Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN KELUARGA MELALUI

OPTIMALISASI TPA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN APK PAUD JAWA BARAT

Oleh :
Prof. Dr. Hj Ulfiah., M.Si
Wakil Rektor IV UIN SGD Bandung
Guru Besar Psikologi Konseling
Keluarga pada dasarnya adalah sebuah perkumpulan yang berusaha menciptakan keintiman
dalam bentuk perilaku sehingga muncul suatu perasaan memiliki (rasa identitas), berupa
ikatan emosi, pengalaman mendasar, ataupun cita-cita bersama. Pengertian seperti ini
menunjukkan bahwa keluarga harus bisa melaksanakan fungsinya dengan baik untuk
mencegah berbagai persoalan yang seringkali timbul dalam keluarga (Ulfiah, 2016). Keluarga
inti umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anakanak, maupun saudara dalam satu rumah yang
terdiri dari struktur inti dan batih. Semua unsur keluarga tersebut memiliki fungsi yang
menunjang keberadaan dan kebahagiaan satu sama lain dalam keluarga.
Oleh karena itu, keluarga merupakan lembaga sosial yang mempunyai multi fungsi, dalam
membina dan mengembangkan interaksi antar anggota keluarga. Keluarga merupakan sarana
pengasuhan bagi anak-anak untuk belajar hal-hal yang menyangkut masalah norma agama,
nilai dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Pengasuhan dapat didefinisikan
sebagai pola perilaku yang diterapkan orangtua terhadap anak-anaknya, melalui interaksi
langsung atau tidak langsung, baik yang sifatnya memberi dukungan maupun yang bersifat
menghambat anak, dalam segala aktifitas eksplorasi dan komitmen demi mencapai status
identitas dirinya. (Buku Psikologi Keluarga, Ulfiah, Ghalia 2016)

PENDAHULUAN
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak untuk
membentuk kepribadian dan mencapai tugastugas perkembangannya. Oleh
karena itu, keluarga menjadi faktor yang terpenting bagi pembentukan sikap
dan prilaku anak baik dalam segi kepribadian, sosial maupun emosional anak.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan
kepribadian anak. Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya
yang diberikan merupakan faktor yang sangat mendukung untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang baik.
(Ulfiah, 2016).

PERAN KELUARGA
Menciptakan keluarga sejahtera itu tidak terlepas dari usaha
anggota keluarga untuk mengembangkan keluarga yang
berkualitas yang diarahkan pada terwujudnya kualitas
keluarga bercirikan kemandirian keluarga dan ketahanan
keluarga. Pengembangan keluarga yang berkualitas dan
sejahtera ini ditunjukan agar keluarga dapat memenuhi
kebutuhan spiritual dan material sehingga dapat menjelaskan
fungsi keluarga secara optimal.

FUNGSI KELUARGA
Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan
pendidikan anak khususnya dan pendidikan serta pembinaan anggota
keluarga pada umumnya. Fungsi edukasi ini tidak sekedar menyangkut
pelaksanaannya, melainkan menyangkut pola penentuan dan
pengukuhan landasan yang mendasari pendidikan itu, pengarahan dan
perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaan,
penyediaan dana dan sarana, pengayaan wawasan dan lain sebagainya
yang ada kaitannya dengan pendidikan. Pelaksanaan fungsi edukasi
merupakan suatu bentuk realisasi tanggung jawab yang harus dipikul
orangtua karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
bagi anak, untuk dapat mendidik anak dan membangun sifat dan
pribadi yang mandiri dan menumbuhkan motif pada anak.

FUNGSI EDUKASI
Orangtua dan keluarga dalam melaksanakan fungsi
sosialisasi ini mempunyai kedudukan sebagai penghubung
anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial,
yang meliputi penerangan, penyaringan dan penafsirannya
ke dalam bahasa yang dapat dimengerti dan ditangkap
maknanya oleh anak. Dengan demikian, anak akan mampu
menyiapkan dirinya agar dapat menempatkan diri sebagai
pribadi yang mantap dalam masyarakat dan berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat yang konstruktif.

FUNGSI SOSIALISASI
Mendidik anak pada hakekatnya bersifat melindungi, yaitu
membentengi dari tindakan-tindakan yang akan merusak
norma-norma. Dengan kata lain, fungsi ini melindungi anak
dari ketidak mampuannya bergaul dengan lingkungan
pergaulannya, melindungi dari pengaruh yang tidak baik yang
mungkin mengancamnya sehingga anak merasa terlindungi
dan aman.

FUNGSI PROTEKSI ATAU FUNGSI


PERLINDUNGAN
Anak bisa merasakan atau menangkap suasana perasaan
yang melingkupi orangtuanya pada saat melakukan
berkomunikasi. Kehangatan yang terpancar dari aktivitas
gerakan, ucapan mimik serta perbuatan orangtua
merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
pendidikan dalam keluarga. Oleh karena itu, orangtua
dalam memahami dan bergaul dengan anak hendaknya
memahami, menangkap dan turut merasakan apa yang anak
rasakan serta bagaimana kesan atau persepsi anak tentang
orangtua

FUNGSI AFEKSI ATAU PERASAAN


Keluarga berkewajiban untuk mengikut sertakan anak dan
anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama.
Tujuannya bukan hanya mengetahui kaidah-kaidah agama
saja, tetapi untuk menjadi insan yang beragama sehingga
menjadi anggota keluarga yang sadar bahwa hidup hanyalah
untuk mencari ridha-Nya.

FUNGSI RELIGIUS
Fungsi ekonomis keluarga meliputi pencarian
nafkah,perencanaan pembelanjaan serta pemanfaatannya.
Dalam mendidik anak, keluarga dengan fungsi
ekonomisnya perlu diperhatikan karena jika tidak seimbang
dalam mengelola ini akan berakibat pula pada
perkembangan anak dan pembentukan kepribadian anak.

FUNGSI EKONOMIS
Fungsi rekreatif dapat terlaksana jika keluarga dapat
menciptakan rasa aman, nyaman, ceria agar dapat dinikmati
dengan tenang, damai dan jauh dari ketegangan bathin,
sehingga memberikan perasaan yang bebas dari tekanan.
Hal ini akan memberikan rasa saling memiliki dan
kedekatan antara tiap anggota keluarga.

FUNGSI REKREATIF
Fungsi biologis keluarga yaitu berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan biologis anggota keluarga. Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan serta
kebutuhan akan keterlindungan fisik termasuk di dalamnya
yaitu kehidupan seksual.

FUNGSI BIOLOGIS
KUNCI PENDIDIKAN KELUARGA

 Cinta
 Kesabaran
 Keteladanan
 Kepedulian
Cinta ini perlu dimaknai sebagai fungsi untuk menguatkan
keharmonisan hubungan antara anggota keluarga. Bukan saja
antara suami dan isteri, tetapi juga antara ayah dan anak, ibu dan
anak serta anak dengan anak. Fungsi ini perlu dihidupkan karena
pada dasarnya rasa cinta kasih sayang antara setiap anggota
keluarga, antar kekerabatan serta antar generasi merupakan dasar
terciptanya keluarga yang harmonis. Dalam hal ini keluarga,
khususnya orang tua (suami isteri), diupayakan agar mampu
membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan
pasangannya maupun dengan anak-anaknya. Disamping itu
mampu menghadapi perselisihan antar anggota keluarga secara
bijaksana

CINTA
Dalam membangun pendidikan keluarga kesabaran mutlak
diperlukan. Tanpanya pendidikan keluarga akan karut marut.
Mendidik anak dengan sabar berarti mendidik dengan
mengucapkan kata-kata bernada positif, tidak bernada marah
apalagi dengan melontarkan berbagai kata kasar.
Kata-kata positif yang disampaikan kepada anak dapat
menjadikan anak termotivasi dan semangat untuk belajar dari
kedua orang tuanya. Sedangkan perkataan kasar yang
disampaikan kepada anak hanya akan membuat tertekan.
Bukan tidak mungkin lambat laun akan menjadikan anak malas
untuk belajar dan berkomunikasi kepada kedua orang tuanya.

KESABARAN
Kata teladan bukan merupakan kata yang asing dalam dunia
pendidikan. Kata ini seakan-akan menjadi kata yang ikonik,
tidak hanya dalam pendidikan sekolah, tetapi juga
dalam Pendidikan keluarga. Praktik keteladanan dalam
pendidikan keluarga mesti diaktualisasikan dalam bentuk sikap,
tidak sekedar dalam bentuk kata-kata. Kata tanpa sikap tidak
memiliki pengaruh besar bagi pendidikan anak dalam keluarga.
Nampaknya para orang tua perlu mempertimbangkan perkataan
dari James Baldwin, bahwa anak-anak tidak pandai dalam
mendengarkan perkataan orang tua mereka, tetapi tidak pernah
gagal dalam menirukannya

KETELADANAN
Pendidikan keluarga tidak mungkin dapat terbangun jika
kepedulian terabaikan. Anak akan merasa tidak diperhatikan, jika
ibu dan ayahnya tidak peduli terhadap dirinya. Peduli kepada
anak tidak sekedar peduli pada pertumbuhannya, tetapi dapat
pula dilakukan dengan memberikan pendidikan tentang segala
hal yang mengandung kebaikan, seperti mendidik untuk saling
menghargai, berbagi dan berbagai sikap positif lainnya. Selain
itu, pendidikan tentang kebaikan dapat pula dilakukan dengan
menceritakan kehidupan orang-orang sukses karena sikap
terpujinya. Sehingga, anak di dalam keluarga termotivasi untuk
menjadi orang sukses dan memiliki sikap terpuji.

KEPEDULIAN
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari perilaku individu hubungannya dengan lingkungan (lingkungan
fisik dan sosial), baik yang dapat dilihat secara langsung maupun tidak
langsung, yang tampak maupun tersembunyi, tingkah laku yang disadari
maupun yang tidak disadari. Terkait dengan perilaku individu semacam ini,
terdapat setting yang relevan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam setting
keluarga
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimplifikasi bahwa, psikologi
keluarga adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu yang berhubungan
dengan lingkungan fisik maupun psikologis pada setting keluarga. Oleh
karenan itu, psikologi keluarga pada hakekatnya mengupas persoalan perilaku
individu dan anggota keluarga dalam kehidupan keluarga yang tentu saja pada
kehidupan manusia tersebut tidak lepas dari masalah-masalah yang muncul.

PENGERTIAN PSIKOLOGI KELUARGA


Konseling keluarga adalah suatu proses
interaktif untuk membantu keluarga dalam
mencapai keseimbangan dimana setiap anggota
keluarga merasakan kebahagiaan.

PENDEKATAN KONSELING KELUARGA


 Membantu anggota keluarga belajar dan menghargai
secara emosional bahwa dinamika keluarga adalah kait
mengait di antara anggota keluarga.
 Mengembangkan motif dan potensi-potensi setiap
anggota keluarga dengan cara mendorong (men-support),
memberi semangat, dan mengingatkan anggota tersebut.

TUJUAN KONSELING KELUARGA


 Experiential Family Therapy (EFT)
 Structural Family Therapy (SFT)
 Cognitive Behavior Therapy (CBT)
 Multi-Systemic Therapy (MST)
 Family Problem Solving (FPS)
 Solution Focused Brief Therapy (SFBT)
 Narrative Therapy (NT)

TEKHNIK DAN MODEL


KONSELING KELUARGA
 Sosialisasi (Desa/Kab/Kota)
 Fasilitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara
Online (Daring/Luring)
 Pembekalan SDM Guru PAUD secara efektif mengenai
KBM secara Online (Daring/Luring)
 Monitoring secara intens orang tua dengan Pendidik
 Evaluasi serta peningkatan POKJA Kota/Kabupaten

REKOMENDASI PENINGKATAN APK


PAUD DIMASA PANDEMI
Pendidikan Keluarga Melalui Optimalisasi TPA
Dalam Upaya Meningkatkan APK PAUD Jawa Barat,
dapat tercapai secara efektif jika seluruh unsur
unsur yang terlibat didalamnya senantiasa
bersinergi dalam membangun Pendidikan di Jawa
Barat, baik antara Pendidik, Murid, orang tua, serta
Pemerintah.

PENUTUP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai