SKRIPSI
Oleh:
Susanto
180810006
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar pada mata kuliah Metode
Makalah ini memuat dua bidang kajian sesuai judulnya yaitu mengenai Analisi
Laporan keuangan. Dalam penyusunan tugas mandiri ini, saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Dosen Pengajar pada mata kuliah ini, Bapak Poniman, S.E.,
M.S.A., Ak., CA. yang dengan kesabaran telah mengajarkan dan membagikan
pengetahuannya dalam materi ini kepada kami semua. Selain itu, ucapan terima kasih
juga saya sampaikan kepada pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna
Susanto
2
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
dimana sektor perbankan termasuk dalam salah satu kondisi tersebut dengan
kegiatan utamanya ialah menghimpun dana dari warga dan disalurkan dananya
kredit. Pinjaman tersebut berupa sumber utama dari Bank Perkreditan Rakyat
berfungsi sebagai sumber alternatif untuk mendanai sektor usaha mikro, usaha
menengah dan proyek negara dan mendorong bisnis untuk memenuhi kebutuhan
empat ataupun roda dua dan sebagainya. Pada bagian lainnya perusahaan
bisnis berjalan dengan lancar. Untuk bertahan dan mendapat manfaat, bank perlu
melalui berbagai bentuk investasi atau penempatan dana pada bank lain.
2
Tabel 1.1
2018 ke 2019 mengalami penurunan terbanyak dari pada tahun yang lainnya. Jadi
dalam bidang perbankan dan juga memiliki beberapa kantor cabang dan juga
kantor kas. Industri perbankan tersebut pada dasarnya memiliki dua kegiatan
pokok, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
Tabel 1.2
Pada saat penyaluran kredit, bank juga memiliki resiko yang dikarenakan
debitur tidak mampu bayar atau sering dikatakan sebagai kredit bermasalah.
Kredit bermasalah dapat diketahui dari tingkat non performing loan (NPL).
Semakin tinggi persentasi non performing loan (NPL) maka kinerja suatu bank
Tabel 1.3
Berdasarkan hasil rasio diatas terdapat peningkatan dari tahun 2016 sampai
2019 akan tetapi mengalami penurunan di tahun 2020 sebesar 0,84%, hal ini
memperkecil NPL tersebut dengan ketat dan upaya penyelesaian damai maupun
solusi penjualan agunan secara sukarela. Serta adanya penyebaran Covid-19 yang
masih belum jelas kapan berakhir, sehingga akan berdampak buruk bagi beberapa
sektor perekonomian dan kesehatan BPR ke depannya. Oleh karena itu Otoritas
penurunan rasio NPL tersebut masih diatas persentasi rasio yang ditentukan yaitu
≤ 5%.
penyesuaia serta penagihan secara ketat. Selain itu, penyaluaran kredit lebih ketat
nasabah, BPR selain menggunakan modal sendiri juga menggunakan dana pihak
Tabel 1.4
2017 – 2018 sebesar 4,25%, dan mengalami penurunan di tahun 2018 – 2020
sebesar 7,34%. Ini terjadi karena karena permintaan kredit masih belum terlalu
banyak dan pertumbuhan DPK bergerak lebih cepat. LDR digunakan untuk
menilai komposisi penyaluran kredit dan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Disamping itu, dana yang diterima oleh bank tidak disalurkan secara keseluruhan
karena bank tetap harus menjaga likuiditas agar dapat membayar kewajiban dan
nasabah. Pedapatan tersebut diperoleh dari bunga dan biaya lainnya yang
(PPAP) dan dana pihak ketiga juga dapat mengurangi pendapatan karena adanya
biaya bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah penyimpan serta biaya
lainnya. Dengan itu, BPR dapat menentukan profitabilitas yang dapat diukur
Tabel 1.5
2017 dan 2018 ke 2019 sebesar 1,55%, dari tahun 2017 ke 2018 mengalami
Peningkatan tersebut tidak terlalu besar karena adanya Non performing Loan dan
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) umum, dan nilai Agunan Yang
7
Diambil Alih (AYDA) sebagai faktor pengurang modal inti dalam perhitungan
mematikan ini sehingga memicu terjadinya inflasi. Banyak negara yang sudah
sehingga pemerintah mengeluarkan regulasi dan stimulus untuk sektor ini akan
Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh (Eddy Winarso 2020) yang berjudul
berjudul “Analisis Non performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
berpengaruh terhadap ROA tetapi secara bersamaan NPL dan LDR berpengaruh
terhadap ROA.
Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh (Maryono, Agus Budi Santosa) yang
berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non performing Loan (NPL),
(BOPO) serta Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return On Assets (ROA)”.
simpulkan bahwa CAR / KPMM dan NIM berpengaruh positif signifikan terhadap
8
ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan NPL dan LDR
yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BOPO
dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas”. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini berupa analisis regresi linear berganda yang diolah melalui SPSS
dan dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
Batam tidak terlalu besar karena adanya Non performing Loan dan
Keterbatasan masalah ini dibuat agar ruang lingkup penelitian lebih kecil
sehingga peneliti lebih teliti dan fokus serta tidak menyimpang dari pembahasan
Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio dan Profitabilitas pada Bank
3. Apakah Non Perfoming Loan dan Loan Deposit Ratio secara bersama-sama
perbankan.
Profitabilitas.
TINJAUAN PUSTAKA
penyimpanan uang atau peminjaman, termasuk lembaga, kegiatan bisnis, dan cara
proses melakukan kegiatan bisnis (UU Bank Indonesia, 1992). Secara umum
status kepemilikan, harga, fungsi, tingkat dan status seperti dibawah ini (Ismail,
2013):
23
3. Bank Perkreditan Rakyat, yang lebih sering disebut sebagai BPR pada
pemerintah.
5. Bank Campuran, perbedaan bank ini dari bank milik koperasi adalah
swasta asing.
24
uang asing.
kepada kantor cabang dan lainnya yang dalam arti sebagai perwakilan
3. Cabang formal adalah cabang yang diotorisasi dari kantor pusat untuk
5. Kantor kas adalah cabang terkecil, karena kantor kas dapat melakukan
Bank Perkreditan Rakyat atau yang biasa disebut BPR adalah bank yang
Jasa, 2014). BPR termasuk bank dengan lebih banyak segmen pasar Banyak
dengan pengusaha UKM (usaha kecil dan menengah). Dimana hanya dapat berdiri
jika pemilik dari BPR tersebut merupakan WNI (warna negara Indonesia).
2.2.1 Profitabilitas
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
suatu bank dalam menciptakan laba. Dalam penelitian ini, indikator profitabilitas
yang lebih sering disebut sebagai Return Of Asset adalah tingkat persentase
keuangan dengan melihat kontribusinya pada net profit (laba bersih) pada tingkat
dengan rasio dapat digunakan sebagai alat ukur untuk berapa banyak net profit
(laba bersih) yang akan dihasilkan per rupee yang tertanam dalam total aset.
tidak kembali artinya angsuran pokok dan bunga pinjaman yang telah disepakati
pada saat menandatangani perjanjian kredit, maka bank akan mengalami kerugian
Tingkat wajar Non Performing Loan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar 5% dari total kreditnnya. Bank dinyatakan sehat, apabila Non Perfoming
Loan berada dibawah 5% (lima persen) sebaliknya apabila suatu bank berada
tingkat rasio Non Perfoming Loan maka diperlukan suatu ukuran. Non Perfoming
Loan adalah kredit yang telah jatuh tempo angsurannya tetapi tidak tepat waktu
kurang dari 90 hingga kurang dari 180 hari. Jika hubungan debitor-bank
pelanggan.
atau bunganya ditunda jika pembayaran pokok dan / atau bunganya ditunda
c. Kredit kredit macet yang lebih tua dari 270 hari akan menyebabkan bank
bunga tidak diterima kembali atas dana yang telah disalurkan atau telah dinikmati
oleh nasabah. Dampak atas hal tersebut antara lain (Ismail, 2013):
mengalami penurunan.
28
3. Pembentukan cadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar, dan biaya
profitabilitas bank.
tidak lancarnya pembayaran kredit atau kredit bermasalah yang dalam istilah
perbankan dikenal dengan rasio Non Performing Loan. Dalam penelitian ini
Kredit Bermasalah
NPL= Rumus 2.1 Non Performing Loan
Total Kredit
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio antara jumlah kredit yang
disalurkan terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. Tingkat
likuiditas sebuah bank dapat diukur dengan rasio ini (Yanti Natalia & Afridola,
2019). Tingginya nilai LDR menyebabkan semakin rendah likuiditas bank, karena
terjadinya penurunan pada harga saham (Sari et al., 2018). Dalam penelitian ini
Kredit
LDR= Rumus 2.2 Loan to Deposit Ratio
Dana yang diterima oleh bank
Loan Terhadap Kinerja Keuangan (Pada Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek
pada profitabilitas.
kecukupan modal, dan rasio pinjaman pada deposito. Variabel dependen ialah
Nagari”. dengan variabel independen Non Perfoming Loan Dan Kualitas Aktiva
profitabilitas.
Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam dengan hasil uji t nilai signifikan
Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam dengan hasil uji t nilai signifikan
(ROA) BPR di Kota Batam dengan hasil uji F nilai signifikan 0,000<0,05.
hasil analisis secara parsial atau uji t: (1) NPL secara parsial berpengaruh negatif
tetapi tidak signifikan terhadap ROA, diketahui bahwa thitung -1.342 < t table -
2,00247 dan signifikansi 0,185 > 0,05, (2) KAP secara parsial berpengaruh negatif
tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan thitung -0,323 < ttabel -
2,00247 dan signifikansi 0,748> 0,05. Secara simultan atau uji f: NPL dan KAP
31
berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan nilai dari F hitung 10,222 > Ftabel
Menurut (Peling & Sedana, 2018) “Pengaruh LDR, NPL, dan BOPO
terhadap Profitabilitas pada PT. BPD Bali periode tahun 2009-2016”. Variabel
independen Loan to Deposit Ratio, Non Perfoming Loan Dan BOPO. Dan
Deposit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Non Performing
Menurut (R. Putri & Dewi, 2017) “Pengaruh LDR, CAR, NPL, BOPO
independen Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Perfoming Loan
Dan BOPO. Dan variabel dependen Profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis yang
ditemukan bahwa Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio secara parsial
Assets, Capital Adequacy Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga
Adequacy Ratio dan Economi Value Added sedangkan Variabel dependen yaitu
pengaruh negatif variabel Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Good
Harga Saham.
berupa Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Dan Loan to Deposit
ini adalah variable Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio
berupa CAR, BOPO, NPL dan LDR sedangkan Varianel Dependennya yaitu
ROA. Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa CAR tidak berpengaruh
Indonesia. Diantara empat variabel independen yaitu CAR, BOPO, NPL dan
33
LDR, variable BOPO memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap ROA
Kerangka kerja Teoritis Penelitian yang menyangkut dampak NPL dan LDR
menggunakan variabel yang secara umumnya digunakan oleh peneliti lain yang
dimana tidak lain merupakan NPL dan LDR. Profitabilitas dalam penelitian yang
Profitabilitas (Y)
H3
2.4 Hipotesis
Perumusan yang berhipotesis dengan dasar dari latar belakang serta masalah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
peneliti yang dibuat dengan desain yang sedemikian rupa disebut dengan desain
penelitian. Dasar dari metode penelitian yaitu memperoleh data dari jenis-jenis
metode dengan tujuan, hasil, dan manfaat tertentu. Metode yang digunakan yaitu
pendekatan kuantitatif.
motode discovery bisa disebut juga dengan metode kuantitatif. Cara ini
dinamakan tradisional karena sudah lama sekali menjadi tradisi sampai sekarang,
objektif, terukur, rasional dan sistematis, terakhir metode discovery metode ini
dikaitkan dengan variabel-variabel dengan bantuan statistik atau grafik atau yang
Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas.
40
yang lainnya.
tidak kembali artinya angsuran pokok dan bunga pinjaman yang telah disepakati
pada saat menandatangani perjanjian kredit, maka bank akan mengalami kerugian
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio antara jumlah kredit yang
disalurkan terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. Tingkat
likuiditas sebuah bank dapat diukur dengan rasio ini (Yanti Natalia & Afridola,
2019). Tingginya nilai LDR menyebabkan semakin rendah likuiditas bank, karena
Menjadi fokus peneliti dan daya tarik merupakan variabel utama adalah
variabel dependen Chandrarin (2017: 83). Variabel terikat merupakan istilah lain
dari variabel dependen, dimana variabel ini sangat penting untuk dijelaskan
3.2.2.1 Profitabilitas
untuk mendapatkan profit atau keuntungan melalui aset, penjualan dan modal
saham pada suatu periode tertentu. Profitabilitas (ROA) yang hendak diteliti ini
3.3.1 Populasi
Tabel 3.1
3.3.2 Sampel
anggota dari populasi. Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu cara
terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar atau expert Sanusi
(2011, p. 59). Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian
keuangannya pada situs Bank Indonesia ataupun Otoritas Jasa Keuangan tahun
44
2016 – 2020. Dari 28 BPR di Kota Batam hanya 23 BPR yang memenuhi kriteria
tersebut.
melebihi 20% dan tidak kurang dari -9% pada laporan keuangan periode
2016-2020.
45
Tabel 3.2
Kriteria Sampel
No Nama BPR
1 2 3
1 BPR Barelang Mandiri √ √ √
2 BPR Pundi Masyarakat √ √ √
3 BPR Sejahtera Batam √ √ √
4 BPR Kencana Graha √ √ √
5 BPR Artha Prima Perkasa √ √ √
3.4 Jenis
6 BPR Dana Nusantara √ √ √
7 BPR Lesca Dana Batam √ - √
dan
8 BPR Banda Raya √ √ √
9 BPR Dana Nagoya √ √ √
10 BPR LSE Manggala √ √ √
11 BPR Putra Batam √ √ √
12 BPR Danamas Simpan Pinjam √ √ √
13 BPR Kepri Batam √ √ √
14 BPR Agra Dhana √ √ √
15 BPR Kintamas Mitra Dana √ √ √
16 BPR Indobaru Finansia √ √ √
17 BPR Harapan Bunda √ - √
18 BPR Global Mentari √ √ √
19 BPR Dana Fanindo √ - √
20 BPR Ukabima Mitra Dana √ √ -
21 BPR Dana Mitra Sukses √ √ √
22 BPR Dana Putra √ √ √
23 BPR Dana Makmur √ √ √
24 BPR Central Kepri √ √ -
25 BPR Dana Central Mulia √ √ √
26 BPR Majesty Golden Raya √ √ √
27 BPR Dana Mitra Utama √ √ √
28 BPR Satya Mitra Andalan √ √ √
Sumber data
dilansir dari laporan keuangan publik yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
46
Secara teratur memanfaatkan data dari laporan keuangan yang diterbitkan antara
variabel Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan
Indonesia yang ditandatangani dengan lembaga jasa keuangan antara tahun 2016 -
2020.
yang kemudian diuji dengan SPSS versi 25 dan diukur menggunakan skala rasio.
Skala rasio (ratio scale) adalah skala pengukuran yang menunjukkan peringkat,
jarak, dan perbandingan construct yang diukur. Skala rasio meliputi skala ordinal
dan interval. Jadi, suatu variabel yang dimensinya telah memiliki skala rasio dapat
dikonversi ke skala ordinal dan interval, tetapi tidak berlaku sebaliknya Sanusi
(2011:57).
yang sudah dikumpul tanpa bermaksud membuat simpulan yang berlaku umum
atau generalisasi. Sugiyono (2012: 147), Menurut Ghozali (2018: 19), statistic
memiliki distribusi normal atau tidak adalah tujuan dari uji normalitas Ghozali
(2018: 161). Penelitian ini membuktikan apakah data berdistribusi normal dan
memiliki variabel pengganggu atau tidaknya suatu data. Karena data yang tidak
normal tidak bisa diasumsikan untuk uji selanjutnya yaitu uji hipotesis.
Di dalam uji normalitas, dikatakan bahwa terdiri dari analisis grafik yaitu
berupa histogram dan grafik probability plot. Pada histogram dikatakan data
Apabila data berdistribusi normal maka titik-titik bulat akan mengikuti garis
Sig < 0,05 artinya data tidak normal, sebaliknya jika Sig ≥
0,05 maka data
berdistribusi normal. Jika data menunjukkan tidak normal, bisa diperbaiki dengan
normal).
Menurut Ghozali (2018: 107), uji ini menguji apakah antar variabel bebas
dan terikat mengandung korelasi atau tidak. Tidak adanya kolerasi diantara
variabel independen berarti memiliki regresi yang baik. Untuk menunjukkan ada
atau tidak suatu multikolinearitas yaitu dengan melihat alat uji yang disebut
48
Variance Inflation Factor (VIF). Adanya korelasi dilihat dari value tolerance
lebih kecil dari 0,1 atau value VIF lebih besar dari 10, untuk tidak terjadinya
multikolinearitas adalah tolerance value harus melebihi dari 0,10 dan nilai VIF
Menurut Ghozali (2018: 137), uji ini dipakai untuk melihat ada atau
pengamatan lainnya. Metode lain yang bisa digunakan untuk melakukan uji
tersebut, misalnya Grafik Plot, uji Glejser, uji Park, dan uji White. Biasanya yang
wajib digunakan dalam data sekunder yaitu uji Grafik Plot atau Scattrerplot.
Penelitian ini sendiri menggunakan uji Grafik Plot dimana jika sebaran bulat-bulat
tidak membentuk suatu pola dan cenderung tersebar, artinya itu tidak akan terjadi
homokedastisitas. Jika dilihat dari uji Glejser, nilai absolut diatas 0,05 artinya
Uji ini dilakukan untuk menguji suatu model regresi linear apakah ada
membuktikan terdapat ada atau tidak adanya auto korelasi peneliti menggunakan
uji Durbin-Watson dengan cara melihat antara tabel dan value t hitung yaitu dl
dan du. Kriteria jika dw lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4-du artinya tidak
terjadi autokorelasi.
49
dan sederhana adalah terutama terletak pada berapa total variabel bebas yang
dari satu variabel maka harus menggunakan analisi linear berganda. Persamaan
regresi linear berganda antar variabel independen & satu variabel dependen
yaitu:
𝑌′=𝑏0+𝑏1𝑋1+𝑏2𝑋2+ e
Keterangan:
Y = ROA
b0 = Konstanta Value
b1 = Koefision Regresi X1
b2 = Koefision Regresi X2
3.6.3.2 Uji T
Chandrarin (2017: 141) mengatakan bahwa uji ini dipakai untuk tujuan
dengan menguji pengaruh tiap variabel independen dengan satu variabel dependen
dimana sudah disesuaikan dalam model persamaan regresi. Kriteria uji nya yaitu
jika hasil value t Sig ≤ 0.05 dan nilai t hitung > t tabel, bisa dikatakan bahwa
jika hasil value t Sig > 0.05 dan t hitung < t tabel, artinya variabel independen itu
3.6.3.3 Uji F
mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang
sudah dibuat sedemikian rupa apakah sudah tepat atau tidak. Uji f ini harus uji
mempengaruhi hasil uji t. Uji f harus berdampak signifikan dalam model regresi
Jika hasil uji analisis menunjukkan hasil Sig ≤ 0.05 dan f hitung > f tabel,
bisa dikatakan model dalam persamaan regresi linear berganda sudah fit atau
sudah benar. Kebalikannya, jika uji f menunjukkan hasil Sig > 0.05 dan f hitung <
f tabel maka model persamaan regresi linear berganda tidak fit atau kurang tepat.
keseluruhan, uji ini menghitung besar kaitan diantara variabel X dengan variabel
nilai koefisien determinasi kurang dari 1 atau minus itu artinya variabel X tidak
semakin tinggi dan mendekat ke angka 1 maka pengaruh dan keterkaitan semakin
kuat.
51
seberapa besar pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio
Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan September 2021 sampai dengan
Tabel 3.1
2020 2021
Septembe
Keterangan r Oktober November Desember Januari
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 13 14
Identifikasi
Masalah dan
Pengajuan
Judul
Tinjauan
Pustaka dan
Penyusunan
Skripsi bab I-
III
Pengumpulan
Data
Pengolahan
dan Analisis
Data
Hasil dan
Pembahasan
Simpulan
dan Saran
Waktu Penelitian
BAB IV
Metode kuantitatif dipakai pada research ini, yang mana diambil data
mempublikasikan laporan keuangan pada situs Otoritas Jasa Keuangan tahun 2016
– 2020. Dari 28 BPR di Kota Batam hanya 23 BPR yang memenuhi kriteria
tersebut. Berikut adalah daftar 26 Bank Perkreditan Rakyat yang digunakan dalam
Tabel 4.1
No Nama BPR
1 BPR Barelang Mandiri
2 BPR Pundi Masyarakat
3 BPR Sejahtera Batam
4 BPR Kencana Graha
5 BPR Artha Prima Perkasa
6 BPR Dana Nusantara
7 BPR Banda Raya
8 BPR Dana Nagoya
9 BPR LSE Manggala
10 BPR Putra Batam
11 BPR Danamas Simpan Pinjam
12 BPR Kepri Batam
13 BPR Agra Dhana
14 BPR Kintamas Mitra Dana
15 BPR Indobaru Finansia
16 BPR Global Mentari
17 BPR Dana Mitra Sukses
18 BPR Dana Putra
19 BPR Dana Makmur
20 BPR Dana Central Mulia
21 BPR Majesty Golden Raya
22 BPR Dana Mitra Utama
23 BPR Satya Mitra Andalan
Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2021
dari data yang digunakan. Tabel 4.1 menunjukan statistik deskriptif masing-
yaitu Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio serta variabel dependen
adalah 115 data yang merupakan 23 Bank Perkreditan Rakyat di Kota Batam pada
program SPSS versi 25, dapat dilakukan dengan cara analisis grafik.
Gambar 4.2
Pada gambar grafik 4.2 data membentuk pola gambar lonceng, hal ini dapat
mana nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05, maka data
Tabel 4.3
nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10, angka ini dilihat pada tabel
Coefficients.
57
Tabel 4.4
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Non Performing Loan 1.000 1.000
Loan to Deposit Ratio 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui nilai Variance Inflation Factor
(VIF) variabel penyaluran kredit (X1) dan non performing loan (X2) masing-
ada atau terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama dan nilai
Tabel 4.5
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.118 1.146 -.103 .918
Non Performing .007 .019 .033 .355 .723
Loan
Loan to Deposit .015 .014 .098 1.038 .302
Ratio
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber : Hasil Penelitian, 2021 (Diolah dengan SPSS versi 21)
signifikasi variabel Non Performing Loan (X1) sebesar 0,723 dan variabel Loan to
Deposit Ratio (X2) sebesar 0,302. Karena nilai dari kedua variabel independen
lebih besar dari nilai 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat ada tidaknya korelasi antar residual
pada pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model. Cara mengetahui
autokorelasi yaitu dengan melihat nilai Durbin Watson (DW). Suatu model dapat
dikatakan tidak terjadi gejala autokorelasi, jika Durbin Watson (DW) > Durbin (4
Tabel 4.6
59
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .533 a
.284 .272 1.51367 1.861
a. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Waston sebesar 1,861 dan nilai Durbin Upper (du) sebesar 1,7313, sehingga
diperoleh perbandingan 1,7313 < 1,861 < 2,2687 (4 - 1,7313) maka dapat
non performing loan dan Loan to Deposit Ratio dengan profitabilitas Bank
Perkreditan Rakyat di Kota Batam. Dari hasil uji asumsi klasik di atas dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah layak
Tabel 4.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.824 1.703 1.071 .286
Non Performing -.189 .029 -.523 -6.544 .000
Loan
Loan to Deposit .025 .021 .094 1.175 .243
Ratio
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2+ e
Artinya :
Performing Loan (X1) dan Loan to Deposit Ratio (X2) nilai adalah 0, maka
2. Variabel Non Performing Loan (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar
-0,189, ini berarti jika variabel independen lainnya tetap atau tidak berubah,
antara Non Performing Loan (X1) dengan profitabilitas (Y), artinya semakin
61
profitabilitas (Y).
3. Variabel Loan to Deposit Ratio (X2) memiliki nilai nilai koefisien regresi
sebesar 0,025, ini berarti jika variabel independen lainnya tetap atau tidak
(Y), artinya semakin meningkat nilai Loan to Deposit Ratio (X2) maka akan
Tabel 4.6
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.824 1.703 1.071 .286
Non Performing -.189 .029 -.523 -6.544 .000
Loan
Loan to Deposit .025 .021 .094 1.175 .243
Ratio
a. Dependent Variable: Profitabilitas
sebagai berikut :
Pengujian hipotesis 1
terhadap profitabilitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan variabel Non
Performing Loan sebesar 0,000 < 0,05 dan juga dari nilai t hitung sebesar -6,544
> t tabel 1,98137 maka H0 ditolak, berarti Non Performing Loan memiliki
Pengujian hipotesis 2
terhadap profitabilitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan variabel Loan to
Deposit Ratio sebesar 0,243 > 0,05 dan juga dari nilai t hitung sebesar 9,820 > t
tabel 1,98137 maka H0 ditolak, berarti Loan to Deposit Ratio memiliki pengaruh
Tabel 4.7
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 101.997 2 50.998 22.258 .000b
Residual 256.615 112 2.291
Total 358.612 114
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan
Sumber : Hasil Penelitian, 2021 (Diolah dengan SPSS versi 25)
Pengujian hipotesis 3
Hipotesis ketiga adalah Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio secara
Rakyat di Kota Batam. Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.7 di atas nilai F
hitung sebesar 22,258 > F tabel 3,08 kemudian didukung dengan hasil nilai
probabilitas signifikan sebesar 0,000 < 0.05, maka H0 ditolak, berarti bahwa
secara simultan atau bersama-sama Non Performing Loan dan Loan to Deposit
sampai dengan 1. Semakin mendekati 0 maka semakin kecil pula pengaruh semua
Tabel 4.8
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .533 a
.284 .272 1.51367 1.861
a. Predictors: (Constant), Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan
b. Dependent Variable: Profitabilitas
sebesar 0,284 berarti hubungan antara Non Performing Loan dan Loan to Deposit
dijelaskan oleh variabel Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio,
sedangkan sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
4.2 Pembahasan
pembahasan penelitian:
65
Batam
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel Non
Performing Loan (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,189, ini berarti
jika variabel independen lainnya tetap atau tidak berubah, maka mengalami
perubahan 1 poin atau 1% variabel Non Performing Loan akan menurunkan nilai
bernilai negatif artinya terdapat hubungan negatif antara Non Performing Loan
(X1) dengan profitabilitas (Y), artinya semakin menurun nilai Non Performing
Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa variabel penyaluran kredit
(X1) memiliki nilai t hitung sebesar -4,589 > t tabel 1,98373 dan nilai signifikan
sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0
terhadap profitabilitas. Dan penelitian yang dilakukan oleh Erawati & Badera
profitabilitas LPD.
66
Batam
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel Loan
to Deposit Ratio (X2) memiliki nilai nilai koefisien regresi sebesar 0,025, ini
berarti jika variabel independen lainnya tetap atau tidak berubah, maka setiap
kenaikan perubahan 1 poin atau 1% variabel Loan to Deposit Ratio (X2) akan
Ratio (X2) bernilai positif artinya terdapat hubungan antara Loan to Deposit Ratio
(X2) dengan profitabilitas (Y), artinya semakin meningkat nilai Loan to Deposit
Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa variabel Non performing
loan (X2) memiliki nilai t hitung sebesar 9,820 > t tabel 1,98373 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas. Dan penelitian yang dilakukan oleh Octaviani & Andriyani (2018)
terhadap Profitabilitas.
67
4.2.3 Pengaruh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 22,258 > F tabel 3,08 kemudian didukung dengan hasil nilai probabilitas
signifikan sebesar 0,000 < 0.05, maka H0 ditolak, berarti bahwa secara simultan
atau bersama-sama Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio mempunyai
bahwa adanya kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati &
signifikan terhadap profitabilitas. Dan penelitian yang dilakukan oleh Lestari &
Suartana (2017) bahwa secara simultan tingkat efisiensi, resiko kredit, dan tingkat