Anda di halaman 1dari 13

“POLA KOMUNIKASI ORANG TUA YANG

ANAKNYA TINGGAL TERPISAH”

Gomes Timotius – 915220128


Rizky Aqsal – 915220129
Brandon Setiawan – 915220181
M. Fabiyan Zidante – 915220183
Tessa Pita Gracya – 915220186
Graciella Patrice Utomo - 915220189

1
BAB I

Latar Belakang
Kita sebagai makhluk sosial yang sangat memerlukan komunikasi. Tidak ada manusia yang
tidak melakukan komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
untuk bersosialisasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang mengandung
arti dari seseorang komunikator kepada komunikan.

Di dalam kehidupan sehari-hari pasti melakukan komunikasi antara teman dan keluarga.
Komunikasi dengan teman dan orang tua pasti berbeda. Setiap orang tua dan anak harus terus
berkomunikasi untuk pendekatan antara satu sama lain, bahkan harus setiap harinya. Bila
tidak ada komunikasi antara orang tua dan anak makan hubungan yang terjalin pasti kurang
baik antara satu sama lain.

Keluarga merupakan tempat awal kita belajar komunikasi/berbicara, tempat belajar dan
mengekspresikan dirinya sebagai pribadi sosial. Komunikasi sangat penting bagi keluarga,
yang berawal dari bagaimana pengiriman pesan dan bagaimana respon yang diperoleh.
Umpan balik ini penting karena mengukur efektivitas komunikasi yang dilakukan. Hubungan
jarak jauh antara orang tua dan anak harus memiliki komunikasi yang efektif agar hubungan
terus berjalan dengan baik. Dalam sebuah keluarga, komunikasi merupakan suatu hal yang
perlu dibina agar anggota keluarga dapat merasakan adanya keterkaitan dan kebutuhan yang
mendalam satu sama lain.

Kita tidak dapat memahami sesuatu tanpa adanya suatu proses komunikasi. Kita
berkomunikasi dimana saja, baik di rumah, disekolah, di kampus, di rumah sakit dan
lain-lain. Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu sama
lain. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak ahli yang
menganggap komunikasi kebutuhan manusia yang sangat mendasar dalam kehidupan
bermasyarakat.

2
Pada anak dan orang tua yang tinggal berjauhan, anak dan orang tua tidak dapat
berkomunikasi secara langsung karena adanya jarak yang memisahkan. Karena itulah perlu
adanya penggunaan media untuk menunjang komunikasi antara anak dan orang tua yang
tinggal terpisah. Media-media yang dapat digunakan digunakan antara lain seperti telepon,
tentang massage, Instagram, whatsapp dan lain-lain. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan
dengan menggunakan media dan tanpa bertatap muka disebut komunikasi antarpribadi dalam
bermedia. Bahkan dengan semakin berkembangnya teknologi, anak dan orang tua yang
tinggal jarak jauh dapat melakukan komunikasi antarpribadi bermedia yang hampir mirip
dengan komunikasi tatap muka.

Rumusan Masalah
Dalam hubungan orang tua dan anak, komunikasi yang terjalin tergolong komunikasi
antarpribadi. Tidak adanya komunikasi langsung dengan anak karena tempat tinggal yang
berjauhan atau terpisah dapat menimbulkan kerenggangan hubungan dan tidak jarang juga
menimbulkan konflik antara keduanya. Dari hal ini, dapat dirumuskan pokok permasalahan
sebagai berikut:
1) Bagaimanakah pola komunikasi yang efektif antara orang tua dan anaknya yang
tinggal terpisah?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai mengetahui bagaimana proses komunikasi antarpribadi
bermedia antara hubungan anak dan orang tua yang sedang tinggal berjauhan karena anak
nya yang sedang merantau untuk menempuh pendidikan dalam menghadapi konflik ini. Cara
mengatasi konflik yang terjadi sekarang menggunakan media sosial modern seperti whatsapp,
instagram dan media sosial lain nya dengan begitu komunikasi antara anak dan orang tua
dapat tetap berjalan dengan baik.

media sosial ini juga dapat mempermudah orang tua atau anak untuk berkomunikasi karena
dapat menggunakan nya kapanpun dan dimanapun. Jadi kita akan meneliti bagaimana cara
komunikasi ini berjalan dan bagaimana proses yang akan lakukan oleh antara orang tua dan
anak untuk mengatasi konflik tersebut.

3
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis penelitian akan bermanfaat untuk pengembangan ilmu komunikasi,
khususnya komunikasi antarpribadi.
2. Secara praktis penelitian diharapkan memberikan kontribusi dan solusi kepada orang
tua dan anak dalam hal kesenjangan komunikasi antarpribadi, khususnya untuk
jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Tarumanagara.
3. Penelitian ini juga dapat memberikan panduan praktis bagi pengajar dan siswa dalam
lingkungan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
interpersonal.
4. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan untuk pengembangan program
pelatihan komunikasi interpersonal yang lebih efektif bagi berbagai kelompok
masyarakat, termasuk organisasi non-profit dan bisnis.

4
BAB II

Teori Tertulis
Keluarga adalah lingkungan sosial pertama pertama yang mengenalkan kasih sayang, moral
agama, sosial sosial, budaya, dan sebagainya kepada anak (KPPPA,2016). Keluarga
dipandang sebagai kelompok primer yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki
memiliki jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan darah, hubungan
perkawinan, dan adopsi (Puspitawati, 2012). Keluarga juga dinilai sebagai sebuah kesatuan
interaksi dan komunikasi yang dapat dilihat dari keterlibatan semua orang dalam memainkan
perannya, baik sebagai baik sebagai suami istri, orang tua dan anak, maupun anak dan
maupun anak dan saudara-saudaranya. Karenanya, proses interaksi dan komunikasi,keluarga
diharapkan dapat memainkan peran penting penting dalam mempertahankan budaya bersama,
sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 1 Tahun 1974 (Wiratri, 2018).

Metia (2017) mendefinisikan keharmonisan keluarga sebagai bentuk keharmonisan antara


setiap anggota keluarga yang ditunjukkan dengan terciptanya iklim saling menghargai, saling
menerima, saling memahami, dan saling mengasihi, sehingga setiap anggota keluarga dapat
merasakan kesejahteraan lahir dan batin. Keharmonisan keluarga ditunjukkan dengan
aspek-aspek yang dikemukakan Gunarsa (2004) yaitu, adanya kasih sayang, saling
pengertian, dan komunikasi yang terjalin antar anggota keluarga, serta kerjasama yang baik
antar anggota keluarga. Sari dan Puspitawati (2017) menambahkan bahwa keharmonisan
keluarga dapat tercipta jika fungsi-fungsi dalam keluarga dapat berjalan dengan baik dan
terdapat keseimbangan dalam sistem keluarga.

Koerner dan Fitzpatrick (2004) mengklasifikasikan keluarga berdasarkan tiga sudut pandang,
yaitu definisi struktural, fungsional (psikososial), dan transaksional.
● Definisi struktural
Keluarga didefinisikan berdasarkan ada atau tidaknya anggota keluarga, seperti orang
tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi ini berfokus pada siapa saja yang menjadi
bagian dari keluarga. Dari sudut pandang ini, dapat memunculkan pengertian keluarga
sebagai asal anggota keluarga asal, keluarga sebagai sarana untuk melahirkan anak
(keluarga keturunan), dan keluarga untuk berkomunikasi.

5
● Fungsi psikososial (sosial)
Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada pemenuhan psikososial tugas dan fungsi
psikososial. Fungsi-fungsi ini termasuk pengasuhan, penjangkauan kepada anak-anak,
dukungan emosional dan material, dan pemenuhan peran tertentu. Aspeknya ini berfokus
pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.

● Fungsi transaksional.
Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku
yang menimbulkan rasa identitas sebagai sebagai sebuah keluarga (identitas keluarga), dalam
bentuk ikatan emosional, pengalaman historis, dan sejarah, pengalaman, dan tujuan masa
depan. Definisi ini Definisi ini berfokus pada bagaimana keluarga menjalankan fungsinya.

Dari sisi psikologis, keluarga dipengaruhi oleh interaksi antar anggota keluarga dan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri di tengah perubahan yang pada akhirnya
mempengaruhi eksistensi dan fungsi keluarga. Interaksi antar anggota keluarga seringkali
menemui hambatan jika tidak ada pemahaman tentang karakteristik perkembangan pada
anggota keluarga (Setiono, 2011).

Setiap keluarga membutuhkan komunikasi untuk menegosiasikan tujuan, menanamkan nilai,


menjaga persatuan, dan keseimbangan dalam keluarga. Untuk menemukan tujuan, anggota
keluarga memberikan masukan, sementara orang tua memperkenalkan aturan dan rutinitas
(Wilson et al., 1995). Socha (2009) mengemukakan ada dua pendekatan untuk memahami
komunikasi keluarga. Pertama, komunikasi keluarga berperan dalam meningkatkan input
keluarga yang positif (misalnya meningkatkan kasih sayang, kreativitas, harapan, dan
kebahagiaan). Kedua, komunikasi keluarga menciptakan kondisi yang memfasilitasi
pengembangan potensi keluarga, atau menggunakan komunikasi untuk menciptakan kondisi
yang optimal optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan SDM.

Komunikasi keluarga juga diarahkan untuk memberikan motivasi dan dukungan kepada anak.
Dalam hal ini, orang tua menciptakan rumah sebagai "lingkungan belajar", yang mengajarkan
nilai-nilai kebaikan, moral, dan etika. Orang tua dituntut untuk bersikap seperti guru. Artinya,
orang tua mengetahui masalah dan tugas anak di sekolah, serta dapat mengevaluasi
perkembangan anak. (Rahmawati & Gazali, 2018)

6
Di sisi lain, komunikasi keluarga juga dikembangkan untuk mendidik anggota keluarga
menjadi manusia yang berkarakter. Menurut Megawangi (2007), karakter yang baik ditandai
dengan sikap jujur, hormat dan santun, memiliki empati, toleransi, dan mau mendengarkan
orang lain. Penelitian Rahmah (2018) menunjukkan bahwa pola komunikasi yang baik sangat
dibutuhkan untuk membentuk kepribadian anak. Oleh karena itu, pendekatan dialogis yang
dikaitkan dengan paradigma partisipatoris menjadi pilihan yang tepat untuk menciptakan
lingkungan (keluarga) yang konstruktif (keluarga) yang konstruktif (Mefalopulos, 2008).

Pola komunikasi keluarga berakar pada terciptanya hubungan antar keluarga, yang di
dalamnya terdapat sejumlah proses seperti pembicaraan keluarga, ritual keluarga, dukungan
orang tua kepada anak, dan pemahaman antar anggota keluarga. Seseorang dapat belajar
bagaimana cara mencintai, memberikan kenyamanan, cara mendukung, bahkan perselisihan
melalui hubungan keluarga. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap keluarga untuk
menegosiasikan tujuan, menanamkan nilai-nilai, dan menjaga persatuan dan keseimbangan
dalam keluarga. Untuk menemukan tujuan bersama, anggota keluarga memberikan masukan
dan memantau hasilnya. Orang tua memperkenalkan prosedur, aturan, dan rutinitas untuk
mencapai tujuan keluarga (Wilson et al., 1995). Penjelasan ini memperkuat definisi
komunikasi yang dikemukakan oleh West dan Turner (2011), yaitu proses sosial di mana
individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna
dalam lingkungan mereka. menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.

Setiap anggota keluarga perlu menguasai cara berkomunikasi yang benar, agar terhindar dari
miskomunikasi atau kesalahan komunikasi. Kesalahan komunikasi pada anggota keluarga
dapat terjadi apabila penyampaian pesan tidak disampaikan dengan jelas, cara penyampaian
yang kurang tepat, kurang mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan
sesuatu, dan kurang memperhatikan kondisi lawan bicara. Sebaliknya, penerima pesan juga
dapat menyebabkan kesalahan komunikasi. Hal ini terjadi apabila penerima pesan tidak
terbuka terhadap gagasan orang lain, sudah memiliki pandangan tertentu, dan tidak
mempertimbangkan kondisi atau situasi pemberi pesan (Setiono, 2011). pemberi pesan
(Setiono, 2011).

Dalam mewujudkan keluarga yang harmonis bukan berarti bebas dari konflik. Membangun
keluarga yang harmonis ditandai dengan sikap dan cara yang konstruktif dalam penyelesaian
konflik. Keseragaman sistem dan keberlangsungan komunikasi akan memberikan rasa aman

7
dan keteraturan dalam keluarga, sehingga tercipta keluarga yang harmonis (Nancy, 2013).
Penting untuk diingat bahwa komunikasi melibatkan rasa mendengarkan, ketersediaan untuk
memahami, saling menghormati, dan emosi. Berdasarkan Runcan et al. (2012) mengenai
komunikasi orang tua dan anak menunjukkan bahwa komunikasi sangat penting dalam
interaksi orang tua dan anak, terutama jika orang tua ingin mewariskan nilai-nilai penting
dalam hidup kepada anak di masa kini dan terutama di masa depan. anak-anak mereka di
masa sekarang dan terutama di masa yang akan datang. masa depan.

Konsep Permasalahan
Pengaruh daripada efektivitas dari komunikasi antar anggota keluarga di dalam suatu
keluarga dengan situasi keluarga yang anaknya tinggal terpisah dari orangtuanya. Pola
komunikasi yang digunakkan juga harus dianalisis sebagaimana pola nya efektif untuk
menjamin komunikasi yang terus berlangsung dan berbobot di dalam keluarga.

Penelitian Sebelumnya
Menurut penelitian terdahulu dari Nurlita (2014), pola komunikasi keluarga mempengaruhi
perkembangan mental dan pola pikir anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keluarga akan berfungsi secara optimal jika pola komunikasi yang terbuka, saling menerima,
mendukung, rasa aman, nyaman, dan kehidupan spiritual tetap terjaga. Beberapa ahli
mengemukakan berbagai sudut pandang tentang pendidikan keluarga.

Menurut penelitian terdahulu dari Mansur (2009), pendidikan keluarga merupakan proses
pemberian nilai positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai pendidikan
selanjutnya. Sementara itu, Abdullah (2003) berpendapat bahwa pendidikan keluarga adalah
segala upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam hal pembiasaan dan improvisasi untuk
membantu perkembangan pribadi anak. Jadi pendidikan keluarga adalah pendidikan yang
dilakukan oleh keluarga untuk memberikan nilai-nilai positif sebagai dasar bagi pendidikan
anak selanjutnya, pendidikan keluarga berupa pembiasaan dan improvisasi untuk membantu
perkembangan pribadi anak.

Menurut penelitian terdahulu oleh Yasin (2008), proses pendidikan orang tua dalam keluarga
memiliki beberapa kegiatan pendidikan, antara lain pendidikan fisik atau jasmani anak,
pendidikan akademik anak, pendidikan agama, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan
pendidikan emosional anak. Orang tua dalam berinteraksi dengan anak harus menampilkan

8
pola perilaku yang positif karena pola perilaku orang tua akan mempengaruhi stimulus bagi
anak itu sendiri. Salah satu proses pendidikan orang tua terhadap anak adalah pendidikan
emosi karena emosi akan menentukan kepribadian anak di masa yang akan datang.

Kerangka Pemikiran

Fig. 1: Kerangka Pemikiran Pola Komunikasi Orang tua dan Anak

9
BAB III

Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data, dan metode
berbasis dokumen dan internet digunakan untuk melakukan penelitian (metode berbasis
dokumen) (Bakry, U. S. 2017). Baik bahan primer maupun sekunder tidak diragukan lagi. Di
mana pengumpulan data berbasis dokumen dilakukan melalui studi kepustakaan pada
berbagai buku di internet. Teknik berbasis internet dapat dikembangkan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan topik penelitian. Strategi ini
dilakukan dengan mencari informasi secara online, seperti di koran online, jurnal, dan
publikasi, serta laporan penelitian terdahulu. Beberapa kata kunci, termasuk pola komunikasi,
komunikasi orang tua, komunikasi anak, komunikasi orang tua dan anak, komunikasi jarak
jauh antara orang tua dan anak. Data dari buku, jurnal, dokumen, artikel, surat kabar online,
dan laporan penelitian dari penelitian sebelumnya diperiksa sebagai bagian dari proses
analisis data di awal.

Analisis data kualitatif adalah metode yang digunakan. Untuk mengetahui bagaimana sistem
peer-to-peer lending diimplementasikan, data dikumpulkan berdasarkan fakta-fakta yang
diketahui dan kemudian dibandingkan satu sama lain. Pendekatan analisis kualitatif ini juga
berusaha memberikan justifikasi metodis dan faktual atas temuan-temuan yang telah
diinvestigasi melalui studi literatur, observasi metode, analisis arus kas, analisis pengeluaran
operasional, dan penyimpanan data perusahaan peer-to-peer lending ini.

Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pada
implementasi penelitian kualitatif, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur metode studi pustaka. Data yang dikumpulkan dengan metode ini bersumber dari
jurnal, buku, dan sumber-sumber lainnya. Basis data dalam dalam penelitian ini adalah
semakin baru sumbernya, semakin banyak referensi, dan kutipan terbaru serta database yang
efektif sesuai dengan pedoman dalam penelitian. menjadi pedoman dalam penelitian.

Studi literatur adalah penelitian yang yang dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber
melalui buku-buku dan dan makalah yang berhubungan dengan tujuan dan permasalahan

10
penelitian. Pendekatan studi literatur dapat memberikan pengetahuan tentang tentang model
komunikasi orang tua dan anak dalam proses pembentukan sosial emosional anak usia dini.
Penelitian ini ini mengkaji lebih dari 15 jurnal yang berkaitan dengan komunikasi orang
tua-anak dan perkembangan sosial emosional anak. sosial-emosional anak. Data-data yang
diperoleh dikompilasi, dianalisis, dan disimpulkan untuk mendapatkan kesimpulan mengenai
studi literatur.

Selain daripada pengkajian teori berdasarkan jurnal - jurnal terakreditasi, penelitian ini akan
menggunakan kuesioner dengan tipe pertanyaan open ended. Tipe pertanyaan ini
memungkinkan responden untuk menjawab pertanyaan melalui ketikan berdasarkan
gabungan kata per kata dalam kalimat penyusunan yang digunakkan untuk menjabarkan
jawabannya tersebut. Peneliti lalu akan menganalisis jawaban - jawaban berupa kalimat
(open-ended) yang dituliskan responden. Analisis harus dikaitkan dengan faktor, pengaruh,
serta relasi daripada jawaban yang telah dianalisis itu terhadap teori - teori yang telah dikaji
lebih dalam sebelumnya untuk mendapatkan jawaban akan hipotesis awal penelitian.

Teknik pengumpulan data


Data yang telah dikumpulkan merupakan data sekunder, yang artinya dalam penulisan ini.
Penulis tidak melakukan pengamatan (penelitian) secara langsung melainkan mengacu pada
sumber-sumber yang telah ada, yang diolah melalui penelitian kepustakaan. Studi Pustaka,
yaitu pengumpulan data yang dihasilkan dari berbagai media (berupa buku, jurnal, karya
ilmiah, majalah, tesis, dokumen, dan pendapat para ahli) yang relevan dan berkaitan dengan
topik penelitian. Merencanakan tinjauan pustaka untuk membangun metode yang dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan analisis hasil penelitian ini. Catatan untuk identifikasi
akan dicari dari database Scopus dengan istilah pencarian sebagai berikut.

Survei kuesioner yang menggunakan open ended questions akan disusun dalam beberapa
bagian dan dibagi menjadi 4 bagian. Setiap bagian menggunakan pertanyaan pilihan ganda
untuk bagian pertama, dan skala likert untuk tiga bagian terakhir. Pengumpulan data akan
diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada audiens yang memiliki kriteria.
Kriteria khalayak yang dimaksud adalah sosok anak, sosok orang tua, dan pihak-pihak yang
masih memiliki hubungan keluarga dalam hal ini hubungan jarak jauh antara orang tua dan
anak yang bergantung pada komunikasi mereka.

11
Bagian 1: Pada bagian ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah mengenai Demografi
Peserta. Hal ini mencakup jenis kelamin, usia, dan etnis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
berbentuk pilihan ganda. Responden dapat mencentang kotak yang tersedia yang paling
sesuai dengan mereka atau mereka dapat mengisi jawaban di tempat yang tersedia.

Bagian 2: Bagian kedua dari kuesioner ini berfokus pada pola komunikasi perihal frekuensi
komunikasinya dalam perspektif sisi anak-anak dari hubungan jarak jauh antara orang tua dan
anak. Hal ini mencakup pertanyaan tentang pengalamannya dalam berkomunikasi jarak jauh
dengan orang tuanya, serta seberapa sering, dan baik komunikasi tersebut berjalan dari waktu
ke waktu.

Bagian 3: Pada bagian ini, pertanyaan yang diajukan adalah mengenai faktor yang
mempengaruhi pola komunikasi yang kurang baik dalam komunikasi jarak jauh antara anak
dan orang tua. Bagian ini akan berisi beberapa pertanyaan mengenai kesadaran terhadap
tantangan dalam berkomunikasi dengan orang tua dalam kehidupan komunikasi jarak jauh.

Bagian 4: Untuk bagian keempat, tentang pola komunikasi antara anak dan orang tua.
Kuesioner ini digunakan untuk menguji tingkat kesadaran anak mengenai konsep-konsep
berbakti kepada orang tua di antara anak-anak yang menjalani hubungan jarak jauh,
spesifiknya melalui pola komunikasi.

Teknik analisis data


Teknik analisis data yang dapat diberlakukan di dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Analisis nya difokuskan untuk menjabarkan penemuan penelitian yang
berdasarkan sisi kualitatif. Analisis deskriptif sendiri adalah jenis penelitian data yang
membantu dalam menggambarkan, mendemonstrasikan, atau meringkas poin-poin data
sehingga pola-pola tersebut dapat berkembang yang memenuhi semua kondisi data. Ini
adalah teknik mengidentifikasi pola dan hubungan dengan memanfaatkan data terkini dan
historis.

Keabsahan data
Hal ini melibatkan pendefinisian persyaratan data, seperti jenis, format, rentang, dan
relevansi data, dan menerapkan aturan atau kriteria untuk memeriksa apakah data sesuai
dengan persyaratan tersebut.

12
Terdapat kriteria ekslusi dan inklusi yang dapat dimasukkan dalam proses validasi dari
keabsahan data untuk data dalam sisi kualitatif. Hal ini dibutuhkan untuk membantu peneliti
memudahkan tujuannya dalam menjalankan proses penelitian yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kesimpulan ilmiah yang tepat mengenai rumusan masalah yang ditentukan
perihal pola komunikasi orang tua dan anak yang tinggal jauh dari orang tuanya.

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

- Batasan untuk Artikel Ulasan, Artikel Penelitian - Penelitian yang berupa tugas akhir
- Jurnal publikasi tahun 2023 ≥ 2000 - Memiliki pembahasan terkait agama
- Bahasa Inggris & Indonesia
- Terkait pola komunikasi
- Terkait orang tua dan anak
- Terkait filial piety / berbakti pada orang tua

Etika penelitian
Dalam proses pengerjaan penelitian mengenai pola komunikasi orang tua dengan anak yang
tinggal jauh, dalam konsep tidak satu atap, etika penelitian yang direalisasikan mencakup:
1) Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah
2) Peneliti mengolah sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab
3) Peneliti mengelola penelitiannya secara jujur dan adil
4) Peneliti menghormati segala bentuk objek dalam penelitian
5) Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik dan saran

13

Anda mungkin juga menyukai