PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakekat pendidikan dalam keluarga.
2. Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
Nanang Fatah dalam skripsi Sumiati (2005 : 30) mengemukakan bahwa pendidikan
sama dengan hidup. Pendidikan adalah keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang
hidupnya. Pendidikan berlangsung tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sepanjang
hidup, sejak lahir sampai mati.
Coombs dalam skripsi Sumiati (2005 : 30) mendefinisikan pendidikan formal adalah
sistem pendidikan yang mempunyai struktur berjenjang dan bertingkat, mulai dari SD sampai
Universitas atau perguruan tinggi termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan yang berorientasi
umum dan akademik serta latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus
menerus. Sedangkan pendidikan nonformal adalah semua bentuk kegiatan yang terorganisasikan
di luar sistem sekolah yang mapan, yang dilaksanakan secara sengaja untuk melayani peserta
didik guna mencapai tujuan belajarnya, baik yang dilakukan secara terpisah maupun yang
merupakan bagian terpenting dari suatu kegiatan yang luas.
2. Konsep Pendidikan Dalam Keluarga
Keluarga merupakan unsur terpenting dalam pembentukan perilaku anak. Keluarga
adalah orang yang pertama dikenal anak dan akan mempengaruhi dalam perkembangannya. Oleh
karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama diterima oleh anak. Seorang
anak dalam lingkungan sosial mampu mengenal dirinya dan membentuk kepribadian melalui
proses perkenalan dan interaksi antara dirinya dengan anggota keluarga.
Keluarga adalah lingkungan awal dari kehidupan anak yang berpengaruh besar dalam
pembentukan kepribadian anak. Sikap dan perlakuan keluarga baik sifat positif maupun sifat
negatif akan diterima oleh anak, maka untuk membentuk dan mengembangkan konsep diri yang
positif pada anak diperlukan porsi perlakuan positif yang lebih banyak dari pada perlakuan
negatif.
Menurut Teori Tabularasa, seorang anak tak ubahnya secarik kertas putih yang bersih
tanpa noda. Gambaran anak yang akan muncul pada anak tergantung dari tulisan apa yang
ditorehkan dalam kertas tersebut. Apabila tulisan yang baik yang ditorehkan maka anak itu akan
berperilaku baik, tetapi apabila tulisan-tulisan yang ditorehkan jelek maka yang akan muncul
perilaku yang jelek pula.
Telah ditegaskan oleh para ahli ilmu jiwa dan pendidikan bahwa pengalaman-
pengalaman sosial yang benar dari berbagai bentuk interaksi yang dilakukan anak di dalam
lingkup keluarga pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya, memiliki peranan penting dalam
pembentukan dan pembinaan kepribadiannya dalam pembentukan perilaku kebudayaan dan
penyesuaian dirinya.
Pembentukan kepribadian anak sangat membutuhkan kerja sama antar keluarga dan
sekolah, karena pada dasarnya pembentukan kepribadian anak terletak di lingkungan keluarga,
keluarga juga bertugas untuk mengajarkan kepada anak mengenai nilai-nilai agama, tradisi,
kemasyarakatan, keterampilan dan pola perilaku dalam segala aspek. Dalam hal ini keluarga
harus benar-benar berperan sebagai sarana pendidikan dan pemberi nilai-nilai budaya yang
mendasar dalam kehidupan anak, keluarga harus membekali anak dengan pengetahuan bahasa,
agama serta mengajarkan tentang berbagai pemikiran, kepercayaan dan nilai-nilai yang baik.
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, moral dan
keterampilan. Ngalim Purwanto dalam Skripsi Suparida (2003 : 9) mengatakan : Pendidikan
keluarga merupakan fundamen atau dasar dari pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga
menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Setiap keluarga mempunyai ciri khas tertentu seperti peraturan dan kebiasaan-kebiasaan
di dalam keluarga. Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai tempat sosialisasi. Fungsi ini
menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan dalam
keluarga mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam
kehidupan bermasyarakat serta dalam perkembangan pribadinya.
Menurut H.A. Sadeli dalam skripsi Suparida (2003 : 9) bahwa orang tua di dalam
keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak. Orang tua inilah
berfungsi sebagai pendidik di dalam keluarga.
Fungsi orang tua sebagai pendidik yaitu :
1. Orang tua sebagai pendidik memberikan pengalaman, sikap dan keterampilan terhadap anak
dalam keluarga.
2. Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga yang harus mengatur kehidupan dalam keluarga.
3. Orang tua harus memberikan perlindungan terhadap anak baik secara fisik maupu mental bagi
seluruh anggota keluarga.
4. Orang tua memberikan suri teladan yang baik bagi anggota keluarganya.
Singgih D. Gunarsa dalam Skripsi Suparida (2003 : 10), mengatakan bahwa keluarga
khususnya orang tua mempunyai peranan penting terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak
yaitu :
1. Tingkah laku orang tua di dalam rumah dijadikan model/contoh keluarga bagi anak.
2. Mendidik anak untuk bertingkah laku sesuai dengan tata cara dan norma-norma dalam
lingkungan sosial misalnya adanya anjuran terhadap perbuatan yang tidak baik serta hukuman.
Dalam konsep Islam, anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah SWT untuk dididik
dan diasuh oleh orang tuanya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah serta nantinya orang
tua akan diminta pertanggungjawabannya atas anak yang telah dibesarkan. Tanggung jawab
orang tua terhadap anak adalah dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak dalam keluarga.
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga
sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dalam membina kepribadian anak di mulai sejak
dalam kandungan, maka pendidikan dan pengalaman yang diterima anak dari orang tua dalam
keluarga, baik pendidikan yang dilakukan dengan sengaja, maupun yang tidak disengaja.
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan kepribadian anak.
Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik
agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota keluarga yang sehat.
Karena melalui pengalaman anak, baik yang didengar, dilihat, dan dirasakan akan
menjadi bagian dari pribadinya yang sedang berkembang. Apabila ibu bapaknya baik, rukun dan
menyayanginya, maka ia akan mendapatkan unsur-unsur yang positif dalam kepribadiannya. Dan
apabila orang tuanya taat melaksanakan agama dalam kehidupannya sehari-hari maka anak akan
mendapatkan pengalaman keagamaan yang menjadi unsur dalam kepribadiannya.
Faktor yang terpenting dalam lingkungan keluarga yang sangat diperlukan untuk
pembinaan anak-anaknya adalah pengertian orang tua terhadap kebutuhan jiwa anak yang pokok,
diantaranya yaitu rasa kasih sayang, rasa aman, harga diri, rasa bebas dan sukses, dengan
demikian orang tua harus berusaha menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk
memungkinkan terjaminnya pemenuhan kebutuhan pokok anak.
Orang tua yang tidak memperhatikan perasaan dan keperluan anak, atau kurang
mengerti perkembangan jiwa dan keperluan anak akan menyebabkan timbulnya rasa kurang
puas, kesal, tertekan dan macam-macam perasaan lainnya yang negatif, maka hal ini akan
merupakan faktor yang mempunyai pengaruh negatif dalam pertumbuhan jiwa anak.
Apabila anak telah menginjak usia dewasa, maka faktor pengertian orang tua perlu
ditingkatkan. Dengan pengertian pada perkembangan jiwa anak, orang tua harus lebih bijaksana
dalam menghadapi dan membantu anak-anaknya yang sedang mengalami perubahan. Perlakuan
dan pengertian orang tua masih tetap diperlukan ketenangan dan kebahagiaan orang tua
merupakan faktor positif yang terpenting dalam pembinaan anak.
Tujuan pendidikan dalam keluarga adalah supaya anak mampu dan berkembang secara
maksimal yang meliputi seluruh aspek perkembangan yaitu jasmani, rohani, dan akal. Orang tua
sebagai pendidik dalam keluarga berperan membentuk pribadi anak ke arah yang lebih baik.
Keluarga berfungsi sebagai ”transmitter budaya atau mediator” sosial budaya bagi anak.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal, secara teratur dan terencana dalam
melakukan pembinaan terhadap anak. Fungsi sekolah bukan hanya memberikan pengajaran dan
pendidikan secara formal yang mempengaruhi pembinaan anak, akan tetapi sekolah merupakan
unsur pembinaan bagi anak. Sikap guru, kepribadiannya, agama, caranya bergaul sesama guru,
dan keluarganya serta masyarakat, cara berpakaian dan seluruh penampilannya adalah unsur-
unsur penting dalam pembinaan anak didik.
Seorang guru dapat mengubah perilaku anak yang pendiam, pemalu, pemalas dan tidak
bersemangat menjadi terbuka, pemberani, rajin dan penuh semangat. Sebaliknya apabila guru
mengubah dan merusak anak yang baik menjadi nakal, pemalas dan hilang perhatian terhadap
pelajaran bahkan membenci pelajaran bahkan guru juga dapat mengubah keyakinan beragama
bagi anak didik dari taat beragama menjadi lupa menjalankan agamanya. Oleh karena itu,
sekolah dan semua pengaruh dari perlengkapannya merupakan unsur pembinaan yang sangat
penting bagi anak sesudah keluarga. Contoh teladan yang diberikan guru dalam sikap, tindakan,
dan cara hidupnya, merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya.
Dan dorongan agama inilah yang membuat kedudukan orang tua lebih besar tanggung
jawabnya dalam pendidikan karena dorongan kewajiban ini langsung diperintahkan Allah.
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang diproses oleh seseorang di dalam
lingkungan rumah tangga atau keluarga. Sistem pendidikan ini merupakan unsur utama dalam
pendidikan seumur hidup, terutama karena sifatnya yang tidak memerlukan formalitas waktu,
cara, usia, fasilitas, dan sebagainya. Pada dasarnya, masing-masing orang tua adalah orang yang
paling bertanggung jawab atas pendidikan bagi anak-anaknya. Mereka tidak hanya berkewajiban
mendidik atau menyekolahkan anaknya ke sebuah lembaga pendidikan. Akan tetapi mereka juga
diamanati Allah SWT untuk menjadikan anak-anaknya bertaqwa serta taat beribadah sesuai
dengan ketentuan yang telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Sebagaimana yang dikemukakan Daradjat bahwa: "Pendidikan akan lebih berkesan dan
berhasil-guna serta berdaya guna, apabila seluruh lingkungan hidup yang ikut mempengaruhi
pembinaan pribadi anak (keluarga, sekolah dan masyarakat) sama-sama mengarahkan pembinaan
jiwa agama pada anak".
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa bimbingan keagamaan anak dalam
keluarga merupakan hal yang utama dalam rangka pencapaian tujuan terbentuknya anak yang
berkepribadian agama yang selalu taat menjalankan ajaran agamanya. Sehubungan dengan ini
Allah SWT berfirman dalam Q.S. At-Tahrim ayat 6, yang berbunyi:
…..
"Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…..".
Dalam mendidik dan menumbuh kembangkan anak-anak, orang tua atau tokoh ibu dan
bapak sangat memegang peranan yang sangat penting, baik-buruknya kelakuan anak, orang
tualah yang memegang peranan. Pendidikan rumah tangga ini disebut juga dengan pendidikan
informal. Peranan ibu dan bapak antara lain:
A. KESIMPULAN
Keluarga merupakan wadah pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika
suasana keluarga baik maka anak akan tumbuh dengan baik, jika tidak tentu akan terlambatlah
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Secara Islami, anak merupakan amanat Allah,
dan amanat Allah merupakan sesuatu yang wajib dipertanggungjawabkan sehingga orang tua
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak, terutama dalam potensi keimanannya.
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik. Keluarga adalah wadah yang
pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
Di samping itu keberadaan orang tua di dalam keluarga merupakan peletak dasar-dasar
kepribadian anak pada usia yang masih muda. Pendidikan keagamaan orang tua terhadap anak
akan dapat memberikan pengaruh yang positif, terutama dalam bimbingan keagamaan akhlak,
dan akhlak yang baik pada anak merupakan kecenderungan hasil dari pendidikan keagamaan
orang tua yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga.
B. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini
di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Disususn oleh:
SISKA LESTARI