BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah sebuah alat dalam bertukar informasi yang didalamnya dapat
berupa tingkah laku, pemahaman, dan memberi makna di setiap segala sesuatu yang terjadi
di sekitar kita. Dan komunikasi ini adalah sebuah bentuk dari interaksi, interaksi yang
berarti sebuah bentuk hubungan sosial dari individu dengan individu, individu dengan
kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok yang lain. Interaksi ini dapat berjalan
secara bersamaan setiap individunya. (Gun R. Semin & Kenneth J. Gergen, 1990. Hal 11)
Sedangkan etika adalah sebuah hal yang mempelajari akan baik dan buruk dalam
sebuah kelompok atau masyarakat. Bisa disebut dengan kesusilaan dalammasyarakat, yang
didalamnya mendalami , memikirkan dan mengenal apa itu tidak bercela dan apa itu yang
menimbulkan aib. Sehingga etika bisa membuat kesepakatan dalam masyarakat secara
normatif. Dengan demikian komunikasi dan etika sangat berkaitan dalam interaksi yang
ada di masyarakat, artinya di masyarakat dalam berinteraksi mempunyai sebuah
kesepakatan-kesepakatan berkomunikasi yang nantinya akan ada sisi baik dan sisi buruk
dalam berkomunikasi. (katailmu.com, 2011 pengertian-etika hal 03)
Komunikasi dalam masyarakat mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan
penulis beranggapan bahwa banyak kesepakatan kesepakatan yang sangat banyak untuk
diteliti, maka dari itu penulis memperkecil ruang lingkup penelitian dengan tujuan dapat
mengarahkan topik pembahasan yang aplikatif namun luas. Ruang lingkup yang dipilih
oleh penulis yaitu dalam kelompok kecil yaitu keluarga. Topik tersebut dipilih, karena
menurut penelitian Po Bronson dan Ashley Merryman dalam buku nya Nurture Shock:
New Thinking About Children, orang tua paling menginginkan kejujuran dapat pada
karakter anak. Sedangkan anak anak mulai berbohong di usia 3-4 tahun, didalam buku
Nurture Shock: New Thinking About Children juga menyebutkan anak usia 4 tahun
berbohong setiap 2 jam, dan anak usia 6 tahun berbohong setiap 1 jam. Dan di sisi lain
banyak orang tua yang bereaksi berlebihan, 99% sikap orang tua mengambil sikap marah,
membentak, dan memberi hukuman ketika menyadari anak berbohong. Orang tua bisanya
terfokus pada kesalahan anak, bukan kebohongannya. Bisa disimpulkan bahwa
penanganan orangtua menghadapi anak yang berbohong/tidak jujur dalam keluarga
seperti ini kurang benar.
Permasalahan berkomunikasi dalam keluarga sangatlah banyak, sehingga penulis
menemukan masalah yang sudah di teliti mengenai kejujuran, yang mana kejujuran sebagai
dasar permasalahan komunikasi individu dengan individu, maupun individu dengan
kelompok nantinya yang berujung kepercayaan. Dan ketidak jujuran sebagai bentuk
komunikasi yang salah. ini dapat dikait kan dengan bagaimana peran orang tua dalam
menindak lanjuti anak remaja nya dalam berkomunikasi tidak jujur. (mitchell, 1986)
Pengerucutan dasar permasalahan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari hari,
karena pendidikan pengenalan berkomunikasi yang baik akan kejujuran dapat di mulai dari
keluarga, awal pendidikan kepada anak notabene usia remaja yang masih mencari jati diri
dalam penentuan sosok sehingga nantinya menjadi penentu tombak dalam merajut masa
depan individunya maupun kelompok dan meminimalisir adanya tindak penyimpangan
perilaku. Seperti menurut penelitian Eka Pratiwi, dkk yang membahas Intensitas
Komunikasi Orang Tua Dan Agrsivitas Remaja tahun 2015 menyebutkan juga peran orang
tua dalam keluarga bisa menjadi antisipasi anak remajanya melakukan perilaku yang
menympang dimulai dari komunikasi yang jujur, perhatian yang porposional dan
memahami anak di usia remaja sadang dalam fase pencarian jatidiri.
Maka dari itu penelitian ini akan ditujukan untuk orang tua di sebuah keluarga akan
pentingnya pendidikan kejujuran dalam keluarga yang akan di aplikasikan saat dewasa
nanti. Dan penulis berharap pengenalan kejujuran dalam keluarga dapat memperkuat etika
komunikasi dalam masyarakat dimulai dari keluarga, dalam hal kejujuran, akan terus di
lestarikan dan menjadi dasar pengenalan komunikasi yang baik.