Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH


NASABAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbk, UNIT PALLANGGA

EKA YULIANTI
10572 02438 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
ANALISIS PENGAWASAN INTERN DALAM PENYALURAN KREDIT
USAHA RAKYAT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO)
Tbk, UNIT BENGO WATAMPONE

FADHILLAH YUSUF
10572 02464 10

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kupersembahkah kehadirat Allah SWT atas

berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

ilmiah ini yang dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada junjungan kita, Rasulullah SAW, sebagai idola serta

uswatun hasanah bagi siapapun yang merindukan figur yang ideal.

Dengan penuh Kesadaran, penulis dalam rangka penulisan karya

ilmiah ini mulai dari awal sampai selesainya proses penulisan sangat

disadari oleh penulis bahwa berbagai pihak telah banyak berjasa telah

memberikan bantuannya baik secara moril maupun material, maka melalui

kesempatan ini penulis mengucapkan syukran katsiran serta penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Abubakar yang selalu memberikan

semangat cinta yang luhur dan tulus dalam kebeningan hati yang

tawadhu. Kiranya ananda hanya kepada Allah kuhaturkan do’a

semoga Allah mengganti kesabaran dan pengorbanannya yang begitu

agung dengan kehidupan yang barakah, akhir yang husnul khatimah,

dan surga seluas langit dan bumi yang di bawahnya mengalir sungai-

sungai.
2. Bapak DR. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar dan Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta bapak Moh. Aris

Pasigai, SE.,MM selaku ketua jurusan manajemen, penulis sampaikan

terima kasih atas bantuan dan fasilitas yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Unismuh Makassar.

3. Bapak Drs.H. M. Hamzah Limpo, M. Si dan ibu St. Marhumi, SE., MM

sebagai pembimbing I dan II dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih

atas bimbingan dan arahan serta dorongan semangat kepada penulis,

kiranya Allah SWT membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

4. Teristimewa kepada rekan-rekan mahasiswa Unismuh Makassar yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Atas bantuannya baik secara

moril dan material penulis haturkan banyak terima kasih.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan sebagai

bahan penyempurnaan Skripsi ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua, amin.

Makassar, Mei 201

penulis
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5


A. Pengertian, Fungsi dan Jenis-Jenis Bank ............................... 5
B. Pengertian Kredit ................................................................... 5
C. Unsur-Unsur Kredit ................................................................. 8
D. Tujuan dan Fungsi Kredit ....................................................... 10
E. Macam-Macam Kredit ............................................................ 13
F. Sistem Pemberian Kredit ........................................................ 17
G. Kerangka Pikir ........................................................................ 21
H. Hipotesis ................................................................................ 21

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 23


A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 23
B. Metode Pengumpulan Data .................................................... 23

iv
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 24
D. Metode Analisis ...................................................................... 25

BAB IV. Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 26


A. Sejarah Singkat PT. BRI (Persero) Tbk.................................. 26
B. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ............................ 32

BAB V. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ......................................... 42


A. Persyaratan Untuk Memperoleh Fasilitas Kredit .................... 42
B. Peningkatan Jumlah Nasabah ............................................... 47

BAB VI. Simpulan dan Saran .............................................................. 49


A. Simpulan ................................................................................ 49
B. Saran....................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 52

LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga masyarakat yang menghimpun dana dan

menggunakannya semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa

uangnya akan diperoleh kembali pada waktunya dan disertai imbalan

berupa bunga. Industri perbankan Indonesia merupakan sektor yang

mengalami dampak langsung krisis moneter berkepanjangan yang

menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahuwn 1998 terpuruk

sampai kondisi terendah, sehingga mempengaruhi keadaan makro

ekonomi nasional. Puspani (2004 : 1) menyatakan bahwa “kondisi

perbankan saat ini sudah lebih baik dibandingkan sebelum

dilaksanakannya rekapitalisasi kredit yang mulai berjalan, baik yang

ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) maupun

masing-masing bank”.

Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan

lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (deposan) dan

pihak yang kekurangan dana. Pihak yang kelebihan dana menanamkan

uangnya pada bank dalam bentuk deposito, tabungan, dan produk-produk

simpanan bank lainnya, sedangkan pihak yang kekurangan dan

memperoleh bantuan keuangan dari bank dalam bentuk pinjaman.

1
2

Kredit merupakan salah satu bagian pembentukan modal yang

dilakukan oleh lembaga keuangan dalam hal ini pihak perbankan ke

masyarakat dalam upaya mendorong kinerja usaha sehingga dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas usaha sektor riil yang

dilakukan oleh masyarakat secara individu maupun kelompok.

Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang

dmaksud untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang

diajukan oleh debitur, sehingga dapat memberiakan keyakinan kepada

pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup

layak. Dengan danya analisis kredit ini dapat mencegah kemungkinan

terjadinya default oleh calon debitur. Default dalam hal ini merupakan

kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit

yang diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang telah disepakati

bersama.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga

merupakan salah satu lembaga keuangan yang memperoleh pendapatan

berupa bunga yang diterima dari debitur. Dengan adanya kegiatan

pemberian kredit, maka bank sekaligus memasarkan produk-produk bank

lainnya seperti giro, tabungan, deposito, kiriman uang (transfer) dan lain

sebagainya.

Sehubungan hal tersebut di atas maka pada penelitian ini memilih

judul “Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Jumlah


3

Nasabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit

Pallangga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut,

maka yang menjadi masalah pokok adalah “Apakah proses penyaluran

kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga

berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga terhadap peningkatan jumlah

nasabah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah :

1. Sebagai bahan tambahan informasi kepada manajemen PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga dalam mengambil

keputusan dalam pemberian kredit terhadap peningkatan jumlah

nasabah
4

2. Sebagai bahan pustaka bagi peneliti yang akan meneliti bidang yang

sama.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Fungsi dan Jenis-Jenis Bank

1. Pengertian Bank

Dalam UU No. 14 Tahun 1967 maupun UU Perbankan (UU No. 7

Tahun 1992 jo UU No. 10 Tahun 1998) pengertian bank pada pokoknya

sama, hanya bedanya dalam UU Perbankan yang sekarang

menghilangkan kedudukannya sebagai lembaga keuangan dan diganti

istilahnya dengan badan usaha. Dengan penggantian istilah tersebut,

arahnya menjadi lebih jelas.

Adapun pengertian bank sebagaimana Pasal 1 angka 2 UU

Perbankan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Perubahan istilah lembaga keuangan menjadi badan usaha, lebih

menunjukkan bahwa bank kedudukannya sebagai perusahaan yang

bertujuan mencari keuntungan. Sedangkan istilah lembaga keuangan

bukan merupakan perusahaan yang non profit ariented dan lebih tampak

sebagai lembaga pemegang kas dan bersifat sosial.

5
6

Meskipun bank mencari keuntungan dari usahanya mengelola dana

dari masyarakat, namun di sisi lain bank mempunyai kewajiban untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memberikan fasilitas kredit

pada masyarakat diharapkan usahanya dapat meningkat. Meningkatnya

usaha masyarakat di sekitarnya. Dengan peningkatan tersebut juga ikut

mendorong ke arah perkembangan ekonomi nasional.

2. Fungsi Bank

Pasal 3 undang-undang nomor 10/1998 (Ade Arthesa dan Edia

Handiman :2009;11) tentang perbankan menjelaskan bahwa fungsi

perbankan indonesia adalah menghimpun dana dan kemudian

menyalurkan dana itu ke masyarakat.

Dalam kegiatan operasional perbankan atau lembaga keuangan,

dapat menjalankan aktivitasnya dalam membantu meningkatkan usaha

bagi pengusaha, sebagai berikut :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,

tabungan, deposito, sertifikat deposito atau bentuk lain yang

dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan pinjaman

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli dan menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya.


7

e. Menerima pembayaran dari tagihan atau surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan antar pihak ketiga.

f. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat

berharga.

3. Jenis-Jenis Bank

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 (Kasmir,

2008:35) Tentang Pokok- Pokok Perbankan, jenis-jenis bank terdiri atas :

a. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa-jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

b. Bank perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

B. Pengertian Kredit

Pengertian kredit yang diatur dalam Pasal 1 angka 11 UU

Perbankan Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentun dengan pemberian bunga (Abdullah

Thamrin, 2013).

Dari rumusan diatas dapat diketahui ruang lingkup pengertian kredit


8

dibatasi dalam hubungan bank dengan nasabahnya. Kredit sebagai

penyediaan uang yang dilakukan oleh bank untuk dipinjamkan kepada

nasabahnya dengan menarik keuntungan berupa bunga.

“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran kewajiban untuk


melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang
akan dating, karena penyerahan barang-barang sekarang”
(Abdullah Thamrin dan Tantri Prancis, 2013:163).

Dalam arti luas diartikan sebagai kepercayaan. Maksud dari

percaya disini adalah percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang

disalurkannya akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi

penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga

mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau

pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan

uang.

C. Unsur-Unsur Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung unsur-unsur sebagai

berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit

bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-

benar di terima kembali di masa yang akan dating sesuai jangka waktu

kredit. Oleh karena itu sebelum kredit dicairkan harus dilakukan penelitan
9

dan penyelidikan lebih dulu secara mendalam tentang kondisi nasabah,

baik secara interen maupun eksteren.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara si pembeli kredit dengan si penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing

kemudian kesepakatan ini dituangkan dalam akad kredit dan

ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dicairkan.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun),

jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3

tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran

kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu

jangka aktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

4. Risiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan

memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu

kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar

risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank,

baik risiko yang disengaja oleh nasabah, maupun risiko yang tidak
10

sengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah

tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu

lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas

pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita

kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga

bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit dan

juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

D. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang

hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri.

Tujuan pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari bank tersebut

didirikan.

1. Tujuan pemberian kredit

a. Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh

keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang

diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang

dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan


11

hidup bank, disamping itu, keuntungan juga dapat membesarkan usaha

bank. Bagi bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar

kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir (dibubarkan). Oleh karena itu,

sangat penting bagi bank untuk memperbesarkan keuntungannya

mengingat biaya operasional bank juga relative cukup besar.

b. Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membentuk usaha nasabah yang

memerlukan dana untuk investasi maupun dana untuk tenaga kerja

dengan dana tersebut maka pihak debitur akan dapat mengembangkan

dan memperluaskan usahanya. Dalam hal ini baik bank dan nasabahnya

sama-sama diuntungkan.

c. Membantu pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai

bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang diluncurkan oleh

pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit

berarti adanya keluncuran dana dalam jangka peningkatan pembangunan

diluar berbagai sektor, terutama sektor riil.

2. Fungsi Kredit

a. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,

maksudnya jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan

menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang

tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si


12

penerima kredit, kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan

kepada pemilik dana.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar

dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang

kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan

memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

c. Untuk meningkatkan dana guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si

debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi

berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari

satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar

dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat

meningkatkan jumlah barang yang beredar. Kredit untuk meningkatkan

peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan atau kredit ekspor

impor.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas

ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah

jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula


13

membantu mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri,sehingga

dapat meningkatkan devisa Negara.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan

berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar

atau memperluas usahanya.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik,

terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit

diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu

membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

h. Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling

membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian

kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya,

sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

E. Macam-macam Kredit

Dalam UU Perbankan hanya mengatur tentang lembaga yang

memberikan kredit, sehingga pembentuk UU kurang memperhatikan

tentang masalah kredit. Ketentuan yang menyangkut kredit hanya satu


14

pasal yaitu diatur pada Pasal 8 UU Perbankan. Oleh karena itu dalam UU

tersebut tidak dijumpai tentang macam-macam kredit.

Meskipun demikian dalam praktik perbankan kredit-kredit yang

pernah diberikan kepada nasabahnya dapat dilihat dari beberapa segi

antara lain:

1. Segi Jangka Waktu

Dilihat dari segi jangka waktunya terdapat tiga macam kredit, yaitu

kredit jangka pendek, kredit jangka menengah,, dan kredit jangka panjang.

Ketiga macam kredit tersebut pernah diatur di dalam Pasal 1 huruf d UU

Perbankan 1967. Kemudian dengan berlakunya UU Perbankan yang

sekarang yaitu UU No. 7 Tahun 1992 yang diubah dengan UU No. 10

Tahun 1998 ketiga jenis terwsebut tidak jadi masalah, karena jangka

waktu kredit dipandang dari pemakaiannya masih belum ada pembatasan

yang pasti. Hal ini disebabkan karena pengertian tentang lamanya

pemakaian suatu kredit ditentukan oleh kebutuhan dan kemampuan

nasabah untuk memakai dan mengembalikannya pada suatu waktu

tertentu (Aman, 1989 : 5).

a. Kredit jangka pendek

Adapun yang disebut kredit jangka pendek adalah kredit yang

berjangka waktu paling lama satu tahun.

b. Kredit jangka menengah


15

Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan bank untuwk

jangka waktu antara satu tahun sampai dengan tiga tahuwn, kecuali kredit

dipergunakan untuk tanaman musiman.

c. Kredit jangka panjang

Kredit jangka panjang adalah kredit yang mempunyai jangka waktu

melebihi kredit jangka menengah, yaitu lebih dari tiga tahun.

2. Segi Kegunaan

Dari segi kegunaannya dapat digolongkan menjadi beberapa

macam, antara lain:

a. Kredit investasi

Kata investasi dapat diartikan dengan penanaman modal. Dengan

mendasarkan pengertian tersebut, maka kredit investasi adalah kredit

yang diberikan bank kepada nasabah untuk kepentingan penanaman

modal yang bersifat ekspansi, modernisasi maupun rehabilitasi

perusahaan.

b. Kredit modal kerja

Yang dimaksud dengan kredit modal kerja adalah kredit yang

diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah. Kredit

modal kerja digunakan untuk membeli bahan-bahan antara lain: membeli

bahan dasar, alat-alat bantu, maupun biaya-biaya lainnya.

c. Kredit profesi

Kredit profesi adalah kredit yang diberikan bank kepada nasabah

semata-mata untuk kepentingan profesinya. Meskipun namanya kredit


16

profesi, namun sebenarnya kredit tersebut tidak berbeda dengan kredit

investasi. Perbedaannya hanya terletak pada kedudukan atau status

nasabah.

3. Segi Pemakaian

Ditinjau dari segi pemakaiannya kredit dapat digolongkan menjadi

dua macam, yaitu:

a. Kredit konsumtif

Sesuai dengan arti kata konsumtif adalah suatu yang digunakan

sampai habis. Pada kredit konsumtif, dana yang diberikan oleh bank

digunakan untuk membeli kebutuhan hidup rumah tangga sehari-hari.

Semua barang yang dibeli dari kredit ini tujuannya untuk dipakai sampai

habis oleh nasabah.

b. Kredit produktif

Pada kredit produktif pembiayaan bank ditujukan untuk keperluan

usaha nasabah agar produktivitasnya dapat meningkat. Bentuk kredit

produktif dapat berupa kredit investasi maupun kredit modal kerja, karena

kedua kredit tersebut diberikan kepada nasabah untuk meningkatkan

produktivitas usahanya.

4. Segi Sektor yang Dibiayai

Di samping macam-macam kredit yang telah diterangkan

sebagaimana di atas, masih ada beberapa macam kredit yang dapat

diberikan kepada nasabah ditinjau dari sektor yang dibiayai oleh bank,

sebagai berikut:
17

a. Kredit perdagangan

b. Kredit pemborongan

c. Kredit pertanian

d. Kredit peternakan

e. Kredit perhotelan

f. Kredit percetakan

g. Kredit pengangkutan

h. Kredit perindustrian.

F. Sistem Pemberian Kredit

1. Asas yang berlaku

Asas yang berlaku dalam pemberian kredit adalah siapa yang

beruntung maka dialah yang wajib membayarnya. Orang yang beruntung

pada umumnya karena ada sesuatu kebutuhan yang tidak dapat di penuhi

sehingga harus mencari dana untuk menutupi dengan cara meminjam.

2. Permohonan nasabah

Nasabah yang datang ke bank untuk dapat memperoleh kredit

tentu bank tidak dapat langsung memberikan kredit yang dikehendakinya

begitu saja.

Untuk dapat memperoleh kredit maka pertama-tama nasabah harus

mengajukan surat permohonan mendapatkan kredit yang berisi antara

lain:

a. Identitas nasabah,
18

b. Bidang usaha nasabah,

c. Jumlah kredit yang dimohon, dan

d. Tujuan pemakaian kredit.

Di samping surat permohonan tersebut, masih diperluka data-data

lain yang dapat menunjang permohonan nasabah antara lain:

a. Susunan pengurus perusahaan nasabah

b. Laporan keuangan (neraca dan perhitungan laba/rugi)

c. Perencanaan proyek yang akan dibiayai dengan kredit, dan

d. Barang jaminan yang dapat diagunkan.

Dengan adanya data-data penunjang, bank dapat menilai

kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya.

3. Prinsip pemberian kredit

Dalam UU Perbankan telah diatur sistem pemberian kredit

sebagaiman ditetapkan dalam pasal 8 ayat (1) yang menyebutkan bahwa

dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,

bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang

mendalam atas itikat baik dan kemampuan serta kesanggupan nasabah

debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan

dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.

Ketentuan tersebut berlaku pula bagi bank perkreditan rakyat

(Pasal 15 UU Perbankan).

Untuk memperoleh keyakinan maka bank sebelum memberi


19

keputusan tentang pemberian kredit, dilakukan penilaian tentang :

a. Watak (character)

Watak seorang nasabah dinilai oleh bank adalah untuk mengetahui

sifat-sifatnya dalam hubungannya dengan masalah tanggung jawab

nasabah.

b. Kemampuan (capacity)

Dalam pengajuan kredit nasabah pasti mengemukakan apa tujuan

penggunaan kredit yang diminta. Untuk itu bank harus melakukan

penelitian akan kemampuan nasabah dalam mengelola proyek yang akan

dibiayai dengan kredit.

c. Modal (capital)

Penilaian terhadap modal dilakukan dengan menganalisis dari

laporan keuangan yang disampaikan oleh nasabah, biasanya nasabah

diminta oleh bank untuk menyampaikan laporan keuangan minimal dua

tahun terakhir. Laporan tersebut akan diperbandingkan untuk mengetahui

kemampuan nasabah dalam mengolah keuangan dan permodalan

perusahaan. Analisis tersebut juga untuk mengetahui tingkat kemampuan

nasabah dalam menyediakan modal terhadap proyek yang akan dibiayai

dengan kredit bank.

d. Jaminan (collateral)

Pada dasarnya penilaian terhadap jaminan dilakukan terhadap

barang-barang yang akan dijaminkan oleh nasabah pada bank.


20

Penilaiannya dengan menaksir nilai barangnya apakah akan menutup

untung di kemudian hari.

e. Prospek (prospect)

Prospek usaha dari objek yang dibiayai dengan kredit harus dinilai

oleh bank untuk mengetahui masa depannya. Penilaiannya dilakukan dari

berbagai segi sehingga dapat diketahui kemungkinan adanya factor yang

menghambat atau memperlancar keadaan usaha nasabah.

4. Batas maksimum pemberian kredit

Dalam membicarakan system pemberian kredit berkaitan dengan

apa yang disebut dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

Pengaturan BMPK dilakukan karena dalam hubungannya dengan prinsip

kehati-hatian bank dalam melayani kepentingan masyarakat.

Sesuai dengan namanya BMPK, telah diatur di dalam UU

Perbankan tentang berapa besarnya maksimum pemberian kredi yang

wajib dipatuhi oleh bank. Untuk pemberian kredit pada grup atau

perusahaan kelompoknya, Pasal 11 Ayat (2) menetapkan BMPK sebesar

30% dari modal bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI.

Untuk BMPK kepada orang dalam bank yang ditetapkan dalam Pasal 11

Ayat (4) tidak boleh melebihi 10% dari modal bank sesuai dengan yang

ditetapkan oleh BI.

UU melarang bank memberikan kredit yang melampaui BMPK dan

pelaksanaan pemberian kredit pada grup perusahaan dan orang dalam

bank wajib dilaporkan pada BI. Laporan tersebut dapat merupakan bahan
21

pengawasan bagi BI.

G. Kerangka Pikir

PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(PERSERO) Tbk,

UNIT PALLANGGA

SISTEM / PROSEDUR

PEMBERIAN KREDIT

JUMLAH NASABAH ANALISIS PEMBERIAN KREDIT

H. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka

hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

1. Diduga bahwa penawaran kredit yang diberikan oleh PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Unit Pallangga dapat mempengaruhi

peningkatan jumlah nasabah.


22

2. Trend Jumlah Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit

Pallangga lima tahun mendatang cenderung meningkat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan kripsi

ini, maka penulis memilih PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit

Pallangga, Jl. Poros Cambaya Kec. Pallangga.

Waktu penelitian yang dibutuhkan dalam pengambilan data

direncanakan kurang lebih 2 (dua) bulan, dari bulan Maret - Mei 2014.

B. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data, maka penulis mengadakan studi dan

pengumpulan data melalui penelitian lapang (field research) dan penelitian

pustaka (library research), adalah:

1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penulis mengumpulkan

buku-buku di perpustakaan yang ada hubungannya dengan materi

yang akan dibahas.

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian

lapangan, dimana penulis mencari data yang menjadi obyek penelitian,

untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan wawancara

secara langsung kepada pimpinan serta beberapa karyawan PT. Bank

23
24

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga dan mengumpulkan

data yang diperlukan utamanya keuangan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam

bentuk informasi baik secara lisan maupun tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian dalam

bentuk angka-angka misalnya laporan keuangan neraca/laba.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan

pengamatan langsung pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

Unit Pallangga beserta stafnya yang ada kaitannya dengan penulisan

skripsi ini.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui Laporan Tahunan PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga dan tulisan lain

yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini.


25

D. Metode Analisis

Untuk menguji dan membuktikan benar tidaknya hipotesis yang

diajukan sebelumnya, maka penulis menggunakan metode analisis

deskriptif yaitu menjelaskan tentang pemberian kredit terhadap

peningkatan jumlah nasabah.


BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk

BRI merupakan salah satu BUMN yang didirikan oleh Raden

Wirijaatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tanggal 16 Desember

1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Bank yang

didirikan tersebut diberi nama De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der

Inlandsche Bestuurs Ambtenaren (bank bantuan dan simpanan milik

kaum priyayi Indonesia). Pada awalnya bank ini didirikan dengan tujuan

untuk memberikan pertolongan kepada para pegawai pemerintah yang

menjadi korban riba dengan cara memberikan pinjaman.

Dalam perkembangannya bank ini telah beberapa kali mengalami

perubahan nama, karena disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang pada

saat itu sedang mengalami penjajahan. Pada tahun 1912 bank ini berubah

nama menjadi Centrale kas voor Het Volkscredietwezen kemudian pada

tahun 1934 berubah menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB), dan pada

tahun 1942, yakni pada masa penjajahan Jepang bank ini diubah menjadi

Syomin Ginko.

Pada tahun 1946, yakni setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan,

BRI merupakan satu-satunya bank pemerintah pertama di Indonesia, sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. l tahun 1946. Satu tahun kemudian yakni

26
27

pada tahun 1947 operasional BRI mengalami gangguan, karena adanya

perjanjian Renville, sehingga BRI menghentikan kegiatan operasionalnya

selama kurang lebih 1 (satu) tahun, namun berdasarkan perjanjian Roem-

Royen pada tahun 1949 BRI kembali aktif dengan nama Bank Rakyat

Indonesia Serikat (BARRIS). Berdasarkan PERPU No. 41 tahun 1960, BRI

mengalami peleburan dengan Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche

Handels Maatschappij (NHM) dan berubah nama menjadi Bank Koperasi

Tani dan Nelayan (BKTN).

Berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN

digabungkan kedalam tubuh Bank Indonesia dengan nama baru yaitu

Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Penetapan Presiden

(Penpres) selanjutnya yakni No. 17 tahun 1965 mengatur tentang

pembentukan suatu Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia

(BNI), sehingga dengan demikian Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani

dan Nelayan yang merupakan penggabungan BKPN dengan Bank

Indonesia digabungkan dengan nama BNI Unit II bidang rural, sedangkan

NHM diubah menjadi BNI unit II bidang ekspor impor (eksim).

Pada tahun 1967 dan 1968 Pemerintah Indonesia memandang perlu

untuk mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral,

sehingga BNI unit II bidang rural dan ekspor impor dipisahkan menjadi BRI

dan Bank Ekspor-Impor. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah

pengelolaan bidang-bidang yang bersifat spesifik, yakni rural dan ekspor-

impor. Untuk melaksanakan perubahan tersebut Pemerintah Indonesia


28

menerbitkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-Undang

Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang

Undang-Undang Bank Sentral. Langkah pemerintah selanjutnya adalah

menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum dengan

menerbitkan Undang-Undang No. 21 tahun 1968.

Pada era selanjutnya Pemerintah Indonesia menerbitkan berbagai

macam deregulasi di bidang perbankan, yang diawali dengan dikeluarkannya

deregulasi perbankan pada tanggal 1 Juni 1983 serta adanya Paket

Oktober 1988 (Pakto 1988). Deregulasi ini memberikan warna baru bidang

perbankan di Indonesia, yakni kemudahan dalam mendirikan suatu usaha

perbankan, sehingga menstimulir munculnya banyak bank-bank baru. Untuk

meningkatkan daya saingnya BRI melengkapi varian produknya, baik di

bidang penghimpunan dana maupun ekspansi pinjaman, sehingga

disamping memberikan pelayanan perbankan secara umum, BRI juga

memberikan pelayanan pada tingkat korporasi dan retail banking.

Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan BRI dalam menjangkau dunia

internasional, maka BRI mendirikan agen di New York, kantor di Cayman

Island, kantor perwakilan di Hongkong dan Singapura.

Tumbuhnya berbagai macam bank baru di peta perbankan nasional

telah meningkatkan iklim kompetisi yang semakin tajam di bidang pelayanan

jasa perbankan. Kondisi ini memaksa BRI untuk merubah status hukumnya

menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) dengan kepemilikan saham

100 persen di tangan Pemerintah. Berkenaan dengan hal tersebut di atas,


29

maka Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Perbankan No.7 tanggal 1

Agustus 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun

1992.

Perubahan-perubahan tersebut di atas tidak membuat BRI

kehilangan orientasi pedesaannya yang merupakan ciri khusus dari

BRI. Hal ini sesuai dengan motto BRI yakni Melayani Seluruh Lapisan

Masyarakat. BRI unit yang pada awalnya merupakan perpanjangan tangan

pemerintah dalam penyaluran kredit-kredit program BIMAS, maka sejak

tahun 1984 telah menjadi unit bisnis yang sangat menguntungkan dengan

produk-produknya yang dikenal dengan SIMPEDES dan KUPEDES serta

jasa-jasa perbankan lainnya seperti, fasilitas rekening giro dan transfer.

Pengembangan usaha yang dilakukan oleh BRI selama ini telah

menempatkan BRI sebagai bank yang turut berperan dalam memajukan

bangsa dan negara melalui perhatiannya terhadap pengembangan usaha

kecil, disamping juga tetap melakukan kegiatan usaha perbankan modern.

Kegiatan usaha BRI sejak pertengahan tahun 1997 telah dikhususkan untuk

menangani kredit kecil dan kegiatan bisnis retail banking untuk mendukung

usaha kecil dan koperasi.

Pengembangan usaha yang dilakukan oleh BRI selama ini telah

menempatkan BRI sebagai bank yang turut berperan dalam memajukan

bangsa dan negara melalui perhatiannya terhadap pengembangan usaha

kecil, disamping juga tetap melakukan kegiatan usaha perbankan modern.

Kegiatan usaha BRI sejak pertengahan tahun 1997 telah dikhususkan untuk
30

menangani kredit kecil dan kegiatan bisnis retail banking untuk mendukung

usaha kecil dan koperasi.

Wilayah kerja BRI sebagai bank yang fokus UMKM memiliki

jaringan kerja di seluruh Indonesia per Desember 2005 terdiri dari 1

Kantor Pusat, 13 Kantor Wilayah, 11 Kantor Inspeksi, 326 Kantor Cabang,

1 Kantor Cabang Khusus, 186 Kantor Cabang Pembantu, 4.112 Kantor

BRI Unit, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor

Perwakilan Hongkong, 1 Kantor Perwakilan Singapura, 40 Kantor Kas

Bayar, 6 Kantor Mobile Bank, 193 Payment Point dan 357 Pos Pelayanan

Desa. Dimana yang telah real time on-line sebanyak 1.251unit kerja.

BRI sebagai salah satu bank terkemuka di jajaran perbankan

Indonesia memiliki visi dan misi sebagai penggerak seluruh stakeholder

menuju tujuan perusahaan.

a. Visi

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah.

b. Misi

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan

mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah

untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan

kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang

profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.


31

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

c. Tujuan

Dalam upaya untuk meraih misi tersebut, BRI menetapkan

beberapa tujuan yang diselaraskan bagi kepentingan para pemilik dan

pengguna jasa bank, yaitu:

a. Pemegang saham (stockholders)

Memberikan hasil yang maksimal bagi para pemegang saham BRI

tanpa harus meninggalkan tanggungjawab sosialnya.

b. Nasabah

Memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik dengan nilai

tambah yang maksimal demi terpeliharanya hubungan kemitraan dengan

nasabah secara berkesinambungan.

c. Karyawan

Menjadikan karyawan BRI sebagai asset utama perusahaan

dengan menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang memuaskan,

memberikan kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan

prestasi serta mengembangkan budaya perusahaan (corporate culture)

yang berlandaskan pada suatu tekad untuk mempertahankan tradisi yang

baik demi menjaga kehormatan pribadi maupun lembaga, sehingga

memperjelas identitas sebagai bankir entrepreneur yang piawai dan

mandiri.
32

d. Pemerintah

Menjadi persero yang sehat dengan mematuhi segala peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku dan berperan serta dalam meningkatkan

mutu industri perbankan Indonesia.

e. Masyarakat

Memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk pembangunan

ekonomi maupun sosial dengan menyisihkan sebagian dari hasil usaha yang

diperoleh.

B. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

Unit Pallangga dapat dilihat pada bagan (terlampir).

b. Pembagian Tugas

PT Bank rakyat indonessia (Persero) Tbk Unit Pallangga ini

merupakan perusahaan yang berstruktur organisasi garis atau berbentuk

lini dan staf. Pelaksanaannya dipimpin oleh seorang Pemimpin unit yang

membawahi beberapa departemen dengan tugas dan tanggung jawab

yang berbeda-beda. Tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dilihat

pada uraian singkat berikut ini:

a. Kepala Unit (KAUNIT)

1). Uraian Tugas


33

a). Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit yang

dipimpinnya.

b). Mengkoordinir pelaksanaan kerja para petugas BRI Unit yang

menjadi bawahannya.

c). Melakukan pengurusan dan penyimpanan kas BRI Unit bersama

teller.

d). Melakukan pemeriksaan terhadap mekanisme kontrol di BRI

Unit yang meliputi :

1) Pengurusan kas.

2) Adminitrasi pembukuan.

3) Register-register, berkas-berkas, dan surat-surat berharga

dan surat berharga.

4) Logistik dan pekerja.

e). Memutus permintaan pinjaman, fiat bayar pinjaman untuk

pinjaman yang telah diputus, sesuai dengan kewenangannya,

fiat simpanan, perintah pemindabukuan dan menantadangani

surat-surat.

f). Mengandakan hubungan dengan instansi/pihak-pihak lain yang

berkaitan dengan tugas BRI Unit.

g). Memberikan bimbingan, membuat daftar penilaian skerja secara

periodik serta usulan kenaikan pangkat bawahannya.

h). Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun

simpanan.
34

i). Memperkanalkan dan memasarkan jasa-jasa perbankan kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka untuk

mengembangkan usaha BRI Unit.

j). Mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan : mantri, Deskman,

Teller dan menggantikan fungsinya dalam hal ybs berhalangan.

k). Menyampaikan laporan-laporan routine maupun insidentil secara

periodik dan sewaktu-waktu ke kantor cabang.

l). Menyimpan, mengadministrasikan dan membuat surat-surat

yang berklasifikasi rahasia dan sangat rahasia.

m). Tugas-tugas lain yang diberikan pemimpin cabang.

1. Tanggung Jawab:

a. Pencapaian sasaran kerja dan anggaran yang telah

ditetapkan.

b. Kelancaran tugas-tugas operasional di BRI Unit.

c. Ketertiban, kelancaran dan kebenaran administrasi dan

pembukuan.

d. Tersedianya alat-alat likuid (uang tunai dan kas porto dll).

e. Terlaksananya waskat dengan baik di BRI Unit.

f. Keragaan usaha pinjaman, simpanan hasil usaha dari BRI

Unit yang dipimpinnya.

g. Ketertiban dan disiplin kerja serta keterampilan pekerja

BRI Unit yang dipimpinnya.

h. Terpeliharanya citra BRI Unit dimata masyarakat.


35

i. Kelengkapan pedoman-pedoman kerja.

j. Kebenaran isi laporan dan ketepatan waktu penyampaian

laporan BRI Unit.

k. Terjalinnya kerjasama yang baik dengan instansi-instansi

lain.

l. Terjadinya penyimpanan yang terjadi di BRI Unit.

m. Kelengkapan berkas-berkas pinjaman, simpanan,

kepekerjaan dan logistik.

n. Keamanan, ketertiban dan kebersihan kantor BRI Unit.

o. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan atas dirinya

dan bawahannya.

b. CS

1). Uraian Tugas

a) Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau

calon nasabah, dan nasabah yang akan menggunakan jasa

perbankan lainnya di BRI Unit dengan sebaik-baiknya dalam

rangka meningkatkan kualitasd pelayanan kepada nasabah.

b) Memelihara citra BRI Unit khususnya dan BRI pada umumnya

untuk menjaga kepentingan bisnis BRI Unit.

c) Menatausahakan register yang berkaitan dengan proses

pelayanan pinjaman untuk kelancaran pengelolaan pinjaman.

d) Menatausahakan register simpanan untuk mencegah kerugian

bank.
36

e) Menatausahakan register pemberantsan tunggakan untuk

mendukung kelancaran kegiatan pemberantasan tunggakan.

f) Menyimpan berkas pinjaman dan agunannya dalam rangka

pengamanan asset bank.

g) Menatausahakan pengarsipan bukti-bukti pembukuan dan

mengelola penyimpanan berkas pinjaman dan simpanan

untuk tertib administrasi.

h) Mencetak DMH dan melakukan verifikasi awal untuk sumber

audit trail.

i) Membuat dan mengadministrasikan laporan-laporan BRI Unit

untuk keperluan penentuan kebijakan manajemen yang

disampaikan kepada kaunit dan kanca yang meliputi:

1. Laporan manajemen Report (MIR) 01 s/d 06.

2. Laporan keragaan.

3. LBU dan SID.

4. Laporan kekuatan pegawai.

j) Membuat konsep surat berdasarkan perintah/ disposisi kaunit.

k) Mengandenda surat masuk dan surat keluar dari dan ke BRI

Unit untuk kepentingan tertib administrasi.

l) Membuat nota-nota ke kanca untuk perhitungan utang piutang

likuiditas.

m) Menata kerja nota dari dan ke kanca untuk tertib administrasi.


37

n) Menatakerjakan persedian logistik BRI Unit agar terjadi

kesesuaian antara persediaan fisk dan pembukuannya.

o) Mengalokasikan/menggunakan logistik BRI Unit agar efektif

dan efesien.

2). Wewenang

Memegang kunci kluis/lemari berkas pinjaman.

c. Teller

1). Uraian Tugas

a). Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada

nasabah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

b). Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokan

dengan tanda setorannya guna memastikan kebenaran

transaksi dan keaslian uang yang diterima.

c). Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak

untuk menghindari kesalahan yang merugikan Unit.

d). Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan

kebenaran dan keamanan tansaksi.

e). Mengelola dan menyetorkan fisik kas kepada supervisor/OO

baik selama jam pelayanan kas maupun akhir hari agar

keamanan kas dapat terjaga.

1. Melakukan pergeseran kas antar teller yang memerlukan

demi kelancaran pelayanan.


38

2. Membayarkan biaya-biaya rutang, realisasi kredit dan

tansaksi lainnya, yang kuitansinya yang telah disahkan

oleh pejabat yang berwenang guna kelancaran

operasional kanca.

3. Melayani tansaksi jual beli bank note agar pelayanan

kepada nasabah berjalan dengan baik.

4. Menerima dan meneliti keabsahan tanda setoran dan

warkat kliring penyerahan dari nasabah/CS/BRI Unit

guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

5. Membuku transaksi o/b, kliring dan nota kredit/nota

debet sesuai ketentuan guna memastikan kebenaran

dan keamanan transaksi.

6. Melakukan tugas-tugas kedinasan lain sesuai dengan

instruksi dari atasan dalam rangka menunjang

kepentingan bisnis dan operasional Unit.

2). Wewenang

a). Melaksanakan fungsi chcker atas trnasaksi diatas batas

wewenangnya.

b). Mengesahkan dalam sistem dan menantadangani bukti kas

atas transaksi pembayaran tunai yang ada dalam batas

wewenangnya.

c). Melakukan entry pembukuan o/b kedalam sistem.


39

d). Memeliharakerjakan sarana/prasarana yang berkaitan dengan

bidang tugasnya.

d. Mantri

Tugas Pokok yg harus dilaksanakan adalah merencanakan dan

melaksanakan aktivitas penawaran dan penjualan kredit kepada debitur

potensial sesuai kewenangannya, dalam rangka tercapainya target

jumlah debitur dan penjualan kredit yang ditetapkan.

1). Tugas Dan Tanggungjawab

a). Merencanakan dan melaksanakan aktivitas penawaran kredit

kepada calon debitur dalam rangka mencapai target yang

ditetapkan.

b) Merencanakan dan melaksanakan aktivitas penjualan produk

kredit sesuai dengan kewenangannya, untuk menunjang

pencapaian target penjuala kredit yang ditetapkan.

c). Menyiapkan aplikasi pinjaman, memeriksa kelengkapan masa

berlaku dokumen dari calon debitur sesuai kewenangannya,

untuk mendukung analisis pemberian kredit.

d). Membina hubungan baik dengan calon debitur kredit, untuk

memestikan pinjaman yang diberikan sesuai peruntukannya

dan memestikan kemampuan nasabah dalam memenuhi

kewajibannya.

e). Melaksanakan aktivitas penagihan (collection) secara efektif

dan efesien terhadap debitur kredit yang bermasalah dan


40

memiliki indikasi akan bermasalah berkoordinasi dengan jajaran

Relationship Managemen (RM) sesuai kewenangannya, untuk

mengendalikan timbulnya resiko kredit dengan tetap menjaga

hubungan baik dengan debitur dan menjaga citra BRI guna

mengendalikan angka Non Performing Loan (NPL) kredit dalam

ukuran yang ditetapkan.

f). Menyusun laporan-laporan sesuai kewenangannya agar

memenuhi ketentuan yang berlaku dan kebutuhan unit kerja

lain / instansi terkait.

g). Melaksanakan kerjasama dan membina hubungan baik dengan

nasabah, Unit kerja lain, lembaga/instansi lain atau pihak ketiga

terkait lainnya untuk memperlancar proses pemberian fasilitas

kredit, pencapaian target yang ditetapkan dan peningkatan

kinerja sesuai kewenangannya.

h). Mengajukan usul-usul /saran-saran untuk memberikan masukan

atas kajian kebijakan/ketentuan/sistem dan prosedur yang

terkait dengan bidang tugasnya dalam rangka peningkatan

kinerja BRI unit.

i). Melaksanakan tindak lanjut audit sesuai dengan kewenanganya

untuk memestikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai

tanggapan positif atau temuan audit.

2). Wewenang

Tidak ada.
41

Skema struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk, Unit Pallangga, dapat terlihat bahwa semua tugas perencanaan

berada berada dibawah satu tangan. Demikian juga halnya dengan

wewenang, pengawasan, serta tugas dan tanggung jawab. Adapun

struktur organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Unit

Pallangga disajikan pada gambar 1:


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persyaratan Untuk Memperoleh Fasilitas Kredit

Kredit-kredit yang dapat dibiayai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk, Unit Pallangga sebagai berikut :

1. Mempunyai foto copy KTP / SIM dan Kartu Keluarga dan

berdomisili di dalam negeri.

2. Mempunyai surat - surat izin usaha (SITU, SIUP, TDP, TDR, Surat Izin

Industri dan lain-lain).

3. Untuk kredit di atas Rp. 50 juta harus menyerahkan NPWP, SPT dan

lampirannya (Laporan keuangan).

4. Usaha telah berjalan/ beroperasi minimal 2 tahun

5. Usaha tidak dilarang oleh pemerintah

6. Usaha cukup prospektif

7. Mempunyai barang jaminan (sertifikat tanah, IMB dan PBB).

8. Tidak tercatat dalam daftar hitan Bank Indonesia.

9. Apabila seorang pegawai harus mendapat izin dari atasannya yang

berhak untuk mengangkat dan memberhentikannya.

10. Menyerahkan laporan keuangan ( neraca & laba rugi ) minimal 2

tahun terakhir

42
43

11. Untuk kredit di atas Rp. 1 milyar harus sudah berbentuk badan hukum

( PT. CV. Koperasi, Yayasan dll).

12. Untuk permohonan Non KUK (diatas Rp. 350 juta) harus menjadi

nasabah (giro, deposito & tabungan) minimal 6 bulan baik di Bank

BRI maupun bank lain.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pemberian kredit (khususnya

pemberian kredit pada segmen retail) Bank BRI menetapkan sistem

management perkreditan yang diperlakukan khusus untuk pengelolaan

debitur retail. Sistem pengelolaan dibidang perekonomian saat ini maupun

dimasa yang akan datang dan diharapkan pengelolaan Kredit dapat

berjalan lancar, efisien, efektif dan selaras dan teknologis.

Adapun proses perkreditan di BRI yaitu analisa kredit persetujuan

kredit, pemantauan kredit, pengendalian kredit serta pengelolaan

kebijaksanaan dan prosedur kredit. Dalam pembahasan skripsi ini sesuai

dengan judul yang di setujui akan kami batasi pada analisa pemberian

Kredit terhadap meningkatnya jumlah nasabah.

Setelah penulis mengadakan penganalisaan data-data yang ada

pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Unit Pallangga maka

jumlah kredit tersalur untuk membantu masyarakat pada periode tahun

2009 – 2013.
44

Tabel 1 : Jumlah Kredit Yang Disalurkan Untuk Periode Tahun 2009 -

2013

Tahun Penyaluran Kredit X X2 XY

(Rp)

2009 58.000.000.000 0 0 0

2010 60.000.000.000 1 1 60.000.000.000

2011 70.000.000.000 2 4 140.000.000.000

2012 76.000.000.000 3 9 228.000.000.000

2013 80.000.000.000 4 16 320.000.000.000

TOTAL 344.000.000.000 10 30 748.000.000.000

Sumber : PT Bank BRI Tbk Unit Pallangga (Data diolah kembali)

Dengan melihat tabel diatas, maka diketahui bahwa perkembangan

penyaluran kredit pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 58.000.000.000,-

dan pada tahun 2010 jumlah kredit sebesar Rp. 60.000.000.000,-

sedangkan untuk kredit tahun 2011 adalah sebanyak Rp.

70.000.000.000,- kemudian kredit tahun 2012 yaitu sebesar Rp.

76.000.000.000,- dan terakhir tahun 2013 penyaluran kredit sebesar Rp.

80.000.000.000,- .

Dengan demikian dari uraian perkembangan penyaluran kredit

tersebut diatas, secara keseluruhan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit

Pallangga mengalami peningkatan usaha. Hal ini disebabkan oleh karena

permintaan nasabah akan kredit dalam menambah usaha atau meningkat

usaha pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pallangga semakin


45

meningkat.

B. Peningkatan Jumlah Nasabah

Nasabah bagi sebuah bank dapat dianggap sebagai asset paling

berharga untuk memastikan kelangsungan hidup suatu bank, begitu pula

PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Unit Pallangga dengan terus

melakukan usaha untuk meningkatan jumlah nasabah melalui proses

yang sistematis yaitu menggunakan langkah-langkah yang strategis. Hal

tersebut memerlukan suatu pemikiran oleh bank bersangkutan dalam

memperkenalkan produknya kepada masyarakat, konsumen dan calon

konsumen dimana pada umumnya selalu berusaha melakukan

penghimpunan dana dengan maksud untuk menambah jumlah kas.

Salah satu strategi dalam meningkatkan jumlah nasabah PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Pallangga dengan tingkat suku

bunga dalam hal ini suku bunga deposito yang ditawarkan. Dalam hal itu

bank menjadi kreditur dalam titik perputaran dana. Dana yang disimpan di

bank merupakan suatu hak atas penerimaan sejumlah uang tertentu

dimasa akan datang dan memberikan penghasilan berupa bunga kepada

masyarakat. Tingkat bunga akan berfluktuasi sehingga keinginan

menabung dari masyarakat akan berbeda-beda.

Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan

masyarakat untuk menabung, artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi

masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan (mengurangi)


46

pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Berdasarkan

data yang diperoleh perbandingan jumlah nasabah deposito di gambarkan

sebagai berikut :

Tabel 2 : Perbandingan Jumlah Nasabah dengan Suku Bunga Deposito

Tahun Suku Bunga (X) Jumlah nasabah (Y)


Deposito Pertahun (Orang)

4,25 % 1890
2009
5,00 % 2112
2010
5,20 % 2194
2011
5,00 % 1847
2012
5,75 % 2202
2013

Sumber : PT.Bank Rakyat Indonesia Unit Pallangga

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa perkembangan

jumlah nasabah deposito pada tahun 2010 sebanyak dengan jumlah

deposito 2112 orang nasabah dengan tingkat suku bunga 5,00 persen

bertambah sebanyak 222 orang pada tahun sebelumnya dimana tingkat

suku bunga pada tahun 2009 sebesar 4,25 persen dimana tingkat suku

bunga yang lebih kecil dari tahun 2010.

Pada tahun 2011 jumlah nasabah sebanyak 2194 orang kemudian

mengalami peningkatan sebanyak 82 orang dengan tingkat suku bunga

5,20 persen pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 menurun menjadi

1847 orang dengan dengan tingkat suku bunga 5,00 persen pada tahun

sebelumnya. Untuk selanjutnya jumlah nasabah deposito pada tahun

2013 sebanyak 2202 orang mengalami perkembangan drastis sebanyak


47

355 orang dengan tingkat suku bunga 5,75 persen pada tahun

sebelumnya.

Dari hasil perhitungan peneliti diatas, setidaknya dapat menjadi

pedoman bagi pimpinan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Unit

Pallangga dalam menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan baru pada

masa yang akan datang, sehingga keuntungan dapat ditingkatkan.

Jadi dengan berdasarkan hasil analisis penulis, menunjukkan

bahwa hipotesis yang penulis ajukan tentang peningkatan jumlah nasabah

dalam setiap tahunnya pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk

Unit Pallangga dapat diterima kebenarannya.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan di muka

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyaluran kredit pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit

Pallangga selama 5 lima tahun terakhir yaitu mulai tahun 2009 hingga

2013 mengalami peningkatan , tahun 2009 sebesar

Rp.56.800.000.000, tahun 2010 sebesar Rp. 62.800.000.000, untuk

tahun 2011 sebesar Rp. 68.800.000.000 sedangkan untuk tahun 2012

sebesar Rp. 74.800.000.000 dan terakhir untuk tahun 2013 sebesar

Rp. 80.800.000.000 penyaluran kredit ini mengalami peningkatan tiap

tahun.

2. Perkembangan Kredit, karena prosedur dan penyalurannya cukup

efektif dan efisien, sehingga masyarakat yang membutuhkan dapat

melengkapi sesuai persyaratan untuk memperoleh kredit, maka

hipotesis penelitian ini dapat diterima (terbukti).

3. PT. BRI (Persero) Tbk Unit Pallangga sesuai dengan penyaluran

kredit baik jumlah kredit maupun prosentase juga mengalami

peningkatan, karena fungsi utama bank tersebut menerima tabungan,

48
49

di samping menyalurkan kembali kepada masyarakat yang

membutuhkan.

4. Penyaluran kredit untuk periode tahun 2009 hingga 2013 sesuai

dengan hasil penelitian yang setiap tahun mengalami peningkatan,

maka bank tersebut di Provinsi Sulawesi Selatan setiap Daerah/Kota

ada untuk menyalani masyarakat.

5. Bank sebagai mobisasi dana dari pihak ketiga, maka bank dengan

mengantisipasi permintaan kredit, sebab kredit yang disimpan pihak

ketiga akan disalurkan kembali, oleh karena pihak bagaimana bisa

memberikan simpati kepada masyarakat untuk meningkatkan

saldonya di bank.

B. Saran

Adapun sasan-saran yang akan dikemukakan pada PT Bank

Indonesia (persero) Tbk Unit Pallangga sebagai berikut :

1. Menghadapi situasi krisis ekonomi yang belum ada tanda-tanda

mereda yang menyebabkan bertambahnya nasabah bank disarankan

agar PT. BRI (Persero) Tbk Unit Pallangga dapat meningkatkan

pelayanannya sehingga masyarakat tidak terlalu lama menunggu dan

prosedur penyaluran kredit jangan ada perbedaan diantara nasabah,

sehingga nasabah merasa puas terhadap pelayanan.


50

2. Sistem pelayanan dengan antrian yang menyebabkan nasabah

menjadi bosan menunggu kiranya dapat ditinjau kembali untuk

memperbaiki segala kekurangan dan kelemahan dari sistem tersebut.

3. Mutasi karyawan di lingkungan sendiri sangat diperlukan demi

menghindari persanaan jenuh, sehingga setelah adanya mutasi

tersebut yang nampak ada penyegaran dan seluruh karyawan

mengetahui seluruh pekerjaan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Thamrin dan Tantri Francis, 2013. Bank dan Lembaga


Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Ade arthesa dan Edia Andiman. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank. Cetakan II, jakarta.
Awaluddin, 2010. Judul Proposal: "Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Deposito Terhadap Peningkatkan Jumlah Nasbah Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Galesong Kantor Cabang
Takalar".

Bastian, Indra, 2003, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat,


Jakarta.

Dajan Anto, 1986. Pengantar Metode Statistik, Jilid II. Jakarta: LP3ES.

Denda Wijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia,


Jakarta.

Hasan M. Iqbal 2008 . Pokok – Pokok Materi Statistik 1, Statistik


Deskriptif. Edisi kedua. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Kasmir, 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi 10. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

............ 2006. Manajemen Perbangkan. PT Raja Garafindo Persada.


Jakarta.
Mulyadi,2001, Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Yogyakarta.

Radiosonu, 2001. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis,


Edisi Kedua, BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Sembiring, R K, 1995. Analisis Strategi. Bandung: ITB.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan pasar Modal Edisi Ketiga. AMP


YKPN Yogyakarta:
Supramono Gatot. 2009. Perbankan dan Masalah Kredit. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

55
56

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. Cetakan Pertama. YKPN :


Yogyakarta.

Tisnawati Sule, Ernie. 2005, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana.

Wijaya Krisna. 2011. Kredit Umum Pedesaan BRI. Dalam Dinamika


Perekonomian Pedesaan. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
Universitas Gajah Mada.
STRUKTUR ORGANISASI
BRI UNIT PALLANGGA

KA UNIT

BURHANUDDIN

MANTRI CS TELLER TERAS

FAIZAL AHSIN IBNU MAS’UD FIRMANSYAH PRANOTO (MANTRI)

JUNIELSEN P. NUR AFNI INDRIANI HASMITA RACHMAN DIAN ANDINI (CS)

NOER FAJRI A.N NURLIDYAH DINA MAULIDA (TELLER)

FAJAR ANWAR ANTO (SATPAM)

SRI RAMAYANTI (KUR)

SATPAM PENJAGA MALAM PAYMENT POINT

MUH. RUSLI ABDUL KARIM MUH. SYARIEF S.

viii

Anda mungkin juga menyukai