Anda di halaman 1dari 10

MATERI SOSIALISASI

Kelompok 1

Erna Ningsih
Isnawiyah
Siti Rosmina
Sri Hartati
Widya Ningsih
Yuliana
1. PENANGANAN ABK

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau


keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang
berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia
dengannya.Masalah anak berkebutuhan khusus adalah masalah yang cukup
berat dan menyeluruh. Mengingat dari banyaknya jenis anak berkebutuhan
khusus yang masing-masing dari mereka memiliki permasalahan yang
berbeda-beda, maka akan dibutuhkan penanganan yang berbeda-beda pula.
Jika anak berkebutuhan khusus mendapatkan perhatian tersendiri dan
penanganan yang tepat maka kita akan dapat menemukan keterampilan
sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki, dan anak akan dapat
hidup lebih mandiri. Namun sebaliknya, jika anak berkebutuhan khusus tidak
ditangani dengan tepat akan berdampak dengan semakin bergantungnya
anak kepada orang didekatnya dan bakatnya akan semakin tenggelam.
LANJUTAN
Dalam penanganannya dibutuhkan orang-orang sekitar seperti orang tua ataupun keluarga
yang mampu memberikan pelayanan kepada anak berkebutuhan khusus dan tanggung
jawab mereka untuk memberikan hak yang sama kepada anak berkebutuhan khusus
dengan anak yang tidak yang berkebutuhan khusus. Disinilah pengetahuan orang tua
untuk menangani anak berkebutuhan khusus diperlukan, Seperti :
Orangtua atau keluarga berkonsultasi kepada guru, dokter, atau psikiater.
Menempatkan anak pada sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk
mempermudah pemberian materi pembelajaran pada anak. Orang tua atau keluarga
tidak membedakan anak berkebutuhan khusus dengan anak normal. Memberikan
anak kesempatan untuk mengembangkan minatnya yang akan berujung pada
penemuan potensi alami pada anak berkebutuhan khusus. Membiarkan anak
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Orang tua dan keluarga harus mengetahui
perkembangan anak berkebutuhan khusus dengan rutin membawa anak ke dokter,
atau psikiater untuk berkonsultasi. Melalui Panduan ini diharapkan para orangtua
atau keluarga, dan masyarakat dapat memberikan penanganan yang terbaik untuk
anak berkebutuhan khusus, agar mereka dapat mandiri secara optimal. Dan akan
membuat anak usia dini untuk menemukan potensinya sehingga anak berkebutuhan
khusus tidak dianggap sebelah mata, dan malah anak berkebutuhan khusus dapat
menjadi permata indah dalam keluarga.
2. PENDIDIKAN INKLUSI
Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang
mengatur agar difabel dapat dilayani di sekolah terdekat, di
kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Tanpa harus
dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan
aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa
terkecuali , Inklusif dapat berarti bahwa tujuan pendidikan
bagi peserta lembaga pendidikan baik itu dari sekolah dasar
sampai tingkat universitas yang memiliki hambatan adalah
keterlibatan yang sebenarnya dari setiap siswa dalam
kehidupan sekolah yang menyeluruh. Pendidikan inklusif dapat
berarti penerimaan siswa atau mahasiswa yang memiliki
hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan, interaksi sosial dan
konsep diri (visi-misi) sekolah atau universitas.
Pendidikan inklusif bertujuan untuk menyatukan atau menggabungkan
pendidikan reguler dengan pendidikan khusus ke dalam satu sistem lembaga
pendidikan yang dipersatukan untuk mempersatukan kebutuhan semua.
Pendidikan inklusif bukan sekadar metode atau pendekatan pendidikan
melainkan suatu bentuk implementasi filosofi yang mengakui kebhinekaan
antar manusia yang mengemban misi tunggal untuk membangun kehidupan
bersama yang lebih baik. Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk
menyatukan hak semua orang tanpa terkecuali dalam memperoleh
pendidikan.

Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan anak


berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal)
untuk memaksimalkan potensinya. Sekolah inklusi adalah sekolah reguler
yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa
penyandang cacat dalam program yang sama, dari satu jalan untuk
menyiapkan pendidikan bagi anak penyandang cacat adalah pentingnya
pendidikan inklusi.
Tidak hanya memenuhi target pendidikan dasar, akan tetapi
lebih banyak keuntungannya tidak hanya memenuhi hak-
hak asasi manusia dan hak-hak anak berkebutuhan khusus
tetapi lebih penting lagi bagi kesejahteraan anak, karena
pendidikan inklusi mulai dengan merealisasikan perubahan
keyakinan masyarakat yang terkandung di mana akan menjadi
bagian dari keseluruhan. Dengan demikian anak berkebutuhan
khusus merasa tenang, percaya diri, merasa dihargai,
dilindungi, disayangi, bahagia dan bertanggung jawab.

Secara konseptual, dengan diterapkannya pendidikan inklusif


memungkinkan ABK bersekolah di sekolah manapun sesuai
dengan keinginannya. Akan tetapi kenyataannya belum banyak
sekolah di Indonesia yang siap menerima ABK dengan berbagai
alasan baik alasan teknis maupun nonteknis. Tidak ada
peralatan khusus, guru tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan mengajar ABK, hadirnya ABK
3. PERANAN ORANG TUA DAN
MASYARAKAT
Keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem nasional),
dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu
kesatuan hidup bersama (sistem sosial), keluarga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak
mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan
antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik,
serta pengakuan akan kewibawaan. Namun disayangkan
kurangnya komunikasi terhadap orang tua siswa dengan guru
yang mengajar dan sekolah dimana tempat anaknya
dititipkan untuk menuntut ilmu pendidikan. Dengan
kurangnya komunikasi pada ke tiga elemen ini membuat
ketidak seimbangan informasi terhadap anak didiknya baik
pada saat berada di sekolah maupun dirumah.
ketika orangtua menyekolahkan ABK di sekolah inklusi, maka segala
sesuatu yang disampaikan guru di sekolah semestinya ditindaklanjuti para
orangtua di rumah. Hal ini, bertujuan agar anak-anak yang berkebutuhan
khusus menjadi anak yang lebih mandiri.Hewett dan Frenk D dalam The
Emotionally Child In The Classroom Disorders, USA: Ellyn and Bacon, Inc,
1968, mengatakan, peran orangtua terhadap anaknya yang berkebutuhan
khusus adalah
Pertama, sebagai pendamping utama dalam membantu tercapainya tujuan
layanan penanganan dan pendidikan anak
Kedua, sebagai advokat, yakni mengerti, mengusahakan, dan menjaga hak
anak dalam kesempatan mendapat layanan pendidikan sesuai karakteristik
khususnya
Ketiga, sebagai sumber data yang lengkap dan benar mengenai diri anak
dalam usaha intervensi perilaku anak
Keempat, sebagai guru, yakni berperan menjadi pendidik bagi anak dalam
kehidupan sehari-hari di luar jam sekolah
Kelima, sebagai penentu karakteristik dan jenis terapi,
terutama di luar jam sekolah. Intinya, peran orangtua ABK itu
penting karena yang paling mengerti karakteristik, kebiasaan,
dan kebutuhan anak mereka. Pengalaman dan pengetahuan
orangtua tentang anaknya itu dapat diinformasikan kepada
guru sehingga dapat memfasilitasi dan membuat program
pendidikan sesuai kebutuhan Peserta didik.
Pendidikan inklusif yang kini berjalan belum terealisasi secara
maksimal. Masyarakat pun belum memahami mengenai
paradigma pendidikan inklusif sehingga tidak dapat
berpartisipasi didalamnya. Partisipasi masyarakat merupakan
komponen yang sangat penting bagi keberhasilan pendidikan
inklusif. Karena dalam sekolah inklusif ini dibutuhkan
kerjasama antara masyarakat dengan pengajar di kelas untuk
menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat,
menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan.
Peran serta masyarakat yang berupa kerjasama kemitraan
antara sekolah dengan pemerintah, orang tua, dan kelompok
masyarakat serta organisasi kemasyarakatan lainnya
dilindungi oleh undang-undang atau peraturan-peraturan
pemerintah yang mendasari kerjasama kemitraan. Peran serta
masyarakat sangat penting diwujudkan dalam implementasi
pendidikan kebutuhan khusus, karena masyarakat memiliki
berbagai sumberdaya yang dibutuhkan sekolah dan sekaligus
masyarakat juga sebagai pemilik sekolah di samping
pemerintah.Saat partisipasi masyarakat dapat dilakukan
secara maksimal dalam mendukung pendidikan inklusif maka
tujuan dari pendidikan untuk kesejahteraan akan tercapai.
Community Worker membantu menyediakan sumber,
kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk
meningkatkan kapasitas warga masyarakat untuk
berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi kehidupan
masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai