Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KREDIT

BERMASALAH PADA PT BPR SULAWESI MANDIRI

(KKNP SEMESTER GENAP 2018/2019)

DISUSUN OLEH :

1. DESRIO DANDY 6160301160052


2. RIRIN 6160301160145
3. NIKO DEMUS MAMBELA 6160301160134

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

MAKASSAR

2019
i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

dengan rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah

kerja nyata profesi (KKNP) ini yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan Studi Program Strata satu (S1) pada Universitas Kristen Indonesia

Paulus Makassar.

Adapun tujuan dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi

(KKNP) ini pada PT BPR SULAWESI MANDIRI Makassar yang berlangsung

selama kurang lebih empat (4) minggu, yang dilmulai dari tanggal 01 Februari 2019

– 02 Maret 2019 yaitu untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dan keuntungan

yang berlangsung pada PT BPR SULAWESI MANDIRI Makassar

Dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP) penulis

banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak luar dan dalam. Oleh karena itu,

dengan ikhlas penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak yang turut membantu penulis dalam menyusun laporan ini, terutama kepada :

1. Dr. Agus Salim, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia Paulus

Makassar.

2. Bapak Dr. Petrus Peleng Roreng, S.E, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

3. Bapak Drs. Luther P Tangdialla, MM., selaku Pembimbing KKNP penulis di

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

ii
4. Ibu Erna Pasanda, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Paulus

Makassar.

6. Bapak Dalmasius Panggalo, SE., MBA selaku Direktur Utama PT BPR

SULAWESI MANDIRI Makassar.

7. Orang tua serta saudara-saudara yang telah memberikan motivasi, nasehat, dan

doa sehingga laporan KKNP dapat terselesaikan.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyusunan

Laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP) ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan Laporan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKNP) ini.

Akhir kata, semoga laporan KKNP ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dan menambah wawasan pengetahuan pembaca.

Makassar, Maret 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan ...................................................................................................i
Kata Pengantar ...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................................3
1.3. Tujuan Penyelesaian Kredit Bermasalah ..........................................................3
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN ........................................................................4
2.1. Profil Perusahaan PT BPR Sulawesi Mandiri ................................. ...............4
2.2. Uraian Umum Kegiatan Perusahaan ............................................... .................5
2.2.1. Struktur Organisasi PT BPR Sulawesi Mandiri ...................... ............5
2.2.2. Uraian Umum Kegiatan PT BPR Sulawesi Mandiri ............... ............6
2.3. Gambaran Yang Menjadi Fenomena Masalah ................................ ................7
2.3.1. Flowchart Pemberian Kredit pada PT BPR Sulawesi Mandiri.............7
2.3.2. Bagian yang Terkait Dalam Proses Penanganan Kredit Bermasalah ...8
2.3.3. Jenis Dokumen yang Digunakan ..........................................................8
2.3.4. Jenis Laporan Yang Digunakan ............................................................9
BAB III : EVALUASI ..............................................................................................11
3.1. Keunggulan .......................................................................................................11
3.2. Kelemahan ........................................................................................................11
BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................12
4.1. Kesimpulan .......................................................................................................12
4.2. Saran .................................................................................................................12
Lampiran
 Daftar konsultasi dan daftar monitoring mingguan
 Berita acara pelaksanaan KKNP dan kegiatan
 Dokumen pendukung

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan usaha sekarang ini sudah sangat berkembang, khususnya

dalam usaha mikro. Kebutuhan akan dana sudah pasti sangat dibutuhkan oleh para

pengusaha. Setiap pengusaha pasti menginginkan perusahaannya dapat berkembang

lebih baik dari tahun ke tahun. Namun pada kenyataannya, semua itu tidak ditunjang

dengan kemampuan yang memadai dikarenakan masalah permodalan. Maka dari itu,

pemerintah perlu membentuk atau membangun suatu badan yang menyediakan jasa

kredit untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha tersebut.(laporan kknp semester

akhir thn. 2011). Salah satu usaha kredit yang perlu dibangun atau didirikan adalah

Perusahaan Bank Perkreditan salah satunya adalah PT BPR SULAWESI MANDIRI.

Pada dasarnya tujuan didirikannya PT BPR SULAWESI MANDIRI adalah

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya masyarakat menengah

kebawah. Masyarakat menengah kebawah yang ingin membuat suatu usaha akan

dibantu dengan modal yang diberikan oleh bank perkreditan. (blog PT BPR Sulawesi

Mandiri).

Dalam mewujudkan visi misi dari PT BPR SULAWESI MANDIRI

diperlukan sistem pengendalian intern yang dapat mengatur setiap kegiatan

operasionalnya.(https://bprsulman.co.id/) Sistem pengendalian intern tersebut

dirancang dengan tujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mengecek keandalan

dan ketelitian data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya setiap

manajemen perusahaan. Dengan adanya sistem pengendalian interen dalam

1
perusahaan sangat diharapkan dapat menekan terjadinya kesalahan dan kecurangan

yang dapat dilakukan pihak-pihak terkait.

PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SULAWESI MANDIRI didirikan

dengan akta tanggal 03 April 2003 sebagai salah satu BPR di Sulawesi selatan,

optimis dapat meningkatkan penyaluran kredit di tahun 2017 sebesar Rp 80 milliar.

Dari tahun ke tahun modal yang dimiliki oleh PT BPR Sulawesi Mandiri terus

bertambah. PT BPR SULAWESI MANDIRI adalah suatu lembaga keuangan dimana

untuk memperlancar suatu aktifitasnya harus memiliki modal atau dana, baik berupa

uang tunai atau aktiva lancar sehinggga setiap saat dapat diuangkan dengan cepat.

(http://old.upeks.fajar.co.id/utama/bpr-sulawesi-mandiri-tawarkan-kredit-tanpa-

bunga.html)

Maka dari itu, untuk memudahkan usaha menengah kebawah PT BPR

SULAWESI MANDIRI menyalurkan tiga (3) jenis kredit yang berupa ; 1. Kredit

Modal Kerja; 2. Kredit Investasi; 3. Kredit Komsumtif. Kredit yang diberikan oleh

PT BPR SULAWESI MANDIRI harus sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan

oleh nasabah. Nasabah akan diberikan kredit sesuai dengan apa yang dijaminkan

(berupa BPKB kendaraan, bangunan , dan tanah ) serta bunga yang diberikan sesuai

dengan ketentuan oleh pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Pada PT BPR SULAWESI MANDIRI, kredit yang telah dicairkan oleh

kreditur kepada debitur masih menjadi permasalahan yang harus diselesaikan.

Karena walaupun pemberian kredit sudah dilakukan sesuai dangan prinsip kehati-

hatian dan analisa kredit yang mendalam, tetapi masih terdapat faktor yang sulit

untuk diprediksi, seperti: karakter nasabah, perubahan kondisi pasar, gejolak

2
perekonomian, dsb, yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian akibat tertunda

atau terhentinya sumber pengembalian kredit dari nasabah.

Selain itu, bank wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif,

maka bank juga harus mempunyai jalan keluar lainnya sebagai alternative

penyelesaian kredit yang bermasalah dan memperbaiki kualitas aktiva produktif

bank. Sesuai ketentuan BI yang berlaku, maka termasuk dalam kategori kredit

bermasalah (Non Perfoming Loan) adalah kualitas aktiva produktif yang tingkat

kolektabilitasnya sudah tergolong : kurang lancar, diragukan, dan macet.

Mengacu pada uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat judul “Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kredit Bermasalah

Pada PT BPR SULAWESI MANDIRI”

1.2. Identifikasi Fenomena yang berkaitan dengan ilmu akuntansi

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut :

 Bagaimana alur pemberian kredit kepada nasabah?

 Bagaimana penyelesaian kredit bermasalah pada PT BPR SULAWESI

MANDIRI ?

1.3. Tujuan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Dari latar belakang serta fenomena yang disebutkan diatas, maka tujuan

dalam menyelesaikan kredit bermasalah adalah untuk menghindari kerugian yang

disebabkan oleh nasabah yang tidak bertanggungjawab dalam menyelesaikan kredit

yang diberikan oleh kreditur, serta untuk menjaga aset-aset milik

perusahaan/instansi.

3
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Profil Perusahaan PT BPR Sulawesi Mandiri

PT. Bank Perkreditan Rakyat Sulawesi Mandiri didirikan atas Pendirian

Perseroan Terbatas No. 9, dibuat dihadapan Notaris Sri Hartini Widjaja, SH, M.Kn.

dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya tertanggal 04 September 2003

Nomor : C-20978 HT.01.01.TH.2003 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan

Terbatas Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 31 Oktober 2003

Nomor 87. Pada tahun 2009 BPR Sulawesi Mandiri yang sebelumnya dimiliki oleh

PT Sinar Galesong Pratama di akuisisi oleh pemilik/ pemegang saham sekarang

dengan akta akuisisi - PT. BPR Sulawesi Mandiri No.04 Tanggal 03 Agustus 2009

dibuat di hadapan Notaris Hajjah Farida Said, SH, M.Kn.

Setiap perusahaan pasti memiliki visi misi atau tujuan yang ingin dicapai agar

perusahaan tersebut bisa berjalan dengan baik, hal itu juga berlaku pada PT BPR

Sulawesi Mandiri dengan visi misi sebagai berikut :

VISI : Menciptakan lembaga keuangan mikro yang kuat, sehat, dan berdaya guna

bagi masyarakat terutama pengusaha mikro dan kecil

4
MISI :

1. Sebagai lembaga perantara keuangan yang profesional dan menjunjung

tinggi integritas, serta “prudent” sesuai dengan ketentuan eksternal dan

internal BPR Sulawesi Mandiri.

2. Menjadikan BPR Sulawesi Mandiri sebagai salah satu alternatif terbaik

bagi nasabah deposan maupun debitur.

3. Melayani masyarakat berpenghasilan rendah yang sulit mendapatkan

akses ke bank umum, dengan menggunakan sistem serta prosedur bank

yang sederhana.

4. Memberikan manfaat yang optimal bagi semua stakeholder.

5
2.2.Uraian Umum Kegiatan Perusahaan
RUPS
2.2.1 Struktur Organisasi PT BPR Sulawesi Mandiri

DEWAN KOMISARIS
1. IGN HERRY WIBOWO
APU / PPT
2. BAMBANG PRAWITO

PEJABAT EKSEKUTIF SEKRETARIS


AUDIT INTERNAL DIREKTUR UTAMA ALFRIYANTI S.T.
ADE MAYASARI MANABA DALMASIUS PANGGALO, SE, MBA

PEJABAT EKSEKUTIF
KEPATUHAN & RISK MGT DIREKTUR OPS & KEPATUHAN
RUDI MARKUS SINGGIH RIDWAN SARTONO
MANAJER MARKETING HRD / UMUM

FATMAWATHY Musrini Syarifuddin


MANAJER KREDIT & LEGAL MANAJER OPERASIONAL
(KOSONG) ASSISSTANT MANAJER
FERDINAND CHANDRA
NUR ALFISYHAR
STAFF KREDIT & LEGAL
1. ARDIAN PAMPANG MADIKA COLLECTOR
2. MEGAWATI
3. INDRA KUSUMA SUPARDI STAFF BACK HEAD TELLER
ACCOUNT OFFICER COSTUMER SERVICE
TANDIONGAN OFFICE
ANGGRESIA YESSI 1. MARLIN M (admin)
4. MUH. KADARISMAN A. 1. INDRIANTHY
2. FITRAH S. (admin) SITTI HARDYANTI ASIZ
SYUKURI 2. LEXY M.P.
3. SUDIRMAN
5. HAIRUL BARIU MANAF 3. MEUTIA D.
TELLER 4. ALLAN AUSTIN
5. GERSON
DIAN RATNA S. 6. SUGIRMAN Security Office Boy
1. Padja 1. Muh. Ali K.
2. Syamsuddin 2. Herman Dg Tai
3. Yusuf Lapi

6
2.2.2 Uraian Umum Kegiatan PT BPR Sulawesi Mandiri

Tanpa mengabaikan tujuan operasional perusahaan itu sendiri akan

memperoleh laba sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus,

maka PT. Bank Perkreditan Rakyat Sulawesi Mandiri menetapkan tujuan:

1. Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka dan tabungan.

2. Memberikan kredit untuk pengusaha mikro kecil, dan menengah (UMKM)

3. Menempatkan dananya dalam bentuk deposito berjangka, sertifikat deposito, dan

/ atau tabungan pada Bank lain.

7
2.3. Gambaran Yang Menjadi Fenomena Masalah
2.3.1. Flowchart Pemberian Kredit pada PT BPR SULAWESI MANDIRI

Mulai Selesai Selesai

Mengajukan permohonan Terima pemberitahuan Terima pemberitahuan


NASABAH penolakan permohonan penolakan atau
Terima pencairan dana
kredit dan menyerahkan kredit
dokumen yang diperlukan kredit persetujuan

Tidak
 Analisa kelayakan
 Periksa kelengkapan
 Kunjungan ke nasabah Layak  Terima hasil
 Interview
 Periksa hasil SID diberikan persetujuan
A/O  Crosscheck data
 Tinjau jaminan kredit?  Buat SPPK/
(MARKETING)  Minta laporan SID
bersama Apraisal Offering Letter
Ya

Ajukan usulan
permohonan kredit

Input data nasabah dan


Periksa & verifikasi
LOAN ADMIN Periksa laporan Sistem pembukaan rekening
dokumen
Informasi Debitur (SID) pinjaman

 Periksa legalitas usaha


 Periksa jaminan ke
notaris
LEGAL
 Membuat Legal Opinion
 Persiapan dokumen
pengikatan

 Membuat Memo
CREDIT REVIEW Review Usulan Pencairan Kredit
Verifikasi
(CREDIT ADMIN) Permohonan Kredit  Menyiapkan
pembukaan
rekening Pinjaman
dokumen asli

Proses Persetujuan Persetujuan


Proses pengikatan kredit dan
Usulan Kredit pembukaan
KOMITE KREDIT (Persetujuan Prinsip)
agunan dengan nasabah
rekening Pinjaman

8
2.3.2. Bagian yang terkait dalam proses penanganan kredit bermasalah

2.3.2.1. Marketing Lending

Marketing Lending adalah sebuah fungsi pekerjaan di dalam dunia

perbankan yang secara garis besar bertugas untuk menyalurkan kembali dana yang

telah dihimpun oleh Marketing kepada masyarakat, lembaga/instansi, ataupun pihak

swasta dalam bentuk pinjaman atau kredit.

2.3.2.2. Collector

Collector memiliki cara kerja yang berbeda. Cara kerja tersebut,

berdasarkan pada lama tunggakan si debitur. Cara kerja atau tingkatan collector

secara umum adalah sebagai berikut :

1. Desk Collector

Level ini merupakan level pertama dari dunia collector, dan cara kerja yang

dilakukan oleh collector-collector ini adalah hanya mengingatkan tanggal jatuh

tempo dari cicilan debitur dan dilakukan dengan media telepon. Biasanya pada level

ini collector hanya berfungsi sebagai pengingat (reminder) bagi debitur atas

kewajiban membayar cicilan.

2. Juru Tagih (Field Collector)

Level ini merupakan kelanjutan dari level sebelumnya, apabila ternyata debitur

yang telah dihubungi tersebut belum melakukan pembayaran, sehingga terjadi

keterlambatan pembayaran. Cara yang dilakukan oleh collector pada level ini adalah

mengunjungi debitur dengan harapan mengetahui kondisi debitur beserta kondisi

keuangannya.

9
3. Juru Sita (Re-medial Collector)

Apabila ternyata debitur masih belum melakukan pembayaran, maka tunggakan

tersebut akan diberikan kepada level yang selanjutnya yaitu Juru Sita atau Remedial

Collector. pada level ini sistem kerja collector adalah dengan cara mengambil barang

jaminan debitur.

2.3.3. Jenis Dokumen Yang Digunakan

Setiap kegiatan pemberian kredit pada PT BPR Sulawesi Mandiri selalu

menggunakan dokumen-dokumen pendukung. Namun berpatokan pada

permasalahan yang diangkat, maka dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem

pengendalian kredit bermasalah pada PT BPR SULAWESI MANDIRI.

Bagian Marketing dan Administrasi kredit harus melampirkan dokumen

atau data-data, sekurang – kurangnya meliputi :

1. Kredit file masing-masing Debitur.

2. Laporan kronologis kredit bermasalah .

3. Laporan kunjungan / upaya penagihan.

4. Surat menyurat seperti : SP1, SP2, SP3, dan Disomasi.

5. Data pendukung Lainnya.

Kredit bermasalah dalam penanganan collector, secara berskala, collector

membuat laporan yang ditujukan kepada manajemen, yaitu:

1. Hasil penagihan dan penyelesaian kredit bermasalah.

2. Jaminan kredit yang di ambil alih dan dikuasai oleh bank.

3. Perkembangan penjualan jaminan melalui lelang.

4. Perkembangan penyelesaian kredit melalui kuasa hukum.

10
2.3.4. Jenis Laporan Yang Digunakan

2.3.4.1. Laporan kronologis kredit bermasalah .

Terhadap setiap kredit bermasalah , Marketing Lending dan Collector wajib

membuat laporan kronologis debitur dari awal kredit sampai dengan terkini, yang

isinya sekurang-kurangnya meliputi data-data sebagai berikut:

1. Proses awal permohonan kredit

 Data pribadi/perusahaan debitur

 Siapa pemberi referensi pertama kali debitur menjadi nasabah bank.

2. Perkembangan kredit dari awal sampai dengan kondisi kredit terkini

 Plafon awal kredit,

 Perubahan fasilitas kredit,

 Perubahan jaminan kredit.

3. Permasalahan yang terjadi

 Penyebab terjadinya kredit bermasalah,

 Upaya penagihan kredit yang sudah dilakukan.

4. Kesimpulan dan rekomendasi

 Kondisi keuangan dan usaha debitur terkini,

 Kemungkinan untuk penyelesaian kredit dari sumber lainnya.

2.3.4.2. Laporan kunjungan / upaya penagihan.

Merupakan setiap hasil pembicaraan per telepon maupun pertemuan dengan

debitur (debitur datang ke kantor atau Marketing Lending mendatangi debitur) harus

dituangkan dalam laporan tertulis. Laporan tersebut wajib dibuat per debitur dan

laporan tersebut harus disimpan ke dalam kredit file masing-masing debitur.

11
BAB III

EVALUASI

3.1. Keunggulan

Keunggulan dari sistem pengendalian kredit bermasalah pada PT BPR

Sulawesi Mandiri adalah dapat ditangani dengan baik dan tepat oleh karyawan yang

bertugas di bidang tersebut ketika adanya kredit bermasalah terjadi.

3.2. Kelemahan

Analisis kredit yang dilakukan oleh pihak bank dan pada saat membuat surat

keputusan kredit serta nasabah yang menyalahgunakan kredit yang diberikan adalah

kelemahan mengapa kredit yang bermasalah itu ada. Bank terlalu mengejar target

penyaluran kredit sehingga mengabaikan aspek analisis yang baik atau menurunkan

tingkat kehati-hatiannya. Dimana hanya melihat agunan sebagai dasar keputusan

pemberian kredit, sehingga faktor-faktor analisa lainnya terabaikan.

Bukan hanya dari pihak bank, tetapi dari pihak nasabah juga yang

mengakibatkan kredit bermasalah itu terjadi. Karena nasabah yang tidak menggunakan

dananya dengan tepat, sehingga kredit yang diberikan tidak berputar dan mengakibatkan

kredit tidak bisa dikembalikan.

12
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dengan menerapkan sistem pengendalian intern terhadap kredit bermasalah

pada perusahaan, maka dapat mengurangi tingkat kredit bermasalah terjadi.

Perusahaan yang menerapkan sistem pengendalian tersebut juga akan dapat

mengurangi skala kecil terjadinya kredit bermasalah pada perusahaannya. Serta

karyawan khusus untuk menangani, mengendalikan, dan mengawasi sistem kredit

bermasalah harus lebih waspada menyikapi hal ini. Pada PT BPR Sulawesi Mandiri,

sistem pengendaliannya termasuk kedalam kategori yang kuat karena kredit

bermasalah masih dalam tahap yang normal atau bisa diselesaikan dengan baik.

4.2. Saran

Pemilik perusahaan agar konsisten dalam menjalankan sistem pengendalian

intern pada kredit bermasalah. Selain untuk menghindarkan perusahaan dari

kemungkinan mengalami kerugian, pengendalian intern juga perlu diterapkan agar

dapat menciptakan individu-individu yang menjunjung tinggi kejujuran dalam

melaksanakan pekerjaan.

13

Anda mungkin juga menyukai