DISUSUN OLEH :
Latar Belakang
Dalam hal tingkatan analisis yang dikemukakan oleh Miller & Steinberg, 1975. Salah
satunya tingkat sosiologis yaitu analisa yang dilakukan berdasarkan prediksi
komunikator tentang reaksi penerima atau receiver terhadap pesan-pesan yang
disampaikan dengan didasarkan pada keanggotaan penerima di dalam kelompok
sosial tertentu.
Konflik berasal dari kata Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Contoh dalam kegiatan nyata sehari-hari : Sewaktu SMA saya sekolah di Islamic
Boarding School KHAS Kempek Cirebon. Saat ini saya masih sering bertemu dengan
teman-teman alumni SMA KHAS yang berada di sekitar Jabodetabek dan organisasi
ini bernama ISTIJAB. Komunikasi dalam organisasi ini terbilang cukup baik, karena
kami sering bertemu satu sama lain meskipun hanya untuk sekadar bertukar informasi
mengenai hal apapun, tidak jarang juga kami mengadakan acara perkumpulan seperti
acara sosial, maulid nabi dan masih banyak lagi. Meskipun jauh, namun hubungan
kami tetap terjalin dengan baik sehingga komunikasi tetap terjaga baik itu secara
virtual via group whatsapp atau pertemuan secara langsung. Walau demikian, dalam
organisasi pasti ada konflik seperti perbedaan pendapat, latar belakang dan
kepentingan.
Gaya atau nada bicara dari setiap anggota pastinya memiliki perbedaan. Ada
sebagian orang yang berbicara dengan nada keras, tetapi mereka tidak bermaksud
untuk marah. Sehingga sering menimbulkan kesalahpahaman disebabkan oleh cara
berkomunikasi mereka yang biasa menggunakan volume cukup keras, karena kondisi
di rumahnya membuat orang itu harus memanggil orang lain dan mengeluarkan suara
yang cukup keras. Kebiasaan tersebut terbawa ke dalam lingkungan organisasi.
Namun setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan cara penyelesaian konflik pun
tentunya sangat beragam. Meski begitu, saya senang berada di lingkungan teman-
teman Istijab karena mereka sangat aktif dalam berkegiatan positif, informatif dan juga
memiliki loyalitas yang tinggi. Selain itu kami juga sudah seperti keluarga, saling
perduli satu sama lain. Saya sangat berharap organisasi ini tetap terus terjalin dengan
baik sampai seterusnya, karena saya merasa senang berkembang, belajar dan
berproses bersama dengan teman-teman di Istijab.
William Lederer, 1984. Dalam setiap hubungan, selalu ada biaya (keuangan,
ketegangan pekerjaan dll). Imbangilah dengan mempertukarkan manfaat atau
kesenangan, khususnya ”perilaku yang saling mengasihi”. Perilaku manis dalam
dukungan-dukungan kecil bermuatan spesifik dan positif, fokus pada masa kini dan
mendatang, tidak dikaitkan dengan pertengkaran di masa lalu, dapat dilakukan setiap
hari sehingga mudah dilakukan.
Manajemen konflik yang efektif langsung dan spesifik, pusatkan konflik pada perilaku
yang Anda tidak setujui, dan terlihat dilakukan oleh orang tersebut. Jangan merasa
bisa membaca pikiran orang lain, merasa bisa menduga-menduga motif. Langsung
tanyakan saja kepada yang bersangkutan. Gunakan humor untuk meredakan
ketegangan bukan untuk mengejek, sarkastis atau menyindir, melainkan tetap saling
menghormati, dan menghargai satu sama lain. Gunakan humor secara positif, ice
breaking. Humor jangan digunakan sebagai strategi untuk memenangkan perang atau
menjatuhkan pihak lain.
Dalam ilmu komunikasi, ada yang disebut dengan frame of reference dan field of
experience. Apabila frame of reference mengacu pada pengetahuan yang dimiliki
seseorang, maka field of experience adalah pengalaman yang pernah dilaluinya.
Kedua hal ini membentuk latar belakang kehidupan seseorang, yang tentu berbeda-
beda pada tiap orang.
Kalau kita tidak mengetahui alasan atau karakternya, maka akan terjadi konflik. Kita
harus menciptakan rasa saling menghargai dan memahami karakter rekan di dalam
organisasi. Perbedaan inilah yang kerap menimbulkan konflik karena kita tidak
memahami betul latar belakang personal orang lain, termasuk di lingkungan
organisasi. Karenanya, luangkan waktu untuk sering berkumpul dengan teman,
ciptakan obrolan santai untuk mengetahui lebih jauh tentang latar belakang masing-
masing orang sehingga kita tahu harus bertingkah laku seperti apa.
BAB III
Ketika kita mempelajari komunikasi antar persona disitulah kita memahami bahwa
manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kebutuhan
untuk menjalin hubungan inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya komponen-
komponen komunikasi yang beraneka ragam. Komunikasi interpersonal adalah jenis
komunikasi yang paling sering dilakukan oleh setiap manusia. Sesuai dengan
namanya, metode komunikasi ini berkaitan dengan interaksi langsung antara dua
orang secara langsung, dan komunikasi dalam kelompok yang melibatkan tiga orang
atau lebih.
Agar tetap terjalinnya komunikasi antar pribadi yang baik, kita harus mengenal
karakter diri sendiri maupun orang lain yang diajak berkomunikasi, dengan begitu kita
semakin memahami bagaimana situasi dan kondisi di lingkungan sekitar. Selain itu
dapat menjadi pemelihara hubungan yang baik antar sesama manusia. Mampu
mengubah perilaku hingga sikap seseorang, mengingat ada yang namanya rantai
pikiran, perasaan, dan perilaku yang dimiliki setiap orang. Kita bisa menyimpulkan
bahwa dalam kedua individu ini bertukar perasaan, pandangan, serta sikap tentang
sebuah masalah apa pun, hal itu pun dikatakan sebagai komunikasi antarpribadi.
Kalau bicara contoh komponen interpersonal yang paling mudah adalah ketika kita
berbincang dengan sahabat, orang tua, atau saudara. Tak heran kalau dalam
berbagai perspektif kemanusiaan, komunikasi interpersonal memiliki komponen
seperti :
Keterbukaan
Komunikasi interpersonal melibatkan dua orang atau lebih, sehingga sangat efektif
untuk membuka sifat saling terbuka. Dalam keterbukaan ini, pihak-pihak yang
berkomunikasi bisa memberikan informasi dan pendapatnya secara bertanggung
jawab. Karena bagaimanapun, dengan sifat yang terbuka, maka komunikasi bisa
berjalan.
Empati
Komponen lain yang penting dalam komunikasi interpersonal adalah rasa saling
mendukung. Karena bagaimanapun, keinginan untuk menentang sebuah informasi
berawal dari kecemasan, ketakutan, dan hal-hal negatif lainnya. Namun ketika sudah
mempunyai sikap saling mendukung, komunikasi jelas akan terjalin makin positif.