Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No. KM. 3, RW.5, Pahlawan, Kec. Kemuning, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia farhanferrary0210@gmail.com
Families play an important role in shaping children's personalities through
parental communication as role models and shaping behaviour. This research explains the importance of family communication in developing children's social skills, in managing problems and stress. Challenges such as differences of opinion, difficulty communicating emotions and trust are detailed, while technological developments such as social media factor into key new elements in the context of family communication. The research aimed to explore the improvement of family communication and identify the challenges faced, particularly in the formation of children's personalities. The discussion focused on the primary role of parents as guides and carers of children. Barriers such as toxic parents were also highlighted. The results highlighted the importance of family communication in shaping children's character, focusing on how to build meaningful conversations. The study raises questions about how to improve family communication and overcome barriers to create an environment that supports positive child development.
Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian anak
melalui komunikasi orang tua sebagai panutan dan pembentuk perilaku. Penelitian ini menjelaskan pentingnya komunikasi keluarga dalam mengembangkan keterampilan sosial anak, dalam mengelola masalah dan stres. Tantangan seperti perbedaan pendapat, kesulitan mengkomunikasikan emosi dan kepercayaan dijelaskan secara rinci, sementara perkembangan teknologi seperti media sosial menjadi elemen baru yang penting dalam konteks komunikasi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peningkatan komunikasi keluarga dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, terutama dalam pembentukan kepribadian anak. Diskusi difokuskan pada peran utama orang tua sebagai pembimbing dan pengasuh anak. Hambatan-hambatan seperti orang tua yang beracun juga disoroti. Hasil penelitian menyoroti pentingnya komunikasi keluarga dalam membentuk karakter anak, dengan fokus pada bagaimana membangun percakapan yang bermakna. Penelitian ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana meningkatkan komunikasi keluarga dan mengatasi hambatan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak yang positif.
Kata-kata kunci: peran orang tua, komunikasi keluarga, karakter anak
Keluarga adalah tempat utama untuk pembentukan karakter anak. Komunikasi orang tua terletak sebagai sutradara dan pembuat pola dan pribadi anak, karena pada usia komunikasi antara orang tua dan anak akan menjadi contoh bagi dirinya yang secara otomatis akan membentuk karakter anak(sabarua,2020). komunikasi keluarga penting dalam membentuk karakter anak karena dapat membantunya mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik dan lebih baik dalam menghadapi masalah dan stres. Namun, masih banyak tantangan dalam komunikasi keluarga, seperti perbedaan pendapat, kesulitan mengungkapkan emosi, dan masalah kepercayaan. Perkembangan baru di bidang ini adalah adanya teknologi yang mendukung komunikasi keluarga, seperti penggunaan jejaring sosial dan aplikasi pesan instan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana meningkatkan komunikasi keluarga untuk membentuk kepribadian anak dan tantangan yang dihadapi dalam komunikasi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran komunikasi keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Konteks atau acuan permasalahan dalam penelitian ini adalah pentingnya komunikasi keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang berkomunikasi dengan baik dengan keluarganya cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik serta menangani masalah dan stres dengan lebih baik. Pertanyaan menarik yang belum terselesaikan antara lain bagaimana meningkatkan komunikasi keluarga untuk membentuk karakter anak dan tantangan yang dihadapi dalam komunikasi keluarga. PEMBAHASAN Peran orangtua dalam keluarga sangat pentinguntuk perkembangan fisik,sikap, perilaku dan fisik anak. Perkembangan anak dalam keluarga tergantung padaperan kedua orang tua dalam membimbing, mencintai, mencintai dan merawat anakmereka untuk tumbuh dewasa. Anak yang baru lahir seperti kertas putih tanpa goresantinta, denganini peran orang tua dalam mengarahkan anak untuk memiliki kemampuan yang lebih baik (RizalArizaldyRamly1, 2022). Dari kutipan tersebut dapat di mengerti bahwa peran orangtua dalam keluarga memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan fisik, sikap, perilaku, dan kemampuan anak. Analogi yang digunakan dalam teks menggambarkan anak seperti kertas putih yang belum tergores tinta saat lahir, menyiratkan bahwa orangtua memiliki peran krusial dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan anak. Dalam keluarga, kedua orang tua dianggap sebagai pemandu utama. Tugas mereka tidak hanya sebatas memberikan panduan, tetapi juga mencakup kasih sayang dan perawatan yang diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Sebagai contoh, membimbing anak dalam menghadapi tantangan, mencintai mereka tanpa syarat, dan memberikan perawatan fisik dan emosional yang diperlukan. Pentingnya peran orangtua tercermin dalam dampaknya terhadap aspek-aspek beragam dalam kehidupan anak. Mulai dari perkembangan fisik hingga pembentukan sikap dan perilaku, orangtua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif. Selain itu, mereka diharapkan mengarahkan anak menuju kemampuan yang lebih baik, membantu mereka mengembangkan potensi mereka dengan penuh perhatian dan dukungan. Analogi "kertas putih" menciptakan gambaran bahwa anak memiliki potensi yang dapat dibentuk oleh tindakan dan pengaruh orangtua. Dengan demikian, tanggung jawab orangtua bukan hanya terbatas pada kebutuhan fisik sehari-hari, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan anak. berikut beberapa cara membangun percakapan yang bermakna sehingga dapat meningkatkan komunikasi dengan anak: 1. Validasi perasaan anak Jika anak terlihat lebih banyak diam dari biasanya, coba mulai percakapan dengan meminta anak menceritakan rasa frustasi atau kekecewaannya. Pengakuan ini memberi anak pemahaman bahwa membicarakan perasaan adalah hal yang wajar. 2. Tunjukan antusiasme terhadap minat anak Prinsip pertama untuk membangun hubungan komunikasi dengan anak adalah dengan mengajaknya berbicara mengenai hal yang disenangi anak. Hal ini akan membantu anak memahami bahwa orangtuanya merupakan support system terbaik untuk mengutarakan pikirannya. 3. Berbagi cerita dengan anak Selain anak, orangtua juga harus berbagi cerita atau pengalaman pribadinya tentang kecemasan, kekecewaan, dan kesedihannya dengan anak. Hal ini membuat anak terbiasa dan merasa wajar untuk berbagi cerita tentang kegelisahannya kepada orangtua. Kurangnya komunikasi dalam keluarga mampu melemahkan hubungan emosional yang sering kali menciptakan jarak, menimbulkan masalah kepercayaan, dan memicu masalah psikologis lainnya. Anak yang tidak memiliki kesempatan untuk deep talk dengan orangtuanya dapat merasa frustasi karena harus memendam perasaannya sendiri, atau mungkin dapat melampiaskannya dengan berbagai cara yang tidak seharusnya dilakukan. Adapun hambatan dalam membentuk karakter anak dengan komunikasi keluarga yaitu toxic parents. Toxic parents itu sendiri adalah orangtua yang tidak menghormati dan memperlakukan anaknya dengan baik sebagai individu. Mereka bisa melakukan berbagai kekerasan pada anak bahkan membuat kondisi psikologis atau kesehatan mentalnya terganggu. Toxic parents juga enggan berkompromi, bertanggung jawab, maupun meminta maaf pada anaknya. Hal ini seringkali dilakukan oleh orangtua yang memiliki gangguan mental atau merupakan seorang pecandu.(Widya et al. 2020) Anak berhak untuk dilahirkan dalam keluarga yang bahagia, untuk disayangi sepenuhnya oleh orang tuanya. Namun kenyataannya, banyak anak yang tumbuh dengan orang tua yang destruktif, kasar, dan berpotensi beracun secara psikologis. Secara psikologis, orang tua seperti ini biasa disebut sebagai orang tua yang beracun. Istilah menakutkan ini kemungkinan besar akan menyebabkan banyak orang tua langsung bersikap defensif. Peran orang tua memang berat. Mereka juga melakukan segala kemungkinan demi kepentingan anak-anak mereka. Sayangnya, meski niatnya baik, terkadang tidak selalu tepat. KESIMPULAN Keluarga memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, dimana komunikasi orang tua merupakan faktor penting dalam membentuk pola dan kepribadian anak. Penelitian ini menyoroti pentingnya komunikasi keluarga dalam mengembangkan keterampilan sosial anak, membantu mereka mengatasi masalah dan stres. Meski tantangan seperti perbedaan pendapat dan kesulitan mengungkapkan emosi masih ada, namun perkembangan teknologi baru memberikan dukungan melalui media sosial dan aplikasi pesan instan. Pentingnya komunikasi keluarga dalam membentuk kepribadian anak telah menjadi fokus penelitian, dan hasilnya menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua. Analogi “kertas putih” menggambarkan anak sebagai potensi yang dapat dibentuk oleh tindakan dan pengaruh orang tua. Diskusi tersebut juga memaparkan beberapa cara menjalin percakapan bermakna dengan anak, antara lain memvalidasi perasaan anak, menunjukkan minat terhadap minatnya, dan berbagi cerita. Namun, hambatan komunikasi keluarga, seperti kurangnya diskusi mendalam (deeptalk) dan kehadiran orang tua yang beracun (toxic parents), dapat melemahkan hubungan emosional dan mempengaruhi psikologi anak. Oleh karena itu, perhatian khusus harus diberikan pada peran orang tua dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif anak. DAFTAR RUJUKAN Jurnal : Arliman, L., Arif, E., & SARMIATI, S. (2022). Pendidikan Karakter Untuk Mengatasi Degradasi Moral Komunikasi Keluarga. Ensiklopedia of Journal, 4(2), 143-149. Djamarah, S. B. (2004). Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga (sebuah perspektif pendidikan Islam). Indonesia: Rineka Cipta. Hafizah, E., & Sari, P. (2019). Pola Komunikasi Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak. Raheema: Jurnal Studi Gender dan Anak, 6(1), 91-104. Harahap, A. S., Nofianti, R., & Agustia, N. R. MEMBENTUK KARAKTER UNGGUL : Peran Orangtua Etnis Banjar dalam Mengasah Kearifan Lokal Anak. PT. Green Pustaka Indonesia. Hasan, M., & dkk. (2023) . Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Sada Kurnia Pustaka. Prastari, A. (2021). Prinsip Komunikasi Keluarga. Indonesia: Elex Media Komputindo. Ramly, R. A. (2022). Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Yang Berakhlakul Karimah. Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi, 25-37. Sabarua, J. O., & Mornene, I. (2020). Komunikasi Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak. International Journal of Elementary Education, 4(1), 83-89. Saskara, I. P. A., & Ulio, S. M. (2020). Peran komunikasi keluarga dalam mengatasi “toxic parents” bagi kesehatan mental anak. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 125- 134. Siswantara, Y., & dkk.(2023). Pendidikan Keluarga. Global Eksekutif Teknologi.