Anda di halaman 1dari 101

PENGARUH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH, IJARAH DAN

ISLAMIC CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY


TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2016-2021

OLEH :
NUR ADELIA PUTRI
NIM : 1720603133

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam Uin Raden
Fatah Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 13
C. Tujuan Masalah...................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 14
E. Sistematika Penulisan............................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 17
A. Pengertian Perbankan............................................................. 17
B. Kegiatan Bank........................................................................ 17
C. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.................................. 18
D. Jenis-Jenis Pembiayaan.......................................................... 19
E. Tujuan Pembiayaan................................................................ 21
F. Prinsip Pembiayaan................................................................ 23
G. Profitabilitas............................................................................ 26
H. Pembiayaan Musyarakah........................................................ 31
I. Pembiayaan Ijarah.................................................................. 40
J. Corporate Social Responsibility............................................. 43
K. Bank Syariah........................................................................... 48
L. Penelitian Terdahulu............................................................... 55
M. Kerangka Konseptual.............................................................. 71
N. Hipotesis Penelitian................................................................ 71
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 73
A. Pendekatan dan Jasa Penelitian............................................... 73
B. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian............................ 74
C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran....................... 77
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 79

ii
E. Definisi Operasional Variabel................................................ 80
F. Teknik Analisis Data.............................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 93

iii
DAFTAR PUSTAKA

Tabel 1.1 Jumlah Musyarakah Bank Umum Syariah..................................... 8


Tabel 1.2 Jumlah Ijarah Bank Umum Syariah............................................... 8
Tabel 1.3 Corporate Social Responsibility Bank Umum Syariah Tahun
2016-2021 (dalam jutaan rupiah)................................................... 9
Tabel 1.4 ROA Bank Umum Syariah Tahun 2016-2021............................... 10
Tabel 1.5 Research Gap variabel Musyarakah terhadap Profitabilitas.......... 11
Tabel 1.6 Research Gap variabel Ijarah terhadap Profitabilitas..................... 11
Tabel 1.7 Research Gap variabel Corporate Social Responsibility
terhadap Profitabilitas:................................................................... 12
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................... 56
Tabel 3.1 Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2021........................... 75
Tabel 3.2 Sampel Penelitian........................................................................... 77
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel........................................................ 81

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profitabilitas merupakan salah stau rasio digunakan oleh sebuah

perusahaan atau perbankan dalam memperoleh keuntungan pada kurun waktu

tertentu berdasarkan kemampuan mengola aktiva perusahaan atau perbankan

(Latif, 2019). Dalam islam menjalankan kegiatan usaha perlu diperhatikan

dengan baik. Karena dengan memperhatikan kegiatan usaha dalam sebuah

perusahaan atau perbankan dapat memperlihatkan kinerja yang dilakukan dalam

mengelola aset yang dimiliki hingga mencapai profitabilitas yang diinginkan.

Profitabilitas sebuah bank harus senantiasa dijaga agar usahanya tetap bisa

berjalan. Melalui laporan keuangan tingkat kinerja profitabilitas suatu bank dapat

dilihat dan diukur dengan menghirung dan menganalisis rasio dalam kinerja

keuangan (Prasetyo,2018). Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan oleh

perusahaan atau perbankan dalam mengukur kemampuan untuk memperoleh

keuntungan dalam periode tertentu (Romdhoni, 2018). Tujuan adalah agar terlihat

perkembangkan perusahaan dalam rentan waktu tertentu, baik penurunan atau

kenaikan sekaligus mencari penyebab perusahaan tersebut. Hasil pengukuran

tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen, apakah mereka telah

bekerja secara efektif dan efisien atau tidak. Oleh karena itu, rasio ini sering

disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.1

1
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenamedia Group, 2011), hlm. 32.

1
2

Ada beberapa cara dalam menilai kinerja suatu perusahaan, dua diantaranya

adalah dengan metode Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE),

Menurut (Rokhmah, 2017) rasio profitabilitas dapat diukur dengan dua

pendekatan yaitu dalam bentuk penjualan dan bentuk investasi, dimana salah

satunya dengan dua metode ROA dan ROE tersebut. Return On Asset (ROA)

adalah salah satu cara menghitung kinerja keuangan perusahaan dengan

membandingkan perolehan laba perusahaan dengan total asset yang perusahaan

miliki. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari rata-

rata aktiva yang menjadi titik utama yang digunakan (Sulistiyo, 2018). ROA

sendiri merefleksikan besaran hasil yang diterima perusahaan atas sumber daya

keuangan yang telah diinvestasikan pada perusahaan. Semakin besar ROA suatu

bank, semakin besar juga posisi bank dari sisi penggunaan aset (Prasetyo, 2018).

Penulis menggunakan rasio Return On Asset (ROA) dikarenakan dengan rasio ini

kemampuan perusahaan dapat diukur secara keseluruhan dalam menghasilkan

laba dari keseluruhan jumlah aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Menurut

Chairunnisa (2019), Return On Asset (ROA) merupakan ukuran dan sering

digunakan sebagai acuan oleh investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan,

yang pada akhirnya dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk mengambil

keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan tersebut. Return On

Asset (ROA) sendiri paling sering digunakan investor untuk menilai hasil kinerja

manajemen secara keseluruhan.2

2
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2010),
hlm. 160.
3

Indonesia yang merupakan negara mayoritas agama islam dan salah satu

negara berkembang ini merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk

melangsungkan perekonomian yang berbasis syariah dengan melihat potensi

sumber daya dan aktivitas perekonomian di setiap daerah. Masyarakat Indonesia

yang memiliki ragam pekerjaan ini juga menginginkan suatu lembaga yang dapat

membantu usaha mereka dengan menggunakan salah satu lembaga keuangan yang

sudah banyak di Indonesia yaitu bank salah satunya bank syariah, dengan melihat

seberapa besar keinginan masyarakat menggunakan jasa perbankan.

Secara umum, bank adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Dalam pengertian lain,

bank adalah tempat melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan pelayanan jasa

dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, yang

artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan

wilayah operasionalnya yang dapat dilakukan diseluruh wilayah indonesia,

bahkan keluar negeri atau (cabang), bank umum sering disebut bank komersial

(commercial bank).3

Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum

islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak

membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah

maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian

antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah

3
Ikatan Bankir Indoneisa, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2015), hlm. 1-2.
4

harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam.

Dengan kata lain, setiap ketentuan atas semua kegiatan di bank syariah di

dasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist dan tidak boleh bertentangan. Salah satu

kegiatan utama dari bank syariah selain menghimpun dana dari masyarakat yang

kelebihan dana adalah melakukan penyaluran dana atau memberikan pinjaman

kepada masyarakat yang membutuhkan dana atau dalam bentuk syariah, kegiatan

tersebut biasa disebut dengan istilah pembiayaan.

Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip

konvesional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada

penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari

selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Apabila suatu bank

mengalami suatu kerugaian dari selisih bunga, dimana suku bunga simpanan lebih

besar dari suku bunga kredit, maka istilah ini dikenal nama negatif spread. 4

Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi

pihak-pihak yang merupakan defisit unit (membutuhkan dana). Masyarakat dapat

memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan memenuhi semua ketentuan

dan persyaratan yang berlaku. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat

penting bagi bank syariah karena bagi syariah akan memperoleh retrun atas dana

yang disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh oleh bank dari kegiatan

pembiayaan atau penyaluran dana tersebut digunakan oleh bank untuk terus dapat

melakukan kegiatan operasionalnya atau dengan kata lain tingkat keuntungan atau

4
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2015), hlm. 1-2.
5

profitabilitas bank syariah dapat dipengaruhi oleh salah satunya yaitu kegiatan

pembiayaan.

Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah secara garis besar dilihat dari

segi akadnya, dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembiayaan dengan akad jual

beli, kerja sama usaha dan sewa menyewa. Ketiga jenis pembiayaan yang

disalurkan bank syariah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga imbalan

yang diperoleh bank syariah juga berbeda. Pembiayaan dengan akad jual beli akan

menghasilkan margin keuntungan, pembiayaan dengan akad kerja sama usaha

akan menghasilakn pendapatan bagi hasil, dan pembiayaan sewa akan

menghasilkan pendapatan sewa. Untuk pembiayaan dengan akad kerja sama

usaha, salah satu akad yang biasa digunakan ialah akad musyarakah.

Musyarakah merupakan akad kerja sama dimana akad ini merupakan

percampuran modal antara satu pemilik modal dengan pemilik modal lainnya

untuk usaha tertentu. Apabila dalam menjalankan kegiatan usahanya mengalami

kerugian maka kerugian tersebut akan dibagi sesuai kesepakatan berdasarkan

kontribusi modal yang telah ditanam pada awal terjadinya kerjasama begitu juga

sebaliknya. Modal yang ada pada akad Musyarakah tidak boleh digunakan atas

kepentingan pribadi tanpa meminta persetujuan pemilik modal lainnya (Putri,

2018).5

Fenomena Musyarakah merupakan pembiayaan yang diukur dengan

penjumlahan seluruh pembiayan musyarakah yang disalurkan oleh bank syariah

pada akhir triwulan. Dengan demikian, pengelolaan pembiayaan musyarakah


5
Muhammad Rizal Aditya, ‘Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Pembiayaan Musyarakah
Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2010-2014’, Jurnal Profita, Vol. 2
(2016).
6

lebih sulit daripada pembiayaan lainnya seperti pembiayaan murabahah. Jika

biaya yang dihabiskan untuk pengelolaan pembiayaan musyarakah lebih tinggi

daripada jenis pembiayaan lainnya maka pendapatan pembiayaan musyarakah

bank umum syariah yang diperoleh masih beleum optimal diperoleh sehingga

belum mampu mengimbangi biaya-biaya yang dikeluarkan.

Ijarah merupakan kontrak antara bank syariah sebagai pihak menyewakan

barang dengan nasabah sebagai penyewa, dengan menentukan biaya sewa yang di

sepakatin oleh pihak bank dan penyewa. Prinsip ijarah adalah transaksi sewa-

menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan

atas objek sewa yang disewakan (Nurul, 2018).

Fenomena Ijarah dilandasi dengan adanya perpindahan manfaat (hak guna),

bukan perpindahan kepemilikian (hak milik). Pembiayaan ijarah diukur dengan

penjumlahan seluruh oleh bank syariah pada akhir tiap triwulan. Dengan

demikian, dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikian, tetapi hanya

perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.6

Selain pembiayaan, Corporate Social Responsibility juga memiliki peran

dalam mendatangkan keuntungan pada bank syariah. Dimana menurut (Yusuf,

2011) corporate social responsibility dalam jangka panjang dapat menciptakan

citra yang positif bagi individu maupun perusahaan serta terbentuknya jaringan

bisnis baru yang bisa menambah keuntungan. Hal tersebut juga diperkuat dengan

penelitian dari (Putra, 2012), menyatakan bahwa variabel CSR memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel profitabilitas yang diukur menggunakan ROA.


6
M Shabari Abd Majid, ‘Pengaruh Pembiayaan Mudhrabaha, Istishna, Ijarah, Mudharabah Dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia’, Jurnal Megister
Akuntansi Pacsasarjana Universitas of Syaria Kuala, Vol. 6 No. (2017), 11.
7

Corporate Social Responsibility itu sendiri merupakan tanggung jawab

perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat, CSR juga merupakan komitmen

perusahaan terhadap kepentingan stakeholder dalam arti yang luas, bukan hanya

kepentingan perusahaan saja.

Fenomena Corporate Social Responsibility (CSR) cukup popular di

Indonesia dalam beberapa tahun ini. Banyak perusahaan yang mulai antusias

dalam menjalankan aktivitas CSR dengan beberapa alasan, diantarannya adalah

agar dapat meningkatkan citra perusahaan, agar dapat membawa keuntungan

tersendiri bagi perusahaan, dan agar dapat menjamin keberlangsungan

perusahaan. Di dalam dunia bisnis yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber

daya alam baik secara langsung maupun tidak langsung tentu memberikan

dampak pada lingkungan sekitarnya. Dampak pada lingkungan tersebut

mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya melaksanakan tanggung

jawab sosial. Saat ini sebagian besar perusahaan berbagai sektor bisnis di

indonesia mengklaim bahwa mereka telah melaksanakan kewajiban sosialnya

terhadap lingkungan sekitar perusahaan, dan sebagian besar telah melakukan

pengungkapan CSR sebagai movitasi untuk meningkatkan kepercayaan publik

terhadap pencapaian usaha perbaikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan.

Tabel 1.1
Jumlah Musyarakah Bank Umum Syariah
Tahun Musyarakah
2016 78,421
8

2017 101,561
2018 74,122
2019 89,995
2020 96,376
2021 99,615
Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah, data diolah

Berdasarkan Laporan Perkembangan Keuangan Syariah periode

2016-2021 musyarakah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Tabel 1.2
Jumlah Ijarah Bank Umum Syariah
Tahun Ijarah
2016 9,150
2017 9,233
2018 10,597
2019 10,589
2020 8,635
2021 6,908
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah, data diolah

Berdasarkan Laporan Perkembangan Keuangan Syariah periode 2016–2021

ijarah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Selain pembiayaan, Corporate Social Responsibility juga memiliki peran

dalam mendatangkan keuntungan pada bank syariah. Dimana menurut (Yusuf,

2011) Corporate Social Responsibility dalam jangka panjang dapat menciptakan

citra yang positif bagi individu maupun perusahaan serta terbentuknya jaringan

bisnis baru yang bisa menambah keuntungan. Hal tersebut juga diperkuat dengan

penelitian (Putra, 2012), yang menyatakan bahwa variabel CSR memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel profitabilitas yang diukur

menggunakan ROA. Corporate Social Responsibility itu sendiri merupakan


9

tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat, CSR juga

merupakan komitmen perusahaan terhadap kepentingan stakeholder dalam arti

yang luas, bukan hanya kepentingan perusahaan saja.

Tabel 1.3
Corporate Social Responsibility Bank Umum Syariah Tahun 2016-2021
(dalam jutaan rupiah)
Tabel CSR
2016 7,7499
2017 7,3333
2018 8,2081
2019 7,7082
2020 6,4375
2021 32,365
Sumber: Laporan Keuangan Bank Syariah, data diolah

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwasannya nilai dari Corporate

Social Responsibility bank umum syariah yang dijadikan objek penelitian

memiliki nilai yang tidak stabil dari tahun ke tahun. Dimana selama tahun

penelitian nilai tertinggi CSR diperoleh pada tahun 2021 dengan nominal Rp 32,3

Milyar. Dan nilai terendah selama periode penelitian tercatat pada tahun 2020

dengan nominal Rp 6,43 Milyar. Di semester I tahun 2016-2021 nilai dari CSR

berada pada posisi Rp 32,3 Milyar, dimana nilai ini diharapkan terus bertambah

hingga akhir periode 2021.

Profitabilitas bank merupakan kemampuan bank untuk memperoleh laba

yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Ketika memperoleh tingkat laba yang

baik, bank dapat mempunyai kekuatan untuk mendukung pengembangan

operasioanal, menunjang pertumbuhan aset, dan memperbesar kemampuan

permodalan. Sebaliknya, apabila bank tidak mampu menghasilkan laba dengan


10

baik, kemungkinan bank tidak mampu memenuhi kebutuhan perkreditan

masyarakat. Rasio-rasio dalam laporan keuangan pada dasarnya menggambarkan

kinerja keuangan bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut

Hasibuan (2014), rasio profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan indikator

Return On Asset. ROA merupakan gambaran produktivitas bank dalam mengelola

aset yang dimilikinya sehingga menghasilkan keuntungan.

Tabel 1.4
ROA Bank Umum Syariah Tahun 2016-2021
Tahun ROA
2016 18,91
2017 24,2
2018 1,28
2019 1,73
2020 1,40
2021 1,55
Sumber: Laporan Tahunan OJK.

Berdasarkan tabel 1.4 di atas bisa dilihat bahwa ROA pada periode 2016

sampai 2021, dari tahun ke tahun mengalami fluktuaktif atau peningkatan dan

penurunan.

Selanjutnya penulis memilih variabel pembiayaan musyarakah, ijarah dan

corporate social responsibility, sebagai variabel independen berangkat dari

rekomendasi penelitian terdahulu oleh (Friska Larassati Putri, 2012). Dimana

(Putri,2012) menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan

antara lain seperti pembiayaan musyarakah, dan pembiayaan lainnya seperti ijarah

serta varaibel lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas.


11

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap

profitabilitas sebagai berikut :

Tabel 1.5
Research Gap variabel Musyarakah terhadap Profitabilitas:
Research Gap Hasil Peneliti Metode
Terdapat Berpengaruh  Medina Regresi Linier
perbedaan signifikan Almunawwarah, Berganda
hasil penelitian Rina Marliana
pengaruh (2016)
Pembiayaan
Tidak  Ela Chalifah, Regresi linier
Musyarakah
berpengaruh Amirus Sodiq berganda
terhadap
signifikan (2013)
Profitablitas
Research Gap variabel Ijarah terhadap Profitabilitas:

Tabel 1.6
Research Gap variabel Ijarah terhadap Profitabilitas:
Research Gap Hasil Peneliti Metode
Terdapat Berpengaruh  Cut Faradilla Regresi Linier
perbedaan hasil signifikan (2015) Berganda
penelitian  Muhammad Probability
pengaruh Arfan (2015) Sampling
Pembiayaan  M. Shabri
ijarah terhadap (2015)
Profitabilitas.
Tidak  Ditha Wadha Regresi linier
berpengaruh Pratama, Lia Dwi berganda
signifikan Martika, Teti
Rahmawati (2017)

Research Gap variabel Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap


Profitabilitas.

Tabel 1.7
Research Gap variabel Corporate Social Responsibility terhadap
Profitabilitas:
12

Research Gap Hasil Peneliti Metode


Terdapat Berpengaruh  Hadiyati, Regresi Linier
perbedaan hasil signifikan Retno (2018) Berganda
penelitian
Tidak  Anggara Regresi linier
pengaruh
berpengaruh Satria Putra berganda
Islamic
signifikan (2015)
Corporate
Social
Responsibility
terhadap
Profitabilitas.
Sumber: data diolah (2022)

Selanjutnya penulis memilih variabel pembiayaan musyarakah, ijarah dan

corporate social responsibility, sebagai variabel independen berangkat dari

rekomendasi penelitian terdahulu oleh Friska Larassati Putri. Dimana putri

menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan antara lain

seperti pembiayaan musyarakah, pembiayaan ijarah serta variabel lain yang dapat

mempengaruhi profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang dan juga reserch gap diatas, penulis tertarik

untuk mengambil topik penelitian dengan judul : “Pengaruh Pembiayaan

Musyarakah, Ijarah, dan Corporate Social Responsibility Terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah”.

B. Rumusan Masalah
13

Adapun rumusan masalah yang akan dijadikan sebagai objek penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap profitabilitas

bank umum syariah?

2. Bagaimana pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap profitabilitas bank

umum syariah?

3. Bagaimana pengaruh Islamic Corporate Social Responsbility

terhadap profitabilitas bank umum syariah?

4. Bagaimana pengaruh Musyarakah, Ijarah dan Islamic Corporate

Social Responsibility terhadap profitabilitas bank umum syariah?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pembiayaan Musyarakah

terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pembiayaan Ijarah terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Islamic Corporate Social

Responsibility terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Musyawarah, Ijarah dan

Islamic Corporate Sosial terhadap profitabilitas Bank Umum

Syariah.
14

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat,

terutama untuk:

1. Bagi Akademis

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para peneliti lain dalam

pengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teori-teori yang ada

serta dapat menjadi pembanding dalam melakukan penelitian selanjutnya,

terutama yang berkaitan dengan Pembiayaan Musyarakah, ijarah dan

Islamic Corporate Social Responsibility.

2. Bagi Bank Syariah

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan-bahan evaluasi

dan pertimbangkan bank syariah dalam mengambil kebijakan untuk

menyajikan Profitabilitas dalam laporan keuangan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan penulis

serta untuk mengetahui secara langsung pengaruh Pembiayaan

Musyarakah, Ijarah dan Islamic Corporate Social Responsibility terhadap

Profitabilitas. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S1 pada Fakultas Ekonomi

Bisnis Islam UIN Raden Fatah.


15

E. Sistematika Penulisan

Berikut merupakan , uraian secara garis besar penyusunan skripsi yang

perumusannya terbagi dalam enam bab dengan tahapan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan gambaran secara singkat apa yang akan dibahas dalam

penelitian ini. Dalam bab ini memuat beberapa pembahasan yang terdiri

dari: latar belakang masalah, identifikasi pembahasan, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah yang menjadi objek

penelitian dan alasan siangkatnya judul tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka teori tentang pengaruh

musyarakah, ijarah, dan islamic corporate social responsibility terhadap

profitabilitas Bank Umum Syariah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan dalan

penelitian yang diawali pendefinisan sampai dengan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran analisis data yang meliputi

analisis statistik, hasil pengujian hipotesis.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini merupakan bab untuk menyajikan jawaban dan pembahasan.


16

BAB VI PENUTUP

Pada bab terakhir, dalam penelitian ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian

akhir dalam skripsi ini berisi daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat

pernyataan keaslian skripsi dan daftar riwayat hidup.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Perbankan

Menurut Kasmir (2013:2), bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan usaha perbankan meliputi

tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa

bank lainnya.

A. Abdurrachman menjelaskan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga

keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan

pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak

sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga, membiayai perusahaan-

perusahaan, dan lain-lain. Bank dapat menghimpun dana langsung dari

masyarakat, bank dapat memberikan pinjaman kepada masyarat yang

membutuhkan dana, masyarakat dapat secara langsung mendapat pinjaman dari

bank, sepanjang peminjam dapat memenuhi persyarakatan yang diberikan oleh

bank (Islamil, 2011:24).7

B. Kegiatan Bank

Dari definisi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah (Kasmir, 2011:03)


7
Ali Hasan, Marketting Bank Syariah (Bogor: Ghalia Indoneisa, 2010), hlm. 54.

17
18

antara lain:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,

maksudnya dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau

berinvestasi bagi masyarakat.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan

pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer),

penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar

negeri (inkaso).

Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank

umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat. Kegiatan bank umum lebih luas

dari bank perkreditan rakyat artinya produk yang di tawarkan oleh bank umum

lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk

menentukan produk dan jasanya. Sedangkan bank perkreditan rakyat mempunyai

keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit.8

C. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah

Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpian dan pengawasan terhadap orang dan mekanisme kerja untuk

mencapai suatu tujuan. Dan pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang

Perbankan No. 10 Tahun 1998 yaitu penyediaan uang atau tagihan yang atau

dipersamakan dengan itu, yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

8
Ismail, hlm. 106.
19

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 9

Pembiayaan atau financing yaitu peminjaman uang atau tagihan berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Menurut (M. Syafi‟I Antonio, 2011) menjelaskan bahwa pembiayaan

merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Dapat

disimpulkan bahwa pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan kepada suatu

pihak untuk mendukung kegiatan atau usaha yang telah direncanakan. Peminjam

diwajibkan untuk melunasi utang tersebut berdasarkan jangka waktu tertentu

disertai dengan bagi hasil yang telah disepakati antara kedua belah pihak.

D. Jenis-Jenis Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan deficit unit. Jenis-jenis pembiayaan dapat digolongkan antara lain:10

1. Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Pembiayaan Modal Kerja Syariah adalah pembiayaan jangka pendek

yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja

usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan

modal kerja maksimum adalah satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai
9
Ismail, hlm. 106.
10
Muhammad Nafik Hadi Ryandono Rofiul Wahyudi, Manajemen Bank Islam Pendekatan
Syariah Dan Praktek (Yogjakarta, 2018), hlm. 174.
20

dengan kebutuhan perusahaan serta dilakukan atas dasar hasil analisis

terhadap mitra usaha/ debitur dan fasilitas pembiayaan secara keseluruhan.

2. Pembiayaan Investasi Syariah

Pembiayaan Investasi Syariah adalah pembiayaan jangka menengah

atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal dengan tujuan

untuk memperoleh imbalan, manfaat, keuntungan dikemudian hari yang

berupa keuntungan dalam bentuk finansial atau uang (financial benefit).

3. Pembiayaan Konsumtif Syariah

Secara definitif, konsumtif adalah kebutuhan individual meliputi

kebutuhan baik barang dan jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan

usaha. Sehingga yang dimaksud dengan pembiayaan. Konsumtif adalah

jenis pembiayaan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya bersifat

perorangan.

4. Pembiayaan Sindikasi

Pembiayaan Sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan lebih dari satu

lembaga keuangan bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Pada

umumnya pembiayaan ini diberikan bank kepada nasabah/ debitur korporasi

yang memiliki nilai transaksi yang sangat besar.

5. Pembiayaan Berdasarkan Takeover

Pembiayaan Take Over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat

dari take over terhadap transaksi non syariah yang telah berjalan yang

dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah.


21

6. Pembiayaan Letter Of Credit (L/C)

Pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi impor atau

ekspor nasabah.11

E. Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kesempatan kerja sesuai dengan nilai-

nilai Islam (Khoiri, 2019).12

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan tingkat mikro

(Qoriah, 2017). Tujuan pembiayaan secara makro diantaranya:

1. Peningkatan ekonomi umat

Bagi masyarakat yang sebelumnya secara ekonomi tidak mendapatkan

akses, dengan adanya pembiayaan mereka dapat memiliki akses ekonomi

untuk melakukan usaha.

2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

Dalam pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana

tambahan ini bisa diperoleh dari adanya pembiayaan. Penyarulan dana dari

pihak yang surplus dana dapat digulirkan kepada pihak yang kekurangan

dana.

11
Ibid, hlm. 175.
12
Ascarya, ‘Akad Dan Produk Bank Syariah’, Rajawali Pers, 2013, hlm. 51.
22

3. Meningkatkan produktivitas

Pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat dalam rangka

meningkatkan daya produksinya.

4. Membuka lapangan kerja baru

Dengan adanya penambahan dana pembiayaan maka sektor-sektor

usaha dapat dibuka, dengan begitu sektor usaha tersebut dapat menyerap

tenaga kerja.

5. Terjadinya distribusi pendapatan

Dengan adanya aktivitas kerja yang dilakukan oleh masyarakat usaha

produktif, maka mereka akan mendapatkan pendapatan dari hasil usahanya

(Aisyah, 2019).

Secara mikro, pemberian pembiayaan bertujuan untuk:

1. Memaksimalkan laba

Dalam rangka mewujudkann usaha, maka pengusaha membutuhkan

dana yang cukup. Guna tercapainya tujuan tertinggi dibukanya sebuah usaha

yaitu menghasilkan laba usaha.

2. Meminimalkan resiko

Salah satu usaha dalam menghasilkan laba yang maksimal adalah

dengan meminimalkan resiko. Salah satu resiko yang timbul adalah

kekurangan modal usaha. Dan itu dapat diperoleh dengan cara

pembiayaan.13

13
Ismail, hlm. 105-106.
23

3. Penyalaruran kelebihan dana

Mekanisme dalam pembiayaan bisa menjadi sarana penghubung antara

pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana.

4. Menghindari adanya dana menganggur

Adanya pembiayaan bisa menyeimbangkan antara dana yang masuk

dan dana yang keluar.

F. Prinsip Pembiayaan

Pemberian pembiayaan konvensional adalah dengan meminjamkan uang

kepada yang membutuhkan dan mengambil bagian keuntungan berupa bunga

dengan cara membungakan uang yang dipinjam tersebut (Erlindawati, 2017).

Prinsip meniadakan transaksi semacam ini dan mengubahnya menjadi

pembiayaan dengan tidak meminjamkan sejumlah uang pada costumer, tetapi

dengan membiayai proyek customer. Dalam hal ini, bank berfungsi sebagai

intermediasi uang tanpa meminjamkan uang dan membungakan uang tersebut.

Sebagai gantinya, pembiayaan usaha customer tersebut dapat dilakukan dengan

cara membelikan barang yang dibutuhkan customer, lalu bank menjual lagi

kepada customer, atau dapat pula dengan cara mengikutsertakan modal dalam

usaha yang dijalankan customer (Hasanah, 2017).14

Lazimnya ada tiga prinsip pembiayaan dalam melakukan akad pada bank

syariah, yaitu:

1. Prinsip bagi hasil

14
Aldila Septiana, ‘Analisis Laporan Keuangan’, Pamekasan : Duta Media Publishing, 2019,
(hlm. 115).
24

Prinsip pembiayaan ini berupa uang tunai atau barang yang dinilai

dengan uang. Jika dilihat dari sisi jumlah, dapat menyediakan sampai 100%

dari modal yang diperlukan, ataupun dapat pula hanya sebagian dengan cara

patungan antar bank dengan pengusaha (nasabah). Jika dilihat dari sisi bagi

hasilnya, ada dua jenis bagi hasil (tergantung kesepakatan), yaitu revenue

sharing atau profit sharing (Hasanah, 2017). Sedangkan dalam hal

presentase bagi hasilnya dikenal dengan nisbah, yang dapat disepakati

dengan customer yang mendapatkan fasilitas pembiayaan pada saat akad

pembiayaan.

a. Mudharabah

Mudharabah adalah sistem kerjasama usaha antara dua pihak

atau lebih, dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan

seluruh modal usaha, sedangkan customer sebagai pengelola

(mudharib) mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk ini

customer sebagai pengelola (mudharib) menyediakan

keahliannya. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi

menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan

kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama akibat dari

kerugian itu bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola

(customer). Selanjutnya apabila kerugian tersebut akibat

kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab

atas kerugian tersebut.15

15
Cut Faradilla Dkk, ‘Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah, Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia’, Jurnal Magister Akuntasi, Vol. 6 No.2302–0164 (2017), 11 (hlm. 11).
25

b. Musyarakah

Karakteristik dari transaksi ini karena adanya keinginan dari

para pihak untuk melakukan kerjasama untuk suatu usaha

tertentu. Masing-masing menyetorkan modalnya dengan

pembagian keuntungan di kemudian hari sesuai kesepakatan.

Penyertaan modal ini dapat berupa dana, keahliam, kepemilikan,

peralatan, barang dagangan, nama baik, kepercayaan serta

barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang. Lembaga

keuangan menyediakan fasilitas pembiayaan dengan cara

menyuntikkan modal berupa dana agar usaha customer dapat

berkembang dengan lebih baik.

c. Al- Muzara’ah

Diartikan sebagai kerjasama pengolahan pertanian antara

pemilik lahan dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan

lahan pertanian kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara

dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.

2. Prinsip Jual Beli

Prinsip ini dilaksanakan karena adanya perpindahan kepemilikan

barang atau benda. Tingkat keuntungan bank ditetapkan di muka dan bagian

antar harga barang yang diperjual belikan. Prinsip ini merupakan suatu

sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli

terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai

agen bank dan melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian
26

bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah

dengan keuntungan (margin) (Erlindawati, 2017).16 Prinsip Sewa- Menyewa

Selain akad jual beli yang dijelaskan sebelumnya, ada pula akad sewa-

menyewa yang dilaksanakan dalam perbankan syariah. prinsip ini terdiri

atas dua jenis akad, yaitu:

a. Akad ijarah yaitu akad pemindahan hak atas guna atas barang

atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

b. Akad ijarah muntahia bi tamlik yaitu jenis perpaduan antara

kontrak jual beli dan sewa atau yang diakhiri dengan kepemilikan

barang di tangan si penyewa.

G. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau

menilai kemampuan perusahaan untuk menari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.17 Hal

ini ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi

perusahaan (Kasmir, 2004: 196). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau

profitabilitas. Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas


16
Muhammad Syafi;I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2010),
hlm. 160.
17
Ismail, hlm. 119-120.
27

yang dinilai berdasarkan keadaan atau kemampuan suatu bank syariah

dalam menghasilkan laba. Selain itu merupakan suatu hasil akhir bersih dari

berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan

keputusan akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan (Agung, 2017).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

Profitabilitas bank merupakan kemampuan bank untuk memperoleh

laba yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Ketika memperoleh tingkat

laba yang baik, bank dapat mempunyai kekuatan untuk mendukung

pengembangkan operasional, menunjang pertumbuhan aset, dan

memperbesar kemampuan permodalan. Sebaliknya, apabila bank tidak

mampu memenuhi kebutuhan perkreditan masyarakat.18 Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kualitas laba bank, yaitu:

a. Faktor Eksternal

Faktor Ekternal merupakan faktor yang berasal dari

lingkungan bank yang berada diluar kendali bank. Faktor

eksternal dapat mempermudah maupun mempersulit upaya bank

memperoleh laba. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

kinerja bank dalam memperoleh laba antara lain faktor hukum,

regulasi, kondisi ekonomi, perubahan teknologi dan persaingan.

b. Faktor Internal

Faktor Internal dapat membuat bank keluar dari

18
Harmono, Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), hlm 110.
28

permasalahan yang disebabkan oleh faktor eksternal. Hal ini

dapat terlihat dalam industri perbankan. Dalam situasi krisis

ekonomi, banyak bank yang mengalami kesulitan dalam

memperoleh laba, tetapi terdapat bank lain yang tetap mampu

meningkatkan laba. Faktor internal yang dapat mempengaruhi

perolehan laba antara lain strategi bisnis bank, bauran aktivas dan

pasiva bank, kualitas akitiva produktif, dan efisiensi

operasional.19

3. Indikator Profitabilitas

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingkan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan,

terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat

dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat

perkembangkan perusahaan dalam rentan waktu tertentu, baik penurunan

atau kenaikan sekaligus mencari penyebab perusahaan tersebut. Hasil

pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen,

apakah mereka telah bekerja secara efektif dan efisien atau tidak.20

Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur

kinerja manajemen. Analisis profitabilitas menggambarkan kinerja

fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas

operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Konsep profitabilitas ini dalam

teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental

19
Ikatan Bankir Indoneisa, Manajemen Kesehatan, hlm. 143.
20
Ibid, p. hlm. 144-145.
29

perusahaan mewakili kinerja manajemen. Adapun indikator profitabilitas

antara lain:

a. Net Profit Margin

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah pajak dengan perusahaan.

Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas

penjualan. Adapun untuk margin laba bersih menggunakan

rumus sebagai berikut:

Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak x 100 %

Penjualan

b. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin merupakan rasio yang menunjukkan

berapa besar keuntungan kotor yang diperoleh dari penjualan

produk. Adapun rumus untuk menghitung gross profit margin

yaitu:21

Gross Profit Margin = Gross Profit Margin = (Penjualan

Bersih – Harga Pokok Penjualan / Penjualan Bersih)

c. Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan

21
Kasmir, ‘Analisis Laporan Keuangan~Kasmir: Analisis Laporan Keuangan’, Edisi, 2008, hlm.
200.
30

semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset.

Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan

manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk

meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. Rasio ini

dirumuskan dengan:22

ROA = Laba sebelum pajak x 100 %

Total Aktiva

d. Return On Equity (ROE)

Return On Equity merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang berasal

dari para pemilik modal untuk mendapatkan laba perusahaan.

Return On Equity adalah perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan modal sendiri (equity) merupakan indikator yang

amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor

untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba

bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan

rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang

bersangkutan yang selanjutnya dikaitkan dengan peluang

kemungkinan pembayaran dividen (terutama bagi bank yang

telah go public). Semakin besar rasio ini menunjukkan

kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba

pemegang saham semakin besar, diperoleh dari rumus sebagai

22
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Ghalia Indoneisa, 2009), hlm. 118.
31

berikut:

ROE = Laba setelah pajak x 100 %

Modal sendiri

Dalam penelitian ini dipilih rasio ROA sebagai indikator

untuk mengukur tingkat profitabilitas. Seperti yang sudah

dijelaskan diatas bahwannya rasio ROA mengukur keberhasilan

manajemen bank dalam menghasilkan laba secara keseluruhan.

Dimana semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula

posisi bank tersebut dari penggunaan aset.

H. Pembiayaan Musyarakah

1. Pengertian Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara

para pemilik dana untuk menggabungkan modal, melalui usaha bersama dan

pengelolaan bersama dalam suatu hubungan kemitraan. Bagi hasil

ditentukan sesuai dengan kesepakatan (Sufyan,2020). Dalam melakukan

usaha masing- masing pihak memberi kontribusi sumber daya baik yang

berwujud maupun tidak berwujud.23

Menurut Dewan Syariah Nasional, Musyarakah yaitu pembiayaan

berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam menjalankan

usaha tertentu, dimana masing-masing pihak berkonribusi dengan ketentuan

23
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, hlm. 76.
32

bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan

(Trimulato, 2017).

2. Jenis Pembiayaan Musyarakah

(Maruta, 2017) Jenis akad musyarakah berdasarkan eksistensi terdiri

dari:

a. Syirkah Al Milk atau perkongsian amlak

Mengandung kepemilikan bersama yang keberadaannya muncul

apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama atas

suatu kekayaan. Syirkah ini bersifat memaksa dalam hukum positif.

Misalnya: dua orang atau lebih menerima warisan atau hibah atau

wasiat sebidang tanah.

b. Syirkah Al Uqud

Yaitu kemitraan yang tercipta dengan kesepakatan dua orang atau

lebih untuk bekerja sama dlam mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra

berkontribusi dana dan atau dengan bekerja, serta berbagai keuntungan

dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap kemitraan yang

sesungguhnya karena pihak yang bersangkutan secara sukarela

berkeinginan untuk membuat kerjasama investasi dan berbagi

keuntungn dan resiko. Syirkah Al Uqud sifatnya ikhtiariyah (pilihan

sendiri). Syirkah Al Uqud dapat dibagi menjadi sebagai berikut :24

1) Syirkah Abdan

Yaitu bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari kalangan
24
Ismail, hlm. 183.
33

pekerja atau professional dimana mereka sepakat untuk

bekerjasama mengerjakan suatu pekerjaan dan berbagi penghasilan

yang diterima. Syirkah ini dibolehkan oleh ulama malikiyah,

hanabilah dan zaidiyah dengan alasan tujuan dari kerjasama ini

adalah mendapat keuntungan selain itu kerjasama ini tidak hanya

pada harta tetapi dapat juga pada pekerjaan. Sedangkan ulama

syafiiyah, imamiyah dan zafar dari golongan hanafiyah menyatakan

bahwa sirkah jenis ini batal karena syirkah itu dikhususkan pada

harta (modal) dan bukan pada pekerjaan.

2) Syirkah Wujuh

Yaitu kerjasama antara dua pihak dimana masing – masing

pihak sama sekali tidak menyertakan modal dan menjalankan

usahanya berdasarkan kepercayaan pihak ketiga. Penamaan wujuh

ini dikarenaknan jual beli tidak terjadi secara kontan. Kerjasama ini

hanya berbentuk kerjasama tanggung jawab bukan modal atau

pekerjaan. Ulama hanafiyah, hanabilah dan zaidiyah membolehkan

syirkah ini sebab mengandung unsure perwakilan dari seorang

partner dalam penjualan dan pembelian. Ulama malikiyah,

sayifiiyah berpendapat bahwa syirkah ini tidak sah karena syirkah

ini gada unsur kerjasama modal atau pekerjaan.

3) Syirkah Inan

Yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak-


34

pihak yang terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam

modal maupun pekerjaan. Ulama fiqih membolehkan syirkah ini.25

4) Syirkah Muwafadah

Yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak-

pihak yang terlibat didalamnya harus sama, baik dalam hal modal,

pekerjaan, agama, keuntungan maupun resiko kerugian. Jika

komposisi modal tidak sama maka syirkahnya batal. Menurut

pendapat ulama hanafiyah dan maliki syirkah ini boleh. Namun

menurut syafii dan hanabilah dan kebanyakan ulama fiqih lain

menolaknya karena syirkah ini tidak dibenarkan syara, selain itu

syarat untuk menyamakan modal sangatlah sulit dilakukan dan

mengundang unsur ke-gharar-an.

3. Macam-Macam Musyarakat di Bank Syariah

Musyarakah yang dilaksanakan dalam perbankan, nasabah dan bank

sama- sama menyediakan modal untuk suatu usaha tertentu. Dalam praktik

perbankan syariah, musyarakah dapat berupa musyarakah permanen

(permanent musharakah) maupun musyarakah menurun (diminishing

musharakah). Dalam musyarakah menurut, diperjanjikan antara bank dan

nasabah bahwa modal bank akan menurun dari waktu ke waktu dan

kepemilikan proyek akan beralih kepada nasabah. Pada akhirnya seluruh

proyek akan dimiliki oleh nasabah sendiri.

25
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009), hlm. 98.
35

Dalam musyarakah permanen komposisi permodalan dari para mitra

tidak berubah sampai akhir masa perjanjian musyarakah tersebut. Dalam

perbankan syariah, musyarakah permanen adalah musyarakah yang jumlah

modal bank tetap sampai akhir masanya. Adapun keuntungan atau

pendapatan musyarakah dibagi di antara mitra musyarakah secara

proposional berdasarkan modal yang disetorkan oleh kedua pihak

(Sjahdeini, 2014: 336).26

4. Aplikasi Pembiayaan Musyarakat Pada Bank Syariah

Musyarakah merupakan salah satu jenis kontrak yang diterapkan oleh

perbankan syariah. Musyarakah diterapkan melalui mekanisme pembagian

keuntungan serta kerugian (profit loss sharing) diantara para pihak

(mitra/syarik) melalui metode profit maupun revenue sharing. Konsep profit

loss sharing dalam akad musyarakah merupakan ciri khusus sebagai

pembeda antara aktivitas perbankan syariah dengan perbankan

konvensional. Tanggung renteng atas keuntungan dan kerugian yang di

alami antara Bank dan Nasabah menjadi kriteria khusus yang dapat menarik

jumlah nasabah lebih banyak jika bank mampu mengelola risiko dengan

baik. Akad Musyarakah dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam

berbagai bentuk produk pembiayaan baik yang bersifat produktif maupun

konsumtif untuk tujuan modal kerja usaha, investasi maupun konsumsi.27

Dalam pembiayaan musyarakah, semua modal baik dari bank syariah

atau nasabah disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan


26
Ismail, hlm. 176.
27
Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Standar Produk Musyarakah Mutanaqishah (Jakarta, 2016), hlm.
14.
36

dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam

menentukan kebijakan usaha yang akan dijalankan oleh pelaksana proyek.28

Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakat dan

tidak boleh melakukan tindakan seperti.

a. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi

b. Menjalankan proyel musyarakat dengan pihak lain tanpa izin

pemilik modal lainnya.

c. Memberi pinjaman kepada pihak lain.

d. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau pihak

lain.

e. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja sama apabila.

Pengelolaan proyek usaha dijalankan oleh nasabah, dapat di bantu oleh

bank syariah atau menjalankan usahannya sendiri, bank syariah

memberikan kuasa kepada nasabah untuk mengelola usaha. Hasil usaha atas

kerja sama yang dilakukan antara bank syariah dan nasabah dibagi sesuai

dengan nisbah yang diperjanjikan dalam akad pembiayaan sedangkan

kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal. Setelah kontrak

berakhir, maka modal dikembalikan kepada masing-masing pihak sesuai

dengan porsi modal awal masing-masing pihak. Pembiayaan dalam modal

kerja/musyarakah dapat dialokasikan untuk perusahan yang bergerak dalam

bidang konstruksi, industri, perdagangan dan jasa. Pembiayaan investasi,

dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang industri.

28
Ismail, hlm. 188.
37

5. Dasar Hukum Musyarakah

Dasar hukum tentang Musyarakah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, terdapat dalam Pasal 19

huruf c yang menentukan bahwa kegiatan usaha bank umum Syariah

meliputi menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad

Mudharabah, akad Musyarakah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip Syariah.

Selain landasan hukum di atas, dalam Al-Qur’an maupun hadits secara

tersurat dijelaskan terkait Musyarakah itu sendiri diantaranya dalam Qur’an

Surat Shad ayat 24:

‫ا ِء لَيَ ْب ِغ ْي‬Yۤ Yَ‫رًا ِّمنَ ْال ُخلَط‬Y‫ه َواِ َّن َكثِ ْي‬Y ِ ‫ك اِ ٰلى نِ َع‬
ۗ ٖ Y‫اج‬ َ ‫َؤال نَع‬
َ Yِ‫ْجت‬ َ Y‫ ْد ظَلَ َم‬Yَ‫ال لَق‬Y
ِ Y‫ك بِ ُس‬ َ Yَ‫ق‬

‫ ٌل َّما هُ ۗ ْم َوظَ َّن‬Y‫ت َوقَلِ ْي‬ ّ ٰ ‫وا‬YYُ‫وْ ا َو َع ِمل‬YYُ‫ْض اِاَّل الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬
ِ ‫لِ ٰح‬Y ‫الص‬ ٰ
ٍ ‫هُ ْم عَلى بَع‬Y ‫ْض‬
ُ ‫بَع‬

َ ‫د َٗاو ُد اَنَّ َما فَتَ ٰنّهُ فَا ْستَ ْغفَ َر َربَّهٗ َوخَ َّر َرا ِكعًا َّواَن‬
۩ ‫َاب‬

Artinya: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta

kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya

kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat

zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud

mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada

Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.”

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah, rasulullah

SAW bersabda: “Allah SWT. Berfirman “aku adalah pihak ketiga dari dua
38

orang yang bersyarikat selama satu pihak tidak menghianat pihak yang lain.

Jika salah satu pihak telah berkhianat, aku keluar dari mereka.” (HR.Abu

Daud, yang di sahkan oleh al-hakim, dari Abu Hurairah).29

6. Rukun dan Syarat Musyarakah

Rukun dari Musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada

beberapa, yaitu sebagai berikut:

a. Pihak yang berakad adalah para mitra usaha yang melakukan akad/

perjanjian harus cakap hukum, menurut jumhur ulama cakap

hukum adalah orang yang telah baliq dan berakal.

b. Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (drabah) dan keuntungan

(nisbah) dana harus diketahui ketika dilakukan transaksi pembelian

tidak boleh berbentuk hutang, sedangkan usaha nasabah bebas

memiliki usaha apa saja yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan bersama sesuai

dengan kontrak yang telah disetujui bersama.

c. Ijab dan Qabul yaitu pernyataan ijab (penawaran) dan qabul

(penerimaan) yang berlangsung dalam transaksi agar adanya

hubungan antara kedua belah pihak yang akan menjadi syarat

sahnya akad musyarakah.

Adapun mengenai syarat-syarat syirkah adalah:

a. Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-masing

anggota serikat kepada pihak yang akan mengendalikan harta

serikat.
29
Ibid, hlm. 159-160.
39

b. Anggota serikat itu saling mempercayai, sebab masing-masing

mereka adalah wakil dari yang lain.

7. Tujuan dan Manfaat Musyarakah

Tujuan dari pada syirkah itu sendiri adalah memberi keuntungan kepada

karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usaha

koperasi untuk mendirikan ibadah, sekolah dan sebagainya. Salah satu

prinsip bagi hasil yang banyak dipakai dalam perbankan syariah adalah

musyarakah. Dimana musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan

proyek dimana nasabah dan bank secara bersama-sama menyediakan dana

untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah

mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati

untuk bank (Antonio, 2001).30

Adapun manfaat-manfaat yang muncul dari pembiayaan Musyarakah

adalah meliputi:

a. Lembaga keuangan akan menikmati peningkatan dalam jumlah

tertentu pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

b. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow

atau arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.

c. Lembaga keuangan akan lebih selektif dan hati- hati mencari usaha

yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan.

d. Prinsip bagi hasil dalam musyarakah atau musyarakah ini berbeda

dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih pembiayaan

(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang


30
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, hlm. 101.
40

dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis

ekonomi (Antonio, 2001).

I. Pembiayaan Ijarah

1. Pengertian Pembiayaan Ijarah

Menurut bahasa kata ijarah berasal dari kata “al-ajru” yang berarti

“al-iwadu” (ganti) dan oleh sebab itu “ath-thawa” atau (pahala)

dinamakan ajru (upah). Secara terminologi, ada beberapa definisi ijarah

yang dikemukakan oleh para ulama fiqih. Menurut ulama syafi‟iyah, ijarah

adalah akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti. Menurut

Hanafiyah bahwa ijarah adalah akad untuk membolehkan pemilikan

manfaat yang diketahui dan di sengaja dari suatu zat yang disewa dengan

imbalan. Sedangkan ulama Malikiyah dan Hanbaliyah, ijarah adalah

menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu

dengan pengganti.31

Ijarah adalah suatu lease contract di mana suatu bank atau lembaga

keuangan menyewakan peralatan, sebuah bangunan, barang- barang seperti

mesin-mesin, pesawat terbang, dan lain-lain kepada salah satu nasabahnya

berdasarkan pembebanan biaya sewa yang sudah ditentukan sebelumnya

secara pasti. Jadi ijarah adalah akad sewa menyewa disertai dengan

pembayaran biaya sewa tanpa diikuti perpindahan kepemilikan atas barang

tersebut, yang bertujuan mengambil manfaat suatu benda maupun jasa yang

di terima dari orang lain.


31
Mahmudatus Sa’diyah, Fiqh Muamalah II Teori Dan Praktik (Jepara: Unisnu Press, 2019), hlm. 71.
41

2. Dasar Hukum Ijarah

Dasar hukum ijarah adalah Al-Qur‟an, al-Hadits, dan ijma‟ berikut ini.

Allah swt berfirman:

‫يِّقُوْ ا َعلَ ْي ِه ۗ َّن َواِ ْن‬Y‫ض‬


َ ُ‫ ۤارُّ وْ هُ َّن لِت‬Y‫ض‬ ُ ‫ ِكنُوْ هُ َّن ِم ْن َحي‬Y‫اَ ْس‬
َ ُ‫ ِد ُك ْم َواَل ت‬Yْ‫ َك ْنتُ ْم ِّم ْن ُّوج‬Y‫ْث َس‬

َ ْ‫اِ ْن اَر‬Yَ‫ض ْعنَ َح ْملَه ۚ َُّن ف‬


‫اتُوْ هُ َّن‬Yٰ Yَ‫ ْعنَ لَ ُك ْم ف‬Y‫ض‬ َ َ‫ت َح ْم ٍل فَا َ ْنفِقُوْ ا َعلَ ْي ِه َّن َح ٰتّى ي‬ ٰ ُ‫ُك َّن ا‬
ِ ‫ول‬

‫ض ُع لَهٗ ٓ اُ ْخ ٰر ۗى‬ ٍ ۚ ْ‫اُجُوْ َرهُ ۚ َّن َوْأتَ ِمرُوْ ا َب ْينَ ُك ْم ِب َم ْعرُو‬


ِ ْ‫ف َواِ ْن تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬

Artinya: Tempatkanlah mereka (para istri yang dicerai) di mana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu

menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka (para

istri yang dicerai) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya sampai mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan

(anak-anak)-mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika

kamu sama-sama menemui kesulitan (dalam hal penyusuan), maka

perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. (QS. Ath-

Thalaq:6).

Nabi SAW juga bersabda: berikanlah olehmu upah pekerja sebelum

keringatya kering dan beritahulah ia upahnya sedangkan ia dalam

pekerjaannya (HR. Al-Baihaqi). Nabi juga bersabda dalam riwayat Al-

Baihaqi yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa: Rasulullah saw pernah

berbekam, lalu beliau membayar upahnya kepada orang yang

membekamnya.
42

Selain itu, pada masa sahabat juga terjadi consensus (ijma>’) atas

kebolehan akad ijarah karena kebutuhan masyarakat terhadap suatu

manfaat sama halnya dengan kebutuhan mereka terhadap barang yang ada

atau nyata. Meskipun al-Asham dan Ibnu Ulayyah melarang ijarah Sebab

manfaatnya baru diperoleh setelah akad, padahal manfaat itu

seharusnya bersamaan dengan penyerahan harga saat akad, sehingga

mereka menganggap ijarah sama halnya seperti menjual barang tidak

ada.32

3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Ijarah

Adapun rukun dan syarata ijarah adalah sebagai berikut:

a. Mu’jir dan musta’jir yaitu orang yang melakukan akad sewa

menyewa atau upah mengupah. Mu’jir adalah orang yang

memberikan upah dan menyewakan, musta’jir adalah orang yang

meneima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa

sesuatu, disyaratkan pada mu‟jir dan musta’jir adalah baligh,

berakal, cakap melakukan tasharruf (mengendalikan harta), dan

saling meridhai.

b. Sighat ijab kabul antara mu’jir dan musta’jir, ijab kabul sewa

menyewa dan upah mengupah, ijab kabul sewa menyewa misalnya:

“Aku sewakan mobil ini kepada mu setiap hari Rp 500.000”, maka

musta’jir menjawab “Aku terima sewa mobil tersebut dengan harga

demikian setiap hari”. Ijab kabul upah mengupah misalnya

seseorang berkata. “Kuserahkan kebun ini kepada mu untuk


32
Ainul Yakin, Fiqh Muamalah Kajian Komprehensif (Ekonomi Islam), hlm. 56.
43

dicangkuli dengan upah setiap hari Rp 500.000, kemudian musta’jir

menjawab “Aku akan kerjaan pekerjaan itu sesuai dengan apa yang

engkau ucapkan”.

c. Ujrah, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak,

baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah-mengupah.

d. Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah-

mengupah, disyaratkan pada barang yang disewakan dengan

beberapa syarat berikut ini.

1) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa

dan upah mengupah dapat dimanfaatkan kegunaannya.

2) Hendaklah benda yang menjadi objek sewa-menyewa dan

upah-mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan pekerja

berikut kegunaannya (khusus dalam sewa menyewa).

3) Manfaat dari benda yang disewa adalah perkara yang mubah

(boleh) menurut syara‟ bukan hal yang dilarang (diharamkan).

4) Benda yang disewakan disyaratkan kekal ain (zat)-nya

hingga waktu yang ditentukan menurut perjanjian dalam

akad.33

J. Corporate Social Responsibility

1. Pengertian Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen

33
Hendri Suhendi M. Si, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 117.
44

berkelanjutan dari dunia usaha untuk betindak etis dan memberikan

kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun

masyarakat luas. Atau dengan kata lain CSR melakukan pemberdayaan

masyarakat. Schermerhon memberi definisi tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responsibility) sebagai suatu keperdulian

organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam

melaksanakan pelayan terhadap kepentingan organisasi dan kepentingan

orang banyak. Secara konseptual, tanggung jawab sosial perusahaan adalah

sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan keperdulian

sosial dalam aktivitas bisnis dan interaksi mereka dengan pihak-pihak

berkepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan

kerjasama.34 Tanggung jawab sosial termasuk tanggung , jawab terhadap

lingkungan dan ekonomi. Tujuan yang lebih luas dari tanggung jawab

sosial perusahaan adalah untuk menciptakan taraf hidup yang lebih tinggi

dan semakin tinggi, sambil memelihara keuntungan perusahaan untuk

masyarakat.

Tanggung jawab sosial dalam islam bukanlah merupakan perkara asing.

Pembahasan mengenai tanggung jawab sosial sangat sering disebutkan

dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an selalu menghubungkan antara kesuskesan

berbisnis dan pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh modal

pengusaha dalam menjalankan bisnis. Perhatian islam terhadap keuntungan

bisnis tidak mengabaikan aspek-aspek moral dalam mencapai keuntungan

34
Budi Santoso, Model CSR Islam Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Malang: UB Press, 2011),
hlm. 32-33.
45

yang erat antara ekonomi dan moral, kedua-duanya sesuatu yang tidak boleh

dipisahkan.

Perbuatan memberikan pinjaman kebijakan selain memberi efek sosial

juga mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda baik kepada individu

maupun perusahaan. Hal ini disebabkan tanggung jawab sosial dalam

jangka panjang menciptakan citra yang positif bagi individu dan perusahaan

serta terbentuknya jaringan bisnis baru yang boleh menambahkan

keuntungan.

2. Pentingnya Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk tanggung

jawab sosial perusahaan untuk pembangunan ekonomi mapan dalam upata

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan. CSR juga

merupakan komitmen perusahaan terhadap kepentingan stakeholder dalam

arti yang luas, bukan hanya kepentingan perusahaan saja.

Adapun tiga alasan utama pentingnya tanggung jawab sosial

(Corporate Social Responsibility) yaitu:35

a. Perusahaan adalah makluk masyarakat dan karena itu mesti

memberikan hubungan timbal balik atas permintaan masyarakat.

Ketika harapan masyarakat terhadap fungsi perusahaan berubah,

maka perusahaan juga harus melakukan aksi yang sama.

b. Kepentingan bisnis dalam jangka panjang dipengaruhi oleh

semangat tanggung jawab sosial itu sendiri. Hal ini disebabkan

karena bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang saling


35
Ibid, hlm. 4.
46

menguntungkan. Kelangsungan hidup perusahaan sangat

bergantung kepada bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap

masyarakat, sebagai bagian dari aktivitas bisnis perusahaan.

Sebaliknya, kesejahteraan masyarakat berpengaruh pula pada

keuntungan yang dihasilkan perusahaan yang diberikan melalui

program CSR yang difungsikan untuk pengembangan

masyarakat.

c. Kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau

menghindari ketikan masyarakat, ikut andil dalam memengaruhi

iklim politik dan mempengaruhi kebijakan regulasi pemerintah.

Jika perusahaan mampu mempengaruhi kebijakan pemerintahan

dengan program CSR ini, maka hal tersebut membawa

keuntungan bagi perusahaan sendiri dan mempengaruhi

pembiayaan yang tak terduga.

Apabila ketiga faktor di atas diabaikan begitu saja oleh perusahaan,

maka akan memberikan dampak buruk kepada perusahaan, minimal

masyarakat akan memberikan sanksi moral. Dan hal tersebut akan

berdampak pada menurunnya keuntungan perusahaan, bahkan jika tidak

hati-hati bisa menyebabkan kebangkrutan. Sebaliknya bila program-

program CSR diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, maka konflik

yang sering muncul antara pemerintah masyarakat perusahaan akan dapat

diperkecil. Hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan

dan akan terciptannya image yang baik dikalangan stakeholder.


47

3. Corporate Social Responsibility Dalam Lembaga Keuangan Syariah

Corporate Social Responsibility pada Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) dipahami sebagai semua bentuk aktivitas lembaga keungan untuk

menyempurnakan kewajiban hubungan dengan Allah SWT, hubungan

dengan manusia dan hubungan dengan alam sekitar dalam rangka

menghasilkan pembangunan ekonomi guna meningkatkan kualitas

kehidupan yang lebih baik bagi perusahaan, masyarakat dan alam sekitar.

Keberadaan CSR dalam LKS berfungsi sebagai salah satu sarana pendukung

untuk mewujuhkan tujuan dari sistem sosial dalam islam. Dimana,

kedudukan LKS yang telah beroperasi ditingkat nasional maupun

internasional harus menjadi institusi keuangan dalam menjalankan program

CSR berlandaskan nilai-nilai islam untuk menyejahterakan masyarakat dan

menjaga kelestarian alam sekitar. Pelaksanaan CSR dalam LKS menjadi

salah satu bentuk pertanggung jawaban fungsi kekhalifahan kepada Allah

SWT sekaligus tanggung jawab sesama manusia dan tanggung jawab

terhadap alam sekitar.36

Untuk itu, dalam pelaksanannya LKS sepatutnya menyakini dan

memahami kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam operasional

LKS untuk mencapai visi pembangunan ekonomi umat. Keberatan CSR

dalam LKS bukan hanya sekedar mencari keuntungan yang lebih besar

setelah program CSR dilaksanakan atau untuk memenuhi kewajiban yang

diamanahkan oleh undang- undang. Akan tetapi, program CSR dalam LKS

harus benar-benar menyentuh ke arah yang lebih baik dan menjaga


36
ibid, hlm. 53.
48

kelestarian alam bagi generasi yang akan datang.

Alasan lain terhadap keberadaan CSR dalam LKS merupakan salah satu

institusi yang keberadaannya untuk menyiarkan nilai-nilai islam. LKS lahir

untuk membebaskan masyarakat Muslim dari melakukan transaksi

menggunakan sistem bunga. Sehingga LKS menjadi pilihan penting bagi

umat islam, untuk memurnikan segala transaksi guna melaksanakan ajaran

islam seperti bebas dari kegiatan maisir, gharar dan riba.

K. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 yang

dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatan taraf

hidup rakyat banyak.37 Bank merupakan lembaga yang dipercaya oleh

masyarakat dari berbagai kalangan dalam menempatkan danannya secara

aman. Di sisi lain, bank memiliki peran ganda yaitu sebagai lembaga yang

menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus) dan

sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada masyarakat yang

membutuhkan dana (defisit).

Sektor perbankan di Indonesia merupakan dual banking system.

Dimana dalam sistem operasionalnya bank terbagi atas dua jenis yaitu bank

konvensional dan bank syariah. Bank syariah ialah bank yang menjalankan
37
Undang-Undang Perbankan& Undang-Undang Lembaga Penjamin Simpanan, U, hlm. 2.
49

kegiatan usahannya berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang

dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yaitu Bank

Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama

Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan (qdl wa tawazun),

kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak

mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan objek yang haram.38

Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan

bank konvensional. Salah satu ciri khas bank syariah yaitu tidak menerima

atau membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima atau

membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang

diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada Al-Qur’an dan

Hadist. Jadi semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh

bertentangan dengan isi Al-Qur’an dan Hadist.

2. Sejarah Singkat Bank Syariah

Sejarah berkembangnya bank syariah atau bank islam diluar negeri

yang diawali dengan bedirinya Bank Mit Ghamr pada tahun 1963 di Mesir.

Bank tersebut tidak berumur panjang dan tepaksa tutup pada tahun 1967

karena alasan politik. Selanjutnya muncul Dubai Islamic Bank pada 1975 di

Dubai, Islamic Development Bank pada tahun 1975 di Jeddah, Saudi

38
Tentang Syariah, Perbankan Syariah Dan Kelembagannya
<https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-Kelembagaam.aspx>.
50

Arabia, Faysal Islamic Bank pada tahun 1977 di Mesir dan Sudan dan Bank

Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada tahun 1983 di Malaysia.39

Bank syariah di Indonesia lahir sejak tahun 1992. Bank Syariah pertama

di Indonesia adalah Bank Mualamat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga

1999, perkembangan Bank Mualamat Indonesia masih tergolong stagnan.

Dilatar belakangi adanya krisis moneter yang melanda indonesia pada tahun

1998, para bankir melihat bahwa Bank Mualamat Indonesia (BMI) tidak

terlalu terkena dampak krisis monter dan keluarnya Undang- Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang isinya mengatur tentang

peluang usaha syariah bagi bank konvensional merupakan tonggak awal

berkembangnya bank syariah di Indonesia. Pada tahun 1999, berdiri Bank

Syariah Mandiri yang merupakan konversi dari Bank Susila Bakti. Bank

Susila Bakti merupakan bank konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang

Negara, kemudian di konversi mejadi Bank Syariah Mandiri, bank syariah

kedua di Indonesia.40

3. Produk dan Jasa Bank Syariah

Untuk memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan, bank syariah

memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional.

Secara umum piranti-piranti yang digunakan bank syariah terdiri atas tiga

kategori, yaitu:

a. Produk Penghimpunan Dana (Funding)


39
Ikatan Bankir Indonesia, ‘Memahami Bisnis Bank Syariah’, Gramedia Pustaka Utama, 2014,
hlm. 2.
40
Ismail, hlm. 31.
51

1) Al-Wadiah

Dari aspek teknis, wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni

dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,

yang harus dijaga dan dikembalikan kapan si penitip kehendaki.

Prinsip wadiah yang ditetapkan adalah wadiah yad dhamanah yang

ditetapkan pada produk rekening giro.

2) Investasi Mudharabah

Investasi Mudharabah merupakan investasi yang dilakukan

oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna

dana untuk melakukan suatu usaha. Hasil usaha yang dilaksanakan

oleh pengelola dana atau pengguna dana akan dibagi dengan

pemilik dana dengan pembagian sesuai kesepakatan diantaranya.

Terdapat dua jenis investasi mudharabah yang dikenal dalam

perbankan syariah, yaitu:

(a) Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqah merupakan akad perjanjian antara

dua pihak yaitu shahibul maal dan mudharib, yang mana

shahibul maal menyerahkan sepenuhnya atas dana yang di

investasikan kepada mudharib untuk mengelola usahanya

sesuai dengan prinsip syariah.

(b) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah merupakan akad kerja sama

antara dua pihak yang mana pihak pertama sebagai shahibul


52

maal menginvestasikan dananya kepada pihak kedua

(mudharib), dan memberi batasan atas penggunaan dana yang

diinvestasikannya. Batasannya antara lain tentang tempat

investasi, cara investasi, jenis investasi objek investasi dan

jangka waktu.

(1) Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet

Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet

merupakan akad mudharabah muqayyadah yang mana

mudharib ikut menanggung risiko atas kerugian dana yang

di investasikan oleh shahibul maal. Dalam akad ini,

shahibul maal memberikan batasan secara umum,

misalnya batasan tentang jenis usaha, jangka waktu

pembiayaan dan sektor usaha.

(2) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet

Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet

merupakan akad mudharabah muqayyadah yang mana

pihak shahibul maal memberikan batasan yang jelas, baik

batasan tentang proyek yang diperbolehkan, jangka waktu,

serta pihak pelaksana pekerjaan. Mudharib-nya telah

ditetapkan oleh shahibul maal. Bank syariah bertindak

sebagai pihak yang mempertemukan antara shahibul maal

dan mudharib, dan akan memperoleh fee.

(c) Tabungan Mudharabah


53

Tabungan Mudharabah merupakan produk penghimpunan

dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah

mutlaqah. Bank syariah bertindak sebagai mudharib dan

nasabah sebagai shahibul maal. Nasabah menyerahkan

pengelolaan dana tabungan mudharabah secara mutlak kepada

mudharib (bank syariah). Bank syariah akan membayar bagi

hasil kepada nasabah setiap akhir bulan, sebesar sesuai dengan

nisbah yang telah diperjanjikan pada saat pembukaan rekening

tabungan.

(d) Deposito Mudharabah

Deposito Mudharabah merupakan dana investasi yang

ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah dan penarikannya hanya dilakukan pada waktu

tertentu, sesuai dengan perjanjian yang dilakukan antara bank

dan nasabah investor.

b. Produk Penyaluran Dana (Financing)

1) Prinsip Jual Beli

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya

perpindahan kepemilikian barang. Transaksi jual beli dibedakan

berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan arang.41

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan


41
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogjakarta: Ekonisia, 2007), hlm. 62-65.
54

kepemilikan atas barang itu sendiri.42

3) Prinsip Bagi Hasil

Produk pembiayaan bank syariah yang didasarkan atas prinsip

bagi hasil terdiri dari:43

(a) Al-Musyarakah adalah kerja sama antara kedua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan

dan risiko akan di tanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.

(b) Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola.

4) Akad Pelengkap Pinjaman44

Produk pembiayaan bank syariah yang didasarkan atas prinsip

bagi hasil terdiri dari:45

(a) Al-Hiwalah adalah memindahkan hutang dari tanggungan

orang yang berhutang (muhil) menjadi tanggungan orang

yang berkewajiban membayar hutang (muhal alaih).

(b) Ar. Rahn adalah menahan salah satu harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang

42
Ibid, hlm. 66.
43
Ibid, hlm. 68.
44
Ibid, hlm. 71-77.
45
Ibid, hlm. 67-69.
55

diterimanya.

(c) Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang

dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain

meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

(d) Al-Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang

sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak

kedua dalam hal-hal yang diwakilkan.

(e) Al-Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi

kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

c. Produk Jasa (Service)46

1) Al-Sharf adalah perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta

yang lainnya.

2) Al-Ijarah jenis kegiatan antara lain menyewakan kotak

simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi

dokumen (custodian).

L. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji

penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan

judul yang sama persis seperti judul penelitian penulis. Namun penulis

mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan


46
Ibid, p. hlm. 78-79.
56

kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa

beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Hasil Metode
No Peneliti Judul
Penelitian Analisis
1. Aristya Hikmah, Pengaruh Murabahah Penelitian ini
(2020) Pembiayaan tidak digunakan
Murabahah, berpengaruh Purposive
Musyarakah, secara Sampling.
Ijarah dan signifikan
Islamic terhadap
Corporate Return On
Social Asset pada
Responsibility Bank Umum
Terhadap Syariah
Profitabilitas Musyarakah
Bank Umum tidak
Syariah berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Return On
Asset pada
Bank Umum
Syariah
Ijarah tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Return On
Asset pada
Bank Umum
Syariah
Islamic
Corporate
Social
Responsibility
57

(CSR)
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Return On
Asset pada
Bank Umum
Syariah.
2. Abdul Haris Pengaruh Pembiayaan Analisis
Romdhoni, Pembiayaan Mudhrabahah Regresi
Ferlangga El Mudharabah, tidak Berganda
Yazika, (2018) Musyarakah dan berpengaruh
Ijarah Terhadap signifikan
Profitabilitas terhadap
Bank Mualamat profitabilitas
Indonesia Bank
Mualamat
Indonesia.
Pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh
negatif
terhadap
Profitabilitas
Bank
Mualamat
Pembiayaan
Ijarah tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
Profitabilitas
Bank
Mualamat
Indonesia.
3. Medina Analisis Pembiayaan Kuantitatif.
Almunawwar Pengaruh Musyarakah
oh, Rina Pembiayaan berpengaruh
Marliana, Musyarakah negatif
58

(2017) Terhadap signifikan


Profitabilitas terhadap
Bank Syariah Profitabilitas
di Indonesia (ROA) Bank
Syariah.
4. Nurlaila Pengaruh Pengaruh Analisis
Harahap Islamic Social simultan Regresi
Hendra Reporting antara ISR, Linier
Harmain, (ISR), Umur Usia Berganda.
Saparuddin Perusahaan Perusahaan
Siregar, Nova dan dan
Maharani, Kepemilikan Kepemilikan
(2017) Saham Publik Saham
Terhadap Public pada
Profitabilitas ROA.
(ROA) Pada
Perusahaan
yang
Terdaftar di
Jakarta
Islamic Index
(JII) Tahun
2010-2014.
5. Anggara Pengaruh Terdapat Analisis
Satria Putra, Corporate pengaruh Structural
(2015) Social positif dan Equation
Responsibility signifikan CSR Modelling-
Terhadap terhadap Partial Least
Profitabilitas Profitabilitas Square
Perusahaan industri barang (SEM-PLS)
(studi Empiris konsumsi yang dengan
pada terdaftar di bantuan
Perusahaan BEI pada program
Sektor tahun 2010- WarpPls 3.0.
Industri 2013 yang
Barang ditunjukkan
Konsumsi dengan nilai
yang path coeffisien
Terdaftar di 0,17 dan nilai
Bursa Efek p-value
59

Indonesia sebesar 0.02.


Tahun 2010- Terdapat
2013 pengaruh
positif, namun
tidak
signifikan CSR
terhadap
Profitabilitas
perusahaan
yang diukur
dengan Return
On Equity
(ROE) pada
perusahaan
industri barang
konsumsi yang
terdaftar di
BEI pada
tahun 2010-
2013 yang
ditunjukkan
dengan nilai p-
value yaitu
sebesar 0,26.
Terdapat
pengaruh
positif dan
signifikan CSR
terhadap
Profitabilitas
perusahaan
yang diukur
dengan Net
Profit Margin
(NPM) pada
perusahaan
industri barang
konsumsi yang
terdaftar di
BEI pada
60

tahun 2010-
2013 yang
ditunjukkan
dengan nilai
path coeffisien
0,16 dan nilai
p-value
sebesar 0,03.

6. Nanik Pengaruh Pada Bank Analisis


Eprianti, Pendapatan Jabar Banten Regresi
Olypia Ijarah Kantor Cabang Linier
Adhita, Terhadap Syariah Sederhana
(2017) Profitabilitas Bandung
terdapat
produk rahn
yang dimana
adanya
pendapatan
ijarah namun
apakah ada
pengaruh
kenaikan
profitabilitas
bank jika
terdapat
pendapatan
ijarah, dengan
metodologi
yang
digunakan
adalah
deskriptif dan
pengumpulan
data pada
Bank.

7. Anggara Pengaruh Pembiayaan Analisis


Satria Putra, Pembiayaan bagi hasil Regresi
(2015) Bagi Hasil berpengaruh Linier
61

Pembiayaan negative Berganda


Jual Beli, terhadap
Financing To profitabilitas,
Deposit Ratio pembiayaan
(FDR) dan jual beli dan
Non NPF tidak
Performing berpengaruh
Financing terhadap
(NPF) profitabilitas
Terhadap dan FDR
Profitabilitas berpengaruh
Bank Umum positif
Syariah di terhadap
Indonesia. profitabilitas.
8. Winnie Pengaruh Penelitian ini Regresi
Eveline Corporate bertujuan Linier
Parengkuan, Social untuk Sederhana
(2017) Responsibility(C menganalisis
SR) terhadap pengaruh CSR
Kinerja terhadap
Keuangan kinerja
Perusahaan keuangan
Manufaktur berdasarkan
yang Terdaftar perusahaan
di Bursa Efek yang terdaftar
Indonesia di Bursa Efek
Melalui Pojok Indonesia.
Bursa Efek
Indonesia
Melalui Pojok
Bursa
Febunsrat.
9. Prichilia Pengaruh Penelitian ini Regresi
Rumengan Corporate bertujuan Linier
Grade B Social untuk Sederhana
Nangoi Sinjte Responsibilty menganalisis
Ronfonuwu, Terhadap pengaruh
(2015) Profitabilitas program
Perusahaan Pada corporate
PT Bank social
62

Central Asia responsibilty


Periode Tahun (CSR)
2010-2015. terhadap
return on
equity (ROE)
dan return on
investments
(ROI) pada PT
Bank Central
Asia periode
tahun 2010-
2015.
10. Purnama Pengaruh Penelitian ini Regresi
Putra, Pembiayaan bertujuan Linier
Maftuhatul Mudharabah untuk Berganda.
Hasanah, Musyarakah mengetahui
(2018) Murabahah, dan pengaruh
Ijarah Terhadap pembiayaan
Profitabilitas 4 mudharabah,
Bank Umum musyarakah,
Syariah Periode murabahah,
2013-2016. dan ijarah
terhadap
profitabilitas
Bank Umum
Syariah yang
terdaftar di
Bank
Indonesia
Periode 2013-
2016. Data
yang
digunakan
adalah laporan
keuangan
Bank Umum
Syariah (BUS)
yang
terdaftardi
Bank
63

Indonesia.
11. Dewa Rini, Pengaruh Penelitian ini Regresi
(2022) Pembiayaan bertujuan Linier
Mudharabah untuk Berganda.
dan Sewa mengetahui
Ijarah pengaruh
terhadap pembiayaan
Profitabilitas. mudharabah
dan ijarah
terhadap
profitabilitas
bank umum
syariah yang
terdaftar di
Bank
Indonesia
periode 2017-
2019.
12. Rahma Disa Pengaruh Penelitian ini Regresi
Putri, (2020) Pembiayaan dilakukan Linier
Murabahah untuk menguji Berganda
dan pengaruh
Musyarakah variabel
Terhadap murabahah dan
Profitabilitas musyarakah
Bank Umum terhadap
Syariah profitabilitas
Periode 2016- bank umum
2018. syariah yang
terdaftar di
Bank
Indonesia (BI)
periode 2016-
2018.
13. Wina Aprilia, Pengaruh Tujuan dari Multiple
Nana Diana, Pembiayaan penelitian ini Linier
(2021) Mudharabah, adalah untuk Regresi.
Musyarakah mengetahui
dan Non pengaruh
Performing pembiayaan
64

Financing mudharabah
Terhadap (X1),
Profitabilitas Pembiayaan
Bank musyarakah
Pembiayaan (X2), dan
Rakyat pembiayaan
Syariah di bermasalah
Provinsi Jawa (X3) terhadap
Barat Periode profitabilitas
2017-2020. (ROA) (Y) di
Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
(BPRS) Jawa
Barat tahun
2017- Periode
September
2020.
14. Febrina Pengaruh Penelitian ini Regresi
Wibawati Kepemilikan bertujuan Linier
Sholekah, Manajerial, untuk menguji Berganda.
(2014) Kepemilikan pengaruh
Institusional, kepemilikan
Leverage, manajerial,
Firm Size dan kepemilikan
Corporate institusional,
Social leverage,
Responsibility ukuran
Terhadap perusahaan,
Nilai dan tanggung
Perusahaan jawab sosial
Pada perusahaan
Perusahaan terhadap nilai
High Profile perusahaan.
Yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Periode
Tahun 2008-
65

2012.
15. Mohammad Pengaruh Penelitian ini Teknik
Ilham Pembiayaan bertujuan Purposive
Gunawan, Murabahah untuk Sampling.
(2020) Terhadap mengetahui
Tingkat pengaruh
Profitabilitas pembiayaan
Bank Umum murabahah
Syariah terhadap
Melalui tingkat
Corporate profitabilitas
Social bank umum
Responsibility syariah melalui
(CSR) corporate
Sebagai social
Variabel responsibility
Moderating (CSR) sebagai
(Studi Pada variabel
Bank Umum pemoderasi.
Syariah
Tahun 2018-
2020).
16. Kasmida Pengaruh Penelitian ini Regresi
Yani, Norma, Pembiayaan dilakukan Linier
(2021) Mudharabah untuk Berganda.
dan mengetahui
Musyarakah kinerja
Terhadap keuangan
Tingkat Bank Umum
Profilitas Syariah
Pada Bank terkhusus yang
Umum berkaitan
Syariah dengan
Periode 2016- pembiayaan di
2020. Bank Umum
Syariah yang
menggunakan
akad
mudharabah,
musyarakah
66

untuk
mengetahui
profitabilitas
Bank Umum
Syariah.
Dimana objek
penelitian ini
adalah Bank
Umum Syariah
yang ada di
Indonesia
tahun 2016 –
2020.
17. Lestari, Pengaruh Dalam Regresi
Riyanti Dwi Corporate meningkatkan Linier
dan Social kinerja Berganda.
Sulaeman, Responsibility keuangan,
Sumardi dan Terhadap perusahaan
Jatmika, Edi , Kinerja harus
(2022) Keuangan memperhatika
Perusahaan n tanggung
Sub Sektor jawab terhadap
Makanan dan lingkungan
Minumuma dan sosial
yang melalui
Terdaftar di kegiatan
Bursa Efek Corporate
Indonesia Social
Periode 2016- Responsibility.
2021. Corporate
Social
Responsibility
merupakan
mekanisme
dari sebuah
perusahaan
sebagi bentuk
kepedulian
terhadap
lingkungan
67

dan sosial atas


aktivitas
operasional
perusahaan.
Corporate
Social
Responsibility
dapat menjadi
dasar
pertimbangan
para investor
untuk
menanamkan
modalnya dan
meningkatkan
citra
perusahaan
dimata publik
untuk menarik
perhatian
konsumen
sehingga
perusahaan
dapat
mencapai
tujuannya
dengan
maksimal.
Tujuan
penelitian ini
untuk
mengetahui
pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
terhadap
kinerja
keuangan yang
diukur dengan
68

Return On
Assets (ROA)
dan Return On
Equity (ROE).
18. Ismawati, Pengaruh Penelitian ini PLS (Partial
(2021) Pembiayaan bertujuan Least
Mudharabah untuk menguji Square)
Murabahah pengaruh melalui
dan pembiayaan software
Musyarakah Mudharabah, SmartPLS.
Terhadap Musyarakah
Profitabilitas dan
dengan NPF Murabahah
Sebagai terhadap
Variabel Profitabilitas
Moderasi dengan Non
Pada Bank Performing
Umum Financing
Syariah (NPF) sebagai
Periode 2016- variabel
2020. moderasi pada
Bank Umum
Syariah di
Indonesia yang
terdaftar di
Otoritas Jasa
Keuangan
(OJK) pada
periode 2016-
2020.
19. Ayu Andriani, Pengaruh Penelitian ini E-views.
(2020) Pembiayaan bertujuan
Qardh, Ijarah untuk
dan Istishna menganalisa
Terhadap dan
Profitabilitas mendeskripsik
Bank an pengaruh
Pembiayaan pembiayaan
Rakyat qardh, ijarah
Syariah dan istishna
69

(BPRS) di terhadap
Indonesia. profitabilitas
Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
(BPRS) di
Indonesia.
Ruang lingkup
yang dijadikan
sebagai fokus
penelitian
adalah
pembiayaan
qardh,
pembiayaan
ijarah dan
pembiayaan
istishna
terhadap
profitabilitas
Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
(BPRS) di
Indonesia,
dimana data
diperoleh dari
laporan
perusahaan
pada situs
Bank
Indonesia dan
Otoritas Jasa
Keuangan.
20. Muhammad Pengaruh Tujuan Regresi
Arifullah, Pembiayaan penelitian ini Linier
(2021) Ijarah, adalah untuk Berganda
Pembiayaan mengetahui dan di bantu
Musyarakah Pengaruh analisis
dan Pembiayaan SPSS 25.
70

Pembiayaan Ijarah,
Murabahah Pembiayaan
Terhadap Musyarakah
Return On dan
Equity (ROE) Pembiayaan
Pada PT. Murabahah
Bank Bri terhadap
Syariah, Tbk Return On
(Tahun 2012- Equity (ROE)
2019). PT BRI
Syariah.
Penelitian ini
dilatarbelakang
i oleh
pergerakan
Pembiayaan
Ijarah,
Pembiayaan
Musyarakah
dan
Pembiayaan
Murabahah
yang
mengalami
pergerakan
yang
fluktuaktif dari
tahun ke tahun.
Sumber: Data diolah (2021)

M. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu mengenai hubungan

antara variabel dependen (ROA) dengan variabel independen (Pembiayaan

Musyarakah (X1)
H2 71
Ijarah (X2) Profitabilitas (Y)

Musyarakah, Ijarah dan Corporate Social Responsibility) diatas, maka dapat


Islamic Corporate H3
Social Responsibility
dikembangkan dengan kerangka konseptual sebagai berikut:
(X3)

H4

Gambar 2.3 Keranngka Berpikir


Sumber : dikembangkan dari berbagai jurnal

N. Hipotesis Penelitian

Menurut Mudrajat Kuncoro, Hipotesis adalah “pernyataan peneliti atas

suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu

yang telah terjadi atau akan terjadi”. Peneliti harus mengumpulkan data untuk

menguji kebenaran pernyataan sementara dengan melakukan penelitian, maka

peneliti dapat mendukung atau menolak hipotesis.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas dapat di rumuskan

beberapa hipotesis di dalam penelitian ini dimana sebagai berikut:

H01 : Tidak terdapat pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return


72

on asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha1 : Terdapat pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return on

asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H02 : Tidak terdapat pengaruh pembiayaan ijarah terhadap return on asset

(ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia

Ha2:Terdapat pengaruh pembiayaan ijarah terhadap return on asset

(ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H03: Tidak terdapat pengaruh corporate social responsibility terhadap

return on asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha1: Terdapat pengaruh corporate social responsibility terhadap return on

asset (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

H04: Tidak terdapat pengaruh pembiayaan musyarakah, pembiayaan

ijarah dan corporate social responsibility terhadap return on asset

(ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.

Ha4: Terdapat pengaruh pembiayaan musyarakah, pembiayaan ijarah dan

corporate social responsibility terhadap return on asset (ROA) Bank

Umum Syariah di Indonesia.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jasa Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan empiris

kuantitatif. Pendekatan empiris kuantitatif merupakan pendekatan yang

memungkinkan pencatatan hasil penelitian dalam bentuk angka. Penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpalan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.47

Penelitian diarahkan untuk menunjukkan hubungan antara variabel, teori

melakukan prediksi dan generasi. Perilaku kuantitatif akan melihat fenomena

berdasarkan pada teori yang dimilikinya. Teori- teori yang diajukan dijadikan

sebagai standar untuk menyatakan sesuai tidaknya sebuah hubungan yang terjadi

dan disinilah muncul istilah kebenaran etik. Sebuah kebenaran berdasarkan teori

yang diajukan peneliti.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Penelitian asosiatif mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan

47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 41.

73
74

peneliti deskriptif komparatif. Dengan penelitian asosiatif ini maka akan dapat

dibangun teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol suatu gejala.48

Sedangkan analisis pendekatan yang digunakan yaitu analisis asosiatif.

Analisis asosiatif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji ada

tidaknya hubungan keberadaan variabel dari dua bebas (independen) yang

meliputi Musyarakah, Ijarah dan Corporate Social Responsibility serta variabel

terikat (dependen) yaitu Return On Asset.

B. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.49 Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode Januari 2016- Desember

2021.

48
Usman Rainse Abidin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Teori (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 19-20.
49
Prof.Dr. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D, Alfabeta, Cv., 2016, hlm.
11.
75

Tabel 3.1
Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2021
No Nama Bank
1. PT. Bank Mualamat Indonesia, Tbk
2. PT. Bank Syariah Mandiri
3. PT. Bank Mega Syariah Indonesia
4. PT. Bank Bri Syariah
5. PT. Bank Syariah Bukopin
6. PT. Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
7. PT. Bank Victoria Syariah
8. PT. BCA Syariah
9. PT. Bank Jabar Banten Syariah
10. PT. Bank Bni Syariah
11. PT. Bank Maybank Syariah Indonesia

2. Teknik Sampling Penelitian

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi.

Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti

dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi

(generalisasi).50 Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu purposive sampling, teknik ini digunakan apabila anggota

sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian yaitu

memilih karakteristik tertentu sebagai kunci untuk dijadikan sampel

sedangkan yang tidak masuk karakteristik atau kriteria maka akan diabaikan

atau tidak dijadikan sampel. Dengan kriteria pengambilan sampel sebagai

berikut :51

a. Bank yang dipilih merupakan Bank Umum Syariah yang laporan

keuangan untuk periode per triwulan sudah di publikasikan oleh


‘Laporan Publikasi Bank Umum Syariah’ <htttp://www.ojk.go.id>.
50

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua (Jakarta:
51

Bumi Aksara, 2011), hlm. 45.


76

OJK untuk periode 2016-2021.

b. Bank yang bersangkutan menerbitkan laporan keuangan untuk

periode berakhir 31 Desember selama rentang tahun penelitian

2016-2021.

c. Bank menyajikan data yang dibutuhkan terkait dengan variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini selama rentang tahun

2016-2021.

d. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang

rupiah.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian wakil dari populasi yang diteliti oleh

peneliti, karena sebagian maka jumlah sampel selalu lebih kecil dari pada

jumlah populasinya.52 Setelah data di dokumentasikan sesuai dengan

kriteria yang telah di tetapkan, maka diperoleh sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 bank yang terdiri dari :

Tabel 3.2
Sampel Penelitian

52
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metodologi Penelitian (Yogjakarta: Teras, 2009), hlm. 91.
77

No Nama Bank
1 PT. Bank Mualamat Indonesia, Tbk
2 PT. Bank Mega Syariah Indonesia
3 PT. Bank Syariah Bukopin
4 PT. Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
5 PT. BCA Syariah
6 PT. Bank Jabar Banten Syariah

Jumlah Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia sebanyak 11

bank, namun Bank Umum Syariah yang selalu menyajikan laporan

keuangan triwulan secara lengkap selama periode 2016-2021 adalah

sebanyak 6 bank, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sejumlah 6 bank.

C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sekunder, data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih

lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak

lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.53 Untuk

memperoleh data ini peneliti menggunakan sejumlah buku-buku, website

Bank Indonesia (www.bi.go.id), website Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

(www.ojk.go.id), dan contoh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian dengan jenis data panel serta laporan keuangan BUS tahun 2016-

2021. Data terkait variabel penelitian diperoleh dari perkalian antara jumlah

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
53

Utama, 2008), hlm. 42.


78

bank yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 6 bank dengan periode

semester selama 5 tahun sehingga jumlah data yang didapat sebanyak 36

data.

2. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.54 Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Variabel Independen atau variabel bebas (X), variabel stimulus

atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel

independen merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimana

populasi atau dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya

dengan suatu gejala yang diobservasi.55Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Musyarakah (X1), Ijarah (X2) dan Islamic

Coporate Social Responsibility (X3).

b. Variabel Dependen atau variabel terikat (Y), variabel yang

memberikan rekasi/respon jika dihubungkan dengan variabel

independen. Variabel dependen adalah variabel yang variabelnya

diamatin dan diukur untuk menentukan pengaruh yang

disebabkan oleh variabel independen. Variabel terkait dalam

penelitian ini adalah Return ON Asset (Y).

3. Skala Pengukuran

Sugiyono, hlm. 61.


54

Eddy Soeryanto Soegoto, Marketing Research Smart Way to Solve Problem (Bandung: PT Elex
55

Media Komputindo, 2018), hlm. 56.


79

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

acuan untuk menentukan panjang dan pendeknya interval yang ada dalam

alat ukur. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala rasio.

Skala rasio ini merupakan skala yang tertinggi tingkatnya karena selain

mempunyai titik nol yang sebenarnya. Apabila suatu objek penelitian

diukur dengan skala rasio berada pada titik nol, maka gejala atau siat yang

diukur benar-benar tidak ada. Uji statistik yang dapat digunakan untuk data

yang diukur dengan skala rasio adalah uji statistik parametrik.56

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara

mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan

keuangan Bank Umum Syariah selama lima tahun.

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa jenis data antara lain:57

1. Data Sekunder

a. Laporan Keuangan Triwulan Bank Umum dalam Statistik

Perbankan Syariah (SPS) tahun 2015-2020 dalam

(www.ojk.go.id)

b. Bank Indonesia periode tahun 2015-2020 dalam (www.bi.go.id)

2. Buku dan litertasi terkait, data penelitian ini diperoleh dengan cara:

a. Riset kepustakaan (library research)


56
Sugiyono, hlm. 133.
57
Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.
76.
80

Pengumpulan data dengan membaca buku buku dari beberapa

literatur, laporan laporan keuangan, dan bahan bahan yang terkait

atau mendukung penelitian skripsi ini.

b. Riset lapangan (field research)

Kunjungan langsung dimana penulis mendapatkan data dengan

(observasi) pengamatan, yakni berupa data sekunder dari laporan

keuangan Bank Indonesia dan laporan OJK dalam Statistik

Perbankan Syariah Indonesia.

c. Internet research

Penggunanaan pustaka media menjadi salah satu pilihan penulis

dikarenakanketerbatasannya kepustakaan yang belum diperbarui.

Maka untuk menyempurnakan penelitian maka peneliti

menggunakan pustaka media internet.

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut zulfikar dan Budiantara, variabel harus didefinisikan secara

operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antar satu variabel dengan

lainnya dan pengukurannya. Tanpa operasiona variabel, peneliti akan mengalami

kesulitan dalam menentukan pengukuran antar variabel yang masih bersifat

konseptual. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

dependen dan independen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang


81

dipengaruhi atau yang menjadiakibat karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas

(Y). Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan

modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui

berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan

diperbandingkan satu dengan lainya.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel dalam penelitian ini adalah Volume Pembiayaan Musyarakah,

Ijarah dan Corporate Social Responsibility.

Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Nama
No Defisini Indikator Skala
Variabel
1. Profitabilitas Profitabilitas ROA = Rasio
(Y) merupakan Laba Sebelum Pajak x
100%
kemampuan suatu
perusahaan dalam Total Aktiva
menghasilkan ROE =
laba selama Laba Bersih Setelah Paja
periode tertentu x100%

pada tingkat
Total Ekuitas
penjualan, asset
dan modal saham
tertentu.
2. Pembiayaan Pembiayaan Pembiayaan Rasio
Musyarakah Musyarakah Musyarakah
(X1) adalah akad
kerjasama
82

diantara pemilik
modal yang
mencampurkan
modal mereka
dengan tujuan
mencari
keuntungan.
Dalam
musyarakah
masing-masing
miltra sama-sama
menyediakan
modal untuk
membiayai suatu
usaha tertentu,
baik yang sudah
berjalan maupun
yang baru.
Semakin tinggi
nilai pembiayaan
musyarakah maka
semakin tinggi
pula tingkat
profitabilitas
Return On Asset
(ROA) dan
Return on Equity
(ROE) pada Bank
Syariah.
3. Pembiayaan Pembiayaan Pembiayaan Sewa Rasio
Ijarah (X2) Ijarah adalah Menyewa
akad pemindahan
hak guna atas
barang atau jasa
melalui
pembayaran upah
sewa tanpa diikuti
dengan
pemindahan
kepemilikan atas
83

barang itu sendiri.


Semakin
meningkat sewa
ijarah maka
semakin
meningkat pula
tingkat
profitabilotas,
sewa Ijarah tiap
periode nya
mengalami
kenaikan maupun
penurunan.
Kenaikan dan
penurunan
tersebut akan
berdampak
terhadap
pendapatan bagi
hasil dan
pendapatan sewa
sehingga akan
menghasilkan
laba lalu terhadap
berdampak
terhadap tingkat
profitabilitas
bank.
4. Corporate Corporate Social CSR = CSRIj = ∑Xij Rasio
Social Responsibility nj
Responsibilit merupakan salah
y (X3) satu bentuk
tanggung jawab
sosial perusahaan
untuk
pembangunan
ekonomi mapan
dalam upata
meningkatkan
kualitas
84

kehidupan
masyarakat dan
lingkungan. CSR
juga merupakan
komitmen
perusahaan
terhadap
kepentingan
stakeholder
dalam arti yang
luas, bukan hanya
kepentingan
perusahaan saja.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang biasanya berbentuk data,

dokumentasi atau laporan yang telah tersedia. Analisis data merupakan suatu

metode yang digunakan untuk mengolah suatu data penelitian dengan

menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan

di interpretasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut

waktu (time series). Data time series yang digunakan dalam penelitian ini

dianalisis dengan menggunakan Sofware Eviews. Teknik analisis data yang

digunakan untuk melihat pengaruh pembiayan musyarakah, pembiayaan ijarah

dan islamic corporate social responsibility terhadap profitabilitas pada bank

umum syariah di indonesia periode 2016-2021.58

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yaitu metode statistic yang berusaha menjelaskan

Syamsul Hadi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi Dan Keuangan (Yogjakarta:
58

Ekonisia, 2006), hlm. 9.


85

atau menggambarkan berbagai karakteristik data misalnya dalam nilai

minimum dan maksimum, rata-rata dan seberapa jumlah data-data dan

seberapa jumlah data-data tersebut bervariasi dan lainnya.

Pada bagian ini untuk mengetahui gambaran umum variabel yang

digunakan pada penelitian, maka analisis variabel dependen dan variabel

independen akan dilakukan dalam penelitian ini.

2. Analisis Regresi Data Panel

Untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan maka pada saat

menganalisis permasalahan data, penulis akan menggunakan metode regresi

data panel. Data panel atau sering disebut juga dengan pooled data

merupakan data hasil observasi yang menggabungkan antara data runtut

waktu (time series) dan data silang waktu (cross-section). Menurut Gujarati

(2003), dengan menggabungkan jenis data cross-section dan time series,

memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan pendekatan standar

cross-section dan time 30 series, yaitu data panel memberikan data yang

lebih informatif, lebih kolinieritas antar variabel yang rendah dan lebih

efisien.

Uji regresi data panel dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen (bebas) yang terdiri dari pembiayaan

musyarakah, ijarah, islamic corporate social responsibility (CSR) terhadap

variabel dependen (terikat) profitabilitas pada Bank Umum Syariah di

Indonesia. Menurut Hsiao (2003), menyatakan bahwa penggunaan data

panel memiliki beberapa keunggulan utama dibandingkan data cross-


86

section dan time series, antara lain:59

a. Data panel dapat memberi peneliti sejumlah rangsangan,

meningkatkan kebebasan, memiliki data yang sangat bervariasi,

dan mengurangi kolinearitas antar variabel independen untuk

membuat perkiraan ekonometrik yang efisien.

b. Data panel dapat memberikan lebih banyak informasi yang tidak

dapat disediakan oleh data cross-section atau time series.

c. Data panel dapat memberikan resolusi kesimpulan perubahan

dinamis yang lebih baik daripada data cross-section.

3. Penentuan Model Etimasi

Menurut Dedi (2012) dalam melakukan estimasi model regresi dengan

menggunakan data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:60

a. Common Effect Model (CEM)

Common Effect Model merupakan pendekatan yang paling

sederhana diantara model data panel lainnya, karena hanya

menggabungkan data time series 31 dan cross-section. Dalam CEM,

baik dimensi waktu maupun individu tidak diperhitungkan, sehingga

diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan adalah sama dalam

periode waktu yang berbeda. Metode CEM dapat menggunakan

pendekatan Ordinary Least Squared (OLS) atau teknik kuadrat terkecil.

b. Fixed Effect Model (FEM)

59
Annisa Amalia Fairuz, Pengaruh Rasio Aktivitas, Solvabilitas (Jakarta: Skripsi Tidak
diterbitkan, 2017).
60
Solimun, Structural Modeling LISREL Dan AMOS (Malang: Fakultas MIPA UniBraw, 2003),
p.hlm. 9.
87

Fixed Effect Model adalah model yang mengasumsikan bahwa

perbedaan antar individu dapat disesuaikan dengan perbedaan antisipasi

mereka. Saat mengevaluasi data panel, model efek tetap dapat

menggunakan teknik perubahan variabel untuk menangkap perbedaan

intersep antar perusahaan. Perbedaan intersepsi dapat terjadi sebagai

akibat dari perbedaan budaya kerja, manajerial dan intensif. Model

estimasi estimasi ini sering disebut dengan teknik Least Squares

Dummy Variable (LSDV).

c. Fixed Effect Model (FEM)

Fixed Effect Model adalah model yang mengasumsikan bahwa

perbedaan antar individu dapat disesuaikan dengan perbedaan antisipasi

mereka. Saat mengevaluasi data panel, model efek tetap dapat

menggunakan teknik perubahan variabel untuk menangkap perbedaan

intersep antar perusahaan. Perbedaan intersepsi dapat terjadi sebagai

akibat dari perbedaan budaya kerja, manajerial dan intensif. Model

estimasi estimasi ini sering disebut dengan teknik Least Squares

Dummy Variable (LSDV).61

d. Random Effect Model (REM)

Random Effect Model merupakan model untuk mengestimasi data

panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar

individu. Pada model random effect, perbedaan intersep diakomodasi

oleh error terms masingmasing perusahaan. Keuntungan menggunakan

model random effect yaitu dapat menghilangkan heteroskedastisitas.


61
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0 (Jakarta: PT Prestasi Pustaka, 2009), p.hlm. 78.
88

Random Effect Model juga disebut dengan Error Component Model

(ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

4. Tahapan Analisis Data

Untuk memilih model yang paling tepat dalam menganalisis data panel

terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:

a. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan model mana yang

paling sesuai antara model common effect atau model fixed effect saat

mengestimasi data panel. Hipotesis uji chow yaitu:

Hο: Common Effect Model

Ha: Fixed Effect Model

Ho ditolak jika nilai probabilitas F lebih kecil dari alpha yaitu

kurang dari 0.05 dimana Ho merupakan common effect model dan Ha

adalah fixed effect model.

b. Uji Hasman

Uji Hausman merupakan suatu pengujian statistik untuk memilih

model apa yang paling tepat antara Fixed Effect Model atau Random

Effect Model dalam mengestimasi data panel. Hipotesis uji hausman,

yaitu:

Hο: Random Effect Model

H₁: Fixed Effect Model


89

Apabila nilai probabilitas lebih besar dari alpha yaitu 0.05, maka

Hο ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diartikan bahwa model

random effect lebih baik dari model fixed effect.62

5. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square

(OLS). Dengan pemakaian metode OLS untuk menghasilkan nilai parameter

33 model penduga yang lebih tepat, maka diperlukan pendeteksian apakah

model tersebut menyimpang dari asumsi klasik atau tidak, deteksi tersebut

terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi

normal atau tidak. jika ada variabel yang tidak berdistribusi normal atau

tidak membentuk sebuah hubungan linier maka dapat diatasi dengan

menambah data, menghilangkan data yang menyebabkan data tidak

berdistribusi normal atau dapat juga dengan mentransformasi variabel

tersebut dengan cara akar kuadrat atau logaritme natural dan kemudian

dilakukan pengujian ulang. Alat yang digunakan dalam menguji

distribusi normal data yaitu grafik normal probability plot.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar

variabel independen. jika antar varibale independen terjadi


62
Annisa Amalia Fairuz, hlm. 44-48.
90

multikolinearitas sempurna, maka koefisisen variabel X tidak dapat

ditentukan dan nilai setandar error menjadi tidak sehingga. jika

multikolinearitas antar variabel independen tidak sempurna tetapi

tinggi, maka koefisien regresi X dapat ditentukan, akan tetapi memiliki

nilai standar error tinggi yang berarti nilai koefisien regresi tidak dapat

di estimasi dengan tepat.63

c. Uji Heteroskedastisitas

Yang dimaksud dengan Uji Heteroskedastisitas yaitu uji yang

menilai apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk

semua pengamatan pada model regresi linier. Menurut Ghozali (2016),

model regresi yang baik yaitu yang Homokedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Hipotesis dari uji heteroskedastisitas sebagai

berikut:

Hο : Tidak ada Heteroskedastisitas

Ha : Ada Heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi

antara kesalahan pengganggu (residual) dari satu observasi ke observasi

lainnya. Dan salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan

menggunakan metode Durbin Watson (DW) dengan Run Test sebagai

uji statistic non parametric (Monika, 18).64


63
Zulfikar, ‘Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika.Pdf’, in Pengantar Pasar
Modal Dengan Pendekatan Statistika/ Oleh Zulfikar., 2016, hlm. 224.
64
Ghozali, Aplikasi Analisis Multivaariate Dengan Program SPSS, 2011, hlm. 55.
91

6. Pengujian Hipotesis

a. Uji T (Pengujian Secara Parsial)

Pengujian hipotesis parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh

dan signifikasi masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengujian koefisien regresi parsial secara parsial

menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan

analisis (α) 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df) = nk, dimana n

adalah ukuran sampel dan k adalah jumlah variabel. Dasar

pengembalian keputusan adalah:65

Jika t-hitung < t-tabel : Hο diterima dan Ha ditolak

Jika t-hitung > t-tabel : Hο ditolak dan Ha diterima

b. Uji F (Pengujian Secara Simultan)

Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu

musyarakah, ijarah, corporate social responsibility secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95%

dan tingkat kesalahan (α) 5% dengan derajat kebebasan (dfl) = k-1,

derajat kebebasan (df2) = n-k. Dasar pengambilan keputusan adalah:

Jika F-hitung < F-tabel : Hο diterima dan Ha ditolak

Jika F-hitung > F-tabel : Hο ditolak dan Ha diterima

7. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur kemampuan

65
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2000), hlm. 210.
92

model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Untuk setiap variabel

tambahan, R2 meningkat, terlepas dari apakah variabel tersebut memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh

karena itu, koefisien dalam penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R2.

Menurut Ghozali (2006), nilai koefisien determinasi yaitu antara nol

dan satu. Nilai R2 yang kecil (nol) berarti kemampuan variabel-variabel

bebas (Musyarakah, Ijarah, dan Corporate Social Responsibility (CSR)

dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Profitabilitas) sangat terbatas.

Begitu pula sebaliknya, jika nilai R2 yang mendekati satu, berarti variabel-

variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel terikat.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Usman Rainse, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi Teori

(Bandung: Alfabeta, 2012)

Aditya, Muhammad Rizal, ‘Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Pembiayaan

Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode

2010-2014’, Jurnal Profita, Vol. 2 (2016)

Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0 (Jakarta: PT Prestasi

Pustaka, 2009)

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metodologi Penelitian (Yogjakarta: Teras, 2009)

Ainul Yakin, Fiqh Muamalah Kajian Komprehensif (Ekonomi Islam)

Aldila Septiana, ‘Analisis Laporan Keuangan’, Pamekasan : Duta Media

Publishing, 2019, 115

Ali Hasan, Marketting Bank Syariah (Bogor: Ghalia Indoneisa, 2010)

Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah

Annisa Amalia Fairuz, Pengaruh Rasio Aktivitas, Solvabilitas (Jakarta: Skripsi

Tidak diterbitkan, 2017)

Antonio, Muhammad Syafi;I, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakartta:

Gema Insani, 2010)

Ascarya, ‘Akad Dan Produk Bank Syariah’, Rajawali Pers, 2013

Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah

Budi Santoso, Model CSR Islam Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Malang:

UB Press, 2011)

Dkk, Cut Faradilla, ‘Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Ijarah,

93
Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah

Di Indonesia’, Jurnal Magister Akuntasi, Vol. 6 No.2302–0164 (2017), 11

Eddy Soeryanto Soegoto, Marketing Research Smart Way to Solve Problem

(Bandung: PT Elex Media Komputindo, 2018)

Ghozali, Aplikasi Analisis Multivaariate Dengan Program SPSS, 2011

Harmono, Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2011)

Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogjakarta: Ekonisia,

2007)

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi

Kedua (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008)

Ibid

Ikatan Bankir Indoneisa, Manajemen Kesehatan

Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2015)

Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2015)

Indonesia, Ikatan Bankir, ‘Memahami Bisnis Bank Syariah’, Gramedia Pustaka

Utama, 2014

Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011)

94
Ismail, Perbankan Syariah, 2011

Karim, Adiwarman A., Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2009)

Kasmir, ‘Analisis Laporan Keuangan~Kasmir: Analisis Laporan Keuangan’,

Edisi, 2008

‘Laporan Publikasi Bank Umum Syariah’ <htttp://www.ojk.go.id>

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Ghalia Indoneisa, 2009)

M. Si, Hendri Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2010)

Mahmudatus Sa’diyah, Fiqh Muamalah II Teori Dan Praktik (Jepara: Unisnu

Press, 2019)

Majid, M Shabari Abd, ‘Pengaruh Pembiayaan Mudhrabaha, Istishna, Ijarah,

Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah

Di Indonesia’, Jurnal Megister Akuntansi Pacsasarjana Universitas of Syaria

Kuala, Vol. 6 No. (2017), 11

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema

Insani, 2010)

Otoritas Jasa Keuangan(OJK), Standar Produk Musyarakah Mutanaqishah

(Jakarta, 2016)

Rofiul Wahyudi, Muhammad Nafik Hadi Ryandono, Manajemen Bank Islam

Pendekatan Syariah Dan Praktek (Yogjakarta, 2018)

Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2000)

95
Solimun, Structural Modeling LISREL Dan AMOS (Malang: Fakultas MIPA

UniBraw, 2003)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan

Sugiyono, Prof.Dr., metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D, Alfabeta,

Cv., 2016

Syamsul Hadi, Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Akuntansi Dan Keuangan

(Yogjakarta: Ekonisia, 2006)

Tentang Syariah, Perbankan Syariah Dan Kelembagannya

<https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-

Kelembagaam.aspx>

Undang-Undang Perbankan& Undang-Undang Lembaga Penjamin Simpanan, U

Zulfikar, ‘Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika.Pdf’, in

Pengantar Pasar Modal Dengan Pendekatan Statistika/ Oleh Zulfikar., 2016

96
97

Anda mungkin juga menyukai