Anda di halaman 1dari 7

Peran Pendidikan Keluarga dalam

Mengatasi problematika
Pendidikan Anak

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Nama Anggota Kelompok: - Gibran Maulana


- Bana
- Michael

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi mengenai problematika


pendidikan dasar pada anak. Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah studi literasi dan teknik analisis deskriptif melalui
pendekatan wawancara dan literasi artikel jurnal yang relevan. Hasil dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas generasi muda masa
depan agar memiliki karakter yang baik dan berakhlak mulia dan menjadi
generasi harapan bangsa dan negara.

Dalam studi literasi ini penelitian mendapat pengalaman yang sangat berharga
yaitu lebih mengetahui peran keluarga dalam mengatasi problematika
pendidikan anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama
bagi anak dalam masa tumbuh kembang menuju arah kedewasaan, disini peran
orang tua sangat menentukan, agar anak menjadi generasi yang baik di masa
depan yang menjadi benteng keluarga melalui pewarisan nilai-nilai yang
diperoleh secara berkesinambungan dari generasi ke generasi yang
berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa depan untuk
mewujudkan keluarga yang lebih peka terhadap kondisi anak, dan
kebutuhannya salah satunya, menjalin komunikasi yang baik berlandaskan rasa
kasih dan sayang.

Pendahuluan

Keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang pertama dalam diri
seorang anak, karena seorang anak dilahirkan dan dibesarkan oleh sebuah
keluarga sampai ia beranjak dewasa. Keluarga merupakan suatu lembaga
terkecil. Di dalam masyarakat, dimana keluarga yang baik akan menghasilkan
masyarakat yang baik, sebaliknya keluarga yang kurang baik akan menghasilkan
masyarakat yang kurang baik. Hal itu datang dari keluarga itu sendiri bagaimana
keluarga tersebut dapat membina anggota keluarganya menjadi pribadi yang
baik dalam berperilaku maupun dalam menjalankan aturan-aturan norma dan
agama secara baik dan benar. Keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab
penuh dalam menentukan ke mana arah dan tujuan sebuah keluarga, dan
seperti apa gambaran yang akan terukir di dalam keluarga tersebut.

Peran keluarga yaitu menanamkan pendidikan keagamaan kepada seluruh


anggota keluarga, dan yang terpenting disini adalah peran orang tua dalam
membimbing anak untuk mengajarkan pendidikan agama terhadap anak,
perlu proses dan kesabaran dalam menjalankan bimbingan keagamaan
terhadap anak dan perhatian yang lebih tentunya, tidak hanya sesekali dalam
memberikan arahan tentang agama terhadap anak tetapi harus
terusmenerus dan tidak boleh berhenti.

Dalam hal ini orang tua memiliki peran yang sangat penting, serta orang tua
merupakan guru pertama bagi anak yang memikul tanggung jawab atas
pendidikan anak. Maka orang tua merupakan kunci utama dalam keberhasilan
seorang anak. Langkah pertama merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dan dijaga sebaik-baiknya, karena sesungguhnya seorang anak
diciptakan dalam keadaan siap untuk menerima kebaikan dan keburukan. Tiada
lain hanya kedua orang tua yang membuatnya cenderung pada salah satu di
antara keduanya.
Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif


kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala
sosial yang tertuju pada pemecahan masalah di masa sekarang dan mendatang
(Santika, 2019). Gejala sosial atau fenomena dalam penelitian ini adalah
bagaimana peran pendidikan keluarga dalam mengatasi problematika
pendidikan anak.

Metode penelitian ini bertujuan untuk mendalami peran pendidikan keluarga


dalam menangani berbagai permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh
anakanak, sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif
tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan anak di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Pembahasan

Keluarga merupakan forum pendidikan yang pertama dan utama dalam sejarah
hidup sang anak yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter
manusia itu sendiri. Untuk menciptakan karakter yang kuat dan jiwa baik pada
anak didalam keluarga, diperlukan terciptanya suasana keluarga yang harmonis
dan dinamis, serta dengan menanamkan nilai keagamaan pada diri sang anak
sejak kecil hal tersebut dapat tercipta jika terbangun koordinasi dan komunikasi
dua arah yang kuat antara orang tua dan anak.

Menerapkan pengetahuan yang mendalam akan keagamaan merupakan salah


satu cara yang tepat untuk membentuk karakter anak yang bijak sebagai bekal
menuju dewasa. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa perkembangan agama pada
anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya,
terutama pada masa pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa inilah
yang nantinya akan menentukan pertumbuhan serta perkembangan agama
anak untuk masa berikutnya. Karena itu, anak yang sering mendapatkan
pendidikan agama lebih mendalam, maka ketika mereka tumbuh dewasa akan
cenderung bersikap taat dalam menjalankan perintah agamanya.
Sedangkan sebaliknya seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan akan
ilmu keagamaan, maka ketika mereka tumbuh dewasa akan cenderung kurang
taat dalam menunaikan ibadah-ibadah dalam agamanya.

Selain pendidikan keagamaan, perhatian orang tua juga sangat memberikan


pengaruh dalam psikologis seorang anak untuk menghadapi problematik
kehidupannya. Banyak dari orang tua yang menganggap bahwasanya materi
dan pendidikan sudah sangat cukup menjadi bekal seorang anak untuk
mengatasi problematik kehidupannya dimasa yang akan datang.

Kebanyakan dari orang tua yang melupakan bahwasanya perhatian dan kasih
sayang juga merupakan komponen yang paling penting untuk membentuk
karakter moral seorang anak yang baik dikehidupannya. Perkembangan
pendidikan kepribadian seorang anak dapat dibentuk serta diawasi dengan
adanya perhatian dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan yang paling
utama adalah orang tua.

Seorang anak yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang penuh dari
orang tuanya cenderung akan tumbuh dengan memiliki kepribadian yang
baik serta akan lebih bijak dalam menghadapi persoalan kehidupan.
Dikarnakan kebutuhan sikologis anak tersebut telah terpenuhi secukupnya.

Peran pendidikan keluarga dalam mengatasi problematik pendidikan anak


yaitu dengan membentuk keharmonisan didalamnya. Keharmonisan keluarga
ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kenakalan anak, dimana keluarga
yang broken home, terjadi sebab kurangnya kebersamaan dan interaksi antar
keluarga, orang tua yang otoriter, dan seringnya terjadi konflik dalam
keluarga tersebut.

Dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB Ratna


Megawangi PhD, mengungkapkan hasil studi yang menunjukkan bahwa
keluarga yang harmonis, yaitu keluarga yang penuh kasih sayang dan
hubungan antara orang tua dan anaknya baik, sedikit sekali jumlahnya hanya
berkisar (5%). Sedangkan anak yang mengalami masalah gangguan
psikologis, berjumlah sangat banyak yaitu 95%.
Rata-rata faktor yang menjadi penyebabnya adalah masalah gangguan
psikologis anak ditemukan pada keluarga yang tidak harmonis serta
hubungan orang tua dan anaknya buruk.

Seorang anak pada dasarnya lemah dalam merenungkan dirinya dan segala
kebutuhan baik berkenaan dalam jiwa maupun harta, maka tidaklah heran
apabila beban pemeliharaan dan pengasuhan anak berada di punggung
orang yang mempunyai belas kasihan dan kepedulian pada anak. Secara
fitrah, orang yang memiliki belas kasihan dan peduli adalah orang tua, baik
mereka masih terikat dalam suatu keluarga utuh atau sudah bercerai-berai.

Berbagai pedoman tentang pendidikan anak telah menekankan kepada orang


tua agar dapat menjadi pendengar serta komunikator yang baik, Seperti
dengan melakukan Komunikasi dua arah yang efektif sangat diperlukan untuk
membentuk hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Orang tua
harus berusaha mendengar dan memahami kemauan anak, dan orang tua
harus mampu mengarahkan dan membimbing anak, karena perilaku,
tindakan dan sikap anak berawal dari keluarga. Selain itu, orang tua juga
harus mampu menjadi teladan, menciptakan lingkungan belajar dirumah,
tidak mengembangkan pemikiran yang sempit dan dangkal pada anak, serta
dapat menanamkan nilai kejujuran.

Menurut (Go Setiawan,2000, h.17) Oleh karena itu pendidikan seorang anak
yang utama adalah bagaimana kualitas interaksi antara anggota keluarga,
bukan kuantitasnya. Betapapun rasa percaya diri seorang anak itu harus
dimulai dari rumah. Ini berarti rumah seharusnya diusahakan menjadi
tempat untuk memupuk rasa percaya diri anak dan membentuk kepribadian
seorang anak menjadi baik.

Peran orang tua dalam mendidik anak meberikan pengaruh yang sangat
besar dalam proses pertumbuhan serta perkembangan seorang anak, maka
dari itu perkembangan serta pentumbuhan seorang anak telah didukung oleh
lembaga-lembaga sosial seperti sekolah dan juga lingkungan.

Orang tua yang bijaksana, akan mendidik anak- anaknya dengan rasa cinta
kasih dan sayang, agar menghasilkan anak-anak yang berprestasi dan dapat
diandalkan, dari pada dengan didikan yang hanya didasarkan pada kewajiban
atau tugas-tugas saja. Peranan yang sangat besar itu disebabkan, oleh
karena keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam
kelangsungan kehidupan anak dalam bermasyarakat. Proses mengetahui
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut, untuk pertama kalinya diperoleh
dalam keluarga

Anak adalah sebuah investasi yang tiada nilainya bagi orang tua untuk
menuju kebahagiaan dunia maupun akhirat. Orang tua manapun tentu
mengharapkan agar anak-anaknya mewarisi sifat-sifat atau kepribadian yang
baik, disamping kecerdasan yang memadai.

William J. Goode mengemukakan, bahwa keberhasilan atau prestasi yang


dicapai seorang anak dalam pendidikannya sesungguhnya tidak hanya
memperlihatkan mutu dari institusi pendidikan saja. Tetapi juga
memperlihatkan keberhasilan keluarga dalam memberikan anak-anak
mereka persiapan yang baik untuk pendidikan yang dijalani.

Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan keluarga bukan


hanya sebuah tanggung jawab, tetapi juga solusi penting dalam mengatasi
problematika pendidikan anak-anak, menjembatani kesenjangan dalam
pembelajaran, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangan yang seimbang bagi generasi mendatang. Oleh karena
itu orang tua dituntut untuk belajar bagaimana cara membesarkan, mendidik
dan merawat anak agar anaknya dapat menjadi “permata“ dan bermanfaat
bagi agama, keluarga, dan bangsa. Karna keberhasilan seorang anak, sangat
ditentukan oleh bagaimana pendidikan dari dalam keluarga.
Referensi

➢ Hyoscyamina, D. E. (2011). Peran keluarga dalam membangun karakter anak.


Jurnal Psikologi, 10(2), 144-152.

➢ Syahraeni, A. (2015). Tanggung jawab keluarga dalam pendidikan anak.


AlIrsyad Al-Nafs: Jurnal Bimbingan dan Penyuluhan Islam, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai