor yang
Pembelajaran Kompensatoris, dan Tugas berpengaruh dalam implementasi kebijakan.
Pengadaan fasilitas yang layak, seperti Tim USA bersama-sama bersinergi dengan
gedung, tanah dan peralatan perkantoran guru atau supporting teacher dalam
akan menunjang dalam keberhasilan mengatasi hambatan-hambatan yang dimiliki
implementasi suatu program atau kebijakan. oleh anak. Setiap anak khusus memiliki
Hasil penelitian menunjukan bahwa fasilitas jadwal tersendiri untuk belajar di Ruang
dalam implementasi pendidikan inklusi di USA, yaitu pada saat pertengahan jam
SD Mutiara Bunda Bandung dinilai sudah pelajaran dikelas reguler, mereka izin untuk
memadai, apalagi dengan didukung oleh mengikuti keguatan USA. Hanya untuk
Fasilitas USA untuk memberikan fasilitas lain seperti sarana dan prasarana
pendidikan non akademik bagi siswa meskipun dinilai lengkap tetapi tidak ada
khusus. Unit Stimulasi Anak (USA) adalah perbedaan bagi anak reguler atau anak
sebagai salah satu penerapan fasilitas inklusi berkebutuhan khusus, semua sarana seperti
atau Pendidikan Khusus Layanan Khusus toilet, lapangan olah raga, perpustakaan,
(PKLK). Komitmen layanan yang dilakukan laboratorium dan lain-lain sama.
oleh USA ini adalah pada bagian Dalam melaksanakan evaluasi siswa
Kompensatoris. Kompensatoris adalah berkebutuhan khusus di SD Mutiara Bunda
memfasilitasi anak yang memiliki diberikan dua opsi yakni dilakukan
hambatan-hambatan tertentu, dapat berupa bersamaan dengan siswa reguler dengan
hambatan penglihatan, pendengaran, teknis yang sama atau diberikan worksheet
hambatan kognitif, hambatan motorik dan khusus di ruang Unit Stimulasi anak bagi
emosi maupun tingkah laku, sehingga mereka yang tergolong pada anak
dialihkan pada fungsi lain yang berkebutuhan khusus berat.
memungkinkan dapat menggantikan fungsi D. KESIMPULAN
yang hilang misalnya Pengembangan Dilihat dari latar belakang pendirian Sekolah
kompensatoris bagi anak autis salah satunya Dasar Mutiara Bunda yang ingin untuk
pegembangan interaksi dan perilaku. mengembangkan seluruh potensi diri anak
Tujuannya yakni agar anak autis mampu menjadi versi terbaik dirinya dengan
bersosialisasi di lingkungan sekitar, landasan keimanan terhadap Allah SWT,
mengidentifikasi orang atau tempat yang ada pendidikan inklusi menjadi pilihan SD
di sekitar, mengikuti permainan dengan Mutiara Bunda untuk mewujudkan
baik, menunjukkan perilaku yang baik, dll. pendidikan yang ramah dan tidak ada
diskriminasi. Pendidikan inklusi merupakan tampaknya pasti adalah jumlah anak
satu inovasi, khususnya dalam pendidikan berkebutuhan khusus yang bersekolah telah
bagi penyandang cacat. Ideologi dan meningkat secara signifikan, sehingga target
pendekatan ini pertama kali muncul dalam untuk mewujudkan Pendidikan Untuk
dokumen international pada tahun 1994 Semua tampaknya menjadi realistis.
dalam The Salamanca Statement, pada
implementasinya tidak semudah teori.
Mutiara Bunda yang dinilai memiliki
Referensi
fasilitas sumberdaya yang dinilai memadai
baik sumberdaya manusia maupun Convention on the Rights of the Child.
United Nations General Assembly resolution
sumberdaya non manusia dalam
44/25, 20 November 1989
mewujudkan pendidikan inklusi akan tetapi Education - Special Needs Education: An
Introduction. Oslo: Unipub forlag
tetap masih memiliki kendala dimana ketika
Johnsen, B. H. & Skjorten, M. D. (2001).
anak-anak berkebutuhan khusus ini selalu Rogers, E. M. with Shoemaker, F. F. (1971).
Diffusion of Innovation. New York: The
tergantung pada Guru pendamping khusus
Free Press.
atau supporting teacher sehingga Stubs, S. (2002). Inclusive Education Where
There Are Few Resources. Oslo: The Atlas
menyebabkan anak berkebutuhan khusus
Alliance.
sulit dibangun self confidence (kepercayaan Tarsidi, D. (2003). The implementation of
Inclusive Education in Indonesia. Makalah
diri)nya sehingga tetap sulit berbaur dengan
disajikan pada The 8th International
anak-anak normal lainnya. Congress on Including Children with
Disabilities in the Community. Stavanger,
Tujuan akhir dari semua upaya di atas
Norway, 15-17 Juni 2003.
adalah kesejahteraan para penyandang cacat The Council for Exceptional Children
(1993). Including Students with Disabilities
yang memperoleh segala haknya sebagai
in General Classrooms. ERIC EC Digest
warga negara. Apakah penempatan anak- #E521. The ERIC Clearing House on
Disabilities and Gifted Education.
anak penyandang cacat did sekolah reguler Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
saat ini akan benar-benar baik bagi 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif.
The World Declaration on Education For All
kesejahteraannya, kita membutuhkan waktu (1990). Meeting Basic Learning Needs.
untuk membuktikannya; tetapi kita dapat Jomtien, Thailand: The World Bank,
UNESCO, UNICEF & UNDP.
percaya itu akan terjadi selama mereka World Conference On Special Needs
diberi dukungan yang tepat sebagaimana Education: Access And Quality (1994). The
Salamanca Statement and Framework for
dirancang bagi mereka. Hingga saat ini yang Action on Special Needs Education.
Salamanca: UNESCO &Ministry Of Tidak ada diskriminasi dalam proses
Education And Science, Spain
Pendidikan itu. Dilakukan dengan penuh
keindahan, kebahagiaan senantiasa kepada
setiap partner yang dihadapinya, baik itu
orang tua atau sekolah, melalui cara harus
senantiasa tersenyum, dan betul-betul
mengesankan untuk semua anak yang

Istimewanya lagi, pendidikan di dididik dalam lingkungannya. dimensi

Mutiara Bunda ini mengacu pada integrasi regulasi yang terkait dengan pengembangan,

dan aplikasi nilai-nilai Islami dalam adab yaitu satu upaya yang dilandasi oleh hukum.

dan akhlak sesuai tuntunan Alquran dan Maka itupun benar-benar regulasi (harus)

sunnah, memperhatikan perkembangan usia ramah, nyaman dan sangat support untuk

anak, serta update dengan perkembangan mengembangkan semua potensi anak

zaman. maupun individu yang dihadapi dalam


setting Pendidikan Inklusi
SD Mutiara Bunda memiliki tujuan
untuk mengembangkan seluruh potensi diri
anak menjadi versi terbaik dirinya dengan
landasan keimanan terhadap Allah SWT.
Sekolah Dasar Mutiara Bunda memandang
bahwa setiap anak adalah unik, memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing,
Sehingga berusaha untuk memunculkan
potensi anak-anak dan meminimalisir
kekurangannya. Selain itu segala yang
dilakukan disesuaikan dengan usia dan
perkembangan anak-anak. Ketika kita masuk
di dimensi Pendidikan, maka hakekatnya
Pendidikan itu dilaksanakan di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat. Itupun sudah
seharusnya mencerminkan keramahan.

Anda mungkin juga menyukai