1. LATAR BELAKANG
sesama anggota keluarga. Sehingga terdapat ikatan batin yang kuat di dalam
keluarga. Karena pada dasarnya dalam kehidupan manusia, tidak hanya
kebutuhan lahiriah saja yang harus dipenuhi tetapi kebutuhan rohani juga
sangat penting karena akan berpengaruh pada perilaku. Fungsi proteksi atau
perlindungan, keluarga juga sebagai lembaga yang memberikan perlindungan
bagi anggota keluarganya, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan tentram.
Fungsi ekonomi, keluarga mempunyai fungsi sebagai alat ekonomi untuk
mencari nafkah dan mengatur keluarganya. Di dalam keluarga juga terdapat
kegiatan ekonomi, seperti kegiatan produksi dan konsumsi. Fungsi religius,
keluarga mempunyai fungsi untuk meletakkan dan menanamkan dasar-dasar
agama bagi anak dan anggota keluarga. Fungsi pendidikan, keluarga mempunyai
fungsi untuk mendidik anak-anak sebelum masuk sekolah secara formal. Fungsi
ini juga untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga
terbentuk personality-nya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat
berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-
norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat.
Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-
nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut,
dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya
dengan menguasai sarana-sarananya. Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan
segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya,
sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga
merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui
bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan
yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga,
khususnya seorang ibu. Fungsi reaksi, keluarga mempunyai fungsi untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anggota keluarganya. Fungsi
penentuan status, Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar,
maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu
sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan
status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya
menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat
diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assign Status adalah
status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang
bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku,
ketua adat, sesepuh, dsb. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang
didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan
lain sebagainya. Fungsi pemeliharaan, keluarga pada dasarnya berkewajiban
untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi
pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian
masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap
anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan
perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari
pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh
lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus
melayani orang-orang jompo
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua
orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki – laki bekerja
dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang tidak
memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah
sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak
ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari
pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – temannya yang
secara tidak langsung memberikan efek/pengaruh bagi perkembangan mental
anak.
Maka dari itu mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.
Tetapi sayang, sebagian dari mereka melakukan cara yang salah misalnya :
mencari perhatian guru dengan bertindak brutal di dalam kelas, bertindak aneh
agar mendapat perhatian orang lain.
Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini adalah remaja mencari jati diri.
Pencaharian jati diri merupakan proses dari perkembangan pribadi anak.
Menurut Erickson (dalam Kartini kartono, 2003 : 8) “Masa remaja merupakan
masa pencaharian suatu identitas menuju kedewasaan”. Untuk membantu
remaja pada masa transisi ini yang sangat berperan disini adalah keluarga,
seperti diungkapkan Satiadarma (2001 : 121) “Keluarga merupakan tempat
pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi sosial”. Jadi di sini keluargalah
yang bertanggung jawab dalam perkembangan sosial anak. Pada hakekatnya
keluargalah wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak
remaja yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya,
selain sebagai pembentukan masing-masing anggota terutama anak peranan
terpenting dalam keluarga memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik
maupun psikis. Maslow (dalam Syamsu Yusuf, 2001: 38) “Tahap perkembangan
psikologi dalam kehidupan seseorang individu dan itu semua bergantung
pengalaman dalam keluarga”. Jadi dari keluargalah semua itu berasal, kalau
anak remaja dibesarkan dari keluarga yang utuh atau tidak broken home maka
perkembangan anaknya akan mengarah kearah yang baik atau sebaliknya,
menurut Kartini Kartono (2003 : 57) “Keluarga merupakan unit sosial terkecil
yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak”.
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih
sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi,
brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental
seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai
minat untuk berprestasi.
2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah
sebagai brikut:
3. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan proposal bertujuan supaya orang tua lebih memperhatikan
perkembangan anak dan tidak hanya meningkakan egoisnya masing-masing
seperti berpisah atau bercerai, karna sikap orang tua itu sangat berpengaruh
pada perkembangan anak terutama remaja. Menurut Kartini Kartono
(1986:45) sikap dan perilaku orang tua dalam hubungan dengan anak-anak
mempengaruhi setiap pertumbuhan dan perkembangan.
4. Konstribusi Penelitian
5. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam judul “Bimbingan dan Konseling
Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Remaja Broken Home, maka
peneliti menegaskan beberapa istilah yang ada sebagai berikut:8
B. Prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dengan lingkungannya.10
D. Broken Home adalah broken home bisa juga diartikan dengan kondisi
keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang
rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta
perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada
3. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Broken Home
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih
sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi
frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada
mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak
mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa
anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di
dalam kelas, mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan
karena mereka cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan
pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu
memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan
mau berprestasi.
Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja terutama
pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah pembentukan
karakter yang terdekat. Jika remaja dihadapkan pada kondisi “Broken Home”
dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi panutan bagi dirinya maka akan
berdampak besar pada perkembangan dirinya.
Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami broken home,
remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi berkepanjangan.
Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika orang tua
sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di lingkungan
pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak menutup
kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan yang tidak baik.
Namun, broken home dapat juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak
harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera
karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan
pertengkaran dan berakhir pada perceraian yang menimbulkan dampak yang
sangat besar terutama bagi anak-anak.
Situasi kebudayaan bisu ini akan mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan
pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting.
Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-
kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan diri
sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan.
Akibatnya anak menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya.
Ternyata perhatian orangtua dengan memberikan kesenangan materiil belum
mampu menyentuh kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan
kedudukannya dengan benda mahal dan bagus. Menggantikannya berarti
melemparkan anak ke dalam sekumpulan benda mati.
juga memiliki peran penting melanjutkan estapet orang tua dalam mendidik
dan membimbing anak-anaknya. Karena itulah, pendidikan formal harus
berjalan maksimal.
Berbasis Masyarakat atau Sosial Masyarakat adalah tempat dimana orang-
orang dengan berbagai latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka
hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan berbasis
masyarakat ini diharapkan dapat menggugah, mendorong dan menggerakkan
masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif terhadap remaja yang mengalami
broken home.
4. METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Desa Langkoroni Kecamatan Maligano Kabupaten
Muna dengan petimangan bahwa di daerah ini terdapat kasus keluarga
broken home yang mengakibatkan anak menjadi frustasi namun pada
akhirnya anak menjadi nakal dan meresahkan masyarakat di sekitarnya.
B. INFORMEN PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan
kuesioner. Metode analisis yang digunakan dengan teknik analisis kualitatif
regresi sederhana.
5. Jadwal pelaksanaan
6. Rencana anggaran
7. Daftar Pustaka
DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZKY JUWITA FIRMAN
KELAS :XI. IPA I