Anda di halaman 1dari 5

1.

Amalia adalah guru yang baru lulus sebagai CPNS dan di tugaskan untuk
mengajar di salah satu SMP negeri Pangkal Pinang. Ia mulai mengenali
dan memperhatikan murid-muridnya untuk mengetahui metode mengajar
yang paling pas untuk di terapkan dikelas. Sultan sang ketua kelas
memiliki perawakan yang tinggi, berkulit sawo matang, dan sangat aktif
dikelas. Prima salah seorang siswinya yang berbadan mungil, berwajah
bulat tak kalah aktifnya. Ada salah satu siswa yang sangat pendiam,
namun sangat memperhatikan proses pembelajaran. Ada juga siswa yang
tidak memperhatikan dalam proses belajar namun sangat aktif saat
pelajaran olahraga dan ekstrakulikuler. Amalia memiliki murid kembar
identik dikelasnya yang bernama Randa dan Rendi. Mereka sangat sulit
untuk dikenali dari segi fisik, perbedaannya hanya terletak pada lesung
pipi, ada yang dikanan dan ada yang dikiri namun dari segi sifat dan
kegemaran mereka berbeda. Randa anak yang sedikit berbicara, jarang
memperhatikan proses pembelajaran dan sibuk dengan kertas yang ia
gambar. Sedangkan Rendi anak yang sangat aktif berbicara, tidak
menyukai kesenian dan menyukaipembelajaran yang bersifat hitungan.

Berdasarkan kasus tersebut, analisislah aspek hakikat manusia yang paling


dominan, berikan alasan Anda.

JAWABAN :
Menurut saya berdasarkan kasus di atas aspek hakikat manusia yang
paling dominan adalah individualitas ( yaitu si murid pendiam dan
Randa ) karena dua anak ini memahami sesuatu berbeda den gan
kelompok/anak anak lainnya, dan yang kedua adalah sosialit as ( sulta n,
prima, siswa yang akt if dalam pelajaran olahrag dan ekstrakurikuler
dan rendi ) karena siswa-siswa ini sangat aktif dalam berkolompok dan
bekerja sama. Walaupun rendi dan randa adalah anak yang kembar dan
sangat susah membedakan secara fisik, namun mere ka memiliki
perbedaan dalam aspek hakikat manusia.

2. Secara yuridis, pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia


No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa
"Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap tuntutan zaman.
Jika pendidikan tidak berakar pada nilai-nilai agama, pendidikan tidak
dapat, meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan manusia, masyarakat
atau bangsa dalam artian seutuhnya. Demikian pula, jika pendidikan
dilaksanakan dengan berakar pada kebudayaan masyarakat atau bangsa
lain, akibatnya akan menimbulkan sosio-kultural, bahkan mungkin akan
mengikis identitas bangsa dan muncul masyarakat baru yang terputus dari
dimensi kesejarahan kebudayaan bangsanya. Dengan pernyataan ini, tidak
berarti bahwa kita tidak boleh menerima kebudayaan bangsa lain. Dalam
rangka mengembangkan, memajukan, dan memperkaya kebudayaan
melalui pendidikan, boleh saja kita
mengadopsi kebudayaan bangsa lain sepanjang tidak bertentangan dengan
nilai-nilai kebudayaan nasional Indonesia.

Berdasarkan wacana tersebut analisislah pentingnya nilai-nilai agama dan


kebudayaan nasional Indonesia sebagai landasan yuridis pendidikan.

JAWABAN :
Menurut saya dalam wacana di atas untuk keberadaan nilai-nilai agama dan
kebudayaan nasional indonesia dalam pendidikan sebenarnya adalah hal yang
wajar karena indonesia adalah negara yang kaya akan agama dan budaya, namun
menjadikan sebagai landasan yuridis pendidikan mungkin agak sedikitkurang
bijak mengingat kemajemukan masyarakat indonesia.
Seperti beberapa hal yang dapat pertimbangkan.
1. Pendidikan sebaiknya jangan berpihak pada satu agama tertentu saja dan
sudah menjadi hak asasi bagi rakyat, sehingga lebih baiknya nilai etika lah
yang lebih cocok untuk landasan yuridis.
2. Kondisi masyarakat indonesia yang memiliki popularitas atau
kemajemukan yang tinggi, termasuk dalam agama. Begitu banyak
penganut agama agama yang beragam di indonesia.
3. Menjadikan nilai nilai agama yang sebenarnya adalah hal yang pribadi
memberi kesan yang arogan menurut saya dan mungkin tidak toleran
terhadap pemeluk agama lain yang tentunya bisa mengganggu stabiltas
sosial di indonesia.

Sedangkan untuk nilai budaya nasional mungkin masih sesuai untuk di jadikan
landasan yuridis pendidikan.

3. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar tanggung jawab


kodrati dan atas dasar kasih sayang yang secara naluriah muncul pada diri
orang tua. Pelaksanaan pendidikan berlangsung secara alamiah atau
berlangsung secara wajar. Oleh karena itu, pendidikan dalam keluarga
disebut pendidikan
informal. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama dalam masyarakat karena dalam keluarga manusia dilahirkan,
berkembang menjadi dewasa. Pola asuh menentukan keberhasilan
pendidikan anak dalam keluarga, keberhasilan keluarga dalam
menanamkan nilai-nilai kebijakan pada anak sangat tergantung pada jenis
pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Beberapa pola asuh
yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Pada pola asuh otoriter
kekuasaan orang tua dominan, anak tidak diakui secara pribadi, kontrol
terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua menghukum anak yang
tidak patuh. Pada pola asuh demokratis terdapat kerja sama antara
orangtua-anak, anak diakui sebagai pribadi, ada bimbingan dan
pengarahan dari orang tua, kontrol orang tua tidak kaku. Pola asuh
permisif didominasi oleh anak, sikap longgar atau kebebasan dari orang
tua, kontrol dan perhatian orang tua sangat kurang. Salah asuh pada anak
dapat memberikan dampak negatif pada kepribadian atau kecerdasan
emosi yang rendah. Anak akan menjadi acuh, rasa tidak percaya pada
orang lain, berprilaku agresif, menjadi minder, emosi tidak stabil dan lain
sebagainya. Berdasarkan wacana tersebut dapat diketahui bahwa keluarga
sebagai lingkungan pendidikan formal memiliki peran penting dalam
keberhasilan anak, Analisislah lingkungan dan pola asuh mana
yang paling sesuai diterapkan kepada anak?.

JAWABAN :
Menurut saya berdasarkan wacana di atas, pola asuh yang paling sesuai untuk di
terapkan kepada anak adalah pola asuh demokratis. Karena pada pola asuh
demokratis terdapat kerjasama atar kedua orang tua dan anak dalam pengambilan
setiap keputusan, anak juga di akui sebagai pribadi yang memiliki hak untuk
menyatakan pendapatnya. Dan juga ada bimbingan dan pengarahan dari orang
tua, juga kontrol orang tua tidak jadi kaku.
Berbeda dengan pola asuh otoriter yang dominan dan memaksa anak untuk patuh
secara ketat dapat menimbulkan ketidakpercayaan pada diri anak, apalagi anak
anak zaman sekarang sangat susah sekali untuk di atur secara paksa.
Dan untuk pola asuh permisif yang memberikan kebebasan tanpa batas pada anak
dapat membuat anak menjadi tidak teratur dan tidak di siplin, dan juga
menjadikan anak menjadi lalai dalam tanggung jawabnya.

Selain itu, lingkungan keluarga yang yang kondusif untuk pendidikan anak adalah
lingkungan yang ramah,penuh kasih sayang, dan saling menghargai antara
anggota keluarga. Lingkungan keluarga yang penuh tekanan dan konflik dapat
berdampak negatif pada perkembangan anak dan juga mentalnya.
Oleh karena itu alangkah baiknya orang tua perlu menerapkan pola asuh
demokratis dan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif untuk
pendidikan anak agar anak dapat tumbuh dan berkambang dengan baik dan penuh
tanggung jawab.

4. Proses pendidikan menurut pedagogik berlangsung sejak lahir sampai


anak mecapai dewasa. Proses pendidikan merupakan interaksi antar
berbagai unsur pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
maksudnya, proses pendidikan merupakan kegiatan social atau pergaulan
antar pendidik dengan peserta didik dengan menggunakan isi atau materi
pendidikan, metode, dan alat pendidikan tertentu yang berlangsung dalam
suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pendidikan memiliki berbagai unsur yang saling mendukung
dalam prosesnya yaitu : tujuan pendidikan (berfungsi sebagai pemberi
arah bagi semua kegiatan dalam proses pendidikan), pendidik ( membantu
merumuskan tujuan pendidikan, menciptakan situasi dan kondisi
lingkungan belajar yang kondusif, memfasilitasi peserta didik untuk
mendapatkan materi pendidikan serta menyelenggarakan proses
pendidikan), peserta didik (untuk mendidik diri belajar), materi
pendidikan (sebagai apa yang dipelajari peserta didik), metode dan alat
berfungsi sebagai cara memperlancar proses pendidikan. Dan lingkungan
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan. Berdasarkan
wacana tersebut analisislah proses pendidikan yang ideal?

JAWABAN :

Menurut saya dalam wacana di atas sudah merupakan proseses pendidikan yang
sangat ideal karna terdapat kerjasama antar pendidik dan anak dimana mereka di
lingkungan yang sama , dan dapat melihat berbagai macam aspek yang
memungkinkan berlangsungnya pendidikan yang ideal, kemudian lingkungan
yang kondusif sangat mempengaruhi perkembangan peserta didik. Dimana
metode dan alat untuk proses pendidikan yang ideal sangat membantu untuk
perkembangan anak menjadi lebih baik dan bertanggung jawab.

5. Filsafat progresivisme telah memberikan kontribusi besar di dunia


pendidikan yang telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan
kebebasan kepada peserta didik. Peserta didik diberikan kebebasan secara
fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat, kreativitas dan
kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh
rintangan. Hal ini menjadikan peserta didik memiliki kualitas dan terus
maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman.
Perkembangan teknologi membuat informasi dapat tersebar dengan luas.
Guru bukan lagi sebagai sumber satu-satunya dalam memperoleh ilmu
pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh melalui teknologi informasi
maupun melalui pengalaman ketika peserta didik kontak langsung dengan
realita. Peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki kemampuan
untuk berpikir, mampu menjelajahi kebutuhan, masalah dan minatnya
sendiri maka guru seharusnya berperan sebagai fasilitator. Guru berperan
untuk memimpin dan membimbing pengalaman belajar tanpa ikut campur
terlalu jauh atas minat dan kebutuhan peserta didik, sedangkan peserta
didik berperan sebagai organisme rumit yang mempunyai kemampuan
luar biasa untuk tumbuh. Berdasarkan wacana tersebut analisislah
pandangan aliran pendidikan progresivisme dalam menolak pendidikan
tradisonal dalam upaya menghadapi tantangan zaman.?

JAWABAN :
Menurut pandangan saya dari wacana di atas, progrevisme memberikan
perlawanan terhadap formalism yang berlebihan dan membosankan dari sekolah
atau pendidikan yang tradisional. Contohnya seperti progrevisme menolak
pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras,
menolak cara cara belajar yang bersifat pasif, menolak konsep dan cara cara
pendidikan yang hanya berperan untuk mentransfer kebudayaan masyarakat
kepada generasi muda dan berbagai hal lainnya yang di pandang tidak berarti dan
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai