Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DI KABUPATEN MAMASA

Disusun oleh :

Selvida Rara’ D0321019

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa karena atas karunia dan izin-Nya penulis
dapat mengerjakan Makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kelembagaan dan pembiayaan pembangunan bagi mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota Universitas Sulawesi Barat. Dalam pembuatan Makalah ini tentunya penulis mendapatkan
arahan, koreksi dan saran dari beberapa pihak.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari
segi materi maupun teknik penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membagun sangat penulis harapkan. Demikian
Makalah ini, semoga bermanfaat. Terima kasih.

Majene, 06 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2

DAFTRA ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................6

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................7

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu arahan pembangunan nasional jangka Panjang adalah mewujudkan
bangsa yang berdaya saing yang dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang siap
dalam menghadapi tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.
Salah satu faktor kunci dala mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah
pembangunan infrastruktur. Karakter pengembangan infrastruktur diantaranya adalah
membutuhkan pendanaan yang besar, jangka panjang, dan rentan terhadap resiko. Hal ini
menjadi tantangan besar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pembangunan Pembiayaan adalah usaha pemerintah dalam menyediakan dana untuk
membiayai pembangunan di wilayahnya dengan menggunakan sumber-sumber dari
pendapatan (revenue), utang (debt), dan kekayaan (equity) yang bersifat konvensional atau
non-konvensional. Pengertian ini memiliki implikasi bahwa pemerintah menyadari
pembiayaan pembangunan tidak cukup hanya dari APBN/D saja, juga harus melibatkan
aktor lain di luar pemerintah bahkan asing. Pembiayaan pembangunan model ini bisa
berasal dari APBN dan di luar APBN.
Pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui APBN, presiden mengarahkan
untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur dan
Penyertaan Modal Negara pada BUMN. Di luar APBN presiden mewacanakan, pertama
skema refinancing berupa pengalihan portofolio piutang yang proyek fisiknya telah selesai
kepada debitur baru. Selain itu, pembiayaan pembangunan bentuk lain yang dapat
dikembangkan pemerintah adalah: pembiayaan melalui Coporate Social Responsibility
(CSR), pembiayaan Public Private Partnership (PPP), Availibility Payment, Kawasan
Ekonomi Khusus, Debt Nature Swap (DNS).
Kabupaten Mamasa adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Barat,
Indonesia yang terletak, sekitar 116.9 km dari Kota Mamuju, dapat ditempuh sekitar 3 Jam
27 menit dengan menggunakan mobil dari kota Mamuju, Kota ini merupakan salah satu
pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu di provinsi Sulawesi Barat.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan di
bahas adalah alternatif apa saja yang digunakan dalam pembiayaan pembangunan di
Kabupaten Mamasa
C. Tujuan
Untuk menjawab rumusan permasalahan diatas maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui alternatif apa saja yang digunakan dalam pembiayaan
pembangunan di Kabupaten Mamasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN
Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan di daerah, kebutuhan akan pembiayaan
pembangunan menjadi kebutuhan yang semakin mendesak. Keterbatasan anggaran yang dimiliki
pemerintah daerah menuntut kejelian untuk mengembangkan gagasan mencari alternatif
pembiayaan pembangunan di luar APBD dan APBN. Tiga skema pembiayaan pembangunan yang
berpotensi untuk dikembangkan yaitu Pinjaman Daerah, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
(KPBU), dan Pemanfaatan Dana Corporate Social Responsibility (CSR
Kabupaten Mamasa adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia.
Kabupaten ini memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama di sector pertanian
dan pariwisata. Namun, dalam pembangunan, Kabupaten Mamasa masih mengalami kendala
dalam hal pembiayaan. Pemerintah daerah masih bergantung pada anggaran dari pemerintah pusat
dan pendapatan asli daerah yang masih terbatas.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa alternatif pembiayaan pembangunan yang dapat
dilakukan di Polman antara lain:
Beberapa alternatif pembiayaan pembangunan daerah antara lain adalah
a. Kerjasama Pemerintahan Dan Badan Usaha (KPBU)
b. Pinjaman dan Obligasi Daerah
c. Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINB)
d. Manajemen Asset Daerah/ Pengelolaan Barang Milik Daerah
e. Coorporate Social Responsibility (CSR).
Alternatif pembiayaan tersebut diperlukan sebab meningkatnya daya saing antar wilayah
atau kota baik nasional maupun internasional, urbanisasi dan defisit anggaran daerah, serta
menjadi salah satu cara mencapai SDGs.

5
BAB III
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya sumber dana yang yang tertera di penjelasan diatas cukup prospektif
untuk dijadikan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan bagi pemerintah daerah di
Kabupaten Mamasa. Secara formal, sejalan dengan sistem pemerintahan yang semakin desentra-
listik, hal ini sudah dimungkinkan oleh ke-tentuan perundang-undangan yang berlaku. Salah
satu sumber pinjaman yang dapat dijadikan alternatif tersebut adalah melalui penerbitan obligasi
daerah. Walaupun peluang cukup besar bagi obligasi daerah ini, namun daerah-daerah perlu
mempersiapkan diri secara matang untuk menjual obligasi ini. Harus dikaji aspek finasial dan
teknisnya.
Daerah harus melihat urgensi dari penjualan obligasi tersebut. Perlu mencermati secara
mendalam apakah daerah betul-betul kekurangan dana untuk memenuhi anggara
pengeluarannya, dan mampu membayar kembali saat obligasi jatuh tempo. Ini dimaksudkan agar
daerah tidak asal memanfaatkan semua peluang pendapatan (pinjaman) yang ada. Last but
not least, alangkah baiknya jika setiap pin-jaman pemerintah daerah ini ada akunta-bilitas
publiknya sejak dari proses perenca-naan sampai pemanfaatan dan pelunasannya. Semuanya harus
dibuat transparan dan ter-buka terhadap kontrol dari masyarakat luas.

6
DAFTAR PUSTAKA
Hamid S.E prosperk Obligasi sebagai Pembiayaan pembangunan Daerah (2019)

Anda mungkin juga menyukai