Anda di halaman 1dari 14

MAKALA

INTERAKSI SOSIAL, KELOMPOK SOSIAL, MASYARAKAT DAN KOMUNITAS


Dosen pengampu
Hj.Nur Ratika Syamsinar,S.PWK.,MSP

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5


SELVIDA RARA’ D0321019
DWI DIAN
AINUN FATMIDIANI D0320329
SYAMSUL BAHRI

PRODI PERENCANAA WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2022/2023
INTERAKSI SOSIAL
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua orang atau
lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak
langsung.Sosial yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti
halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan
orang lain.Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi, kerjasama yang
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli


Adapun pengertian Interaksi sosial menurut 5 para ahli:

1. Gilin Interaksi sosial dijelaskan oleh gillin sebagai hubungan sosial yang dinamis antara
individu dengan individu lain atau dengan kelompok atau hubungan antar kelompok. Hubungan
ini tercipta karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain.

2. Bonner Interaksi sosial menurut Bonner adalah hubungan antara dua orang atau lebih yang
aksinya dari individu dapat mempengaruhi / mengubah kehidupan individu lain.

C. Ciri-ciri Interaksi Sosial


Menurut Sosiologi Charles P. Loomis ciri-ciri interaksi sosial , yaitu:

1. Jumlah pelaku lebih dari seorang bahkan lebih


2. Adanya komunikasi diantara para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
3. Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang diperkirakan
oleh para pengamat.

D. Jenis dan Contoh Interaksi Sosial


Interaksi mempunyai beberapa jenis, untuk mudah dipahami mari simak berikut ini:
1. Interaksi Sosial Individu dengan Individu
Interaksi sosial individu merupakan pertemuan antara seseorang dengan individu lain yang
bertujuan untuk memberikan aksi atau respon untuk menjadi teman dan mengarah ke arah
bekerja sama jika reaksinya positif, namun jika reaksinya negatif kemungkinan akan muncul
konflik atau pertentangan.

Contoh:
 Ketika bertemu saling menyapa, bertanya dan menginformasikan tentang apa yang
dibutuhkan.
 Mengajak bermain main sepeda bersama adik
 Guru mengajari les bahasa pada seorang murid.
2. Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
Interaksi sosial individu dengan kelompok pada salah satu bahkan kelompok yang lebih besar
biasanya terdiri lebih dari 3 orang yang dimana akan memberikan informasi entah itu promosi, 
bahkan seminar. Selain itu, biasanya interaksi sosial ini disampaikan oleh beberapa orang saja
yang kemudian informasi yang disampaikan akan didengarkan oleh banyak orang atau
kelompok.

Contoh:
 Menjadi seorang narasumber dalam kegiatan seminar
 Menyampaikan informasi promosi kepada komunitas
 Kepala sekolah sedang berbicara pada murid-murid sewaktu upacara
3. Interaksi Kelompok dengan kelompok
Interaksi Kelompok dengan kelompok merupakan pertemuan antara dua kelompok atau lebih
dengan kelompok  yang berbeda, untuk mengkomunikasikan hal yang berkaitan namun sifatnya
bukan hal pribadi namun untuk kepentingan kelompok itu sendiri.

Namun untuk berkomunikasi antar kelompok terkadang menghadapi pro dan kontra harus lebih
berhati-hati, karena setiap pendapat seseorang bisa saja menyerang kelompok lainnya.

Contoh:
 Para pemuda karang taruna memberi informasi kepada masyarakat untuk saling bekerjasama
membersihkan halam rumah agar menjadi juara perlombaan kebersihan di acara HUT-RI 17
Agustus.
 Kelompok TNI dan kelompok Polisi melakukan kerjasama interaksi sosial untuk
memberantas kejahatan di daerahnya.
Menyatukan individu dengan karakter yang berbeda tidak mudah dilakukan, namun ada baiknya
untuk saling berinteraksi secara baik, sopan dan jelas to the point apa tujuannya. Karena
komunikasi yang baik akan memberikan ketenangan dan kesepakatan yang mungkin dapat
menjadi suatu hal yang berjangka panjang. Misalnya, keterkaitan tentang usaha bisnis menjadi
pelanggan, menjadi seseorang yang dipercaya, dan hal lainnya.

E. Faktor-Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial


1. Imitasi
Imitasi adalah seseorang atau lebih melakukan untuk meniru seseorang dalam hal gaya, sikap,
perilaku hingga penampilan terlihat menyerupai fisik seseorang. Biasanya faktor interaksi sosial
ini dapat terjadi pada indvidu yang ngefans dengan salah satu idolanya.
Seseorang yang ngefans  dengan idolanya biasanya akan berusaha untuk memakai pakaian
dengan model yang sama. Tidak hanya itu, seorang fans terkadang mengikuti model rambut yang
sama dengan idolanya.
2. Sugesti
Sugesti merupakan seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu dorongan diberikan orang
lain dengan beberapa cara tertentu yang dimana seseorang tersebut akan melaksanakan dengan
apa yang di sugestikan terkadang tanpa berfikir rasional. Faktor ini dapat kita lihat ketika ada
seorang anak yang diberikan nasihat oleh orang tuanya.

Selain itu, faktor sugesti yang bisa memunculkan interaksi sosial bukan hanya bisa terjadi karena
diberi nasihat oleh orang tua saja, tetapi bisa terjadi karena diberikan nasihat oleh seorang guru.
Dengan nasihat-nasihat yang diharapkan penerima nasihat bisa menerima dengan baik dan bisa
dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani masa depan nanti.

3. Simpati
Simpati adalah bagaimana kita memperlihatkan sikap akan rasa tertarik pada seseorang akan
sesuatu hal atau sikap yang menarik pada dirinya seperti penampilan, pola pikirnya bahkan
kebijaksanaannya dengan menerapkan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.

Dengan adanya faktor ini, maka seseorang akan tergerak hatinya untuk membantu orang lain.
Apabila semakin banyak orang yang dapat dibantu, maka kehidupan bermasyarakat akan
menjadi lebih harmonis dan interaksi sosial pun tetap bisa terus terjaga dengan baik.

F. Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi Sosial Asosiatif (Positif)
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah interaksi sosial yang positif, untuk mengarah kebaikan
akan kerjasama dan menciptakan sesuatu antara seseorang dengan yang lain untuk mencapai
tujuan yang positif. Namun, interaksi sosial asosiatif ini terbagi lagi menjadi empat, yaitu:

1. Kerjasama
Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh sekelompok individu atau saling membantu yang bertujuan
mewujudkan kegiatan yang positif. Dalam kehidupan selalu memerlukan bantuan orang lain
namun tetap dalam batas yang wajar. Contohnya, seperti gotong royong antar tetangga.

2. Akomodasi
Akomodasi merupakan penyesuaian diri seseorang bahkan kelompok manusia yang sebelumnya
saling bertentangan, supaya mengatasi ketegangan dengan antara pihak yang bertentangan
dibutuhkanlah akomodasi.

Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial yang akan berkaitan dengan norma
dan nilai-nilai dalam lingkup masyarakat. Namun akomodasi ini terbagi lagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya:

a. Ajudikasi
Ajudikasi merupakan proses cara penyelesain konflik sosial yang juga dikenal dengan
akomodasi. Perselisihan ini terjadi karena interaksi sosial antar individu atau suatu kelompok
dengan kelompok lainnya dengan berbagai macam cara. Contoh: Dalam kasus perceraian, kasus
korupsi, kasus penipuan, kasus pencemaran nama baik, kasus pembunuhan bahkan kasus
pelanggaran hak cipta.

b. Arbitrase
Upaya untuk menyelesaikan konflik dengan pihak ketiga sebagai keputusan yang mengikat tidak
bisa diganggu gugat oleh kedua pihak yang berselisih. Contoh: Seorang guru BK memberi
hukuman kepada kedua murid yang bertengkar karena kalah pertandingan sepak bola.

c. Kompromi
Kompromi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kesepakatan di antara dua pihak yang
berbeda pendapat atau berselisih paham, tujuannya untuk menyelesaikan perselisihan .

3. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam bermasyarakat baik individu
maupun berkelompok.  Dalam hal ini seperti saling tolong menolong antar sesama tanpa
memandang suku, agama, ras maupun antar golongan.

G. Interaksi Sosial Disosiatif(Negatif)


Disosiatif merupakan Interaksi sosial yang mengarah kepada konflik serta perpecahan dalam
individu maupun kelompok, biasanya Disosiatif akan mengarah ke hal negatif. Seperti:

1. Persaingan (Kompetisi)
Pasti sudah tak asing dengan kata ‘Kompetisi’. Kompetisi merupakan interaksi sosial untuk
saling bersaing secara individu maupun kelompok biasanya akan  mencari keuntungan di bidang-
bidang tertentu tanpa menggunakan ancaman kekerasan.

Contohnya: Pertandingan Bulu tangkis Olympic 2020 Anthony Ginting melawan antonsen
anders.

2. Kontravensi
Kontravensi adalah upaya seseorang untuk menentang suatu perkara secara tersembunyi supaya
tidak terjadi perselisihan. Adapun biasanya seseorang akan bersikap ragu, tidak pasti,
penyangkalan bahkan penolakan dengan tidak mengungkap secara terbuka. Ini disebabkan
karena perbedaan pendirian di kalangan-kalangan tertentu. Contohnya: Membocorkan rahasia
teman pada orang lain.

Adapun perbuatan dalam bentuk kontravensi taktis, contohnya: Membuat tuduhan tiba-tiba tanpa
alasan, menipu seseorang dengan berbagai alasan dan lain sebagainya.
KELOMPOK SOSIAL

A. Pengertian Kelompok Sosial


Berikut ini merupakan pendapat para ahli mengenai kelompok sosial:

1. Soerjono Soekanto
Profesor sosiologi dari Universitas Indonesia tersebut mendefinisikan kelompok sosial sebagai
kesatuan-kesatuan atau himpunan manusia yang hidup berdampingan karena memiliki hubungan
yang saling timbal balik dan saling mempengaruhi satu sama lain.

2. George Homans
Sosiolog asal Amerika Serikat ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai kumpulan individu
yang saling berinteraksi, melakukan kegiatan, dan memiliki perasaan yang mendorong untuk
membentuk sesuatu yang terorganisir secara menyeluruh dan saling timbal balik.

3. Paul B. Horton dan Chester Chester L. Hunt


Kedua sosiolog ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai sekumpulan manusia yang sadar
akan keanggotaannya sebagai makhluk sosial kemudian saling berinteraksi satu sama lain.

B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial


Fitrah manusia sebagai makhluk sosial mendorong manusia untuk berinteraksi dengan
sesamanya. Manusia saling membutuhkan satu sama lain. Karena sifat dasar tersebut, kelompok
sosial dengan mudah terbentuk secara alami. Adanya interaksi menjadikan mereka berkumpul,
membuat kelompok baik terorganisir atau tidak, lalu membuat kegiatan di dalamnya.

Semakin panjang interaksi mereka, semakin kuat ikatan yang terjalin. Semakin kuat ikatan
tersebut, semakin kuat persatuan dan kesatuan di dalam kelompok tersebut. Kuatnya ikatan
perasaan di dalam kelompok tersebut dipengaruhi oleh kesamaan dalam tujuan, pemikiran, hobi,
cita-cita, perilaku, dan sebagainya.

Selain itu, ada beberapa dorongan yang menjadikan manusia butuh untuk berkelompok.
Pendorong-pendorong tersebut dapat dijabarkan melalui penjelasan di bawah ini:

1. Dorongan untuk bertahan hidup


Salah satu kebutuhan manusia adalah dengan bersosialisasi dengan sesamanya. Hal ini
disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk saling tolong menolong. Melakukan kegiatan
ekonomi saja, manusia memerlukan manusia lainnya, baik sebagai produsen, distributor, ataupun
konsumen.
2. Dorongan untuk meneruskan garis keturunan
Kebutuhan lain manusia yang tidak mungkin dapat dicapai oleh dirinya sendiri adalah memiliki
garis keturunan. Untuk mempunyai keturunan, seseorang harus menikahi lawan jenisnya. Dari
pernikahan tersebut akan terbentuk kelompok sosial kecil berupa keluarga.

3. Dorongan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan


Pekerjaan yang dilakukan seorang diri, terlebih tanpa pembagian tugas dan manajemen yang
baik tentunya sangat melelahkan. Bayangkan saya misalnya dalam sebuah keluarga, seorang ibu
harus mencari nafkah, membereskan urusan rumah tangga, mendidik anak, memasak, dan lain-
lain dan semua itu dikerjakan sendiri, tentu melelahkan. Tidak adanya efektivitas, efisiensi, dan
pembagian tugas dalam pekerjaan menyebabkan pekerjaan terasa sangat berat.

Hingga terbentuklah bermacam-macam kelompok sosial. Ada yang berdasarkan hobi. Ada yang
berdasarkan cita-cita. Ada yang berdasarkan pemikiran. Bahkan ada yang berdasarkan kesamaan
nasib. Mereka membentuk kelompok sosial untuk saling menguatkan satu sama lain. Karena
pada dasarnya, manusia akan kesulitan untuk berjuang sendiri.

C. Kelompok Sosial VS Kelas Sosial


Kelompok sosial berbeda dengan kelas sosial. Jika kelompok sosial terbentuk secara alami
karena adanya ikatan perasaan dan kebutuhan, kelas sosial tercipta karena adanya perbedaan
tingkatan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Kelas sosial pada umumnya muncul
karena adanya pihak yang menganggap diri atau kelompoknya lebih tinggi atau lebih rendah dari
yang lain.
D. Macam-macam Kelompok Sosial
1. Kelompok Sosial Berdasarkan Proses Terbentuknya
a. Kelompok semu
Kelompok semu terdiri dari orang-orang yang terbentuk sementara secara spontan dan tidak
memiliki identitas, aturan, ikatan, ataupun tujuan bersama. Dalam kelompok semu, interaksi dan
komunikasi hanya bersifat sementara dan tidak mengikat. Oleh karena itu, kelompok semu tidak
bertahan lama.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, contoh kelompok semu adalah:

1). Kerumunan atau crowd


Kerumunan merupakan kumpulan yang terjadi secara spontan dan tidak teratur. Kerumunan
terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu

– Kerumunan formal (formal crowds) Kerumunan yang mempunyai pusat perhatian yang sama.
Contoh: penonton sepak bola
, – Kerumunan terencana yang ekspresif (Planned expressive group) Kerumunan yang terencana,
tidak mempunyai pusat perhatian yang sama, namun memiliki tujuan yang sama. Contoh: orang
yang menghadiri pesta, orang yang rekreasi, dan sebagainya.

– Kerumunan santai namun tidak nyaman (Inconvenient Causal Crowds) Kerumunan yang
terbentuk karena adanya kebutuhan untuk menggunakan fasilitas umum di suatu tempat. Contoh:
orang sedang menunggu bis, orang sedang menunggu antrian, dan lain-lain.

– Kerumunan panik (Panic Causal Crowd) Kerumunan yang terbentuk karena adanya kepanikan
dan ingin menyelamatkan diri dari sebuah marabahaya. Contoh: kerumunan di titik evakuasi
bencana alam, dan lain-lain.

– Spectator Casual Crowd Kerumunan yang terbentuk karena adanya suatu peristiwa tertentu.
Contoh: kerumunan karena adanya penampakan UFO di langit atau pergerakan indah dari
sekelompok burung, dan sebagainya.

– Kerumunan yang melawan hukum (Acting Lawless Crowds) Kerumunan yang terbentuk
karena adanya sebuah tindakan yang melawan hukum. Contoh: tawuran, pengeroyokan, dan
sebagainya.

– Kerumunan yang berlawanan dengan moral (Immoral Lawless Crowds) Kerumunan ini
terbentuk karena kumpulan orang yang melakukan kegiatan yang berlawanan dengan nilai dan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat tertentu. Contoh: kerumunan orang mabuk.

2). Massa
Kelompok sosial jenis ini hampir sama dengan kerumunan, bedanya massa direncanakan dan
diorganisir. Massa sifatnya tidak spontan. Contoh: Demonstrasi, kampanye, parade, dan lain-lain.

3). Publik
Publik merupakan kumpulan individu dalam jumlah besar namun secara fisik tidak harus berada
di satu tempat yang sama. Publik biasanya direncanakan dan tidak jarang satukan karena alat
komunikasi. Contoh: pemirsa TV dan youtube.

b. Kelompok nyata
Kelompok nyata merupakan kelompok sosial yang bersifat tetap. Sebagian besar kelompok yang
ada di masyarakat merupakan kelompok nyata. Kelompok nyata terbagi menjadi beberapa jenis
lagi, yaitu:
1). Kelompok statistik
Biasanya, kelompok sosial jenis ini ada karena keperluan penelitian. Kelompok ini tidak
terorganisir, apalagi terencana. Tidak ada kesadaran berkelompok dalam kelompok statistik dan
ada karena disesuaikan dengan kepentingan. Contoh: kelompok penduduk usia 17-65 tahun,
kelompok remaja yang mempunyai akun media sosial, dan lain-lain.

2). Kelompok Masyarakat


Kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kesamaan kepentingan di antara anggotanya.
Namun demikian, kesamaan kepentingan tersebut tidak lantas menjadikan kepentingan bersama
dalam kelompok ini. Kelompok ini terbentuk secara alami dan spontan, tanpa perlu
direncanakan.

Kelompok masyarakat memungkinkan adanya sarana kesadaran berkelompok dan interaksi


karena adanya sarana pemersatu. Sifatnya tetap dan memiliki kemungkinan tidak dibatasi oleh
wilayah. Contoh:

3). Kelompok masyarakat khusus


Kelompok ini terbentuk karena adanya kesamaan yang khusus dan lebih spesifik di antara
anggotanya. Kesamaan tersebut bisa berupa usia, gender, tempat tinggal, pekerjaan, dan lain-
lain. Kelompok ini terbentuk secara alami dan biasanya terbentuk karena ketersediaan sarana
untuk bersatu. Anggotanya memiliki kesadaran dalam berkelompok dan interaksi yang kontinu.

2. Kelompok Sosial Berdasarkan Ikatan Anggota


a. Etnis
Etnis atau suku merupakan kelompok sosial yang pengelompokannya didasarkan pada kemiripan
dalam hal garis keturunan. Selain itu, etnis juga mempunyai kemiripan budaya, bahasa, dan
ideologi yang sama. Kesamaan-kesamaan tersebut menentukan seseorang diakui atau tidak
dalam etnis tertentu.

Contoh: persatuan ikatan mahasiswa etnis tertentu, persaudaraan etnis tertentu, dan sebagainya.

b. Bangsa
Bangsa merupakan kelompok sosial yang pengelompokannya disatukan oleh nasionalisme pada
negara. Bangsa terbentuk karena adanya penderitaan, sejarah, nasib, dan perjuangan yang sama.

Contoh: Bangsa Indonesia, Bangsa Jerman, Bangsa Amerika, dan lain-lain.


c. Masyarakat
Kelompok sosial jenis ini merupakan kelompok sosial yang cakupannya luas dan ciri-cirinya
beragam. Pada umumnya, masyarakat dikelompokkan berdasarkan wilayah tempat tinggal, mata
pencaharian, kemajuan peradaban, dan lain-lain.

Contoh: netizen, masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Pulau Jawa, dan lain-lain.

d. Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kesamaan
karakteristik seperti hobi, geografi, profesi, agama, ras, dan lain-lain. Di dalam komunitas,
memungkinkan terjadinya interaksi yang saling membantu sehingga ikatan perasaan cukup kuat
di dalamnya. Contoh: komunitas pendaki gunung, komunitas gowes, komunitas fotografi, dan
lain-lain.

e. Organisasi sosial
Organisasi sosial merupakan kelompok sosial yang memiliki struktur yang jelas. Masing-masing
anggota memiliki tugas dan peran masing-masing. Dan semua diatur dengan rapi, spesifik, dan
terukur. Organisasi sosial keanggotaannya bersifat resmi dan sifat lembaganya memiliki identitas
yang jelas dan diakui.

E. Klasifikasi Kelompok Sosial


Kelompok sosial dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan atas cara terbentuknya, seperti kelompok semu dan kelompok nyata.


2. Berdasarkan kualitas hubungan antar anggotanya, seperti kelompok primer (hubungan
cenderung informal) dan kelompok sekunder (hubungan cenderung formal).
3. Berdasarkan kekuatan ikatan antar anggotanya, seperti paguyuban dan patembayan.
4. Berdasarkan pencapaian tujuannya, seperti kelompok formal (mempunyai aturan sendiri)
dan kelompok informal (memiliki tujuan bersama namun tidak resmi).
F. Syarat Kelompok Sosial 
1. Adanya interaksi antar anggota
Adanya kelompok sosial untuk mewadahi interaksi anggotanya. Sebuah kelompok yang tidak
memiliki interaksi tidak dapat dikatakan sebagai kelompok, melainkan hanya kumpulan individu.

2. Interdependen
Anggota satu dengan lainnya saling mempengaruhi perilaku dan sikap.

3. Kesadaran
Setiap anggota memiliki kesadaran akan keterlibatannya di dalam kelompok tersebut.
4. Adanya kesamaan
Adanya kesamaan, baik itu nasib, penderitaan, daerah, profesi, dan lainnya, dapat mempererat
ikatan antar anggota.

5. Rasa menjadi bagian


Perasaan dan persepsi ini harus dimiliki oleh anggota dari kelompok sosial. Dengan merasa
menjadi bagian kelompok, seseorang dapat merasakan manfaat adanya kelompok sosial.

6. Struktur
Adanya struktur akan menuntun anggota untuk melaksanakan peran dan tugasnya sebagai bagian
dari kelompok sehingga keberadaan kelompok sosial dapat dirasakan.

G. Ciri-ciri Kelompok Sosial


1. Adanya motivasi, dorongan, dan motif yang sama antara satu individu dengan lainnya.
2. Adanya pembagian tugas atau penegasan fungsi sehingga masing-masing memiliki
kesadaran peran dan wewenangnya di dalam kelompok.
3. Adanya akibat dari interaksi yang dilakukan oleh anggota satu dengan anggota lainnya.
4. Terbentuknya norma di dalam kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang diusung oleh
anggota.
5. Kepentingan berjalan dan berproses.
6. Ditemukannya pergerakan yang dinamis dalam aktivitasnya.
H. Nilai dan Norma yang Berlaku Dalam Kelompok Sosial
Interaksi yang terjadi di dalam kelompok sosial membentuk kebiasaan dan kekhasan di
dalamnya. Hal ini terjadi dalam semua hal, termasuk nilai-nilai dan norma yang dijunjung oleh
kelompok sosial tersebut. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok
sosial diharuskan untuk sesuai dengan nilai dan norma yang ada di dalamnya.

Kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma kelompok akan ditolak karena tidak
mencerminkan kepribadian kelompok dan melenceng dari tujuan dibentuknya kelompok sosial
tersebut. Saat penerimaan anggota baru pun, beberapa kelompok sosial membuka rekrutmen
dengan sistem seleksi siapa saja yang cocok dengan nilai dan norma yang berlaku.

Kalaupun tidak ada seleksi, biasanya anggota baru menyesuaikan dengan nilai dan norma
tersebut agar kehadirannya diterima secara sosial.
Masyarakat dan komunitas

A. Pengertian Masyarakat
Sosiologi mendefinisikan masyarakat sebagai “sekelompok orang dengan wilayah umum,
interaksi, dan budaya “. Kelompok-kelompok ini terdiri dari dua atau lebih beragam orang yang
berinteraksi dan mengidentifikasi diri mereka dengan satu sama lain. Singkatnya, kelompok-
kelompok ini dapat dikenal sebagai komunitas juga.
Etimologi dari kata masyarakat dapat ditelusuri kembali ke bahasa Latin. Kata Latin sociatas,
yang pada gilirannya berasal dari kata benda socius. Socius berarti, kawan, teman, atau sekutu;
ini menggambarkan ikatan atau interaksi antara pihak-pihak yang ramah, atau setidaknya sipil.
Oleh karena itu, interaksi sosial yang terus-menerus dengan berbagai komunitas ini merupakan
aspek mendasar dari masyarakat. Demikian pula, jika tidak ada interaksi yang sehat di antara
kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas ini di suatu negara, kelompok-kelompok itu
tidak dapat dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang sama. Oleh karena itu, hambatan
seperti jarak geografis dan perbedaan bahasa dapat memisahkan masyarakat dengan masyarakat
dan juga masyarakat di suatu negara.
Dengan demikian, ada juga kesamaan di antara berbagai komunitas atau kelompok ini dalam
masyarakat ketika mereka berbagi aspek budaya umum mereka, seperti bahasa atau keyakinan.
Oleh karena itu, budaya menjadi elemen masyarakat yang menentukan. Dengan demikian, ilmu-
ilmu sosial menyoroti fakta bahwa masyarakat yang lebih besar sering menunjukkan pola
dominasi atau stratifikasi di antara kelompok-kelompoknya.
Akibatnya, masyarakat memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dibandingkan dengan
masyarakat. Suatu masyarakat memiliki heterogenitas, dan dengan mudah merangkul orang-
orang yang memiliki konflik dan perbedaan yang berbeda. Oleh karena itu, kemiripan, serta
konflik, ada secara bersamaan di dalam masyarakat. Namun, karena masyarakat luas, ada setiap
kemungkinan penyesuaian dan kerja sama antara orang-orang. Lebih jauh lagi, wilayah geografis
yang didefinisikan bukanlah elemen penting bagi masyarakat, tidak seperti untuk komunitas.
B. Pengertian Komunitas
Etimologi komunitas kata dapat ditelusuri kembali ke kata Latin communitas , yang berarti
dibagi dalam semangat umum dan umum. Oleh karena itu, komunitas adalah sekelompok orang
yang tinggal di tempat yang sama atau memiliki karakteristik tertentu atau kesamaan yang sama.
Dengan demikian, tidak ada perbedaan yang jelas di antara mereka; mereka berbagi karakteristik
umum seperti agama, bahasa, kasta, usia, jenis kelamin, keluarga dan kekerabatan, profesi, dan
tempat tinggal. Oleh karena itu, homogenitas bertindak sebagai elemen inti dalam suatu
komunitas.
Oleh karena itu, sebuah kelompok sosial yang dikenal sebagai komunitas dibuat berdasarkan
karakteristik umum di antara anggota-anggota ini atau orang-orang dengan minat yang sama.
Akibatnya, bisa ada komunitas yang didasarkan pada kesamaan yang sama-sama mereka miliki
satu sama lain.
Lebih dari itu, satu karakteristik yang berbeda dari suatu komunitas adalah bahwa para anggota
pada dasarnya harus berada di tempat geografis yang sama untuk mendefinisikan diri mereka
sebagai sebuah komunitas di samping kepentingan-kepentingan serupa lainnya yang mereka
bagikan. Oleh karena itu, ada komunitas yang berbeda dalam satu unit sosial juga.
Sebagai contoh, dalam satu masyarakat ada komunitas yang berbeda seperti berdasarkan pada
profesi: komunitas nelayan, komunitas pertanian, komunitas bisnis, berdasarkan gender;
komunitas homoseksual, berdasarkan sistem kasta; komunitas kasta tinggi dan komunitas kasta
rendah, dll.
Oleh karena itu, anggota komunitas cenderung mendefinisikan karakteristik umum yang mereka
bagi satu sama lain sebagai render identitas tertentu kepada mereka. Dengan demikian, menjaga
mereka penting karena juga mempertahankan identitas mereka. Sebagai contoh, pertimbangkan
perbedaan pernikahan di antara beberapa komunitas: komunitas kasta yang tinggi tidak lebih
suka anggotanya memiliki hubungan perkawinan dengan seseorang dari kasta rendah karena
menghancurkan identitas mereka. Oleh karena itu, setiap upaya dalam suatu komunitas adalah
untuk menghindari perbedaan atau konflik di antara para anggotanya. Dengan demikian,
perbedaan dan konflik tidak bisa ada dalam komunitas.
C. Persamaan Antara Masyarakat dan Komunitas
Komunitas yang berbeda dari budaya dan wilayah yang sama secara kolektif membuat
masyarakat.
Individu adalah komponen dasar dari komunitas dan masyarakat.
D. Perbedaan Antara Masyarakat dan Komunitas
Definisi
Masyarakat: Masyarakat adalah sekelompok orang dengan wilayah dan budaya yang sama,
berinteraksi satu sama lain
Komunitas: Komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal di tempat yang sama atau
memiliki karakteristik tertentu yang sama.
1. Anggota
Masyarakat: Anggota masyarakat beragam karena terdiri dari banyak komunitas yang berbeda.
Komunitas: Anggota dalam suatu komunitas selalu berbagi karakteristik umum di antara satu
sama lain.
2. Interaksi
Masyarakat: Interaksi di antara anggota adalah elemen inti dalam masyarakat karena menentukan
hubungan antara jaringan luas orang-orang.
Komunitas: Interaksi antar anggota dalam komunitas terjadi tanpa sadar karena orang-orang ini
berbagi banyak kesamaan.
3. Keragaman
Masyarakat: Ada keragaman yang tinggi di antara anggota masyarakat; karenanya, itu heterogen.
Komunitas: Ada keragaman minimum di antara mereka dalam suatu komunitas; karenanya, agak
homogen.

4. Ukuran
Masyarakat: Masyarakat lebih besar dari komunitas.
Komunitas: Komunitas lebih kecil dari masyarakat.
5. Lokalitas
Masyarakat: Dalam masyarakat, lokalitas tidak didefinisikan, dan itu bukan elemen penting
untuk membentuk masyarakat.
Komunitas: Dalam komunitas, lokalitas yang pasti menjadi faktor penting, dan memberikan
bentuk yang pasti kepada komunitas.

Anda mungkin juga menyukai