Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ciri utama dari makhluk sosial adalah terjadinya aktivitas-aktivitas sosial
atau biasa disebut dengan istilah proses sosial atau interaksi sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antar kelompok manusia maupun
antar orang perorangan dengan kelompok manusia. Bilamana dua orang
bertemu, maka dimulailah terjadi interaksi sosial, diawali saling menegur,
berjabat tangan, saling berbicara, bertengkar atau bahkan mungkin berkelahi
(Soekanto, 1990).
Namun demikian, walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak
saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah
terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan
perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi,
warna pakaian, bentuk rambut, bentuk badan, suara kalau berjalan, model baju
yang dipakai dan sebagainya. Peristiwa tersebut menimbulkan kesan dalam
pikiran seseorang yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan
dilakukannya.
Interaksi sosial terjadi secara individu maupun kelompok. Namun maknaa
yang terjadi di dalam interaksi antar kelompok tidaklah sama secara pribadi.
Misalnya dalam pertandingan sepak bola antar sekolah (sekolah A dan sekolah
B), tidak semua pemain sepak bola tersebut bersaing/bermusuhan. Karena ada
diantara pemain sepak bola tersebut ternyata adalah saudara, kakak-beradik,
yang kebetulan sekolahnya berbeda. Mereka bukan musuh secara pribadi tetapi
kelompoknya masing-masing (sekolah A dan sekolah B) yang bermusuhan.
Contoh lain dari interaksi sosial adalah dalam hal seorang guru menghadapi
murid-muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia di dalam kelas. Di

1
dalam interaksi sosial berlangsung dengan seimbang dimana terjadi saling
pengaruh-mempengaruhi antar kedua belah pihak.
Dengan demikian, interaksi sosial hanya berlangsung apabila terjadi
interaksi dari kedua belah pihak. Apabila seseorang memukul kursi misalnya,
tidak akan terjadi suatu interaksi sosial karena kursi tersebut tidak akan bereaksi,
dan mempengaruhi orang yang telah memukulnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian interaksi sosial?
2. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial?
3. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial?
4. Apa saja jenis-jenis interaksi sosial?
5. Bagaimana interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial?
6. Apa sumber informasi yang mendasari interaksi sosial?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis interaksi sosial.
5. Untuk mengetahui interaksi sosial sebagai wujud status dan peranan sosial.

6. Untuk mengetahui sumber informasi yang mendasari interaksi sosial.

1.4 Manfaat
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS dan sebagai
bahan referensi bagi pembelajaran berikutnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih,
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara
aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak-
pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.

Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli :


 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Homans ( dalam Ali, 2004: 87)
mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi
pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu
lain yang menjadi pasangannya.
 Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) merupakan
suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan
individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau
sebaliknya.
 Pengertian Interaksi Sosial Menurut John Lewis Gillin [1]
"Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial dinamis yang
menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau
antar kelompok."

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA


INTERAKSI SOSIAL

3
1. FAKTOR INTERNAL

Manusia tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa komunikasi dan
bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia selalu melakukan interaksi
dengan manusia yang lain. Apabila seseorang malukan interkasi sosial
sesungguhnya secara naluriah manusia mempunyai dorongan-dorongan yang
berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri, antara lain:

A. Dorongan untuk Meneruskan atau Mengembangkan Keturunan


Secara naluriah manusia mempunyai dorongan-dorongan, seperti
dorongan untuk saling tertarik dengan lawan jenisnya. Dorongan ini
bersifat kodrati artinya tidak perlu dipelajari. Orang akan mengerti dengan
sendirinya dan mereka akan berpasang-pasangan untuk meneruskan
keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
B. Dorongan untuk Memenuhi Kebutuhan
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan
keberadaan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri dan mandiri
tanpa keberadaan orang lain. Sehingga, kita harus bisa saling menghormati
dan menyayangi orang lain.
C. Dorongan Untuk Mempertahankan Hidup
Dorongan untuk mempertahankan hidup terutama untuk menghadapi
serangan suku bangsa yang lain maupun serangan binatang-binatang buas.
D. Dorongan Untuk Melakukan Komunikasi Bersama
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam
rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada di
dalam hati masing-masing. Secara psikologis, manusia akan merasa
tenteram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain
dalam satu lingkungan sosial budaya.

2. FAKTOR EKSTERNAL
A.Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain
4
dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh
tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang
berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau terkenal dalam masyarakat.
Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal yang
merupakan produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan penyakit.
Anggapan tersebut merupakan sugesti yang muncul akibat harga obat yang
mahal dan embel-embel produk luar negeri.

B.Imitasi
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai
tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh
seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga.
Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya
seperti cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama
saat seseorang sudah menginjak usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah
dan bersosialisasi dengan temannya dengan berbagai macam kebiasaan.

C.Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya
pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi
dilakukan oleh seseorang secara sadar. Contoh identifikasi: seorang pengagum
berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya
dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya perilakunya dan
menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.

D.Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain.
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok
orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah

5
pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai
prestasi.

E.Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara
efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya,
seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti
rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir mirip dengan sikap
simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara
emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap
masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.

F.Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa
sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh
motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya
siswanya semakin giat belajar.

Tidak selamanya interaksi berjalan sesuai dengan rencana. Kontak sosial yang
berlangsung kadang-kadang dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita
inginkan, namun sebaliknya suatu interaksi akan mengalami gangguan dan
bahkan terhenti seandainya terjadi hal-hal berikut:
Subjek-subjek yang terlibat dalam interaksi tidak mempunyai harapan lagi untuk
mencapai tujuan. Interaksi yang terjadi tidak lagi bermanfaat atau tidak
mendatangkan keuntungan. Tidak adanya adaptasi atau penyesuaian antara
pihak-pihak yang saling berinteraksi.

2.3 BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

6
Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang
waktu. Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam
hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial,
Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua
kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi
untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan
bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian,
peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian
interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah
pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan
(proses disosiatif).
1. PROSES ASOSIATIF
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan
kerja sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai
berikut.
1) Kerja Sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:
 Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
 Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
 Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena
dua organisasi atau lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang
berbeda satu sama lain.

7
 Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk
menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu.
Join venture jika diterjemahkan akan menjadi ‘usaha patungan’.
2) Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling
mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.
Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
 Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau
kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu
semacam itu disebut tolerant.
 Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana
masing-masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang
bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya
terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.
 Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses
pelaksanaannya menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu
pihak menduduki posisi kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah.
 Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya
menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari
kedua belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus
disepakati oleh dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini
bersifat mengikat.Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang
netral untuk menyelesaikan kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda
dengan arbitration, keputusan pihak ketiga ini bersifat tidak mengikat.
 Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang
berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan
melalui perundingan.

8
 Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada
umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam
penyelesaian konflik.
 Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik
keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada
titik kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik
nol) yang sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua
belah pihak yang bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.
 Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar
di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi
ketegangan
 Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan
dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk
mencari upaya penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.

3) Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok
manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.

4) Asimilasi
Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara
beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua
kelompok masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa
dengan masyarakat pribumi.

9
2. PROSES DISOSIATIF
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial
disosiatif, antara lain sebagai berikut:
1) Persaingan
Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling
berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa
menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu
supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat.
2) Kontravensi
Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara
persaingan dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu:
 Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keenganan,
gangguan terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan
perbuatan kekerasan.
 Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki,
menyangkal pihak lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat
selebaran.
 Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran
desas-desus, dan mengecewakan pihak lain.
 Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti menumumkan rahasia pihak
lain dan berkhianat.
 Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi,
mengejutkan pihak lawan, dan mengganggu atau membingungkan
pihak lawan.
3) Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah:

10
 Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan.
 Berprasangka buruk kepada pihak lain.
 Individu kurang bisa mengendalikan emosi.
 Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok.
 Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi.

2.4 JENIS-JENIS INTERAKSI SOSIAL


Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi
tiga macam, yaitu :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan.
Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau
keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.
Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai
situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan
bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan
untuk membicarakan suatu proyek.

2.5 INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI WUJUD STATUS DAN PERANAN


SOSIAL
1. Kedudukan (Status)

11
Status (kedudukan) adalah posisi sosial yang merupakan tempat di
mana seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas
lain sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan
harapan-harapan.
Menurut Ralph Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat 3 macam
status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.
 Ascribed status merupakan status seseorang yang dicapai dengan
sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Status tersebut bisa diperoleh sejak lahir. Contohnya, anak yang lahir
dari keluarga bangsawan, dengan sendirinya langsung memperoleh
status bangsawan. Pada umumnya, ascribed status lebih banyak
dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup seperti
masyarakat feodal.
 Achieved status merupakan status yang diperoleh seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasas
keturunan akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing
dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Jadi, status ini
bersifat terbuka bagi siapa saja. Contoh, setiap orang bisa menjadi
hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu, seperti lulusan fakultas
hukum, masa kerja mencukupi, dan lulus ujian.

 Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak


lain. assigned status mempunyai hubungan yang erat dengan achieved
status. Artinya, suatu kelompok atau golongan memberikan status yang
lebih tinggi kepada seorang yang berjasa. Status ini diberikan karena
orang tersebut telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contoh, gelar-gelar seperti
pahlawan revolusi, siswa teladan, dan peraih kalpataru.
2. Peranan
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan
adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hal
dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan
12
tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status dan tidak ada
status tanpa peranan. Contoh, status kepala sekolah H. Mhd. Yusuf, BA.
Dengan status tersebut, seseorang diharapkan berperan memimpin
sekolahnya. Peranan ini tidak akan melekat pada seseorang jika ia tidak
memiliki status kepala sekolah Sinar Husni. Demikian sebaliknya, dengan
status kepala sekolah Sinar Husni, seseorang memiliki peranan memimpin
sekolah tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena ia
mengatur perilaku seseorang. Pada beberapa kasus, peranan menyebabkan
seseorang dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. orang yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang
di sekitarnya.

2.6 SUMBER INFORMASI YANG MENDASARI INTERAKSI SOSIAL


Karl dan Yoels juga membahas tentang sumber-sumber informasi yang
mendasari interaksi seseorang denga orang lain. sama seperti Goffman yang
menyatakan bahwa seseorang akan berusaha mencari informasi tentang orang
lain yang ditemuinya agar dapat mendefinisikan situasi, Karl dan Yoels pun
menyatakan bahwa apabila seseorang baru menjumpai orang lain yang belum
dikenal, ia akan berusaha mencari informasi tentang orang itu. Menurut Karl
dan Yoels, ada beberapa sumber informasi. Diantaranya sebagai berikut :
 Warna Kulit
Ciri seseorang yang dibawa sejak lahir seperti jenis kelamin, usia, dan ras
sangat menentukan interaksi terutama pada masyarakat yang sehari-
harinya berada di lingkungan yang diskriminatif. Contoh, di negara Afrika
Selatan pada era apartheid, orang kulit putih cendrung tidak mau
berinteraksi dengan orang kulit hitam. Orang-orang kulit putih
menganggap orang kulit hitam cenderung berprilaku kriminal.
 Usia

13
Cara seseorang berinteraksi dengan orang yang lebih tua seringkali
berbeda dengan orang yang sebaya, atau orang yang lebih muda seperti
adik, kakak, atau teman sepermainan.
 Jenis kelamin
Jenis kelamin juga bisa mempengaruhi interaksi seseorang terhadap yang
lainnya. Contoh, laki-laki cenderung menghindari sekelompok perempuan
yang tengah membicarakan kosmetik atau model sepatu terbaru.
Sebaliknya, perempuan pun cenderung menghindari dari percakapan laki-
laki tentang elektronik atau otomotif.

 Penampilan Fisik
Selain warna kulit, usia, dan jenis kelamin, penampilan fisik juga sering
menjadi sumber informasi dalam interaksi sosial. Umumnya, yang pertama
kali dilihat dalam interaksi adalah penampilan fisik seseorang. Ada
beberapa penelitian yang memperlihatkan bahwa orang yang
berpenampilan menarik cenderung lebih mudah mendapatkan pasangan
daripada orang dengan penampilan kurang menarik.

 Bentuk Tubuh
Menurut penelitian Well & Siegal, orang cenderung menganggap bahwa
terdapat kaitan antara bentuk tubuh dengan sifat seseorang. Orang yang
memiliki tubuh endomorph (bulat,gemuk) dianggap memiliki sifat tenang,
santai, dan pemaaf. Orang yang memiliki tubuh mesomorph (atletis,
berotot) dianggap memiliki sifat dominan, yakin, dan aktif. Sementara
orang yang bertubuh ectomorph (tinggi, kurus) dianggap bersifat tegang
dan pemalu.
 Pakaian
Sumber informasi juga dapat diperoleh dari pakaian seseorang, seringkali
seseorang yang berpakaian seperti eksekutif muda lebih dihormati
dibandingkan dengan orang yang berpakaian seperti gelandangan.
 Wacana
Dari pembicaraan seseorang, kita pun dapat memperoleh informasi tentang

14
dirinya. Kadang-kadang kita mendengar seseorang berbicara bahwa ia
baru saja bertemu dengan direktur sebuah perusahaan terkenal atau dengan
seorang gubernur. Dari perkataan orang tersebut bisa diperoleh informasi
dengan siapa kita berbicara. Dengan kata lain, kita bisa menebak status
orang berdasarkan pembicaraannya. Meskipun pada kenyataannya,
terdapat pula orang yang tidak berkata jujur tentang dirinya.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau
lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran
secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara
pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial yaitu: faktor


dari dalam dan faktor dari luar. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu
interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja
sama dan interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang
menghasilkan sebuah perpecahan. Jenis-jenis interaksi sosial yaitu ; interaksi
antara individu dan individu, interaksi antara individu dan kelompok serta
interaksi sosial antara kelompok dan kelompok. Sumber informasi yang
mendasari interaksi sosial yaitu; warna kulit, usia, jenis kelamin, penampilan
fisik, bentuk tubuh, pakaian, dan wacana.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi para
pendidik serta calon pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ary. H. Gunawan. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

http://wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/11/interaksi-sosial-dalam-
kehidupan-manusia_7312.html?m=1

http://kurniatia.blogspot.co.id/2016/11/interaksi-sosial-dalam-kehidupan-
manusia.html?m=1

http://www.putuberbagi.com/2015/11/pengertian-interaksi-sosial-dalam-
kehidupan-manusia.html?m=1

https://febriprahastuti.wordpress.com/2014/01/13/makalah-peran-interaksi-sosial/

Janu Murdiyamoko. 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat.


Bandung: Grafindo Media Pratama.

Tintin, Elisanti. (2009). Sosiologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional.

17

Anda mungkin juga menyukai