Anda di halaman 1dari 70

ANALISIS KREDIT MODAL KERJA (KMK)

PADA PT. BANK SULSELBAR


CABANG BANTAENG

LIDIA KURNIAWATI
K 10572408112

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
ANALISIS KREDIT MODAL KERJA (KMK)
PADA PT. BANK SULSELBAR
CABANG BANTAENG

LIDIA KURNIAWATI
K 10572408112

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
ABSTRAK

LIDIA KURNIAWATI. 2015. Analisis Kredit Modal Kerja (KMK) pada PT.
Bank Sulselbar Cabang Bantaeng. Dibimbing oleh Moh. Aris pasigai dan Samsul
Rizal.
Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pemberian
Kredit Modal Kerja (KMK) yang disalurkan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang
Bantaeng dan mengetahui perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) PT. Bank
Sulselbar Cabang Bantaeng dalam 5 (lima) tahun.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa prosedur pemberian Kredit Modal
Kerja (KMK) pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng berpedoman pada
prosedur dan azas-azas pemberian kredit yang sehat dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Sedangkan, perkembangan kredit modal kerja (KMK) di PT. Bank
Sulselbar Cabang Bantaeng pada tahun 2011 sebesar Rp. 522.898.909 (20,73%),
pada tahun 2012 sebesar Rp. 952.035.631 (31,26%) atau mengalami peningkatan
dari tahun 2011, pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.759.326.271 (44,01%) atau lebih
meningkat dari tahun 2012 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 233.098.421 (4,05%)
mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

Kata Kunci: Kredit Modal Kerja (KMK), penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK).

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii

KATA PENGANTAR........................................................................................ iv

ABSTRAK.......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL................................................................................................ x

DAFTAR SKEMA............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6

A. Pengertian Bank............................................................................. 6

B. Jenis-jenis Bank............................................................................. 6

C. Fungsi Bank................................................................................... 9

D. Pengertian Kredit........................................................................... 10

E. Tujuan Kredit................................................................................. 12

F. Fungsi Kredit................................................................................. 15

G. Jenis-jenis Kredit........................................................................... 17

vii
H. Plafond Kredit.............................................................................. 20

I. Jaminan dan Pertanggungan Kredit.............................................. 21

J. Suku Bunga Kredit....................................................................... 22

K. Jangka Waktu................................................................................ 23

L. Jenis Usaha yang dibiayai............................................................. 23

M. Pengertian Kredit Modal Kerja (KMK)........................................ 23

N. Jenis Kredit Modal Kerja (KMK)................................................. 25

O. Ketentuan Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK)...................... 26

P. Kerangka Pikir.............................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 30

B. Metode Pengumpulan Data......................................................... 30

C. Jenis dan Sumber Data................................................................ 31

D. Metode Analisis Data................................................................... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN................................. 33

A. Sejarah Singkat PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng................ 33

B. Visi dan Misi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng..................... 35

C. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.......... 35

D. Uraian Tugas pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng........... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 42

A. Hasil Penelitian................................................................................ 42

B. Pembahasan..................................................................................... 52

viii
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 54

A. Simpulan........................................................................................... 54

B. Saran................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 56

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

5.1 Jenis Kredit PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng Tahun

2010 - 2014............................................................................................ 46

5.2 Jumlah KMK dan Kredit yang disalurkan PT. Bank Sulselbar

Cabang Bantaeng Tahun 2010 - 2014................................................... 47

5.3 Tabel Penolong untuk Menghitung Persamaan Regresi dan Korelasi.. 49

5.4 Perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) PT. Bank Sulselbar

Cabang Bantaeng Tahun 2010 - 2014 .................................................. 51

x
DAFTAR SKEMA

No. Skema Halaman

2.1 Kerangka Pikir...................................................................................... 29

4.1 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng................. 37

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesinambungan dan

peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berazas

kekeluargaan. Perlu senantiasa dipelihara dengan baik guna mencapai

tujuan tersebut maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih

memperhatikan keserasiaan, kelarasan dan kesinambungan unsur-unsur

pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitasi nasional.

Salah satu sarana yang mempunyai peran dan strategis dalam

menyalarasi dan mengimbangkan masing-masing unsur dari trilogi

pembangunan adalah perbankan.

Peranan yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi

utama perbankan sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan

berazaskan demokratis ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan

dan hasil-hasilnya.

Organisasi dan kedudukan bank pada suatu negara merupakan cermin

daripada keadaan dan kemajuan ekonomi dari negara itu. Indonesia

merupakan salah satu negara berkembang yang ditandai kekurangan modal

1
2

serta dilain pihak jumlah penduduk dan sumber alamnya yang melimpah

dari pemerintah guna meningkatkan volume usahanya.

Namun tidak dapat disangkah bahwa dalam pelaksanaanya program

penguncuran dana masih banyak mengalami hambatan terutama pihak

bank sebagai pelaksanaan kredit untuk bantuan permodalan yang sekaligus

merupakan masalah baginya dalam fungsinya sebagai kawan partner

pemerintah dalam usaha peningkatan taraf hidup masyarakat, sehingga

dibutuhkan suatu penelitian untuk mewujudkan hal tersebut.

Hambatan yang dialami pihak bank dalam hal ini adalah bersumber

daripada pengusaha itu sendiri, dimana masih banyak diantaranya belum

mengetahui tentang tatacara pengambilan kredit. Juga banyak diantara

pengusaha yang memperoleh bantuan modal kerja mengalami kemacetan

dalam pengembalian kreditnya, sehingga pihak bank merasa perlu hati-hati

dalam operasi pemberian kreditnya.

Pembangunan nasional mempunyai arti pengolahan kekuatan

ekonomi nasional yang penting melaluipenanaman modal, pemakaian

teknologi maupun penembahan kemampuan berorganisasi dan manajeme,

perluasan dunia usaha perlu mendapatkan perhatian, untuk itulah

pemerintah berkewajiban memberikan bimbingan dan pengerahan dalam

pertumbuhan dan perkembangan perekonomian dengan menciptakan iklim

yang sehat dalam dunia usaha.

Berbagai langkah dan strategi yang telah ditetapkan manajemen

dalam menghadapi kancah persaingan globa, antara lain penerapan


3

teknologi informasi, pembukaan kantor-kantor cabang dan penambahan

fitur-fitur dan produk baru terus dilakukan dalam upaya penemuan

kebutuhan masyarakat yang merupakan wujud nyata perhatian perbankan

terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah dimana dengan

adanya teknologi informasi maka nasabah dengan mudah dapat melakukan

transaksi kapan saja dan dimana saja tidak tergantung pada hari kerja.

Bank sebagai salah satu lembaga yang berfungsi sebagai agen

pembangunan dalam melaksanakan fungsinya tersebut bank mengarahkan

nasabahnya pada usaha-usaha yang mendapat mendorong tingkat

pertumbuhan ekonomi. Sebagai agen pembangunan bank memberikan

bantuan baik kepada pengusaha besar, menengah, maupun kecil.

Pemberian kredit bertujuan sebagai penggerak dan pendorong laju

pembangunan ekonomi yang membantu dalam mengembangkan usaha

menjadi lebih besar.

Dengan adanya penyaluran dan pembayaran kredit modal kerja

(KMK) pada PT. Bank Sulselbar diharapkan para nasabah tersebut dapat

meningkatkan usahannya diberbagai sektor. Adapun judul yang menjadi

inti dari penelitian ini adalah Analisis Kredit Modal Kerja (KMK) pada

PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.


4

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prosedur pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) yang

disalurkan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng?

2. Bagaimana perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) PT. Bank

Sulselbar Cabang Bantaeng dalam 5 (lima) tahun?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian Kredit Modal Kerja (KMK)

yang disalurkan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.

2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan Kredit Modal Kerja

(KMK) PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng dalam 5 (lima) tahun.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pada penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Merupakan bahan untuk menyusun skripsi guna memenuhi salah

satu persyaratan untuk mencapai gelar sarjana Program Studi

Manajemen (SI) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh

Makassar.
5

2. Bagi perusahaan dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan

pertimbangan dan sumbangan bagi manajer perusahaan didalam

menetapkan kebijaksanaan perusahaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap

negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi orang perorangan,

badan-badan usaha swasta, badan usaha milik negara (BUMN), bahkan

lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya.

Menurut Kasmir (2003:2), bank adalah sebagai lembaga keuangan

yang usahanya menghimpun dana-dana dari masyarakat dan memberikan

jasa-jasa bank lainnya.

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan “bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

kredit atau atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup masyarkat banyak.

Dalam beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

bank adalah merupakan lembaga keuangan yang aktivitasnya meliputi tiga

kegiatan utamanya yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan

memberikan jasa-jasa bank lainnya.

B. Jenis-jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis

perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967,

6
7

maka terdapat beberapa perbedaaan. Namun kegiatan utama atau pokok

bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkan dana tidak berbeda saatu sama lainnya.

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi

antara lain :

1. Dilihat dari segi fungsional

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967

jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari :

a. Bank Umum

b. Bank Pembangunan

c. Bank Tabungan

d. Bank Pasar

e. Bank Desa

f. Lumbung Desa

g. Bank Pegawai

h. Dan Bank Lainnya

Namun setelah keluar Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7

Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI

Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari :

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR )


8

2. Dilihat dari segi kepemilikan

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah :

a. Bank Milik Pemerintah

b. Bank Milik Swasta Nasional

c. Bank Milik Koperasi

d. Bank Milik Asing

e. Bank Milik Campuran

3. Dilihat dari segi status

Jenis bank dilihat dari segi status tersebut adalah :

a. Bank Devisa

b. Bank Non Devisa

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan

harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok

yaitu :

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvesionalnya.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah.

Sedangkan menurut Muslehuddin (2004 :4) dalam melaksanakan

sistem kerjanya dapat digolongkan kedalam 2 kategori yaitu :

1. Bank perdagangan yang depositonya diketahui sebagai deposito

berjangka, sehingga lebih banyak menyediakan kredit jangka pendek.

2. Bank investasi yang depositonya diketahui sebagai deposito tetap.

Sehingga sanggup memberikan kredit jangka panjang.


9

C. Fungsi Bank

Peranan bank adalah sebagai perantara antara masyarakat yang

berkelebihan dana yang dapat menyimpan uangnya dalam bentuk

simpanan giro, tabungan deposito atau bentuk simpanan lainnya. Begitu

pula masyarakat yang kekurangan dana yang dapat meminjam.

Menurut Muslehuddin (2004:2) fungsi bank adalah :

1. Menyelesaikan berbagai urusan uang, seperti penukaran uang,

pengiriman uang dan surat berharga, dan sekaligus memperjualbelikan

surat-surat berharga tersebut.

2. Menerima deposito.

3. Pengurusan masalah diskonton (misalnya, membeli dengan harga

yang berlaku saat ini) surat-surat berharga (umpamanya rekening dan

perjanjian).

4. Memberi pinjaman dengan menggunakan jamiana atau dengan cara

overdraft, mengurus bidang pegadaian atau dengan membeli saham

perusahaan-perusahaan industri.

5. Yang berhak mengurus kepentingan dan fungsi nota bank saat ini

hanya terbatas pada bank sentral. Pada abad ke-18 pekerjaan ini

dianggap sebagai fungsi utama semua bank.

6. Mengurus pertukaran valuta asing.

7. Melaksanakan fungsi agensi bagi para nasabah.


10

D. Pengertian Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit khususnya bagi dunia usaha

dan dunia perbankan bukanlah merupakana perkataan yang asing tetapi

sudah populer bagi kota-kota besar maupun dipedesaan. Istilah kredit

berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan,

seseorang atau suatu barang yang memberikan kredit (kreditur) percaya

bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang sanggup

memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik berupa barang, uang

atau jasa. Berikut adalah pengertian kredit,

Menurut Adinugroho (2000:14), kredit adalah suatu pemberian

prestasi (balas jasa) itu akan dikembalikan pada waktu tertentu yang akan

disertai dengan suatu kontrak prestasi yang tanpa bunga.

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10

Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang perbankan memberikan pengertian tentang kredit yaitu,

“penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain, yang berkewajiban pihak peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu sdengan pembayaran bunga”.

Menurut Hasibuan (2002:87), kredit adalah “semua jenis peminjam

yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh pemimjamnya sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati “.


11

Menurut Muslehuddin (2004:32) kredit dinyatakan hanya sebagai

“janji untuk membayar uang” atau sebagai izin untuk menggunakan modal

orang lain. kredit bank juga menggunakan sistem kepercayaaan kepada

seseorang untuk menggunakan dana bank sebagai modal dan deposito,

seperti halnya dengan kredit dari sumber lain.

Menurut Leod (2013:2) kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki

seseorang, yang memungkinkan ian bisa memperoleh uang, barang-barang

atau temaga kerja dengan jalan menukarnya dengan suatu janji untuk

membayarnya di suatu waktu yang akan datang.

Sedangkan pengertian kredit menurut Dendawijaya (2009:17)

menjelaskan bahwa “kredit penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak yang mewajibkan pihak pemimjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga”.

Dari beberapa pengertian kredit di atas jelaslah bahwa kredit dalam

arti ekonomi merupakan penundaan pembayaran dari prestasi yang

diberikan sekarang, baik dalan bentuk barang, uang maupun jasa. Dari

pengertian tersebut terlihat pula unsur kepercayaan dan unsur waktu

merupakan unsur terpenting dalam suatu kredit.


12

E. Tujuan Kredit

Di negara-negara liberal, tujuan kredit didasarkan paada usaha untuk

memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut oleh

negara-negara bersangkutan, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-

kecilnya untuk memperoleh manfaat atau keuntungan yang sebesar-

besarnya.

Dalam kehidupan perekonomian dewasa ini, khususnya dalam bidang

usaha hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit. Bank

melaksanakan kredit sebagai inti usaha nya karena dengan kredit berarti

memberikan bantuan permodalan agar usaha berjalan lancar dan meraih

kemajuan.

Setiap usaha-usaha apakah itu sektor industri, perdagangan, pertanian

atau perhubungan, besar atau kecil memerlukan kredit yang berfungsi

sebagai faktor produksi sehingga melalui bantuan kredit bank usaha akan

semakin besar dan berkembang.

Oleh karena itu, pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh

keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat

kepada nasabahnya dalam bentuk kredit jika ia betul-betul merasa yakin

bahwa nasabahnya akan menerima kredit itu dan mau mengembalikan

kredit yang telah diterimanya. Dari faktor kemampuan dan kemauan

tersebut tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur

keuntungan (profitabilitas) dari suatu kredit, kedua tersebut saling

berkaaitan.
13

Keamanan atau safety yang dimaksud adalah prestasi yang diberikan

dalam bentuk uang, barang atau jasa itu benar-benar terjamin

pengembaliannya, sehingga keuntungan atau profitability yang diharapkan

itu dapat menjadi kenyataan.

Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit

yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Dan karena pancasila

adalah dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-

mata mencari keuntungan. Melainkan disesuaikan dengan tujuan negara

untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.

Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh bank.

Menurut Simorangkir (1979:56) khususnya bank pemerintah yang

akan mengembangkan tugas sebagai agent of developmment adalah untuk

a. Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan.

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan

fungsinya guna menjamin terpenuhnya kebutuhan masyarakat.

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan

dapat memperluas usahanya.

Dari uraian tersebut tersimpul adanya kepentingan yang seimbang

antara lain :

a. Kepentingan pemerintah.

b. Kepentingan masyarakat (rakyat) dan,

c. Kepentingan pemilik modal (pengusaha).


14

Sedangkan menurut Kasmir (2003:105) pemberian suatu fasilitas

kredit mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan utama pemberian kredit

bagi bank adalah :

a. Mencari Keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh

keuntugan. Hasil keuntugan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang

diterima oleh bank srbagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang

dibebankna oleh nasaabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan

hidup bank. Disamping itu, keuntungan ini juga dapat membesarkan

usaha bank.

b. Membantu Usaha Nasabah

Dengan pemberian kredit, berarti bank juga ikut membantu untuk

mengembangkan dan memperluas usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk model kerja.

c. Membantu Pemerintah

Bagi pemeriantah semakin banyak kredit yabg disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik. Mengingat bahwa semakin banyak

kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan

pembangunan diberbagai sektor, terutaama dalam sektor riil.


15

F. Fungsi Kredit

Dalam kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang

peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, organisasi-organisasi bank

selalu diikut sertakan dalam menentukan kebijakan di bidang moneter,

pengawasan dibidang devisa, pencatatan efek-efek dan lain-lain hal ini

disebabkan antara lain usaha pokok bank adalah memberikan kredit dan

kredit yang diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas

dalam segala bidang kehidupan, khususnya dibidang ekonomi.

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan antara lain sebagai berikut :

1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

Para pemilik uang/modal secara langsung meminjam unagnya

kepada para pengusaha yang memerlukan ,untuk meningkatkan

produksi atau untuk meningkatkan usaahanya.

2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dalam lalu lintas uang yang

disalurkan melelui rekening giro, dapat menciptakan pembayaran

baru seperti cek, giro, bilyet dan wesel, maka dapat meningkatkan

peredaran uang giral. Disamping itu, kredit perbankan yang ditarik

secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal,

sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang pula.

3. Kredit dapat Meningkatkan Daya Guna dan Peredaran Barang

Dengan mendapatkan kredit, para pengusaha dapat memproses

bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang


16

tersebut menjadi meningkat, baik melalui penjualan secara kredit

maupun dengan membeli barang dari satu tempat dan menjualnya

ketempat lain. pembelian tersebut uangnya berasal dari kredit. Hal

ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan

manfaat suatu barang.

4. Kredit Sebagai Salah Satu Alat Stabilitas Ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kuraang sehat, kebijakan diarahkan

pada usaha-usaha antara lain:

a. Pengendalian Inflasi.

b. Peningkatan Ekspor.

c. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Masyarakat.

5. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

Bank-bank besar luar negeri yang mempunyai jaringan usaha,

dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit baik secara

langsung maupun tidak secara langsung kepada perusahaan-

perusahaan di dalam negeri. Begitu pula negara-negara yang telah

maju mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi, dapat

memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang

berkembang untuk membanvgun. Bantuan dalam bentuk kredit ini

tidak saja dapat mempererat hubunga ekonomi antar negara yang

bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan

internasionaal.
17

Menurut Muslehuddin (2004:36) fungsi utama kredit adalah

memberikan kemungkinan kepada seseorang pengusaha untuk memulai

suatu usaha secara besar-besaran(skala besar)

Dengan demikian, terlihat jelas betapa besar fungsi kredit dalam dunia

perekonomian, tidak saja dalam negeri tetpi juga menyangkut hubungan

antar negara sehingga melalui kredit hubungan internasional dapat juga

dilakukan dengan lebih terarah.

G. Jenis-jenis Kredit

Menurut Rindjin (1995:3) menyatakan bahwa pada umumnya jenis-

jenis kredit perbankan dapat ditinjau dari beberapa sudut sebagai berikut :

1. Menurut Jangka Waktunya :

a. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal

1 tahun, pada umumnya kredit ini disalurkan bank-bank pada

sektor perdagangan, ekspor-impor, distribusi dan sekttor lain.

b. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjanka 1 tahun sampai

3 tahun dimana pada umumnya kredit semacam ini disalurkan ke

sektor pertanian, pertambangan, perindustrian dan sektor lain.

2. Menurut Sifatnya :

a. Dengan perjanjian kredit, yaitu kredit yang berisikan dengan

perjanjian tertulis lebih dahulu yang antara lain penetapan besarnya

kredit, suku bunga, jangka waktu, jaminan, dan cara-cara

pembayaran dan lainnya.


18

b. Tanpa perjanjian kredit yaitu kredit yang diberikan tanpa perjanjian

tertulis terlebih dahulu, dan yang termasuk didalamnya yaitu :

1) Over Draft karena penarikan, adalah penarikan pembebanan

rekening koran nasabah yang melampaui saldo kredit sehingga

mengakibatkan saldo debet pada rekening yang bersangkutan.

Oleh karena itu, tidak ada fasilitas kredit yang berdasarkan

perjanjian tertulis.

2) Over Draft karena pembebanan bunga yaitu pembebanan bunga

dan biaya-biaya lainnya yang terhutang, yang menyebabkan

pelampauan plafond kredit sebagaimana tercantum dalam

perjanjian tertulis.

3) Kredit yang diberikan yang hanya disertai dengan asep atau

jaminan surat berharga.

3. Menurut Colleetibility

Yang dimaksdu dengan colleetibility kredit keadaan pembayaran

pokok pinjaman dan bunga oleh nasabah sebagaimana terlihat pada

tata usaha bank yang dapat digolongkan lima bagian yaitu :

a. Kredit lancar, yaitu kredit yang pembayaran pokok dan bungannya

berjalan sesuai dengan perjanjian kredit yang bersangkutan

termasuk perubahan-perubahan yang di setujui oleh bank.

b. Kredit kurang lancar, yaitu pinjaman dan pembayaran pokok tidak

dilakukan sesuai dengan perjanjian pinjaman yang bersangkutan.


19

c. Kredit diragukan, yaitu pinjaman yang telah jatuh tempo dan lewat

tiga bulan dan berdasarkan penilaian bank debitur tidak dapat

membayar kembali seluruh utang dan bunganya, hanya diharapkan

pelunasan sekurang-kurangnya 50% dari saldo debet.

d. Kredit macet yaitu pinjaman yang tidak dapat dikategorikan dari

ketiga jenis tersebut diatas menurut penilaian bank hanya dapat

diharapkan pelunasannya kurang 50% dari salddo debet.

e. Kredit dalam pengawasan, yaitu sebelum penyerahan kredit

terlebih dahulu penilaian atau analisi kredit.

4. Kredit Menurut Penggunaan

Penggunaan dalam hal ini adalah pinjaman yang diberikan

berdasarkan tujuan penggunaanya lihat dari sudut produktivitas yang

diantaranya :

a. Kredit Modal Kerja yang diantaranya Kredit Modal Kerja

perdagangan dan kredit modal kerja produksi.

b. Kredit usaha, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan menambah

atau membeli alat-alat produksi yang tetap dan tahan lama yang

biasanya disebut barang modal, kredit seperti ini biasanya

mempunyai waktu jangka panjang.

5. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

Yaitu kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk

keperluan perluasan proyek atau usahanya.


20

b. Kredit modal kerja

Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan

produksi dalam operasionalnya.

6. Dari segi tujuan kredit:

a. Kredit Komersial (Kredit Produktif)

kredit yang digunakan untuk eningkatan usaha atau produksi dan

investasi

b. Kredit Konsumtif

kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi, misalnya untuk

perumahan, kredit mobil, dan kredit sebagainya.

c. Kredit Perdagangan

merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dan

digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangan.

H. Plafond Kredit

Menurut Hidayat ( 1999 : 196) menyatakan bahwa penentuan plafond

kredit adalah plafond kredit untuk modal kerja sebesar Rp,15.000.000,00,-

setiap nasabahnya yang dapat dipergunakan secara fleksibel penuh.

Nasabah kredit modal kerja yang mempunyai lebih dari satu jenis

usaha, yang mungkin untuk memperoleh kredit modal kerja bagi masing-

masing jenis usahanya dengan ketentuan jumlah seluruh kredit atau nama

nasabah yang bersangkutan.


21

Atas dasar plafond kredit modal kerja yang disediakan kepada

nasabah baru, bank pemberi kredit menentapkan sistem penarikan dan

pembayaran kembali dari proyek usaha yang bersangkutan.

Tambahan plafond kredit yang disebut oleh adanya ekspansi usaha

usaha, kenaikan suku harga lain-lain, dapat di pertimbangkan oleh bank

pemberi kredit berjangka panjang plafond kredit baru, setelah adanya

tambahan plafond dimaksudkan tidak melebihi Rp.15.000.000,00-,.

Apabila nasabah yang sedang menikmati kredit modal kerja

membutuhkan tambahan kredit yang disebabkan oleh adanya ekspansi

usaha, kenaikan hanrga dan lain-lain, mengakibatkan jumlah melampaui

batas maka tambahan tersebut seluruhnya dapat diminta kredit modal kerja

sebesar Rp.35.000.000,00-,.

I. Jaminan dan Pertanggungan Kredit

Jaminan dalam perkreditan mempunyai makna yang sangat penting,

karena jaminan merupakan benteng terakhir bila debitur wan prestasi atau

mungkin kegagalan dalam menyelesaikan kewajibannya kepada pihak

bank. Jaminan dalam kegiatan perkreditan dibedakan menjadi dua bagian

yaitu jaminan utama daan jaminan tambahan.


22

Adapun jaminan dan pertanggung jawaban kredit untuk ketentuan

sebagai berikut :

1. Dalam menentukan penelitian suatu proyek cabang usaha hendaknya

bank menekan kepada proyek / cabang usaha yang dibiayai dengan

kredit tersebut.

2. Jaminan pokok kredit modal kerja pada dasarnya adalah proyek atau

cabang usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut.

3. Peningkatan barang jaminan kredit tersebut diserahkan kepada

kebijakan masing-masing bank pemberi kredit.

4. Untuk resiko bank pemberi kredit atau kerugian yang kemungkinan

terjadi karena nasabah tidak dilunasi kreditnya.

J. Suku Bunga Kredit

Menurut Sunariyah (2004:81) suku bunga kredit adalah harga dari

pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai presentasi uang pokok per unit

waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumnber daya yang

digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.

Surat edaran Bank Indonesia SE No. 3/462/UDBE/PDE, menjelaskan

bahwa suku bunga kredit modal kerja bank menetapkan suku bunga

sebesar 18% per tahun dan tidak menganut sistem bunga berbunga

(compound interest).

Sedangkan menurut Kasmir,(2008:135) mengatakan bahwa bunga

bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
23

berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus

dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang

harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabahyang memperoleh

pinjaman).

K. Jangka Waktu

Jangka waktu telah ditetapkan maksimum 8 tahun termasuk masa

tenggang maksimum 4 tahun didasarkan pada kemampuan membayar

kembali atau cash flow untuk usaha yang dibiayai.

L. Jenis Usaha yang dibiayai

Dalam kaitan ini, bank dapat membiayai semua jenis usaha yang

menghasilkan barang dan jasa, kecuali jenis-jenis usaha sebagai berikut :

a. Jenis usaha ynag bertentangan dengan ketertiban umum dan

kesesuaian serta jenis usaha yang bersifat mewah.

b. Jenis usaha yang jenuh yang didasarkan atas ketentuan-ketentuan

pemerintah pusat atau instansi yang berwenang lainnya.

M. Pengertian Kredit Modal Kerja (KMK)

Latar belakang dikeluarkannya suatu kredit yang dinamakan Kredit

Modal Kerja (KMK) yaitu karena didasari sebagai konsekuensi logis dari

salah satu tugas pokok perbankan ialah untuk mendorong kelancaran


24

jalannya pembangunan khususnya dibidang produksi serta untuk

memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup masyarakat

dibandingkan dengan fasilitas kredit investasi biasa yang dikeluarkan.

Menurut Kasmir (2003:109) kredit modal kerja (KMK) adalah kredit

yang dipergunakan untuk neningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Sedangkan menurut Siamat (1998:97) adalah kredit yang diberikan

oleh bank untuk menambah modal kerja pemohon kredit (debitur). Modal

kerja pada prinsipnya meliputi modal kerja untuk tujuan komersial

industri, kontraktor bangunan dan sebagainya.

Modal kerja suatu perusahaan dapat dilihat dari neraca, yaitu berupa

kas/ditambah piutang dagang dari persediaan barang jadi, barang dalam

proses, bahan baku, dan apabila dikurangi dengan piutang lancar maka

diperoleh modal kerja bersih, contoh Kredit Modal Kerja (KMK) adalah

sebagai berikut :

1. Kredit Rekening (RK)

2. Kredit Modal Kerja (KMK)

3. Kredit Berjangka (KP)

Jadi, kesimpulannya kredit modal kerja adalah adalah kredit yang

diperuntukkan bagi peningkatan kinerja operasional perusahaan.

Kredit modal kerja (KMK) untuk perusahaan indusrti kadang disebut

kredit produksi, sedangkan perusahaan jasa disebut dengan kredit

eksploitas.
25

Menurut pengertian diatas kredit modal kerja (KMK) diberikan

kepada kelompok-kelompok pengusaha yaitu pengusaha yang bergerak

dibidang industri dan pengusaha jasa. Kredit modal kerja diberikan kepada

perusahaan untuk keperluan pembelian atau pengadaan bahan baku, bahan

penolong atau bahan pembantu upah dan lain-lain yang secara terus

menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

N. Jenis Kredit Modal Kerja (KMK)

Menurut Rijin (1996:78) menyatakan bahwa jenis-jenis kredit modal

kerja dapat ditinjau dari beberapa sudut sebagai berikut :

1. Kredit untuk perhubungan yaitu merupakan kredit untuk membiayai

usaha dibidang transportasi dan wajib dikembalikan sesuai dengan

persyaratan yang telah disepakati antara kreditur dan debitur.

2. Kredit untuk industri yaitu merupakan kredit yang diberikan pihak

bank kepada pemohon kredit untuk membangun atau membiayai suatu

industri kecil dan wajib dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang

telah disepakti antara kreditur dan debitur.

3. Kredit untuk pertanian yaitu kredit yang diberikan pihak bank kepada

para petani untuk membiayai lahan pertaniannya dan wajib

dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakti antara

kreditur dan debitur.


26

O. Ketentuan Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK)

Menurut Komaruddin (2000:95) bahwa kredit modal kerja pada

umumnya dikenal dengan istilah “the five’s of credit” atau 5 C adalah :

1. Character adalah watak atau sifat dari debitur baik dalam kehidupan

pribadi maupun dalam lingkungan usaha.

Maka untuk memperoleh gambaran tersebut perlu diteliti hal-hal

sebagi berikut :

a. Riwayat hidup debitur.

b. Reputasi pemohon/debitur dalam masyarakat.

c. Reputasi pemohon dilingkungan usahaanya.

2. Capacity adalah kemampuan untuk membayar kembali pinjaman

tergantung dari penghasilan perusahaan yang diperoleh .

Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan debitur

tersebut maka penelitian berkisar pada hal-hal berikut :

a. Kemampuan dibidang manajemen.

b. Kemampuan dibidang keuangan.

c. Kemampuan dibidang pemasaran.

d. Kemampuan dibidang teknis.

3. Capital adalah dana yang dimiliki debitur untuk menjalankan dan

memelihara kelangsungan hidup.

Kegunaan untuk penilaian terhadap capital adalaah :

a. Mengetahui keadaan permodalan usaha.

b. Mengetahui sumber dana atau permodalan perusahaan.


27

c. Mengetahui kegunaan data.

Untuk memperoleh gambaraan tentang capital ini maka perlu

diadakan penelitian antara lain :

a. Akte pendiri perusahaan.

b. Neraca dan laba rugi.

c. Data keuangan lain

4. Collateral adalah barang yang diserahkan debitur sebagai jaminan

terhadap yang diberikan.

Kegunaan penilitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh

mana resiko hidup kurang terpenuhi kewajiban financial oleh debitur

kepada pihak-pihak bank dapat ditutup oleh barang-barang jaminan

sebagai berikut:

a. Nilai barang jaminan (ada atau tidak).

b. Lokasinya.

c. Bukti kepemilikan yang sah.

5. Condition of economic adalah kondisi perekonomian pada suatu saat

yang dapat mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan.

Untuk itu perlu diadakan penelitian terhadap :

a. Peraturan-peraturan pemerintah.

b. Keadaan dan kemungkinan pemasaran.


28

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah

sebagai berikut :

1. Personality adalah menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya..

2. Party adalah mengklarifikasikan nasabah kedalam klasifikasi

tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal,

loyalitas serta karakter.

3. Perpose adalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam

mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect adalah untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan

datang menguntungkan aatau tidak, atau dengan kata lain

mempunyai prospect atau sebaliknya.

5. Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengambil

kredit yang telah di ambil atau tidak dari sumber mana saja untuk

mengembalikan kredit.

6. Profitability adalah untuk menganlisa bagimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba.

7. Profection tujuannnya aadalah bagaimana menjaga agar usaha

dan jaminan mendapat perlindungan yang berupa jamiana barang

atau orang atau jaminan asuransi.


29

P. Kerangka Pikir

Sehubungan dengan pemikiran ini, penulis membuat kerangka

pemikiran yang dapat menggambarkan ruang lingkup penelitian ini

sebagaimana tergambar pada gambar berikut ini:

Skema 2.1 Kerangka Pikir

PT. Bank Sulselbar


Cabang Bantaeng

Kredit Modal Kerja


(KMK)

Prospek
(Jumlah Perkembangan)

Pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa Kredit Modal Kerja (KMK)

mempunyai hubungan dengan PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng.

Adapun alat analisis kredit yang digunakan adalah jenis kredit modal

kerja yang dapat ditinjau dari beberapa sudut yaitu kredit untuk

perhubungan, merupakan kredit untuk membiayai usaha bidang

transportasi. Kredit untuk industri, merupakan kredit untuk membiayai

usaha industri kecil dan kredit untuk pertanian, merupakan kredit untuk

membiayai lahan pertanian.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

yang terletak di Jln. Andi Manappiang Kabupaten Bantaeng. Sedangkan

waktu penelitian yaitu dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Mei

sampai Juni 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulisan menggunakan menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Pustaka (Library Research) yaitu suatu teknik

pengumpulan data melalui perpustakaan, baik berupa buku-buku

literatur dan bahan kuliah yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapang (Field Research) yaitu pengamatan langsung

terhadap obyek yang diteliti dengan menempuh cara sebagai berikut :

a. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan pengamatan

secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Dalam hal ini,

analisi Kredit Modal Keja (KMK) pada PT. Bank Sulselbar

Cabang Bantaeng.

30
31

b. Interview, yaitu mengadakan wawancara langsung dengan

pimpinan dan pegawai perusahaan yang ada hubunganya dengan

penulisan ini.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

a. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam

bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam

bentuk angka-angka berupa data-data penyaluran Kredit Modal

Kerja dari tahun 2010 sampai 2014.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

obyek yang diteliti berdasarkan hasil observasi dan wawancara

dengan pimpinan dan staf karyawan yang berkomponen.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi

bank tersebut berupa laporan tertulis yang dibuat secara

berkala.

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit yang diberikan oleh bank

untuk menambah modal kerja pemohon kredit (debitur). Modal kerja


32

pada prinsipnya meliputi modal kerja untuk tujuan komersial industri,

kontraktor bangunan dan sebagainya.

2. Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) dilakukan dengan

mempertimbangkan 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral

dan Condition of economic

E. Metode Analisis Data

Data yang berhasil dikumpulkan akan dikelompokkan dan diolah,

kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis regresi sederhana.

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksikan atau

meramalkan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel

lain yang diketahui dengan rumus.

Adapun rumus untuk memprediksikan atau meramalkan nilai dari

suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yaitu:

Y=a+bX

Keterangan :

Y= Jumlah kredit modal kerja (KMK)

a= Konstanta

b = Parameter yang dihitung

X = Periode

Analisa deskriptif, yaitu untuk menjelaskan tentang kredit modal kerja.


33

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

Berdirinya bank pembangunan daerah Sulawesi Selatan Cabang

Bantaeng, tidak terlepas dari sejarah berdirinya BPDSS (Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan), yang berkantor pusat di

Makassar. Bank pembangunan daerah Sulawesi Selatan didirikan atas

dasar surat keputusan penguasa perang daerah Sulawesi Selatan Tenggara

No.004/KPTS/Perda/SST/1961 Tanggal 2 Januari 1961, yang ditanda

tangani oleh M. Yusuf selaku panglima KODAM (Komando Daerah

Militer) XVI Hasanuddin. Surat keputusan ini dikuatkan dengan akte

Notaris A. Raden Kadirman di Jakarta No.67 tanggal 13 Juli 1961 dengan

nama PT. Bank Pembanguan Daerah Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1962 keluarlah Undang-Undang No.13 tentang

ketenuan pokok-pokok Bank Pembangunan Daerah. Tindak lanjut dari

undang-undang itu adalah Peraturan Daerah No. 002 Tahun 1964 tentang

Pendirian Pembanguna Daerah dengan status milik daerah.

Pada tahun 1967 keluar lagi peraturan No. 002 tahun 1967 tentang

Pemisahan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Dengan

demikian Bank Pembangunan Sulawesi Selatan berkedudukan di

Makassar sedangkan Bank Sulawesi Tenggara berkedudukan di kendari.

33
34

Pada tahun 1967 terbitlah Undang-Undang Nomor 14 tentang

Pokok-Pokok Perbankan, yaitu Bank Pembangunan Daerah mempunyai

status yang sama dengan Bank Umum.

Pada tahun 1974, terbitlah Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974

yang mana Bank Pembangunan Daerah ditunjuk sebagai pemegang kas

daerah untuk mengelolah operasionalnya.

Cabang-cabang Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan di masing-

masing Daerah tingkat II termasuk Bank Pembangunan Daerah Cabang

Bantaeng dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan urusan

serta Bank Indonesia No. 96/UBS/65/ tanggal 22 September 1965.

Pada tahun 2004 Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

berubah status menjadi PT. Bank Sulsel sesuai akta pendirian No. 19 tgl

27 Mei 2004 yang ditandatangani notaris Mestarianie Habie, SH, di

Makassar.

Pada tahun 2005 keluar surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.7/25/Ket.GBI/2005 tgl 10 Mei 2005 tentang perubahan bentuk Badan

Hukum perusahaan daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

menjadi perseroan Terbatas yang mana PT. Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan yang disingkat PT.Bank Sulsel dan sesuai surat Bank

Indonesia No.7/343/DPID/PR2 Tanggal 10 Mei 2005 perihal persetujuan

pengalihan izin usaha dariBadan Hukum lama (Perusahaan Daerah)

Kepada Badan Hukum baru (Perseroan Terbatas). Perubahan status ini


35

mulai berlaku sejak 31 Mei 2005 tentang perubahan bentuk Hukum

Perusahaan daerah Bank Sulawesi Selatan menjadi Perseroan Terbatas

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan yang disingkat PT.Bank

Sulsel.

Pada tahun 2011, keluarlah surat keputusan Gubernur Bank

Indonesia Nomor : 13/32/KEPGBI/2011 tentang perubahan izin usaha atas

nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT.Bank

Sulsel menjadi izin usaha atas nama PT.Bank Pembangunan Daerah Dan

Sulawesi Selatan Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.

B. Visi dan Misi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

1. Visi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

“Menjadi bank kebanggaan dan pilihan utama membangun kawasan

timur Indonesia”.

2. Misi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

a. Memberikan pelayanan prima yang berkualitas dan terpercaya.

b. Mitra strategis pemda dalam menggerakan sektor riil.

c. Memberikan nilai tambah optimun pada stakeholder.

C. Struktur Organisasi PT. Bank Sulelbar Cabang Bantaeng

Untuk mencapai suatu maksud dan tujuan suatu organisasi atau

lembaga maka keberadaan pengurus sangatlah penting karena merekalah


36

yang menjalankan usaha-usaha yang telah ditetapkan atau yang akan

dilaksanakan.

Tugas serta tata kerja dalam lingkungan perbankan dituangkan

dalam surat keputusan direksi sebagai berikut :

1. Surat Keputusan Direksi Nomor 36/KPTS/DIR/1986 mengenai

penyempurnaan dan perubahan bagan organisasi PT. Bank

Sulselbar Cabang Bantaeng.

2. Surat Keputusan Direksi Nomor 40/KPTS/DIR/1986 mengenai

struktur organisasi kantor cabang.

Stuktur organisasi yang jelas sangat diperlukan oleh instansi atau

lembaga apapun, baik instansi atau lembaga berskala kecil maupun yang

berskala besar. Juga diperlukan instansi atau lembaga swasta dfan instansi

atau lembaga pemerintah.

Struktur organisasi yang jelas sesungguhnya mencerminkan sehat

atau tidaknya organisasi, baik dalam bidang perencanaan maupun dalam

bidang operasional.

Dengan struktur organisasi yang jelas, berarti terdapat pemisahaan

yang jelas pula fumgsi-fungsinya yang dijalankan oleh fungsionalisnya

dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain dalam struktur organisasi yang

jelas, batas-batas kewenangan atau kekuasaan dan tanggung jawab setiap

fungsionalisnya organisasi akan terlihat secara jelas, sehingga oner

lappingdalam menjalankan tugas sehari-hari dapat merugikan instansi atau


37

lembaga dapat di hindari. Disamping itu, struktur organisasi yang jelas

dapat menggambarkan kinerja yang baik.

Berdasarkan surat keputusan direksi tersebut, bagan atau struktur

organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng adalah sebagai berikut:

Skema 4.1. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

PIMPINAN CABANG

KEPALA KASDA

PIMPINAN SEKSI PIMPINAN SEKSI PIMPINAN SEKSI


PEMASARAN AKUNTANSI DAN UMUM
ADM TRANSAKSI

KANTOR KAS

Sumber: PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng


38

D. Uraian Tugas pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

Berdasarkan struktur organisasi maka dapat dijelaskan uraian tugas

masing masing bagian yaitu sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

a. Memimpin dan mengelola seluruh kegiatan kantor cabang dan

PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng diwilayah kerjanya dan

bekerja sama dengan seluruh officer serta pegawai kantor cabang

lainnya untuk mencapai sasaran laba yang diinginkan.

b. Mengelola dan mengembangkan rencana bisnis, mobilisasi dana

dan jasa-jasa perbankan lainnya, memantau hasil-hasil dan

memecahkan masalah yang timbul dikantor cabang.

c. Menetapkan tujuan-tujuan anggaran dan rencana kerja.

d. Menetapkan dan menjamin tercapainya sasaran laba yang

diinginkan dan keberhasilan keuangan lainnya dikantor cabang

yang dipimpinnya.

e. Menjamin kelancaran, efisiensi dan pelayanan yang cepat, tepat

dan ramah kepada nasabah dikantor yang dipimpinya.

f. Menjamin tercapainya portofolio yang baik sesuai dengan

kebijaksanaan dan prosedur perkreditan yang berlaku.

2. Seksi Pemasaran

a. Memasarkan kredit, dana dan jasa kepada Nasabah / calon

nasabah
39

b. Menjual produk kredit, dana dan jasa kepada nasabah / calon

nasabah.

c. Memproses permohonan kredit komersial.

d. Memproses permohoanan kredit non komersial kepada pegawai

negeri dan swasta.

e. Melaksaan pembinaan nasabah dan penagihan.

f. Mengelolah kredit kolektibilitas I, II, dan III (non komersial dan

komersial).

g. Memproses administrasi fasilitas kredit termasuk bnk garansi,

dukungan bank dan perhitungan bunga pinjaman.

h. Melakukan pmantauan kolektibilitas pinjaman debitue (non

komersial dan komersial).

i. Membuat laporan perkreditan.

j. Mengusahakan penyelesaian kredit macet (kolektibilitas IV

dan V) serta kredit yang dihapus bukukan.

k. Membantu kantor pusta dalam upaya dan penyelesaian kredit

macet melalui pengadilan negeri, KP2LN ataupun lembaga

lelang.

3. Seksi Keuangan

a. Mengendalikan/mengawasi data antries dan data output

komputer atas transaksi-transaksi harian.

b. Menangani transaksi-transaksi yang dibukukan ke dalam

rekening-rekening financial kantor cabang.


40

c. Menganalisa dan melaporkan data informasi mengenai kondisi

kantor cabang maupun rekening nasabah.

d. Menyiapkan data laporan financial.

e. Mengendalikan dan memantau dana kantor cabang.

f. Menangani penyelesaian administrasi transaksi kliring.

g. Menangani penyelesaian administrasi transaksi transfer.

h. Melakukan entry transaksi keuangan (pemindahan dan kliring)

kedalam sistem.

i. Menangani penyelesaian bunga deposito, tabungan dan finalty

rekening nasabah.

4. Seksi Umum

a. Mengelolah masalah kepegawaian kantor cabang.

b. Mengadministrasi surat-surat keluar mupun surat masuk.

c. Melaksanakan perhitungan gaji setra hak dan kewajiban lainnya,

baik pegawai organic maupun pegawai kontrak atau magang.

d. Membuat laporan daftar hadir dan gaji pegawai setiap bulan.

e. Membuat laporan pajak pegawai.

f. Mengelola administrasi umum kantor cabang

g. Menyiapkan laporan lain dan statistik cabang.

5. Kepala Kasda

Bertugas untuk melaksanakan pekerjaan, penerimaan, menyimpan

dan membayar atau menyerahkan dan mempertanggung jawabkan

uang serta surat berharga untuk kepentingan daerah.


41

6. Coordinator Kantor Kasda

a. Menangani transaksi-transaksi yang dibukukan kedalam rekening-

rekening finansial kantor kas.

b. Menganalisa dan melaporkan data informasi mengenai kondisi dan

posisi finansial kantor kas maupun rekening nasabah.

c. Menyiapkan data laporan finansial.

d. Membuat laporan kantor kas.

e. Menangani penyelesaian administrasi transaksi kliring.

f. Menangani penyelesaian administrasi transaksi transfer.

g. Melakukan entry transaksi keuangan (pemindah bukuan dan

kliring) ke dalam sistem.

h. Melakukan pembayaran gaji pegawai dan transaksi daerah lainnya.


42

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah

dilakukan dan diolah untuk mengetahui tentang prosedur pemberian Kredit

Modal Kerja (KMK) yang disalurkan oleh PT. Bank Sulselbar Cabang

Bantaeng serta perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) PT. Bank

Sulselbar Cabang Bantaeng dalam 5 (lima) tahun.

1. Prosedur Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK)

PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng menyalurkan kredit

berpedoman pada prosedur dan azas-azas pemberian kredit yang sehat

sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu :

a. Tata cara pemohon terdiri dari :

1) Syarat-syarat pemohon (debitur) yaitu WNI, usaha berjalan

baik atau bagi usaha yang masih akan dilakukan harus

mempunyai rencana usaha yang jelas, ada izin usaha/sedang

dalam penyelesaian dalam hal untuk usaha tersebut menurut

ketentuan pemerintah yang berlaku harus ada izin usaha dari

instansi yang berwenang. Tidak sedang menikmati kredit bank

lain, tidak termasuk Pegawai Negeri/ABRI atau istrinya yang

dilarang berusaha menurut PP No. 6/1974. Dalam hal ini tidak

terkena larangan berusaha harus ada izin tertulis dari pejabat

42
43

yang berwenang sebagaimana yang diatur dan ditetapkan

dalam peraturan tersebut, serta tidak termasuk daftar

hitam/daftar kredit macet menurut catatan bank.

2) Cara memohon kredit yaitu, permohonan diajukan kepada

kantor cabang pelaksana. Pemohon (debiture) mengisi daftar

isian yang formulirnya tersedia pada kantor cabang,

memberikan keterangan yang lengkap dan benar mengenai

keadaan keuangan dan usaha.

b. Tata cara pengelohan permohonan kredit, meliputi :

Penilaian pendahuluan atas permohonan pemohon meliputi :

1) Penilaian apakah pemohon mememnuhi syarat atau tidak,

pemohon dapat dipercaya atau tidak. Memenuhi persyaratan

atau tidak, memiliki data lengkap, tidak termasuk daftar

hitam/kredit rangkap/kredit, usaha pemohon termasuk yang

dapat dibiayai bank pelaksana yang bersangkutan.

2) Penilaian/analisa permohonan pemohon (debiture) yaitu

penilaian untuk menghadapi resiko kredit dan analisa

permohonan. Penilaian untuk menghadapi resiko kredit

meliputi yaitu menyangkut itikad baik pemohon untuk

mempergunakannya sesuai dengan tujuannya, pada waktunya

akan melunasinya beserta bunganya. Kemampuan pemohon

dan usahanya untuk melunasinya beserta bunga tepat waktu

dan menilai pula pakah pemohon mempekerjakan orang yang


44

berpengalaman dan terampil untuk melaksanakan, mengurus

dan mengembangkan usaha yang dibiayai.

3) Penilaian atas modal yaaitu berapa besarnya modal/kekayaan

pemohon, kondisi yaitu menyangkut keadaan usaha saat ini

dan prospeknya, jaminan yaitu jamina pokok (barang-barang

yang dibiayai) dan jaminan tambahan (bukan barang-barang

yang dibiayai dengan kredit seperti tanah, bangunan dan

kendaraan). Analisa permohonan meliputi :

a) Manajemen (kemampuan mengolah perusahaan yang

dibiayai).

b) Pemasaran (kelancaran pemasaran barang dan jasa

yang dihasilkan perusahaan).

c) Produksi (kelancaran produksi perusahaan) dan

d) Aspek keuangan (kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba yang memadai sehingga dapat

membayar kredit dan bunganya).

c. Pemberitahuan keputusan penolakan atau persetujuan kredit

terhadap permohonan kredit yang tidak disetujui, diberiatahukan

secara tertulis disertai dengan penjelasan mengenai alasan

penolakannya. Sedangkan jika permohonan disetujui bank

pelaksana menyampaikan surat keputusan kredit dan syarat-

syaratnya dalam rangkap dua. Apabila pemohon menyetujui syarat-

syarat tersebut maka pemohon mengembalikan tembusan surat


45

keputusan tersebut kepada pihak bank pelaksanaannya setelah

ditandatangani di atas materai Rp.6000,- sebagai tanda persetujuan

pemohon. Selanjutnya, pemohon datang ke bank untuk

menyelesaikan segala sesuatu yang menyangkut administrasi

daripada pelaksana pemberi kredit (kreditur). Sebagaimana yang di

syaratkan dalam SK termasuk menandatangani perjanjian kredit

(PK). Kewajiban pemohon adalah memenuhi perjanjian yang

ditentukan bank selanjutnya. Dan kewajiban bank menyerahkan

sejumlah pinjaman yang disepakati dalam permohonan kredit.

2. Jenis dan Perkembangan Penyaluran Kredit

Jenis yang disalurkan oleh PT Bank Sulselbar terdiri dari :

a. Kredit investasi (KI).

b. Kredit modal kerja (KMK).

Pihak Manajemen PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng merinci

tiap-tiap modal kredit yang di salurkan. Ini menunjukkan bahwa dari

jenis kredit tersebut Kredit Modal Kerja (KMK) menunjukkan posisi

yang meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan Kredit Investasi (KI)

menunjukkan posisi turun naik. Dengan demikian meskipun nilai

penyalurannya Kredit Modal Kerja (KMK) relatif kecil dibanding

dengan Kredit Investasi, hal ini terjadi karna mayoritas penduduk di

wilayah kerja PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng mempunyai usaha

dagang yang rata-rata menggunakan usaha dagangannya khususnya

usaha di sektor informal.


46

Tabel 5.1
Jenis kredit PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng
Tahun 2010 – 2014
Jenis Kredit
Tahun Kredit Kredit Modal
Investasi (KI) Kerja (KMK)
2010 1.461.879.878 3.060.985.448

2011 2.111.659.777 4.934.014.458

2012 2.985.376.109 5.184.328.757

2013 3.156.785.283 6.200.250.854

2014 3.996.785.503 7.171.463.611

Jumlah 13.712.486.550 26.551.043.128

Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

Berdasarkan pada tabel 5.1 mengenai jenis kredit PT. Bank

Sulselbar Cabang Bantaeng Tahun 2010-2014, dapat dilihat bahwa total

dana jenis kredit investasi (KI) pada tahun 2010 sampai tahun 2014

sebesar Rp. 13.712.486.550 sedangkan untuk dana jenis kredit modal kerja

(KMK) pada tahun 2010 sampai tahun 2014 sebesar Rp. 26.551.043.128.

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa dana Kredit Modal Kerja

(KMK) pada PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng jauh lebih banyak

daripada dana kredit investasi (KI).


47

Tabel 5.2

Jumlah KMK dan Kredit yang disalurkan PT. Bank Sulselbar


Cabang Bantaeng Tahun 2010 – 2014

Kredit yang
Jumlah KMK disalurkan
Tahun
(Rp) (Rp)

2010 3.060.985.448 2.522.775.326

2011 4.934.014.458 3.045.674.235

2012 5.184.328.757 3.997.709.866

2013 6.200.250.854 5.757.036.137

2014 7.171.463.611 5.990.134.558

Jumlah 26.551.043.128 21.313.330.122

Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng

Berdasarkan pada tabel 5.2 mengenai jumlah KMK dan kredit

yang disalurkan PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng Tahun 2010 –

2014 dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 jumlah KMK sebesar

Rp. 3.060.985.448 yang disalurkan sebesar Rp. 2.522.775.326, pada

tahun 2011 jumlah KMK sebesar Rp. 4.934.014.458 yang disalurkan

sebesar Rp. 3.045.674.235, pada tahun 2012 jumlah KMK sebesar

Rp. 5.184.328.757 yang disalurkan sebesar Rp. 3.997.709.866, pada

tahun 2013 jumlah KMK sebesar Rp. 6.200.250.854 yang disalurkan

sebesar Rp. 5.757.036.137, pada 2014 jumlah KMK sebesar Rp.

7.171.463.611 yang disalurkan sebesar Rp. 5.990.134.558.


48

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa penyaluran

Kredit Modal Kerja (KMK) pada tahun 2010-2014 mengalami

peningkatan pada setiap tahunnya.

Adapun penyebab penyaluran KMK dari tahun 2010-2014 tidak

terealisasi dengan baik karena disebabkan oleh kurangnya sosialisasi

yang dilakukan oleh pihak PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng dan

lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pencairan dana Kredit Modal

Kerja (KMK) tersebut.

3. Pengaruh Jumlah Kredit yang disalurkan Terhadap Kredit Modal

Kerja (KMK)

Dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang usaha

hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit. Bank

melaksanakan kredit sebagai inti usahanya karena dengan kredit berarti

memberikan bantuan permodalan agar usaha berjalan lancar dan

meraih kemajuan. Setiap usaha-usaha seperti sektor industri,

perdagangan, pertanian atau perhubungan, besar atau kecil

memerlukan kredit yang berfungsi sebagai faktor produksi sehingga

melalui bantuan kredit bank usaha akan semakin besar dan

berkembang.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penyaluran kredit

mempunyai pengaruh terhadap kredit modal kerja. Untuk

membuktikan hal tersebut, maka dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi sederhana.


49

Tabel 5.3
Tabel Penolong untuk Menghitung Persamaan Regresi dan Korelasi

Kredit
yang
KMK
Tahun disalurkan XY X2 Y2
(X)
(Y)

2010 3.060 2.522 7.717.320 9.363.600 6.360.484

2011 4.934 3.045 15.024.030 24.344.356 9.272.025

2012 5.184 3.997 20.720.448 26.873.856 15.976.009

2013 6.200 5.757 35.693.400 38.440.000 33.143.049

2014 7.171 5.990 42.954.290 51.423.241 35.880.100

∑ 26.549 21.311 122.109.488 150.445.053 100.631.667

Sumber: PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng (data diolah)

Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan regresinya adalah

sebagai berikut:

Dik. n = 5

∑ ∑ ∑
∑ ∑
50

Berdasarkan pada hasil perhitungan diatas, maka persamaan regresi

yang diperoleh yaitu:

Y= 4,01 + 0,036 X

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a = 4,01 menunjukkan bahwa jika Kredit Modal Kerja (KMK)

konstan atau X = 0, maka kredit yang disalurkan sebesar

4,01.

b = 0,036 menunjukkan bahwa setiap Kredit Modal Kerja

(KMK) akan mendorong kredit yang disalurkan sebesar

0,036.

4. Perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) PT. Bank Sulselbar

Cabang Bantaeng dalam 5 (lima) Tahun

Setiap tahunnya perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) tidak

dapat dipastikan. Adakalanya naik dan menurun. Adapun

perkembangan kredit modal kerja (KMK) di PT. Bank Sulselbar

Cabang Bantaeng dalam 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:
51

Tabel 5.4

Perkembangan Kredit Modal Kerja (KMK) PT. Bank Sulselbar


Cabang Bantaeng Tahun 2010 – 2014

Kredit yang
Perkembangan
Jumlah KMK disalurkan
Tahun
(Rp) (Rp) Kenaikan Persentase
(Rp) (%)
2010 3.060.985.448 2.522.775.326 - -

2011 4.934.014.458 3.045.674.235 522.898.909 20,73

2012 5.184.328.757 3.997.709.866 952.035.631 31,26

2013 6.200.250.854 5.757.036.137 1.759.326.271 44,01

2014 7.171.463.611 5.990.134.558 233.098.421 4,05

Jumlah 26.551.043.128 21.313.330.122 3.467.359.232 100,05

Rata-rata 5.310.208.626 4.262.666.024 866.839.808 25,01

Sumber: PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng (data diolah)

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa perkembangan

kredit modal kerja (KMK) pada tahun 2011 sebesar Rp. 522.898.909

(20,73%), pada tahun 2012 sebesar Rp. 952.035.631 (31,26%) atau

mengalami peningkatan dari tahun 2011, pada tahun 2013 sebesar

Rp. 1.759.326.271 (44,01%) atau lebih meningkat dari tahun 2012 dan

pada tahun 2014 sebesar Rp. 233.098.421 (4,05%) mengalami penurunan

dari tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan

kredit modal kerja (KMK) pada 2011, 2012 dan 2013 mengalami
52

peningkatan. Akan tetapi, pada tahun 2014 kredit modal kerja (KMK)

mengalami penurunan yang cukup signifikan.

B. Pembahasan

Bank adalah lembaga keuangan yang usahanya menghimpun

dana-dana dari masyarakat dan memberikan jasa-jasa bank lainnya. Bank

pun berperan sebagai perantara antara masyarakat yang berkelebihan dana

yang dapat menyimpan uangnya dalam bentuk simpanan giro, tabungan

deposito atau bentuk simpanan lainnya

Peranan yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama

bank sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat secara efektif dan efisien, yang berazaskan demokrasi,

ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan.

Latar belakang dikeluarkannya Kredit Modal Kerja (KMK) yaitu

karena didasari sebagai konsekuensi logis dari salah satu tugas pokok

perbankan ialah untuk mendorong kelancaran jalannya pembangunan

khususnya dibidang produksi serta untuk memperluas kesempatan kerja

guna meningkatkan taraf hidup masyarakat dibandingkan dengan fasilitas

kredit investasi biasa yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Kasmir (2003:109) bahwa kredit modal kerja (KMK)

adalah kredit yang dipergunakan untuk neningkatkan produksi dalam

operasionalnya.
53

Dengan demikian, diharapkan dengan adanya kredit modal kerja

(KMK) akan dapat meningkatkan kinerja operasional suatu perusahaan

dan mendorong kelancaran jalannya pembangunan khususnya dibidang

produksi serta untuk memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan

taraf hidup masyarakat.


54

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti

dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Prosedur pemberian Kredit Modal Kerja (KMK) pada PT. Bank

Sulselbar Cabang Bantaeng berpedoman pada prosedur dan

azas-azas pemberian kredit yang sehat dan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2. Perkembangan kredit modal kerja (KMK) di PT. Bank Sulselbar

Cabang Bantaeng pada tahun 2011 sebesar Rp. 522.898.909

(20,73%), pada tahun 2012 sebesar Rp. 952.035.631 (31,26%) atau

mengalami peningkatan dari tahun 2011, pada tahun 2013 sebesar

Rp. 1.759.326.271 (44,01%) atau lebih meningkat dari tahun 2012

dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 233.098.421 (4,05%) mengalami

penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

3. Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) dari tahun 2010-2014 tidak

terealisasi dengan baik karena disebabkan oleh kurangnya

sosialisasi yang dilakukan oleh pihak PT. Bank Sulselbar Cabang

Bantaeng dan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pencairan

dana Kredit Modal Kerja (KMK) tersebut.

54
55

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Agar penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) terealisasi dengan baik

maka pihak PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng dapat

mensosialisasikan jenis kredit ini kepada masyarakat dengan

menggunakan media cetak maupun melalui media elektronik.

2. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pencairan dana Kredit Modal

Kerja (KMK) seharusnya dapat diminimalisir oleh pihak PT. Bank

Sulselbar Cabang Bantaeng.

3. Pimpinan seksi pemasaran PT. Bank Sulselbar Cabang Bantaeng harus

lebih meningkatkan penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) dimasa

yang akan datang agar para pengusaha dapat meningkatkan lagi

usahanya.
56

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, Tjipto, 1994, Perbankan dan Masalah Perkreditan. Jakarta:


PT. Pradya Paramita.

Muhammad Muslehuddin. 2004, Sistem Perbankan dalam Islam. Cetakan


Ketiga. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hasibuan H. Melayu, S.P, 2002, Dasar –dasar Perbankan, Cetakan Kedua :
Jakarta PT. Bumi Aksara.
Hidayat, 1999, Peranan dan Fungsi Pengusaha Kecil dalam Perekonomian
Kota, Majalah Forum Ekonomi, Nomor Perdana.
Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2008.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Komaruddin, 2000, Persoalan Pembangunan Ekonomi Indonesia, Alumni,
Jakarta.
Lukman, dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Rindjin, ketut, 1996. Ekonomi Perbankan di Indonesia, Jakarta : CV Gunung
Agung
Siamat, Dahlan, 1999, Manajemen Lembaga Keuangan, jakarta : Intermedia.
Simorangkir, 1979, Dasar-dasar dan Mekanisme Perbankan, Jakarta : Aksara
Persada Indonesia.
Wirawan, Nata 2001, Statistik 1 (Statistik Deskriptif) Edisi Kedua. Denpasar :
Keraras Emas.
www. banksulselbar.co.id

56
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KARTU KONTROL BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Lidia Kurniawati

No. Stambuk/NIM : K 10572408112

Jurusan : Manajemen
Pembimbing I : Moh. Aris Pasigai, S.E.,MM.
Pembimbing II : Samsul Rizal, S.E.,MM.
Judul Skripsi : Analisis Kredit Modal Kerja (KMK) pada PT. Bank
Sulsebar Cabang Bantaeng

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Paraf

Catatan : Tidak Diperkenankan Mengikuti Ujian Sebelum Melakukan Konsultasi Minimal


Sebanyak 3 Kali.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KARTU KONTROL BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Lidia Kurniawati

No. Stambuk/NIM : K 10572408112

Jurusan : Manajemen
Pembimbing I : Moh. Aris Pasigai, S.E.,MM.
Pembimbing II : Samsul Rizal, S.E.,MM.
Judul Skripsi : Analisis Kredit Modal Kerja (KMK) pada PT. Bank
Sulsebar Cabang Bantaeng

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Paraf

Catatan : Tidak Diperkenankan Mengikuti Ujian Sebelum Melakukan Konsultasi Minimal


Sebanyak 3 Kali.
Tabel 1
Jenis kredit Tahun 2010 – 2014
Jenis Kredit
Tahun Kredit Kredit Modal
Investasi (KI) Kerja (KMK)
2010 1.461.879.878 3.060.985.448

2011 2.111.659.777 4.934.014.458

2012 2.985.376.109 5.184.328.757

2013 3.156.785.283 6.200.250.854

2014 3.996.785.503 7.171.463.611

Jumlah 13.712.486.550 26.551.043.128

Tabel 2

Jumlah KMK dan Kredit yang disalurkan pada Tahun 2010 – 2014

Kredit yang
Jumlah KMK
Tahun disalurkan
(Rp)
(Rp)
2010 3.060.985.448 2.522.775.326

2011 4.934.014.458 3.045.674.235

2012 5.184.328.757 3.997.709.866

2013 6.200.250.854 5.757.036.137

2014 7.171.463.611 5.990.134.558

Jumlah 26.551.043.128 21.313.330.122


RIWAYAT HIDUP

Lidya kurniawati,. Lahir pada tanggal 06 Juli 1993 di Bantaeng

Provinsi Sulawesi Selatan. Penulus merupakan anak ke 6 dari 7

bersaudara, dari pasangan Alm. H. Lahajji dan Hj. Rosnah, S.Pd.

Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di SD Inpres

Lembang Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng pada tahun 1999

dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke

MTS Ma’arif Lasepang Kabupaten Bantaeng dan tamat pada tahun 2008. Setelah tamat

di MTS, penulis melanjutkan ke SMA Negeri 2 Bantaeng Kabupaten Bantaengdan

tamat pada tahun 2011. Dan pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswi

di Universitas Muslim Indonesia, Makassar (UMI) sampai pada tahun 2012. Dan pada

tahun yang sama penulis terdaftar sebagai Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah

Makassar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen dan selesai pada tahun

2016

Anda mungkin juga menyukai