Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL UJIAN PRAKTEK SOSIOLOGI

“PENGARUH SOSIALISASI TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK


MELALUI PERAN KELUARGA ”

Disusun oleh :

Nama : Rehani Alia Putri

No : 31

Kelas : XII-IPS 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SRAGEN

Jl. Irian No.5 Nglorog , Kecamatan Sragen,Kabupaten Sragen, Jawa Tengah

Ph. (0271)891185
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan artikel inii dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
artikel ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang
digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
artikel ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.
JUDUL
PENDAHULUAN

Dalam sosialisasi, baik sosialisasi yang tejadi lewat pengalaman-pengalaman


interaksi sosial, maupun yang terjadi lewat pengajaran-pengajaran moral. Yang terjadi pada
masing-masing kelompok masyarakat atau individu itu sendiri tidak mungkin secara
menyeluruh sama. Dalam hal ini kita ketahui, kultur masyarakat modern lebih banyak
mengarah pada norma-norma bersifat alternatif dan norma-norma khusus dibandingkan
norma-norma yang universal, yang oleh karenanya mengakibatkan keragaman pada warga
masyarakat. Pada saat di zaman yang modern ini, peranan suatu keluarga merupakan unit
sosial terkecil yang ada dalam masyarakat. Keluarga merupakan proses Sosialisasi yang
pertama kali dilakukan. Apa yang di anggap baik dan benar di suatu kehidupan masyarakat
akan di ajarkan orang tua kepada anaknya, sehingga akan mempengaruhi kepribadiannya
pada masa yang mendatang.Proses pembentukan kepribadian seseorang akan berbeda satu
sama lain tergantung dari pola sosialisasi yang di anut oleh masyarakatnya. Walaupun
demikian, setiap masyarakat mempunyai pola-pola perilaku umum yang membatasi
perilaku individu berdasarkan kepribadianya.
.Mengapa Memilih Topik Ini?Dalam hal ini saya memilih topik ini karena dalam
pembentukan kepribadian seseorang pengaruh sosialisasi sangat memegang peranan yang
sangat penting karena banyak agen yang tergabung dalam pembentukan kepribadian
seseorang dengan sosialisasi itu sendiri kita dapat menyimpulkan bagaimana penting
kepribadian itu sendiri dibentuk untuk mengatur segala hal, baik maupun buruk bagi
kehidupan kita
ISI PEMBAHASAN

1. SOSIALISASI DALAM KELUARGA

Dalam keluarga saya terdapat Ayah,ibu , dan kakak. Lingkungan keluarga saya sangat kental secara
biologis dan sosialisasinya. Dalam keluarga saya di perkenalkan nilai-nilai dalam kehidupan keluarga
dari aturan-aturan dalam keluarga, cara berinteraksi dan budaya tradisi dalam keluarga dan di
perkenalkan kepada kerabat-kerabat maupun dari ayah ataupun ibu.

Pola mengasuh anak di dalam keluarga saya sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma, dan
adat istiadat yang berlaku pada masyarakat tempat keluarga itu tinggal. Jadi, kepribadian dan pola
perilaku yang terdapat pada berbagai masyarakat suku bangsa sangat beragam coraknya.Dalam
hal ini beberapa aspek tujuan sosialisasi yang dilaksanakan oleh keluarga untuk masyarakat
modern seperti mengajarkan bermacam-macam keterampilan, telah diambil alih oleh lembaga
sekolah atau institusi sosial yang lain.

Keluarga saya terdiri dari ayah, ibu dan anak di mana masing-masing anggota keluarga
tersebut saling mempengaruhi,saling membutuhkan, semua mengembangkan hubungan intensif
antar anggota keluarga. Anak membutuhkan pakaian, makanan dan bimbingan dari orang tua dan
orang tua membutuhkan rasa kebahagiaan dengan kelahiran anak. Ketika anak tumbuh dewasa
maka dibutuhkan tenaga dan pikirannya untuk membantu orang tua, lebih-lebih bila orang tua
makin tidak berdaya karena usia yang sudah lanjut.

Orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya selama anak belum
dewasa dan mampu berdiri sendiri. Untuk membawa anak kepada kedewasaan, maka orang tua
harus memberi teladan yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orang yang lebih tua atau
orang tuanya. Dengan lingkungan pergaulan antara orang tua terhadap anak dan anak itu sendiri
dengan anggota keluarga yang lain maka sang anak telah dihadapkan pada suatu kehidupan
interaktif yang telah membekalinya kemampuan-kemampuan dasar untuk bertahan hidup baik dari
segi fisik maupun nonfisiknya.

Bentuk penanaman kepribadian dan sosialisasi yang dilakukan keluarga saya :

1. Memperkenalkan lingkungan keluarga


Anak – anak pada awalnya hanya mengenal anggota keluarga inti yang sering ia jumpai setiap hari. Seorang
anak akan belajar mengenal keluarganya yang lain melalui perantara orang tua. Anda dapat memperkenalkan
keluarga yang lain seperti paman, bibi, sepupu kepada anak ketika ada acara kumpul keluarga. Seringnya
pertemuan akan membuat anak perlahan – lahan mengingat siapa saja anggota keluarganya tersebut dan
bagaimana posisi mereka dalam keluarga.
2. Memperkenalkan lingkungan di luar keluarga
Proses sosialisasi tentunya tidak hanya berlangsung di dalam keluarga saja. Jika anak sudah mengenal
sebagian besar keluarganya yang lain, Anda juga dapat memperkenalkan anak dengan lingkungan di luar
keluarga. Misalnya, memperkenalkan anak kepada tetangga, teman bermain, teman sekolah, rekan kerja
Anda, dan lain sebagainya. Anak akan segera menyadari bahwa dunia tempatnya tinggal adalah dunia yang
luas dan banyak orang yang memegang peranan berbeda dalam lingkungannya.

3. Memberikan pengarahan mengenai etika bersosialisasi


Proses bersosialisasi tentunya memiliki etika – etika tertentu yang perlu diketahui semua orang yang sedang
terlibat. Dalam rangka mendidik dan mengajari anak mengenai etika yang perlu diterapkan ketika
bersosialisasi, orang tua perlu mengarahkan anak dengan baik dan benar. Tanpa adanya etika dalam proses
sosialisasi, maka kita tidak akan mendapatkan suasana yang nyaman ketika sedang membaur dengan orang
lain. Menetapkan aturan yang harus diikuti
Selain etika yang harus dipatuhi dalam bersosialisasi, ada pula berbagai aturan yang perlu diketahui oleh
semua orang dan tidak bisa dilanggar. Pelanggaran berarti bisa dikucilkan atau tidak lagi dianggap dalam
pergaulan. Sebelum keluarga bersosialisasi, orang tua perlu mempersiapkan semuanya dengan pengetahuan
mengenai aturan – aturan dalam pergaulan.
5. Mengajarkan bagaimana cara bersosialisasi
Anak tentunya tidak dapat dibiarkan untuk Mengarahkan pembentukan kepribadian anak .Orang tua
tepatnya ayah dan ibu merupakan panutan pertama untuk pembentukan kepribadian anak. Setiap hari anak
menyaksikan sendiri bagaimana perilaku orang tuanya dan ia akan mendasarkan perilakunya sendiri dengan
hal tersebut. Apa yang dilihat anak dilakukan orang tua akan ditirunya sebagai satu – satunya pedoman
bertingkah laku yang disaksikan anak setiap hari. Segala keyakinan, pemikiran, pola pikir, perilaku dan cara
orang tua mengambil keputusan dalam berbagai situasi akan mempengaruhi perilaku anak dengan sangat
dalam. .

7. Memperkenalkan nilai – nilai dan norma bermasyarakat


Untuk dapat bersosialisasi suatu keluarga harus mengetahui bahwa dalam masyarakat berlaku nilai dan
norma tertentu yang harus dipatuhi agar terjalin suatu pengertian yang baik antara semua orang. Nilai dan
norma ini ada untuk memberi batasan pada pergaulan antar orang dan masyarakat, agar tetap terjalin
ketertiban dan keteraturan dalam hidup. Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga adalah untuk
mengenalkan nilai serta norma tersebut kepada semua anggota keluarga.

8. Melaksanakan nilai – nilai yang dianut dalam masyarakat


Hanya mengajarkan nilai – nilai sosialisasi yang berlaku di masyarakat tanpa memberi contoh kepada anak
tidak akan menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan proses sosialisasi kepada anak. Orang tua perlu
menerapkan semua hal yang diajarkan kepada anak pada diri mereka sendiri, dan dalam kehidupan sehari –
hari keluarga agar anak dapat melihat konsistensi dari apa yang diajarkan orang tua. Hal ini berarti orang tua
perlu memberikan contoh yang baik kepada anak mengenai apa yang dianggap baik dan pantas untuk
dilakukan dalam pergaulan.

9. Memenuhi kebutuhan anak


Setiap orang tua tentunya menginginkan agar anaknya tidak memiliki kesulitan untuk bersosialisasi, agar
kehidupan sang anak lebih mudah dijalani. Anak yang tercukupi segala kebutuhannya baik itu secara fisik
maupun mental dan spiritual akan menjadi anak yang bahagia. Anak yang bahagia tidak akan mengalami
kesulitan bersosialisasi, dan cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan serta positif.
Watak demikian sangat dibutuhkan dalam proses sosialisasi, karena orang yang menyenangkan serta mudah
bergaul akan disenangi oleh semua orang dan mudah diterima di mana saja. Sebaliknya, anak yang kurang
terpenuhi kebutuhan sosialnya akan menjadi pribadi yang kurang positif dan mempengaruhi kehidupannya
kelak.

10. Memberikan kepercayaan kepada anak


Agar proses sosialisasi keluarga dapat berjalan lancar, maka seluruh anggota keluarga harus dapat
melakukannya dengan benar. Disinilah perlunya orang tua menaruh keyakinan kepada kemampuan anak
untuk bersosialisasi sebagai anggota keluarga, dan turut mengarahkan apabila anak membuat kesalahan agar
ia dapat memperbaikinya. Memberikan kepercayaan berarti tidak mendikte dan membiarkan anak membuat
keputusan sendiri selama hal tersebut tidak merugikan.

12. Memberi tahu peran anak dalam proses sosialisasi


Setiap anggota keluarga memiliki peran tersendiri dalam proses sosialisasi keluarga, termasuk anak. Anggota
keluarga lainnya yang lebih dewasa mungkin sudah mengetahui apa saja peran mereka dalam masyarakat,
namun anak – anak belum tentu. Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga adalah sebagai orang yang dapat
memberikan informasi tersebut kepada anak. Menegaskan apa saja peranan sang anak dalam bersosialisasi
akan memudahkannya untuk menentukan tempatnya pada pergaulan.

13. Tetap mengawasi dan mengendalikan anak dengan benar


Ketika sedang melakukan sosialisasi keluarga, anak perlu diawasi dengan benar agar tetap berada di bawah
kendali orang tua. Pengawasan yang jeli tetap perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses
sosialisasi keluarga yang akan mengakibatkan anak dan anggota keluarga lainnya mengalami kerugian.
Pengawasan dan pengendalian anak yang tidak benar akan menyebabkan anak lepas kendali dan
mempengaruhi perkembangan karakter serta kepribadiannya.
14. Menasihati anak ketika melenceng dari etika sosialisasi
Peran orang tua dalam sosialisasi keluarga diperlukan ketika anak atau anggota keluarga lainnya tampak
menyimpang dari etika atau aturan sosialisasi. Penyimpangan dalam pergaulan bisa berakibat sangat buruk,
seperti misalnya pergaulan bebas atau kenakalan remaja. Orang tua bertugas untuk mengembalikan anak
dan keluarga lain ke jalurnya agar tidak menyimpang terlalu jauh dan justru terjerumus kepada pergaulan
bebas.

Keluarga adalah perantara sosialisasi pertama dari kehidupan seorang anak. Oleh karena itu peran orang tua
dalam sosialisasi keluarga sangat penting sebagai pengendali dan pengarah agar proses sosialisasi tersebut
tetap berada di jalur yang benar. Orang tua sebagai pemimpin dan kepala dari keluarga bertanggung jawab
untuk memastikan proses sosialisasi ini dapat membentuk kepribadian serta karakter anak yang sesuai
dengan nilai – nilai yang baik, dan tidak mengarah kepada nilai yang buruk.

Dalam keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak tersebut
memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar melalui penanaman disiplin sehingga
membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Oleh karena itu, orang tua sangat berperan dan
berikut yang dilakukan oleh orang tua saya :

1. Selalu dekat dengan anak-anaknya,

2. Memberi pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan,

3. Mendorong agar anak dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak
pantas dan sebagainya,

4. Ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yang baik serta menghindarkan
perbuatan dan perlakuan buruk serta keliru di hadapan anak-anaknya, dan

5. Menasihati anak-anaknya jika melakukan kesalahan serta menunjukkan dan mengarahkan mereka
ke jalan yang benar.
PERANAN KELUARGA DALAM PROSES SOSIALISASI

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Keluarga
merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi individu atau
seseorang. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pentingnya peranan keluarga dalam proses
sosialisasi anak, ialah:

a. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi face to face secara
tetap. Dalam kelompok yang demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan seksama oleh
orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi.

b. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena merupakan buah cinta kasih
hubungan suami isteri. Anak merupakan perluasan biologis dan sosial orang tuanya. Motivasi kuat
ini melahirkan hubungan emosional antara orang tua dengan anak. Penelitian-penelitian
membuktikan bahwa hubungan emosional lebih berarti dan efektif daripada hubungan intelektual
dalam proses sosialisasi.

c. Oleh karena hubungan sosial di dalam keluarga itu bersifat relatif tetap, maka orang tua memainkan
peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak.

Dalam keluarga, orang tua mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak
tersebut memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar melalui penanaman disiplin
sehingga membentuk kepribadian yang baik bagi si anak. Oleh karena itu, orang tua sangat
berperan dan berikut yang dilakukan oleh orang tua saya :

1. Selalu dekat dengan anak-anaknya,

2. Memberi pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan,

3. Mendorong agar anak dapat membedakan antara benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak
pantas dan sebagainya,
4. Ibu dan ayah dapat membawakan peran sebagai orang tua yang baik serta menghindarkan
perbuatan dan perlakuan buruk serta keliru di hadapan anak-anaknya, dan

5. Menasihati anak-anaknya jika melakukan kesalahan serta menunjukkan dan mengarahkan mereka
ke jalan yang benar.

Sosialisasi dari orangtua sangatlah penting bagi anak, karena anak masih terlalu muda dan
belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan.
J. Clausen mendiskripsikan tentang upaya yang dilakukan orangtua dalam rangka sosialisasi dan
perkembangan sosial yang dicapai anak, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Sosialisasi dan Perkembangan Anak

Pencapaian Perkembangan

Kegiatan Orangtua Perilaku Anak

1. Memberikan makanan dan memelihara Mengembangkan sikap percaya terhadap


kesehatan fisik anak Orang lain (development of trust).

2. Melatih dan menyalurkan kebutuhan Membantu mengendalikan dorongan


fisiologis: toilet training (melatih membuang biologis dan belajar untuk
air besar/kecil), menyapih dan memberikan menyalurkannya pada tempat yang
makanan padat. diterima masyarakat.

3. Mengajar dan melatih keterampilan . Belajar mengenal objek-objek, belajar


berbahasa, persepsi, fisik, merawat diri dan berbahasa, berjalan, mengatasi hambatan,
keamanan diri. berpakaian, dan makan.

4. Mengenalkan lingkungan kepada anak: Mengembangkan pemahaman tentang


keluarga, sanak keluarga, tetangga dan tingkah laku sosial, belajar menyesuaikan
masyarakat sekitar. perilaku dengan tuntutan lingkungan.
5. Mengajarkan tentang budaya, nilai-nilai . Mengembangkan pemahaman tentang
(agama) dan mendorong anak untuk bauk-buruk, merumuskan tujuan dan
menerimanya sebagai bagian dirinya. kriteria pilihan dan berperilaku yang baik.

6. Mengembangkan keterampilan interpersonal, . Belajar memahami perspektif


motif, perasaan, dan perilaku dalam (pandangan) dan merespons harapan/
berhubungan dengan orang lain. pendapat mereka secara selektif.

7. Membimbing, mengoreksi, dan membantu Memiliki pemahaman untuk mengatur


anak untuk merumuskan tujuan dan diri dan memahami kriteria untuk menilai
merencanakan aktivitasnya. penampilan/ perilaku sendiri.

2. Pembentukan Kepribadian Melalui Proses Sosialisasi

Kepribadian dapat didefinisakan sebagai ciri watak seorang individu yang konsisten, yang
memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang mandiri. Dasar pokok dari perilaku
seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya.Pembentukan kepribadian seseorang individu
sangat di pengaruhi oleh kebudayaan masyarakat tempat individu menjadi anggotanya.
Cara-cara dan sikap-sikap dalam keluarga juga memegang peranan penting dalam
perkembangan sosial anak. Jika orangtua selalu bersikap otoriter, maka anak akan berkembang
menjadi manusia pasif, tak berinisiatif, dan kurang percaya diri. Sedangkan jika orangtua dalam
keluarga bertindak demokratis, maka anak berkembang menjadi tidak takut, penuh dengan
inisiatif, memiliki rasa tanggung jawab, dan percaya diri.
REALITA ATAU MASALAH YANG DI HADAPI DALAM KELUARGA DAN
SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

Pada pembahasan Artikel ini sangat jelas betapa keluarga berperan sangat penting dalam proses
sosialisasi, namun pada realitanya di zaman modern sekarang inI, proses sosialisasi dalam
keluarga yang di harap kan dapat melahirkan pribadi yang baik, tidak semua keluarga bisa
memenuhinya,tidak sedikit anak-anak yang berbuat hal-hal negatif akibat kurang perhatian dari
keluarga nya terutama orang tua nya yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, yang
menyebab kan waktu untuk berinteraksi dengan anak-anak menjadi sangat minim, hal ini sering
terjadi pada keluarga kalangan atas yang biasa nya ibu nya seorang wanita karier yang lebih
banyak menghabis kan waktu di luar dan tak sedikit anak-anak nya yang sejak kecil lebih banyak
berinteraksi dengan pembantu/babysister, dan dewasanya lebih banyak bergaul dengan teman-
temannya di luar, orang tua hanya menyogok anak-anak nya dengan uang. Alhasil antara anak
dan orang tua tidak dekat, yang semesti nya orang tua harus tau apa yang di lakukan anak-anak
nya sehari-hari serta anggota nya.
Kesimpulan

sosialisasi sangat penting bagi seseorang karena proses sosialisasi itu berguna untuk mengenal keadaan
lingkungan sekitar. Apalagi sosialisasi dalam keluarga itu sangat penting sekali, karena kita akan sering
berinteraksi dengan keluarga maka dari itu kita harus bisa bersosialisasi dengan keluarga guna mengenal
lingkungan dalam keluarga itu seperti apa.

Seorang bayi lahir ke dunia sebagai satu organisme kecil yang egois dan diktator yang penuh dengan
kebutuhan fisik dan mengatur segenap aktivitas orang tuanya. Ia lahir kedua dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa. Oleh karena itu, seseorang peluh banyak belajar tentang segala sesuatu agar
kehidupannya menjadi lebih maju. Salah satu yang harus dipelajari oleh seseorang anggota baru
dari satu masyarakat ialah mempelajari sikap, nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Proses
inilah yang disebut “sosialisasi”.

Proses sosialisasi adalah proses belajaran yang dilakukan individu dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya agar dirinya dapat berperan dalam lingkungan tersebut.

Keluarga berfungsi sebagai miniatur masyarakat yang mensosialisasikan nilai-nilai atau peran-peran
hidup dalam masyarakat yang harus dilaksanakan oleh parah anggotanya. Dalam keluarga, orang tua
mencurahkan perhatian untuk mendidik anaknya agar anak tersebut memperoleh dasar-dasar pola
pergaulan hidup yang benar melalui penanaman disiplin sehingga membentuk kepribadian yang baik
bagi si anak.

Jadi, keluarga adalah orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna bagi perkembangan dan
kemajuan hidup manusia. Oleh karena itu, keluarga dikatakan tempat pertama dan utama dalam
sosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai