Anda di halaman 1dari 8

Materi 6.

4
INTERAKSI SOSIAL

A. Pengertian Interaksi Sosial


Manusia merupakan makhluk sosialyang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Oleh karena itu manusia tak pernah lepas dari berinteraksi dengan orang lain,
tidak hanya pembicaraan hal yang penting namun pembicaraan ringan terkadang menjadi
hal yang sangat penting untuk menambah informasi.
Contohnya, jika kita sedang memiliki permasalahan dan kesulitan untuk mengatasinya,
pasti kita akan bercerita ke orang tua, saudara, teman, atau siapapun yang dapat dipercaya
untuk mencurahkan isi hati dan perasaan lega sekaligus untuk mendapatkan saran untuk
menghadapi masalah tersebut. Jadi apa itu interaksi sosial?
Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua
orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung. Sosial yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama
seperti halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan
membutuhkan orang lain. Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan,
diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Interaksi Sosial menurut ahli, diantaranya:
1. Gilin
Interaksi sosial dijelaskan oleh Gillin sebagai hubungan sosial yang dinamis antara
individu dengan individu lain atau dengan kelompok atau hubungan antar kelompok.
Hubungan ini tercipta karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain.
2. Bonner
Interaksi sosial menurut Bonner adalah hubungan antara dua orang atau lebih yang
aksinya dari individu dapat mempengaruhi / mengubah kehidupan individu lain.
3. Walgito
Walgito berpendapat bahwa adanya hubungan timbal balik dalam interaksi sosial
dapat memberikan pengaruh terhadap individu atau kelompok lain. Interaksi sosial
juga berpengaruh terhadap kelompok dengan kelompok lain yang saling berhubungan.
4. Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa interaksi sosial adalah proses sosial yang
berkaitan dengan cara berhubungan antara individu dan kelompok untuk membangun
sistem dalam hubungan sosial.
5. Murdiyatmo dan Handayani
Murdiyatmo dan Handayani menjelaskan pengertian interaksi sosial sebagai
hubungan yang dibangun seseorang dengan orang lain yang dalam proses kehidupan
tersebut terbangun struktur sosial. Pada struktur sosial tersebut juga terbangun
hubungan yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
B. Ciri-ciri Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis ciri-ciri interaksi sosial , yaitu:
1. Jumlah pelaku dua orang atau lebih
2. Adanya komunikasi diantara para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
3. Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang
diperkirakan oleh para pengamat.
4. Terdapat dimensi waktu, meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan.

C. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


1. Kontak Sosial
Kontak sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak yang saling
bereaksi dan menjadi awal terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial dapat terjadi
melalui kontak fisik atau kontak secara langsung dan kontak tidak langsung.
Contoh kontak sosial secara langsung adalah dua orang yang saling menyapa atau
saling tersenyum. Sementara itu, contoh kontak sosial tidak langsung adalah dua pihak
yang berinteraksi melalui perantara, seperti surat, telepon, atau media sosial.

Gambar 1. Ronaldo berjabat tangan dengan Messi


2. Komunikasi Sosial
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan berupa ide atau
gagasan dari satu pihak ke pihak lain sebagai upaya saling mempengaruhi. Dalam
proses komunikasi, pesan harus disampaikan menggunakan bahasa atau simbol yang
saling dimengerti oleh kedua pihak. Agar dapat berlangsung dengan baik, komunikasi
memerlukan beberapa komponen, seperti:
a. Pengirim atau komunikator sebagai pihak yang mengirim pesan kepada pihak
lain,
b. Penerima atau komunikan sebagai pihak yang menerima pesan dari pengirim,
c. Pesan, merupakan ide atau gagasan yang ingin disampaikan,
d. Umpan balik (feedback), merupakan tanggapan dari penerima pesan terhadap
pesan yang disampaikan,
e. Media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Media ini dapat
berupa tulisan, lisan, gambar, atau film.
D. Jenis-jenis Interaksi Sosial
1. Interaksi Antara Individu dengan Individu
Interaksi sosial individu merupakan pertemuan antara seseorang dengan
individu lain yang bertujuan untuk memberikan aksi atau respon untuk menjadi teman
dan mengarah ke arah bekerja sama jika reaksinya positif, namun jika reaksinya
negatif kemungkinan akan muncul konflik atau pertentangan.
Contoh:
● Ketika bertemu saling menyapa, bertanya dan menginformasikan tentang apa yang
dibutuhkan.
● Seorang kakak mengajak bermain main sepeda bersama adik
● Guru mengajari les bahasa pada seorang murid.

Gambar 2. seorang pasien berkonsultasi dengan dokter


2. Interaksi Antara Individu dengan Kelompok
Interaksi sosial individu dengan kelompok pada salah satu bahkan lebih
kelompok yang besar biasanya terdiri lebih dari 3 orang yang dimana memberikan
informasi entah itu promosi, informasi, bahkan seminar.
Contoh:
● Guru menjelaskan materi di depan kelas
● Menjadi seorang narasumber dalam kegiatan seminar
● Kepala sekolah sedang berbicara pada murid-murid sewaktu upacara

Gambar 3. Guru menjelaskan di depan kelas


3. Interaksi Antara Kelompok dan Kelompok
Interaksi kelompok dengan kelompok merupakan pertemuan antara dua
kelompok atau lebih dengan kelompok yang berbeda, untuk mengkomunikasikan hal
yang berkaitan namun sifatnya bukan hal pribadi namun untuk kepentingan kelompok
itu sendiri. Namun untuk berkomunikasi antar kelompok terkadang menghadapi pro
dan kontra harus lebih berhati-hati, karena setiap pendapat seseorang bisa saja
menyerang kelompok lainnya. Contohnya:
● Para pengurus OSIS memberikan informasi kepada para siswa untuk saling
bekerjasama dalam kegiatan perlombaan di acara HUT sekolah.
● Kelompok TNI dan kelompok Polisi melakukan kerjasama interaksi sosial untuk
memberantas kejahatan di daerahnya.
Menyatukan individu dengan karakter yang berbeda tidak mudah dilakukan,
namun ada baiknya untuk saling berinteraksi secara baik, sopan dan jelas to the
point apa tujuannya. Karena komunikasi yang baik akan memberikan ketenangan dan
kesepakatan yang mungkin dapat menjadi suatu hal yang berjangka panjang.
Gambar 4. Perlombaan Antar Tim
E. Faktor yang Mendasari Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi adalah tindakan seseorang meniru orang lain. Imitasi mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai tertentu yang berlaku yang
berupa nilai postiif dan negative. Contoh : seseorang meniru penampilan bintang film
terkenal seperti rambut gondrong, memakai anting dan gelang secara berlebihan.

Gambar 5. Seorang anak meniru cara mencukur kumis ayahnya


2. Sugesti
Sugesti merupakan seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu dorongan
diberikan orang lain dengan beberapa cara tertentu yang dimana seseorang tersebut
akan melaksanakan dengan apa yang di sugestikan terkadang tanpa berfikir rasional.
Jika imitasi interaksi sosial atas dorongan eksternal (dari luar diri sendiri), maka
sugesti dorongan interaksi sosial atas kesadaran diri, tanpa pengaruh dari pihak luar.
Seseorang yang memiliki sugesti positif mampu mengatakan orang tersebut
bersikap dan perilaku baik. Berlaku sebaliknya, jika sugesti negatif, sikap dan perilaku
orang tersebut akan buruk. Sugesti akan masuk ketika otak kita dalam kondisi pikiran
bawah sadar. Dengan kata lain, kondisi pikiran bawah sadar inilah otak manusia
sangat sugestif. Nah, kamu pun bisa melakukan afirmasi positif atau sugesti sendiri.
Caranya cukup mudah, kenali waktu-waktu yang pas untuk diberikan
sugesti. Diantaranya adalah saat mengantuk, saat bermimpi, saat mengigau, 30 menit
pertama saat tidur, 30 menit sebelum bangun, saat fokus membaca buku, saat
melamun, saat bingung, saat banjir informasi, saat terkejut, saat marah, sedih, takut
dan saat kamu bermain games adalah momen yang pas untuk mensugesti.
3. Identitfikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi lebih mendalam ketimbang
imitasi, dan kepribadian sesorang dapat terbentuk karena faktor ini.
Contohnya seorang anak yang sedang masa pertumbuhan. Mereka akan belajar
dan bercermin dari orangtuanya. Selama proses belajar, anak akan menemukan
banyak pengalaman baru. Mereka akan menemui hal-hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.
Orang Tua akan memberikan sikap yang baik dan sikap yang buruk. Awalnya
anak hanya mengikuti saja, tanpa tahu apa maksudnya. Seiring berjalannya waktu,
seiring kematangan berfikir dan seiring matang usia. Maka anak akan tahu apa yang
dimaksud baik dan buruk. Kemampuan mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh inilah bentuk dari identifikasi. Ada proses panjang untuk memahami. Sehingga
anak saat berinteraksi sosial dengan orang lain (diluar keluarga) mereka tahu sikap
yang seharusnya.
4. Simpati
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik dengan
pihak lain. Dalam simpati, faktor perasaan memegang peran penting, meskipun
dorongan utama simpati adalah keinginan memahami pihak lain dan beekrja sama
dengan oarng lain.
Contoh, pengguna medsos melihat seorang kakek membawa barang, jalannya
lunglai sambil memegang perut. Saat ditanya, ternyata kakek tersebut belum makan.
Kemudian pengguna medsos tersebut membelikan makan. Tindakan yang dilakukan
oleh pengguna medsos mulai dari dia bertanya hingga membelikan makanan adalah
mendorong dirinya untuk melakukan interaksi sosial.
5. Motivasi
Merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulasi yang diberikan
seorang invidu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menurut
kehendak motivator.
Contohnya, rasa lapar dan haus. Setidaknya atas dasar kebutuhan tersebut,
mendorong seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Agar bisa makan, maka
kita dituntut untuk berbelanja dan berinteraksi dengan penjual makanan.
Contoh lainnya motivasi seseorang terhadap kebutuhan rasa kasih sayang
termasuk faktor yang mempengaruhi interaksi sosial. Kita tau bahwa kasih sayang
dapat kita peroleh dari orang lain (orang yang dicintai dan mencintai). Dari sini sudah
jelas, adanya interaksi yang saling tertaut agar kasih sayang terus terjalin.
6. Empati
Empati merupakan merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain, baik itu
kebahagiaan maupun kesedihan. Seseorang yang memiliki rasa empati identik dengan
kemampuan terhadap kepekaan berpikir. Dimana kepekaan berpikir salah satu
kemampuan memahami pikiran orang lain. Dimana kemampuan ini adalah
kemampuan yang paling tidak ternilai. Contohnya, ketika seorang siswa masuk ke
PTN yang diharapkan, orang tua bahkan temannya akan ikut merasakan kebahagiaan.
F. Bentuk Interaksi Sosial
Secara garis besar bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah interaksi sosial yang positif, untuk
mengarah kebaikan akan kerjasama dan menciptakan sesuatu antara seseorang dengan
yang lain untuk mencapai tujuan yang positif. Interaksi sosial asosiatif ini terbagi
menjadi empat, yaitu:
a. Kerjasama
Kerja sama adalah interaksi sosial manakala terdapat dua pihak atau lebih
mengikatkan diri untuk memenuhi kepentingan bersama atau karena adanya
persamaan tujuan. Kerja sama atau yang disebut cooperation dapat berupa koalisi
dan kolaborasi. Dalam pelaksanaannya, kerja sama dapat bersifat membangun
(konstruktif) dan merusak (destruktif).
Contoh kerja sama yang membangun adalah kerja sama antarkaryawan sebuah
perusahaan untuk meningkatkan penjualan.

Gambar 6. Warga gotong royong membangun rumah


Bentuk-bentuk Kerjasama yaitu:
1) Bargaining, yaitu perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih
2) Cooperation, yakni penerimaan unsur-unsur baru kepemimpinan dalam
sebuah organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan.
3) Coalition (koalisi), merupakan gabungan dua organisasi atau lebih yang
memiliki tujuan yang sama.
4) Joint venture, merupakan kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan dari individu atau kelompok yang saling bertentangan. Tujuannya
untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial yang akan berkaitan dengan
norma dan nilai-nilai dalam lingkup masyarakat. Bentuk akomodasi yaitu:
1) Coersion, yaitu memaksakan kehendak pihak yang lebih kuat kepada pihak
yang lebih lemah.
2) Kompromi, yaitu upaya untuk mendapatkan kesepakatan di antara dua pihak
yang berbeda pendapat atau berselisih paham, tujuannya untuk
menyelesaikan perselisihan.
3) Arbitrasi, merupakan tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk
mengambil keputusan guna menyelesaikan konflik. Contoh: Seorang guru
BK memberi hukuman kepada kedua murid yang bertengkar karena kalah
pertandingan sepak bola.
4) Mediasi, yaitu tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk
menyelesaikan konflik, tetapi pihak ketiga tidak berwenang memberikan
keputusan-keputusan penyelesaian. Contoh: Pertikaian GAM (Gerakan Aceh
Merdeka) di mediator oleh Swedia pada tanggal 15 Agustus 2005.
5) Konsiliasi, merupakan tindakan mempertemukan keinginan dari pihak-pihak
yang berselisih demi tercapainya tujuan bersama.
6) Toleransi, yaitu keinginan untuk mengindari perselisihan dengan sikap saling
menghargai dan menghormati dalam bermasyarakat baik individu maupun
berkelompok
7) Stalemate, terjadi ketika dua kelompok yang berselisih memiliki kekuatan
yang seimbang hingga pada akhirnyapertikaian tersebut berhenti pada
titiktertentu.
8) Ajudikasi, yaitu penyelesaian masalah melalui jalur
hukum/pengadilan.contoh: Dalam kasus perceraian, kasus korupsi, kasus
penipuan, kasus pencemaran nama baik,
c. Akulturasi
Akulturasi merupakan penerimaan dan pengolahan unsur-unsur
kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur budaya asli. Contohnya:
● Pertunjukan wayang-wayang yang mengisahkan cerita dari India tentang
Mahabarata (sejarah),
● Bangunan masjid Kudus yang mencerminkan adanya interaksi budaya Jawa,
Islam dan Hindu
● Lifestyle gaya hidup seseorang yang mengikuti tren entah dari berpakaian,
model rambut dan lain-lain.
d. Asimilasi
Asimilasi merupakan percampuran dua kebudayaan atau lebih yang
menghasilkan kebudayaan baru. Dalam proses semacam ini, budaya baru yang
terbentuk sungguh berbeda dari budaya asal yang turut membentuk budaya baru
tersebut.
Contohnya:
● Asimilasi Ras Mongoloid dan Ras Negroid di Benua Asia membentuk ras
baru.
● Pernikahan beda ras dan etnis
● Corak rumah di sebagian kota mengkombinasikan dengan corak khas modern
seperti arsitektur Eropa
2. Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif merupakan Interaksi sosial yang mengarah kepada
konflik serta perpecahan dalam individu maupun kelompok. Interaksi sosial disosiatif
biasanya mengarah ke hal negatif. Interaksi sosial disosiatif ini terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Persaingan (Kompetisi)
Kompetisi merupakan interaksi sosial untuk saling bersaing secara
individu maupun kelompok biasanya akan mencari keuntungan di bidang-bidang
tertentu tanpa menggunakan ancaman kekerasan. Contohnya: Pertandingan
Bulutangkis Olympic 2020 Anthony Ginting melawan Antonsen Anders,
persaingan dalam pemilihan calon ketua OSIS, pertandingan futsal, dll.
b. Kontravensi
Kontravensi adalah upaya seseorang untuk menentang suatu perkara
secara tersembunyi supaya tidak terjadi perselisihan. Adapun biasanya seseorang
akan bersikap ragu, tidak pasti, penyangkalan bahkan penolakan dengan tidak
mengungkap secara terbuka. Ini disebabkan karena perbedaan pendirian di
kalangan-kalangan tertentu. Contohnya: OSIS di sekolah mempunyai suatu
rencana, tetapi di kelasmu kurang setuju terhadap rencana tersebut sehingga
berkembang rasa tidak suka atau benci namun masih disembunyikan. Contoh
lainnya dengan membuat tuduhan tiba-tiba tanpa alasan, menipu seseorang
dengan berbagai alasan dan lain sebagainya.
c. Konflik (Pertentangan)
Konflik merupakan proses disosiatif dimana pihak yang terlibat berusaha
mencapai tujuannya dengan cara menantang atau menyerang lawan termasuk
dengan kekerasan. Meski dekat dengan dampak negatif, konflik memiliki sisi
positif berupa menguatnya solidaritas dalam kelompok karena adanya musuh
bersama. Penyebab konflik antara lain adalah perbedaan pendapat, nilai,
kepentingan, kebudayaan, dan sebagainya. Contohnya tawuran antar pelajar.

Gambar 7. Tawuran antar pelajar

Anda mungkin juga menyukai