Anda di halaman 1dari 89

PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN BERPERAN TERHADAP

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Oleh :

ANI LAE SYAHWATI

20191221006

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA

2021

USULAN SKRIPSI

iii| I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN BERPERAN TERHADAP

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Nama : Ani Lae Syahwati

NIM : 20191221006

Jurusan : Akuntansi

Konsentrasi :

Diterima dan Disahkan Pada tanggal

…………………………….

Ketua Program Studi,

(Dr. Wiwi Idawati, S.E., M.Si.,AK.,CA)

i|Indonesia Banking School


DAFTAR ISI

USULAN SKRIPSI........................................................................................................................... II

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... III

BAB I.................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1

1.2 RUMUSAN MASALAH 11

1.3 PEMBATASAN MASALAH 11

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 12

1.4.1 ..................................................................................................................................Tujuan Penelitian

..................................................................................................................................................................12

1.4.2 ................................................................................................................................Manfaat Penulisan

..................................................................................................................................................................12

BAB II................................................................................................................................................. 15

LANDASAN TEORI...................................................................................................................... 15

2.1 LANDASAN TEORI 15

2.1.1 Teori Pesinyalan ( Signalling Theory )......................................................................................15

2.1.2 Nilai Perusahaan..............................................................................................................................16

2.1.3 Profitabilitas......................................................................................................................................17

2.1.4 Corporate Social Responsibility..................................................................................................19

2.2 PENELITIAN SEBELUMNYA 22

i|Indonesia Banking School


2.3 KERANGKA PEMIKIRAN 29

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN 32

2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.............................................................32

2.4.2 Pengaruh Corporate Social Responsibility memoderasi profitabilitas terhadap nilai

perusahaan...........................................................................................................................................34

BAB III............................................................................................................................................... 35

METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................. 35

3.1 OBJEK PENELITIAN 35

3.2 DESAIN PENELITIAN 36

3.3 METODE PENGAMBILAN SAMPEL 36

3.4 VARIABEL DAN OPERASIONAL VARIABEL 38

3.4.1 Variabel Dependen...........................................................................................................................38

3.4.2 Variabel Independen........................................................................................................................40

3.4.3 Variable Pemoderasi.......................................................................................................................40

3.5 TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 43

3.5.1 Teknik Pengolahan Data................................................................................................................43

3.5.2 Metode Statistik Deskriptif.............................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 49

i|Indonesia Banking School


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini semakin meningkat. Hal ini

diakibatkan oleh pandangan kritis serta pendayagunaan sumber daya perusahaan

dengan cara maksimal, yang bisa menaikkan kemampuan finansial perusahaan

dan memungkinkan perusahaan berkompetisi di lingkungan bisnis yang

kompetitif. Sejalan dengan meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan selalu

berusaha untuk mempertahankan kemampuan operasi yang sangat baik selama

proses pengembangan. Dengan menjalankan fungsi manajemen keuangan yang

baik maka dapat tercapai optimalisasi nilai perusahaan sebagai tujuan perusahaan,

sebuah keputusan keuangan yang tepat dapat memberi pengaruh pada ketentuan

keuangan lainnya yang pada akhirnya memberi pengaruh kepada nilai perusahaan.

Secara keseluruhan, perusahaan berupaya mencapai tujuannya, termasuk

tujuan jangka pendek untuk mengoptimalkan keuntungan perusahaan, dan tujuan

jangka panjang, yang dapat meningkatkan nilai perusahaan serta kesejahteraan

investor. Perusahaan yang menerbitkan saham kepada publik mendefinisikan nilai

perusahaan sebagai pandangan investor terhadap perusahaan itu sendiri.

Pemegang saham bisa melihat nilai perusahaan sebagai referensi untuk

mengetahui performa perusahaan di era selanjutnya, serta seringkali dihubungkan

dengan harga saham. Menurut (Wijaya dan Sedana, 2015), nilai sebuah

1|Indonesia Banking School


perusahaan bisa dilihat dari harga saham. Harga saham tinggi menarik minat

penanam modal, diakibatkan nilai perusahaan tinggi menunjukkan tingkatan

kemewahan yang besar untuk pemegang saham perusahaan.

Di era dunia bisnis saat ini, semuanya dapat terhubung dengan sangat cepat,

dan dampaknya sangat nyata. Dampak positif yang dapat diperoleh adalah melalui

lebih terintegrasinya seluruh arus informasi, sehingga membuka peluang yang

lebih besar bagi pengembangan banyak sektor. Di BEI (Bursa Efek Indonesia),

ada 9 (sembilan) sektor, salah satunya adalah sektor barang konsumsi dan

industri. Industri komoditas dan konsumen adalah zona industri yang sangat

menarik, karena komoditas konsumtif selalu dibutuhkan dalam kehidupan

manusia. Gambar berikut menunjukkan tren data sub industri industri makanan

dan minuman sebagai berikut:

Gambar 1.1

Trend pertumbuhan industri Food & Beverage, Periode 2015 - 2020

Deskripsi 2015 2016 2017 2018 2019 2020


PDB Industri Makanan dan

Minuman (Miliar 540.774 585.776 639.830 690.463 744.171 755.915

Rupiah)
Pertumbuhan Industri

Makanan dan Minuman 7,54% 8,32% 9,23% 7,91% 7,78% 1,58%

Tahunan

1|Indonesia Banking School


Sumber: Data riset industri, diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Bank Indonesia (BI)

Sepanjang tahun 2020, Kapasitas perusahaan makanan serta minuman

bertambah sebesar 1,58%. Meskipun dibandingkan dengan beberapa industri lain

yang pertumbuhannya negatif, masih menunjukkan kemampuan yang positif dan

lebih baik, namun dibandingkan dengan tahun 2019 dan tahun sebelumnya,

perkembangan perusahaan makanan serta minuman di 2020 tengah lebih kecil

dibanding dengan perkembangan perusahaan makanan serta minuman 2019. Pada

tahun 2020, fenomena tak terduga terjadinya virus COVID-19 mewabah di

Indonesia, walaupun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja industri

sektor makanan dan minuman, terbukti masih dapat tumbuh dengan baik.

Perusahaan makanan serta minuman merupakan pilar industri penunjang

perkembangan perusahaan manufaktur serta perekonomian nasional.

Dari gambar 1.1 diatas kenaikan 1,58% dapat menerangkan bahwa ada

peningkatan produktifitas perusahaan. Jika produktifitas perusahaan meningkat

maka profitabilitas terkait laba perusahaan juga meningkat. Diharapkan dari laba

tersebut sebagai gambaran perusahaan dalam membangun kepercayaan citra

1|Indonesia Banking School


perusahaan kepada pihak eksternal (investor) untuk membeli saham

perusahaan. Pengungkapan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di

setiap perusahaan dalam hubungannya dengan penelitian ini, apakah CSR yang

akan dilaksanakan akan memperkuat atau memperlemah variabel yang

memoderasi terhadap peningkatan produktivitas laba dan nilai perusahaan.

Penelitian ini memakai variabel terikat (dependen) adalah nilai perusahaan.

Tujuan industri manufaktur yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Teknik menaikkan kekayaan pemegang saham diperoleh dengan mengoptimalkan

nilai perusahaan. nilai perusahaan memiliki peranan penting dikarenakan menjadi

cerminan kemampuan perusahaan dan memberikan pengaruh terhadap calon

investor ke perusahaan itu sendiri. Seluruh perusahaan memiliki 2 (dua) tujuan,

jangka panjang dan pendek. Tujuan jangka pendek perusahaan yaitu

menggunakan sumber daya untuk memaksimalkan keuntungan, sedangkan tujuan

jangka panjang perusahaan yaitu membesarkan nilai perusahaan. Nilai suatu

perusahaan bisa dinilai lewat penjualan saham. Semakin mahal harga saham,

makin besar nilai perusahaan. (Hamidah, Hartini dan Mardiyati, 2015).

Mengoptimalkan nilai perusahaan dinilai urgent menurut manajer dan

investor. Bagi seorang pengelola, nilai perusahaan adalah indikator kesuksesan

pekerjaannya. Jika manajer dapat membesarkan nilai perusahaan, artinya manajer

bisa memperlihatkan performa kerjanya yang baik kepada perusahaan. Dan untuk

pemilik modal, pertumbuhan nilai perusahaan adalah pemahaman bagus untuk

perusahaan. Karena ketika pemilik modal berpandangan baik kepada perusahaan,

mereka berusaha untuk berinvestasi, yang selanjutnya menjadikan harga saham

1|Indonesia Banking School


perusahaan lebih mahal. (Yunitasari & Priyadi, 2014)..

Perusahaan yang baik harus memiliki kapasitas mengendalikan potensi

keuangan dan potensi non keuangan, serta meningkatkan nilai perusahaan untuk

kelangsungan hidup perusahaan dimasa depan. Maksimalisasi nilai perusahaan

sangat berguna untuk perusahaan, dikarenakan meningkatkan nilai perusahaan

yang berarti meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, hal ini selaras dengan

tujuan utama dari perusahaan (Munawaroh & Priyadi, 2014).

Variabel bebasnya (independen) adalah rasio profitabilitas, yaitu rasio

penilaian profitabilitas perusahaan serta pengukuran tingkat efisiensi manajerial

perusahaan. Menurut (Khasmir, 2014), profitabilitas dapat mencerminkan

pendapatan investasi keuangan, yang berarti bahwa profitabilitas berdampak pada

nilai perusahaan akibat meningkatnya sumber dalam perusahaan. Semakin besar

kenaikan laba prospek masa depan perusahaan ternilai baik. Berarti nilai

perusahaan di mata investor akan berambah baik. Jika profitabilitas perusahaan

meningkat, maka harga saham juga akan naik. Karenanya, analisa profitabilitas ini

berdampak besar pada investor, sehingga perusahaan berusaha mengoptimalkan

pemakaian sumber daya yang ada guna memenuhi target laba perusahaan,

sehingga dapat memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Husnan Saud,

1998).

Analisis rasio adalah alat yang dipakai dalam analisa laporan keuangan

perusahaan agar bisa memahami nilai perusahaan. Indikator untuk mengukur

tingkat profitabilitas (Khatab et al., 2013) penelitian yang dilakukan

menggambarkab bahwa rasio profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) serta

1|Indonesia Banking School


Return On Assets (ROA), berpengaruh positif kepada nilai perusahaan.

Perihal ini memperlihatkan bahwa perusahaan di levelprofitabilitas yang baik

berdampak baik dan selaras terhadap nilai perusahaan, yang artinya mendapat

trust para pemilik modal dan menginvestasikan uangnya di perusahaan. Pada saat

yang sama, ketika investor memilih untuk berinvestasi di perusahaan dengan

pengembalian tinggi, mereka juga dapat merasakan dampak positif dari

pengembalian yang berkelanjutan dan risiko yang diminimalkan. Sementara itu

menurut (Widyaningrum, 2014) ROA tidak berpengaruh dengan nilai perusahaan.

(Wahyuni et al, 2013) penelitian menunjukkan profitabilitas mempengaruhi secara

positif nilai perusahaan. (Kuniasari dan Wirastuti, 2015) memperlihatkan

profitabilitas memiliki pengaruh positif serta signifikan kepada nilai perusahaan.

Studi Ilmiah (Triagustina et al., 2014) dan (Ircham, 2014) memperlihatkan

kesimpulan berbeda, menunjukkan ROE berpengaruh negatif serta signifikan

kepada nilai perusahaan. Hal ini memperlihatkan profitabilitas diukur dengan

ROA memiliki pengaruh negatif kepada nilai perusahaan.

1|Indonesia Banking School


TABEL 1.1
DATA LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN

MINUMAN
TAHUN 2015 – 2019

Dalam Jutaan Rupiah

NO KODE LABA KOMPREHENSIF


2015 2016 2017 2018 2019

1 FAST 123,706 148,196 120,238 296,801 182,923


2 CEKA 102.342 248.027 104.374 100.378 214.147

3 AISA 379,032 706,681 5.234.288 -123.513 1.134.776


4 ADES 36,224 56,019 38,623 58,903 86,023
5 SKLT 182 1.692 150 360 470
6 INDF 486,73 498,43 499,13 635,08 658,87
7 STTP 183.516 170.805 215.839 258.246 486.439
8 ULTJ 524,201 699,895 694,642 702,345 1,030,191
9 ROTI 414.495 373.836 224.403 448.001 408.703
10 MYOR 1.266.519 1.345.717 1.570.140 1.804.748 2.020.051
(Sumber: www.idx.co.id, laporan keuangan tahunan)

Nilai perusahaan akan dapat meningkat secara berkelanjutan apabila

perusahaan tersebut dapat menerapkan dimensi ekonomi, dimensi sosial dan

dimensi lingkungan hidup. Menurut (Wahyuni, 2018), dimensi ekonomi dapat

diterapkan melalui profitabilitas perusahaan, sedangkan dimensi sosial dan

dimensi lingkungan dapat diterapkan melalui program CSR.

Program CSR adalah kegiatan rutin oleh perusahaan dalam rangka

membangun perekonomian jangka panjang, melalui kerjasama antara pemilik

modal dan stakeholder, agar meningkatkan kualitas hidup kedua belah pihak

secara menguntungkan. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan menjadi

semakin penting, karena selain memperoleh keuntungan yang besar dari kegiatan

1|Indonesia Banking School


produksi, perusahaan juga harus memperhatikan dampak kegiatan usahanya

terhadap lingkungan. Dikala ini banyak industri terkini yang mengalami

kemajuan, akan tetapi dengan kemajuan itu, ekosistem kawasan mulai kelihatan

tidak stabil. Selaras dengan yang kita dengar akhir-akhir ini, bukti nyatanya yaitu

situasi global warming. Akibat kondisi ini, perusahaan komersial cenderung

mengubah arah bisnisnya dengan terlibat dalam kegiatan sosial masyarakat.

Komunitas korporasi yang tampaknya berorientasi pada keuntungan (profit only)

ingin mengubah citranya jadi perusahaan yang perduli serta bertanggung jawab

kepada lingkungan masyarakat. Dengan cara menyelenggarakan kegiatan

Corporate Social Responsibility (CSR). CSR ini diatur di Undang Undang No. 1.

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah No. 40. No.

47 Tahun 2012, Pasal 1 Angka 3 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas (TJSL) Perseroan berkomitmen terlibat dan

berpartisipasi untuk membangun sustainable economy agar kualitas hidup

masyakarat dapat meningkat dan manfaat perusahaan dapat dirasakan oleh

masyarakat banyak.

CSR secara umum merupakan etika korporasi, dengan arti perusahaan

tidak hanya bertanggung jawab pada pemilik modal dan hokum di indonesia,

namun juga memiliki tanggung jawab sosial kepada komunitas sekitar dan juga

stakeholder disekitar perusahaan, yang cakupannya melebihi kewajiban ekonomi

dan hukum. Inisiatif Global Compact memberikan penjelasan sebagai 3P (Profit,

People, Planet), yang berarti bahwa goals bisnis bukan hanya untuk keuntungan,

namun untuk kesejahteraan manusia serta memastikan sustainability planet ini.

1|Indonesia Banking School


Proyek sosial tersebut bisa dirupakan bantuan material, layanan kesehatan,

pengembangan komunitas, beasiswa, dll. Menurut penelitian Muhammad Nico

Santana yang berjudul “Dampak Profitabilitas dengan Corporate Social

Responsibility” (Skiripsi, Universitas Lampung, 2012).

Corporate Social Responsibility (CSR) juga mempengaruhi nilai

perusahaan, khususnya perusahaan di dibidang manufaktur makanan serta

minuman, yang kegiatan usahanya berdampak langsung terhadap lingkungan.

Karena adanya kegiatan CSR dinilai bisa menumbuhkan value suatu perusahaan,

maka pemilik modal lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang peduli

dengan isu sosial serta menjadikan tanggung jawab sosial selaku kekuatan dari

perusahaan tersebut. Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan pada

perusahaan menghasilkan citra perusahaan dimasyarakat akan lebih baik dan

konsumen akan semakin loyal.

Semakin besar kepedulian terhadap masyarakat yang dicerminkan suatu

perusahaan dalam Kegiatan CSR melalui laporan keuangan perusahaan, artinya

makin besar dampak baiknya kepada kemampuan finansial serta nilai perusahaan

(Lako, 2010). Selain indikator keuangan, terdapat beberapa pemilik moda

memakai strategi penanaman moda secara lebih khusus dan terperinci disertai

pertimbangan standar kerja dan kewajiban sosial kepada masyarakat.

Seiring dengan berjalannya waktu, dan disertai peningkatan loyality

konsumen mengakibatkan penjualan bertambah pesat, yang akhirnya membuat

keuntungan perusahaan bertambah. Penelitian Armi Sulton, Ni Ketut Suransi dan

Alamsyah (2016) mengemukakan tentang tanggung jawab sosial perusahaan

1|Indonesia Banking School


memiliki efek kepada nilai perusahaan. Temuan ini senada dengan paradigma

bahwa hanya perusahaan saja yang dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya

kepada masyarakat untuk mencapai kestabilan serta kelimpahan ekonomi dalam

periode yang panjang. Dan menurut (Anggraini, 2006), jika profitabilitas

perusahaan semakin tinggi, maka perusahaan akan lebih banyak mengungkapkan

kegiatan CSR karena perusahaan memiliki dana yang cukup untuk dialokasikan

pada rencana CSR perusahaan. Semakin banyak aktivitas tanggung jawab sosial

yang diinformasikan kepada masyarakat, nilai perusahaan pasti bertambah karena

masyarakat menyematkan nilai baik terhadap perusahaan yang bertanggung jawab

sosial, dan harga saham pun naik sebagai efek positifnya.

Variabel moderasi di studi ilmiah ini yaitu kegiatan CSR. (Zuraedah,

2010) menunjukkan bahwa interaksi kemampuan finansial serta pertanggung

jawaban sosial kepada masyarakat memberi pengaruh banyak kepada nilai

perusahaan. Hal ini menunjukkan hubungan antara kemampuan finansial serta

nilai perusahaan dapat dipengaruhi faktor eksternal. Akibatnya pemberitahuan

kegiatan CSR dijadikan sebagai variable moderator, sehingga dapat

mempengaruhi kemampuan finansial dan nilai perusahaan.

Studi Ilmiah ini merupakan salinan dari jurnal Sigit Hermawan dan Afiyah

Nurul Maf'ulah (2014) berjudul “Pengaruh Kinerja Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel

Pemoderasi”. Yang membedakan dari studi ilmiah sebelumnya adalah penelitian

ini akan menguji pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

(CSR) serta profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

1|Indonesia Banking School


sub industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dari tahun 2015 hingga

2019, dan menggunakan ROA (Return on Assets), sebagai variabel evaluasi

profitabilitas, banyak dipakai investor dalam pengambilan keputusan investasi dan

memperbanyak lagi sampel penelitian. Alasan dipilihnya perusahaan manufaktur

di subsektor makanan dan minuman adalah karena dapat memberikan kontribusi

bagi perekonomian nasional. Industri makanan dan minuman merupakan industri

dengan potensi pasar sangat luas dan tingkat persaingan yang tinggi. Tinggginya

kebutuhan akan makanan dan minuman masih dibutuhkan dan sudah menjadi

kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, seiring bertambahnya pertumbuhan

penduduk.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perumusan masalah untuk

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

2. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) akan memoderasi

profitabilitas terhadap nilai perusahaan ?

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk mencapai tujuan yang sudah disebutkan diatas, maka penelitian

akan dilakukan di industri manufaktur subsektor food & beverage. Pertimbangan

penulis dalam memilih industri ini adalah karena penulis ingin mengetahui lebih

mendalam lagi bagaimana praktik (CSR) diterapkan pada industri tersebut.

Pembatasan penulisan ini adalah :

1|Indonesia Banking School


1. Periode pengamatan yang digunakan adalah 5 tahun, dimulai 2015-2019.

2. Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini yaitu seluruh produsen

makanan

dan minuman yang mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia, dengan

menggunakan metode target sample. Gunakan metode purpose sampling

untuk memilih sampel berdasarkan penerapan karakteristik sampel dan

kriteria pemilihan sampel yang ditentukan.

3. Variabel bebas yang digunakan meliputi profitabilitas dan ukuran

perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan dua indikator,

yaitu: Return on Assets (ROA), yang merupakan ukuran perusahaan.

Variabel terikat adalah nilai perusahaan, dan variabel moderator adalah

indikator CSR menurut Global Reporting Initiative edisi keempat (empat).

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan di tersebut, dapat diketahui tujuan dari

penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah Corporate Social Responsibility (CSR) akan

memoderasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

1|Indonesia Banking School


1.4.2 Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa membawa manfaat untuk banyak

pihak, diantaranya:

a. Manfaat Akademisi

Diharapkan bisa mendapatkan wawasan serta informasi mengenai

pengaruh profitabilitas dengan nilai perusahaan dan pelaksanaan CSR

sebagai variable moderasi perusahaan subsektor food & beverage di Bursa

Efek Jakarta untuk tahun 2015 - 2019 dan penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktisi

1. Bagi Perusahaan

Harapan dari penelitian ini bisa dipakai untuk bahan pertimbangan

memperbaiki atau meningkatkan kemampuan perusahaan.

2. Bagi Investor

Harapan dari penelitian ini bisa membantu investor dalam memberi

pengetahuan mengenai perubahan harga saham setiap tahunnya terhadap

nilai perusahaan serta pengungkapan CSR berdasarkan manajemen

perusahaan yang bagus, diharapkan dapat menunjang analisis,

memastikan serta mengambil keputusan penanaman modal yang bagus

serta mendapatkan hasil yang diharapkan.

3. Bagi Pemerintah

Diharapkan dari hasil penelitian bisa memberikan bukti empiris

mengenai efektivitas peraturan atas Pemenuhan kewajiban tanggung

jawab sosial perusahaan khususnya yang berhubungan dengan

1|Indonesia Banking School


kelestarian lingkungan diatur oleh peraturan perundang-undangan di

Indonesia, seperti: UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

serta Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Pasal 1 angka 3 tentang

Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas bahwa

Perusahaan berkomitmen berpartisipasi untuk pembangunan ekonomi

berkelanjutan agar meningkatkan kualitas hidup serta lingkungan, yang

memiliki manfaat untuk perusahaan, komunitas lokal serta seluruh

warga.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini memberikan penjelasan terkait landasan teori yang berkaitan dengan topik

penelitian, kemudian terdapat penelitian sebelumnya sebagai acuan serta

perbandingan dengan penelitian ini, kerangka pemikiran maka disusunlah

hipotesis penelitian yang berhubungan dengan tema masalah.

BAB III Metode Penelitian

1|Indonesia Banking School


Bab ini membahasa objek penelitian, desain penelitian yaitu jenis serta sumber

data yang dipakai penulis, metode pengambilan sampel ada 2 macam yaitu

populasi, sampel data, Identifikasi variabel yang relevan, variabel operasional dan

pengukuran, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang dipakai oleh

peneliti.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini membahas Deskripsi topik penelitian serta analisa data menggunakan

analisa regresi linear berganda, serta pembahasannya.

BAB V Penutup

Bab ini membahas berkaitan simpulan, Saran dan keterbatasan penelitian akan

diberikan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pesinyalan ( Signalling Theory )

Menurut (Brigham & Houston, 2001, p. 36) Teori sinyal menyatakan

bahwa sinyal atau petunjuk merupakan kegiatan yang dilakukan manajer

perusahaan, memberikan penjelasan kepada pemilik modal berkaitan dengan cara

1|Indonesia Banking School


pengelola manajemen melihat masa depan perusahaan. Teori tersebut

menyarankan pemilik modal untuk bisa memcari perbedaan perusahaan bernilai

besar dari perusahaan bernilai kecil (Brigham & Houston, 2013, p. 31).

Akibat asimetri informasi, perusahaan terdorong untuk memberikan

informasi dengan cara meningkatkan nilai. Dengan cara memberikan sinyal ke

pada pihak luar. Sinyal tersebut adalah informasi yang menunjukkan bahwa

perusahaan A lebih bagus dari perusahaan B. Sinyal bisa berupa data terpercaya

terkait masa depan perusahaan.

Pemakai laporan finansial khususnya investor menginginkan data analisis

resiko dari tiap perusahaan. perusahaan yang bagus selalu mempublikasikan

informasi finansial dengan cara terbuka, serta diungkapkan secara tulus. Data

yang diperlihatkan dalam bentuk pemberitahuan diduga sebagai sinyal bagi

penyandang dana untuk mengambil keputusan penanaman modal. Jika

informasinya positif, pasar memberikan reaksi terhadap pengumuman itu,

sehingga terjadi perubahan dalam pasar terkait volume perdagangan saham (Agus

R. Sartono, 2010).

Teori sinyal di studi ilmiah ini dipakai dalam rangka memberikan

kejelasan tentang prinsip-prinsip dasar hubungan antara profitabilitas, tanggung

jawab sosial perusahaan serta nilai perusahaan. Menurut teori sinyal, perusahaan

bisa memberikan peningkatan nilai perusahaan dengan menggambarkan sinyal

dalam laporan keuangan tiap tahunnya. Dengan banyaknya berita baik (good

news) dalam laporan laba perusahaan dan CSR, maka kemampuan perusahaan

dimasa depan akan semakin baik. Hal ini diakibatkan perusahaan saat ini tak

1|Indonesia Banking School


hanya menjadikan keuntungan sebagai kepentingan utama, namun tanggung

jawab sosial masyarakat dan ekosistem lingkungan juga menjadi kepentingan

utama lainnya. Karena hal ini membuat investor menerima sinyal positif untuk

melakukan penanaman modal, karena perusahaan memiliki citra baik dimata

penyandang dana, dengan bukti peningkatan perdagangan saham yang artinya

terjadi kenaikan nilai saham dan nilai perusahaan.

2.1.2 Nilai Perusahaan

Salah satu tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai

perusahaan. Menurut Wiwi Idawati (2017) dalam Jurnal yang berjudul Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Makanan

Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.

Bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham terbentuk atas permintaan dan

penawaran investor akan saham perusahaan, sehingga harga saham dapat

dijadikan proksi nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan menggambarkan

kualitas manajemen dalam mengelola perusahaan, yang dapat dianalisa melalui

perhitungan performa finansial perusahaan,. Kenaikan nilai suatu perusahaan

dicirikan dengan kenaikan nilai saham pasar. Ada banyak rasio yang bisa

menghitung value pasar suatu perusahaan, salah satunya adalah Tobin's Q.

Tobin’s Q pertama kali diperkenalkan oleh Nicholas Kardor (1966) dalam

artikelnya “Marginal Productivity and the Macro-Economic Theory of

Distribution: Comment on Samuelson and Modigliani”. Perusahaan dengan

1|Indonesia Banking School


Tobin’s Q > 1,00 akan menghasilkan rate of return yang lebih tinggi dibandingkan

dengan yang dikeluarkan oleh biaya aktiva. Selain itu Tobin’s Q tidak hanya

memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi dapat melihat sejauh

mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan Tobin’s Q sebagai indikator penelitian karena dapat dinilai melalui

seberapa efektif perusahaan menggunakan aset dan kewajibannya untuk

mendapatkan keuntungan. Sehingga dapat menggambarkan kinerja perusahaan

secara keseluruhan dan dapat melihat reaksi pasar terhadap perusahaan (Mahmoud

Ibrahim, 2017) dan rumusnya yaitu :

2.1.3 Profitabilitas

Daya tarik yang paling utama untuk penyandang dana yaitu profitabilitas.

Profitabilitas adalah hasil yang didapat lewat upaya pengelola untuk berinvestasi

pada pemilik perusahaan. Konsep profitabilitas menurut (Sudana, 2011, p. 22):

“Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Tobin’s
keuntungan lewat penggunaan Q = EMV
sumber +DEBT
daya seperti aset , modal, atau penjualan.
Total Asset
Secara umum, aspek profitabilitas berhubungan secara kausalitas dengan

nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan secara konseptual bisa diartikan sebagai

value yang dibentuk lewat harga saham yang diperdagangkan pasar modal.

Hubungan sebab akibat ini menggambarkan jika kemampuan pengelola

perusahaan bisa diukur dengan aspek profitabilitas yang bagus, akan berdampak

baik dengan pengambilan ketentuan oleh penyandang dana di pasar modal dalam

1|Indonesia Banking School


wujud pelibatan modal, dan hutang yang berakibat pada kreditur. pengambilan

ketentuan pembiayaan perusahaan (Harmono, 2014) .

Rasio keuntungan juga berlaku untuk pihak di luar perusahaan, utamanya

pihak yang berhubungan dan berkepentingan berkaitan perusahaan. Menurut

(Kahsmir, 2015) tujuan dari pemakaian profitabilitas untuk perusahaan dan bagian

eksternal perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Mengukur keuntungan yang diperoleh dalam jangka waktu yang telah

ditentukan.

2. Evaluasi status keuntungan perusahaan tahun kemarin dan tahun sekarang.

3. Evaluasi pertumbuhan keuntungan selama periode tertentu.

4. Mengevaluasi keuntungan bersih setelah pajak dengan dana sendiri.

5. Menghitung efisiensi produksi seluruh finansial perusahaan, termasuk dana

pinjaman dan milik sendiri.

Tergantung pada keinginan yang ingin diwujudkan, terdapat jenis-jenis

profitabilitas yang bisa dipakai. Rasio laba dipakai guna menngetahui perusahaan

untuk mendapatkan keuntungan, investor dapat menggunakan rasio ini agar dapat

memahami level returnnya. Rasio profitabilitas sering digunakan yakni

diantaranya Return On Assets (ROA), Return On Investment (ROI), Return On

Equity (ROE), gross profit margin dan net profit margin (GPM dan NPM).

Perusahaan bisa memakai rasio laba seluruhnya / hanya sebagian jenis rasio laba.

Pemakaian rasio parsial memiliki arti perusahaan memakai jenis rasio tertentu

yang dapat dipahami (Hery, 2018). Rasio yang mengukur profitabilitas yaitu

Return on Assets (ROA), Menurut Hanafi dan Halim (2016, p. 81-82). Rasio ini

1|Indonesia Banking School


mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat

aset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (Return On Investment).

Rasio ini bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROA = LABA BERSIH


TOTAL ASET

2.1.4 Corporate Social Responsibility

CSR merupakan komitmen secara sustainable oleh korporasi agar

berkontribusi dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat (Untung, 2014, p.

3). Perusahaan dituntut untuk fokus pada kepentingan pemangku kepentingan

perusahaan, membuat added value dari produk dan layanan bagi pemangku

kepentingan, dan menjaga keberlanjutan nilai tambah.

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD),

mendeskripsikan CSR sebagai tindakan perusahaan yang memiliki tujuan

mensejahterakan perekonomian sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegawai

serta masyarakat luas. Menurut kalangan peneliti CSR adalah dimensi sosial etika

bisnis dan aktivitas bisnis. Sehingga tanggung jawab perusahaan terhadap

kehidupan sosial masyarakat menjadi upaya nyata entitas perusahaan, yang

bertujuan untuk mengurangi dampak negatif operasinya dengan semua

stakeholder di bidang finansial, komunitas masyarakat dan ekosistem

sekelilingnya, serta meningkatkan dampak positifnya untuk menuju goals

sustainable development.

Oleh karena itu, bisa disimpulkan berkaitan dengan konsep CSR

1|Indonesia Banking School


merupakan komitmen yang dibuat oleh suatu organisasi atau perusahaan sebagai

pelaku bisnis dalam bentuk perilaku yang bertanggung jawab, berkontribusi pada

peningkatan ekonomi yang berkelanjutan, dan mempertimbangkan stakeholder

yang selaras dengan undang undang yang diberlakukan.

Sustainability report adalah laporan yang diterbitkan oleh sebuah

perusahaan atau organisasi tentang dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang

disebabkan oleh aktivitas sehari-hari. (GRI-G4). Saat ini implementasi

sustainability report di Indonesia didukung oleh aturan pemerintah seperti

Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) nomor 40 tahun 2007.

Menurut (John Elkington, 1970) CSR termasuk dalam 3 (tiga) titik fokus

model triple bottom line, yakni people, planet, dan profit. Dari konsep ini,

sustainable development berhubungan dengan kegiatan CSR kegiatan ini meliputi

tiga peraturan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan

lingkungan. Tujuan CSR adalah agar kegiatan bisnis dan budaya perusahaan

sebagai budaya berkelanjutan dalam 3 (tiga) dimensi sebagai berikut :

1. Dimensi ekonomi, termasuk memahami dampak ekonomi lewat kegiatan

usaha. Ruang lingkup ekonomi pembangunan berkelanjutan patut

mempertimbangkan akibat langsung serta tidak langsung dari aktivitas usaha

perusahaan di lokasi operasi perusahaan serta pemangku kepentingannya.

2. Dimensi sosial, mengacu pada tanggung jawab atas dampak sosial yang

langsung dihasilkan oleh operasi perusahaan. Aspek sosial meliputi karyawan,

komunitas internal perusahaan, konsumen dan pemangku kepentingan.

1|Indonesia Banking School


3. Dimensi ekologi lingkungan, dampak lingkungan terhadap kegiatan usaha

perusahaan pada umumnya bersifat negatif, contohnya eksploitasi sumber daya

alam secara berlebih, kadang-kadang menimbulkan bencana alam, pencemaran,

climate change (perubahan iklim) , dan perusakan hutan. Johnson & Johnson

dalam Nor Hadi (2014) menjelaskan kegiatan CSR perusahaan disebut

tanggung jawab sosial perusahaan, mengacu kepada tanggung jawab sosial

perusahaan berkaitan dengan sebuah perusahaan yang mengatur berjalannya

aktivitas bisnis untuk memberikan akibat baik menyeluruh untuk komunitas

warga dan lingkungan.

Global Reporting Initiative (GRI), yang merupakan panduan pelaporan

perusahaan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang 25 digagas oleh

PBB lewat Coalition for Environmental Economies (CERES) dan (UNEP) pada

tahun 1997. GRI merupakan organisasi non-profit yang mempromosikan

keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan. GRI menyediakan kerangka

pelaporan keberlanjutan yang komprehensif bagi semua perusahaan dan

organisasi yang banyak digunakan diseluruh dunia. Pedoman pengungkapan GRI

terdiri dari G3, G3.1, dan G4. G3 atau yang sering dikenal dengan G 3.0

merupakan versi awal dari pedoman GRI yang terdiri dari 79 indikator dan

merupakan pedoman yang sering digunakan sampai saat ini. G3.1 merupakan

versi pengembangan dari G3 yang didalamnya terkandung 84 indikator termasuk

79 indikator yang digunakan sebelumnya pada G3 dengan beberapa perubahan

dan tambahan-tambahan lainnya yang dinilai lebih menyempurnakan pedoman

GRI. G4 merupakan pedoman terbaru yang memiliki 91 indikator.

1|Indonesia Banking School


Item-item pengungkapan sustainability report yang dimaksud disini

tentang CSR dapat diukur dengan menggunakan Sustainability Report Disclosure

Index (SRDI), yang diungkapkan dalam Global Reporting Initiative (GRI).

Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika suatu item

diungkapkan, dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor

pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total

skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan pengungkapan sustainability

repot adalah sebagai berikut:

CSRDIj = ΣXij x 100%


nj

2.2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya merupakan penelitian tentang kemampuan

keuangan serta nilai perusahaan, serta memakai pengungkapan CSR untuk

variabel moderasi. Hal ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai bahan referensi.

(Alien Akmalia, Kevin Dio dan Nurul Hesty, 2017) melakukan proyek berjudul

“Pengaruh Kemampuan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan, dengan Variabel

Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai

Moderating (Perusahaan Manufaktur BEI 2010-2015) Penelitian Empiris

"Periode" menunjukkan bahwa kemampuan finansial berdampak pada nilai

perusahaan, kegiatan CSR serta manajemen perusahaan yang baik tidak bisa

mengurangi dampak performa finansial kepada nilai perusahaan.

(Ega Wibi Prakoso dan Darsono, 2016) membuat studi ilmiah berjudul

1|Indonesia Banking School


“Pengaruh Kemampuan Keuangan dengan Corporate Social Responsibility dan

Kepemilikan Manajemen menjadi Variabel Moderating Terhadap Nilai

Perusahaan”, menunjukkan bahwa kemampuan keuangan (ROA) memberi

pengaruh besar kepada nilai perusahaan. Kegiatan CSR dapat meningkatkan

dampak ROA kepada nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan saham manajemen

tidak dapat meningkatkan dampak ROA kepada nilai perusahaan.

(Sigit Hermawan dan Afiyah Nurul Maf'ulah, 2014) melakukan penelitian

berjudul “Pengaruh Kemampuan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan

Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating” dan menunjukkan

variabel kemampuan keuangan (ROA) bagian dari nilai perusahaan Tidak

memiliki akibat yang besar. Selain itu, beberapa variabel CSR perusahaan dapat

menyesuaikan jalinan kemampaun finansial dan nilai perusahaan.

(Enggar Nursasi, 2020) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kemampuan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan sebagai Variabel Pemoderasi”, dan memperlihatkan variabel

kemampuan finansial secara statistik berakibat baik dan besar kepada nilai

perusahaan. Pada saat yang sama, tanggung jawab sosial perusahaan juga telah

terbukti secara statistik memiliki efek regulasi kurang baik kepada nilai

perusahaan.

Rangkuman penelitian sebelumnya dapat dilihat di tabel berikut.

TABEL 2.1

TABEL PENELITIAN TERDAHULU

Judul, Nama Variabel Sampel dan Hasil Penelitian

Penelitian dan Negara

1|Indonesia Banking School


Tahun
1. Hamidah H., Dependen : Nilai Perusahaan Bahwa Inflasi dan Suku bunga

Hartini H., & Perusahaan sektor properti BI secara parsial berpengaruh

Mardiyati U., Independen : Inflasi, yang terdaftar di negatif tidak signifikan terhadap

(2015) Suku Bunga, Bursa Efek Nilai perusahaan. ROA dan DER

Profitabilitas, Risiko Indonesia (BEI) secara parsial berpengaruh

Finansial periode 2011- positif dan signifikan terhadap

2013. Nilai perusahaan.

2. Bayu Irfandi Dependen : Nilai Perusahaan Hasil analisis diketahui bahwa

Wijaya & I.B Perusahaan sektor property, kebijakan dividen memperkuat

Panji Sedana Independen real estate & pengaruh Profitabilitas terhadap

(2015). :Profitabilitas building nilai perusahaan dan kesempatan

Moderasi :Kebijakan construction investasi memperkuat pengaruh

Deviden dan yang terdaftar profitabilitasterhadap nilai

Kesempatan Investasi. dalam Bursa perusahaan.

Efek Indonesia

(BEI) periode

2008 – 2012.

3. Dewi Dependen : Nilai Perusahaan Hasil penelitian menunjukkan

Yunitasari & Perusahaan property dan bahwa :

Maswar Patuh Independen : real estate yang (1) Keputusan investasi

Priyadi Keputusan Investasi, membagikan berpengaruh signifikan terhadap

(2014). KeputusanPendanaan, dividen berturut nilai perusahaan dan

  Kebijakan Dividen, dan – turut tahun menunjukkan hubungan searah.

Tingkat Suku Bunga. 2009 – 2012. (2) Keputusan pendanaan

    berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan namun koefisien

1|Indonesia Banking School


negatif menunjukkan hubungan

tidak searah.

(3) Kebijakan dividen

berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan namun koefisien

negatif menunjukkan hubungan

tidak searah.

(4) Tingkat suku bunga tidak

berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan namun

koefisien negatif menunjukkan

hubungan tidak searah.

4. Aisyatul Dependen : Nilai Perusahaan Bahwa Return On Aseets (ROA)

Munawaroh & Perusahaan manufaktur yang berpengaruh negatif signifikan

Maswar Patuh Independen : ROA, terdaftar di BEI terhadap nilai perusahaan, Return

Priyadi (2014). ROE , NPM tahun 2009 – On Equity (ROE) dan Net Profit

Moderasi : CSR 2012 Margin(NPM) berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai

perusahaan, variabel Corporate

Social Responsibility tidak

mampu mempengaruhi hubungan

antara Return On Aseets (ROA)

dan Net Profit Margin (NPM)

terhadap nilai perusahaan,

sedangkan variabel Corporate

Social Responsibility mampu

mempengaruhi hubungan antara

1|Indonesia Banking School


Return On Equity (ROE)

terhadap nilai perusahaan. 

5. Sari R.A. I & Dependen : Nilai Perusahaan Hasil penelitian uji kesesuaian

Priyadi M.P Perusahaan manufaktur yang model menunjukan bahwa

(2016). Independen : terdaftar di BEI leverage, profitabilitas, size, dan

Leverage, tahun 2011 – growth opportunity secara

Profitabilitas, Size dan 2015 bersama-sama berpengaruh

Growth Opportunity terhadap nilai perusahaan. Hasil

pengujian secara parsial

menunjukan bahwa variabel

leverage berpengaruh negatif

terhadap nilai perusahaan.

Sedangkan profitabilitas, size,

dan growth opportunity

berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

6. Tri Wahyuni, Dependen : Nilai Perusahaan Bahwa Keputusan Investasi

Endang Perusahaan sector property, (PER), Ukuran dan Profitabilitas

Ernawati, Independen : real estate & berpengaruh positif signifikan

Werner Keputusan Investasi, building terhadap Nilai

R.Murhadi Keputusan Pendanaan, construction Perusahaan.Variabel Keputusan

(2013). Kebijakan Dividen, yang terdaftar di Pembiayaan(DER)berpengaruh

Profitabilitas, BEI periode negatif signifikan terhadap Nilai

Kepemilikan 2008 - 2012 Perusahaan. Selanjutnya

Institusional Kebijakan Dividen berpengaruh

1|Indonesia Banking School


positif tidak signifikan terhadap

Nilai Perusahaan. Kepemilikan

Institusi berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap Nilai

Perusahaan.

7. Widuri Dependen : firm value The samples are This study found no significant

Kurniasari dan Independen : CSR & all manufacturer relationship between CSR to firm

Yusni Profitability. companies that value but there were positive

Warastuti   listed in SRI- significant profitability to firm

(2015). KEHATI Index value.

by using control

KEHATI Index)

from 2009 –

2010.

8. M. Ircham, Dependen : Harga Perusahaan Bahwa ROE, EPS, DAR, DER

S.R Handayani Saham Makanan dan secara simultan memiliki

dan M. Saifi Independen : DER, Minuman yang pengaruh signifikan terhadap

(2014). DAR, EPS & ROE. terdaftar di harga saham. Secara parsial DER,

Bursa Efek DAR dan EPS memiliki pengaruh

Indonesia Tahun positif terhadap harga saham,

2009-2012. sedangkan ROE berpengaruh

negatif terhadap harga saham.

Dan EPS memiliki pengaruh

dominan terhadap harga saham.

9. M. Nico Dependen : Corporate Perusahaan- Bahwa Profitabilitas yang

Santana (2012). Social Responsibility perusahaan diproksikan dengan Net Profit

1|Indonesia Banking School


Independen : NPM, manufaktur yang Margin (NPM), Return On

ROI & EPS. terdaftar di Investment (ROI) dan Earning

Bursa Efek Per Share (EPS) secara bersama-

Indonesia sama memiliki kemampuanuntuk

selama periode mempengaruhi tingkat CSR

2007 – 2010 perusahaan manufaktur

10. Armi Dependen : Nilai Pengujian Bahwa pengungkapan good

Sulton Fauzi, Perusahaan dilakukan pada corporate governance, corporate

Ni Ketut Independen : GCG, 45 perusahaan social responsibility dan ROA

Suransi dan CSR & ROA manufaktur berpengaruh terhadap nilai

Alamsyah sektor dasar dan perusahaan, secara parsial

(2016). kimia pada variabel CSR berpengaruh

tahun 2012 dan terhadap nilai perusahaan,

2013 variabel GCG menunjukan

berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan, variabel ROA

tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, variabel interaksi

ROA terhadap CSR berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan

yang berarti ROA merupakan

variabel pemoderasi yang

memperlemah hubungan CSR

terhadap nilai perushaan, variabel

interaksi

ROAterhadapGCGberpengaruh

signifikan terhadap nilai

1|Indonesia Banking School


perusahaan yang berarti ROA

merupakan variabel pemoderasi

yang memperkuat hubungan

GCG terhadap nilai perusahaan.

11. Sigit Dependen : Nilai Perusahaan Secara parsial variable kinerja

Hermawan & Perusahaan subsektor keuangan (ROA) tidak

Afiyah N. Independen : Kinerja makanan dan berpengaruh secara signifikan

Maf’ulah Keuangan minuman yang terhadap nilai perusahaan.

(2014) Moderasi : CSR terdafar di Bursa Selanjutnya CSR mampu

Efek Indonesia memoderasi hubungan kinerja

(BEI) selama keuangan terhadap nilai

kurun waktu perusahaan

2009 - 2010.

12. Muh.Azam, Dependent : CSR & The data used in The results show that the

Javed Akhtar, Dividend distribution this study were profitability of firms has a

Syed Amir Ali Independent : Firm collected the significant impact on

and Kamran Profitablity annual financial shareholders dividends in both

Mohy (2019) Moderator : Shariah reports of 74 Shariah an non-Shariah firms.

compliance Pakistans listed Furthermore, the relationship

companies over between firm profitability and

2012 - 2016 CSR is stronger for non-Shariah-

compliant firms than Shariah-

compliant firms.

1|Indonesia Banking School


13. Ida Bagus Dependent : This population In Indonesia, corporate

A.P., Solimun Corp.value of this study was governance and corporate

S., Adji A., & Independent : all companies profitability have a significant

Sri M.R. (2020) Corp.governent & listed in and positive effect on CSR

Corp.profitability Indonesia, China disclosure. Similarly, CSR

Moderasi : CSR and India Stock disclosure and corporate

disclosure Exchange in profitability have a significant

2013 – 2016. and positive impact on corporate

value. Corporate governance

indirectly influences corporate

value, through mediation CSR

disclosure. In China, corporate

governance and corporate

profitability have a significant

and positive effect on CSR

disclosure. Similarly, CSR

disclosure and corporate

governance have a significant and

positive impact on corporate

value. Corporate profitability

indirectly affects corporate value,

through mediation CSR

disclosure. In India, corporate

governance and corporate

profitability have a significant

and positive effect on CSR

disclosure. The same thing is

seen that CSR disclosure has a

1|Indonesia Banking School


significant and positive effect on

corporate value. Corporate

governance and corporate

profitability influence indirectly

corporate value, through

mediation CSR disclosure.


14. Kamaliah Dependent : The population From the results of this study, it

(2020) Corp.governance of this study was can be concluded that corporate

Independent : all companies governance does not have any

Profitability listed in the effect on CSR disclosure,

Moderasi : CSR LQ45 Index profitability of company has an

disclosure Group in the effect on CSR disclosure, CSR

Indonesia Stock disclosure has an effect on firm

Exchange in value. In addition, CSR disclosure

2013 – 2014. does not mediate the effect of on

firm value. These results showed

that corporate governance can have

an effect on firm value directly,

and there is no role of CSR

disclosure in mediating the effect

of corporate governance on firm

value, and profitability of company

has an effect on firm value through

CSR disclosure

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka teoritis adalah dasar dari semua proyek penelitian. Kerangka

teori menjelaskan hubungan variabel, menjabarkan teori untuk menekankan

1|Indonesia Banking School


hubungan, serta menjelaskan sifat dan arah hubungan (Sekaran, 2011, hlm. 128).

Sementara itu, dalam (Sugiyono, 2012, hlm. 93), kerangka mental adalah model

konseptual cara teori berkaitan dengan beragam aspek yang telah diteliti sebagai

isu strategis.

Tujuan studi ilmiah ini untuk mempelajari profitabilitas dan nilai

perusahaan yang menggunakan CSR untukvariabel moderasi pengungkapan di

BEI dari tahun 2015 hingga 2019.

2.3.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Return on assets (ROA) dipakai untuk mengetahui sejauh mana pendanaan

yang sudah diinvestasikan bisa membagikan return on laba yang diharapkan, serta

penannaman modal itu adalah aset yang diletakkan oleh perusahaan (Horne &

Wachowicz, 2012, p .180). ROA merupakan ukuran profitabilitas atau rasio

keuntungan suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Makin besar ROA

maka Makin besar pula keuntungan perusahaan. ROA adalah perbandingan

keuntungan bersih dan seluruh aset. ROA mempengaruhi valuasi perusahaan.

Rasio ROA yang besar memberikan sinyal yang tinggi kepada pemilik modal,

dengan harapan harga saham akan naik, mencerminkan tingginya nilai

perusahaan. Setiap ROA meningkat nilai perusahaan juga meningkat. Hal tersebut

menandakan pertumbuhan laba perusahaan mengundang calon penyandang dana

membeli saham perusahaan yang membuat nilai perusahaan meningkat. Studi

ilmiah ini selaras dengan studi ilmiah dari (Dewi dan Tarnia, 2011) mereka

mendapatkan temuan jika ROA memberi pengaruh baik dan signifikan terhadap

1|Indonesia Banking School


nilai perusahaan. Selain itu, studi ilmiah ini bertentangan dengan studi ilmiah

yang dilakukan (Hermawan dan Mafulah, 2014) menunjukkan ROA tidak

memberikan pengaruh besar kepada nilai perusahaan.

2.3.2 Peran CSR dalam memoderasi Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan

CSR sebagai variabel moderasi telah banyak dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, namun hasil penelitian tersebut memberikan hasil yang bias karena

penelitian sebelumnya menggunakan variabel CSR tersebut dengan

menggabungkan ketiga aspek yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Penelitian

ini berbeda dengan penelitian lainnya, yaitu penelitian ini menggunakan CSR

sebagai variabel moderasi dengan membagi variabel CSR menjadi tiga variabel

berdasarkan Global Reporting Index (GRI) yaitu CSR aspek ekonomi,

lingkungandan sosial. CSR aspek ekonomi mencerminkan bagaimana

perusahaan mampu menghasilkan dan mendistribusikan, serta meningkatkan

nilai ekonomi sehingga berdampak pada keadaan ekonomi bagi masyarakat.

CSR aspek lingkungan mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap

dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. CSR

aspek sosial menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan yang berdampak

pada kesehatan dan keselamatan karyawan serta masyakat lokal.

Untuk CSR, nilai perusahaan kurang baik, yang tercermin dari harga

saham relatif murah serta banyaknya penjualan saham perusahaan rendah. Studi

dilakukan oleh (Hermawan dan Maf'ulah, 2014). Hal ini menggambarkan

sebagian interaksi antara variabel return on assets dan distribusi biaya CSR

1|Indonesia Banking School


berpengaruh signifikan kepada nilai perusahaan. Yang berarti variabel alokasi

biaya CSR dapat menyesuaikan variabel return on assets dengan nilai perusahaan.

Tanggung jawab sosial perusahaan bisa mengkonstruksi hubungan baik antara

perusahaan dan komunitas sosial disekitar.

Dari penjelasan tersebut, kerangka berpikir penelitian tersebut yaitu:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Data Olahan Penulis, 2021

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas mengacu pada pemasukan dikurangi pengeluaran serta

kerugian di periode pelaporan. Analisis profitabilitas penting untuk kreditur

maupun penyandang dana. untuk kreditur, keuntungan adalah sumber pembayaran

bunga serta pokok. Untuk penyandang dana ekuitas, keuntungan adalah indicator

yang menentukan perubahan nilai surat berharga. Bagi perusahaan, yang

terpenting adalah bagaimana keuntungan memaksimalkan keuntungan

penyandang dana, bukan besaran keuntungan perusahaan (Dewi & Wirajaya,

1|Indonesia Banking School


2013). Rasio dipakai untuk tingkat profitabilitas bisa menghitung efektivitas tata

kelola secara komprehensif, diperkirakan dengan ukuran tingkat keuntungan yang

terkait penjualan dan investasi. Makin besar rasio laba, makin menunjukkan

kapabilitas perusahaan dalam memperoleh laba yang tinggi, yang tentunya

mempengaruhi harga jual saham tersebut. Tingginya nilai jual saham membuat

nilai perusahaan juga akan tinggi (Hamidah et al., 2015).

Tingginya keuntungan pemegang saham dapat dijelaskan dengan tingginya

profitabilitas perusahaan. Makin besar laba maka makin besar kemampuan

perusahaan membayar deviden yang berakibat meningkatnya nilai perusahaan.

Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan

modal pada perusahaan tersebut (Dewi & Wirajaya, 2013). Dan makin tinggi

profitabilitas perusahaan maka semakin baik kemampuan perusahaan itu, dan nilai

perusahaan meningkat. (Sucuahi & Cambarihan, 2016).

Profitabilitas memiliki akibat baik kepada nilai perusahaan, hal ini

disebabkan penyandang saham tertarik dengan perusahaan dengan dengan tingkat

profitabilitas tinggi, sehingga memperbanyak minat investasinya pada perusahaan,

serta mengakibatkan peningkatan nilai perusahaan. Hal ini didukung oleh

penelitian sebelumnya (Hamidah et al., 2015) dan (Dewi & Wirajaya, 2013), yang

menunjukkan profitabilitas memiliki pengaruh positif serta signifikan kepada nilai

perusahaan. Namun hasil penelitian lain menunjukkan profitabilitas tidak

memberikan pengaruh kepada nilai perusahaan (Moniaga, 2013). Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

1|Indonesia Banking School


2.4.2 Pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility memoderasi

profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Semakin baik pertumbuhan profitabilitas berarti prospek perusahaan di

masa depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai

perusahaan dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat

(Jogiyanto, 2013, p.317). Kegiatan CSR sendiri merupakan bagian dari tata

kelola perusahaan yang baik. Pada saat masyarakat yang menjadi pelanggan

memiliki penilaian yang positif terhadap perusahaan, maka merekaakan loyal

terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini akan mampu menaikkan citra

perusahaan yang direfleksikan melalui harga saham yang akan meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2011), Hidayansyah (2015) dan

Munawaroh (2014) mendapatkan hasil bahwa CSR mampu memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Didasarkan pada teori dan

penjelasan di atas, hipotesis kedua yang dapat diajukan oleh penelitian ini adalah

sebagai berikut:

H2 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) akan memoderasi

profitabilitas terhadap nilai perusahaan

1|Indonesia Banking School


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh hubungan

profitabilitas dan nilai perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai variabel pemoderasi. Peneliti menunjuk objek

penelitian terhadap perusahaan yang teregistrasi pada BEI atau lebih dikenal

sebagai Bursa Efek Indonesia yang masuk ke dalam industri sub sektor makanan

dan minuman dalam jangka waktu tahun 2015-2019. Berdasarkan rekomendasi

penelitian sebelumnya, data tahun ini memakai data tahun terbaru, dan disarankan

menggunakan tahun terakhir disesuaikan dengan keadaan perekonomian di

Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sebagai objek penelitian, peneliti mengambil

sampel perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman karena

investor masih menaruh uangnya ke dalam industri tersebut dan masih memiliki

potensi pasar yang sangat luas meskipun dengan tingkat persaingan yang tinggi.

Karena manusia juga memiliki kebutuhan utama yang didasarkan pada makanan

dan minuman. Seiring bertambahnya populasi negara, demikian pula permintaan

akan makanan dan minuman.

Pengujian ini menggunakan data sekunder. Kemudian mengolah data

tersebut untuk mendapatkan informasi yang bisa digunakan sebagai jawaban atas

1|Indonesia Banking School


hipotesis yang telah dibangun sebelumnya.

3.2 Desain Penelitian

Data sekunder yang dipakai dalam penelitian berjenis kuantitatif yang

diukur menggunakan skala numerik. Laporan keuangan tahunan yang diambil

untuk penelitian ini bisa diakses secara resmi dari www.idx.co.id yaitu situs

resminya BEI dan dari situs resmi perusahaan makanan dan minuman. Dalam

laporan keuangan tahunan, data tertentu berguna untuk menilai variabel di dalam

penelitian ini.

Proses pengumpulan data melalui membaca buku teks wajib, jurnal terkait

dan sumber lain yang dapat digunakan untuk memberikan masukan bagi penulis

untuk menganalisis data.

3.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive sample, yakni

teknik pengambilan sampel dengan sifat dan karakter-kareakter ditentukan oleh

peneliti, kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2012). Kriteria yang dipakai antara

lain:

1. Perusahaan sub industri makanan dan minuman pada BEI antara tahun

2015 hingga 2019.

2. Perusahaan dengan annual report dalam Rupiah (Rp) antara tahun 2015

sampai 2019.

3. Perusahaan pada BEI dan melaporkan kegiatan CSR dalam laporan

tahunan.

1|Indonesia Banking School


Penelitian akan diteliti berdasarkan analisis pengaruh profitabilitas dan

nilai perusahaan terhadap perusahaan yang listed di BEI. Laporan keuangan yang

diterapkan bersumber dari website BEI (www.idx.id) dan dari website perusahaan.

Tabel 3.1

Pemilihan Kriteria Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah


1 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang 15

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara

berturut-turut pada tahun 2015-2019.


2 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang 15

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut

pada tahun 2015-2019 di website Indonesia Stock

Exchange (IDX).
3 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang 15

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami

laba secara berturut-turut pada tahun 2016-2020 di

website Indonesia Stock Exchange (IDX).


Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian 15
Periode Penelitian : 2015 - 2019 5

Sumber: Diolah oleh Penulis

Tabel 3.1 menjelaskan ada 15 (lima belas) sampel perusahaan makanan

dan minuman. Berikut sampel nama-nama perusahaan barang konsumsi yang

digunakan sebagai data penelitian :

Tabel 3.2

1|Indonesia Banking School


Sampel Perusahaan

No Daftar Perusahaan Manufaktur Kode

Subektor Makanan dan Perusahaan

Minuman
1 PT. Tri Banyan Tirta ALTO
2 PT. Wilmar Cahaya Indonesia CEKA
3 PT. Delta Djakarta DLTA
4 PT. Indofood CBP Sukses makmur ICBP
5 PT. Indofood Sukses makmur INDF
6 PT. Multi Bintang Indonesia MLBI
7 PT. Mayora Indah MYOR
8 PT. Prashida Aneka Niaga PSDN
9 PT. Nippon Indosari Corporindo ROTI
10 PT. Sekar Bumi SKBM
11 PT. Sekar Laut SKLT
12 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ

Company
13 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food AISA
14 PT. Siantar Top STTP
15 PT. Bumi Teknokultura Unggul BTEK

Sumber: Data Olahan Penulis (www.idx.co.id)

3.4 Variabel dan Operasional Variabel

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel ini biasanya dinamai variabel output, variabel kriteria, variabel

terpengaruh, dan variabel efek atau juga variabel terikat. Menurut (I Made Indra

P. dan Ika Cahyaningrum, 2019) Variabel dependen adalah variabel yang

terpengaruh variabel bebas. Nilai perusahaan sebagai variabel terikat. Penelitian

ini mengukur nilai perusahaan dilakukan dengan mangadopsi Tobin's Q. Tobin Q

didasarkan pada jumlah nilai pasar dari semua saham yang beredar, nilai pasar

1|Indonesia Banking School


utang (utang) dan nilai semua modal yang diinvestasikan dalam aset produksi

(aset perusahaan). (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010) yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Keterangan:

EMV = Equity Market Value yang diperoleh dari closing price x

outstanding shares

DEBT = Debt yang diperoleh dari (current liabilities –current)

asset) + long term debt

TA = Firm’s assets

Jika nilai yang kurang dari satu ditunjukkan Tobin's Q yang kurang maka

saham tersebut undervalued dan potensi pertumbuhan investasinya rendah. Pada

saat yang sama, jika Tobin's Q sama dengan 1, berarti stok dalam keadaan rata-

rata. Manajemen aset mengalami stagnasi. Potensi pertumbuhan investasi belum

dimanfaatkan. Namun, Jika nilai yang lebih dari satu ditunjukkan Tobin's Q maka

saham tersebut avarage. Manajemen berhasil mengelola aset perusahaan.

Perusahaan memiliki potensi besar untuk berkembang (Sudiyatno dan Puspitasari,

2010).

3.4.2 Variabel Independen

Variabel ini juga dinamai sebagai antecedent, stimulation, prediktor, atau

1|Indonesia Banking School

ROA = LABA BERSIH


TOTAL ASET
dalam Bahasa Indonesia dinamakan variabel bebas. Variabel bebas bertugas

menyebabkan dan mempengaruhi variabel terikat (I Made Indra P. dan Ika

Cahyaningrum, 2019). Variabel independen yang dipakai adalah rasio

profitabilitas, yakni rasio yang mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Menurut

Hanafi dan Halim (2016, p. 81-82). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering

disebut sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

3.4.3 Variable Pemoderasi

Variabel pemoderasi dapat mempengaruhi (meningkatkan dan

melemahkan) kaitan antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,

2012). Jika ada dugaan terdapat variabel lain yang berpengaruh terhadap

hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan dalam pengungkapan CSR

perusahaan maka variabel pemoderasi bisa dipakai.

Penelitian ini menggunakan metode analisis konten, yaitu menskor setiap

item GRI-4 yang terdiri dari 91 item. Indikator GRI dipiih karena merupakan

aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia. Pendekatan untuk

menghitung CSRDI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu item

CSR diberi score 1 jika diungkapkan dan score 0 jika tidak diungkapkan

(Pradipta, 2015). Selanjutnya skor dari setiap item dijumlahkan untuk

memperoleh keseluruhan score untuk setiap perusahaan. Rumus untuk

menghitung pengungkapan CSR sebagai berikut ini:

1|Indonesia Banking School


CSRDIj = ΣXij x 100%
nj

Keterangan:

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan j

nj : Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 91

ΣXij : nilai 1 = jika item y diungkapkan; 0 = jika item y tidak

diungkapkan

Moderasi
Corporate World Business Council CSRDIj = ΣXij x 100% Rasio

Social for Sustainable nj

Responsibility Development (WBCSD)

(CSR) menjelaskan CSR sebagai

suatu tindakan yang

bertolak belakang dengan

normatif perusahaan

dengan memiliki tujuan

guna memperbaiki

peningkatan ekonomi

1|Indonesia Banking School


ataupun kualitas

kehidupan karyawan dan

masyarakat luas..

Tabel 3.3

Operasional Variabel

Variabel Deskripsi Variabel Pengukuran Skala

Dependen
Nilai Nilai perusahaan adalah Rasio
Perusahaan Tobin’s Q = (EMV +
harga yang ditentukan
DEBT) : TA
calon investor jika

perusahaan tersebut

didistribusikan kembali

kepada badan usaha yang

mengeluarkan saham

bursa. Dan harga saham

yang diperdagangkan di

bursa nilai

dariperusahaan

(Husnan, 2014, p.7).


Independen
Profitabilitas Rasio profitabilitas Rasio

adalah rasio yang Return On Asset : Laba

mengevaluasi Bersih

profitabilitas perusahaan. Total

Aset

1|Indonesia Banking School


Rasio juga memberikan

ukuran efektivitas

pengelolaan perusahaan

(Kasmir,

2014, p.196).

1|Indonesia Banking School


3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Teknik Pengolahan Data

Data panel gabungan dari data time series dan cross sectional dalah teknik

mengolah data yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujiannya melalui uji

hipotesis klasik (uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, uji normalitas. Uji

hipotesis menggunakan model uji kelayakan (goodness of fit), uji parsialitas (uji t)

dan uji simultan (uji f) ). Diperlukannya pengujian hipotesis klasik karena untuk

melihat dan menetapkan terpenuhinya semua asumsi yang dibutuhkan, dan untuk

menghindari kebiasan perkiraan, karena regresi tidak bisa digunakan untuk

seluruh data. Software yang digunakan oleh penulis adalah Eviews.

Metode analisis data adalah dengan menganalisis data yang ada secara

langsung. Analisis regresi linier berganda dipakai guna melihat apakah

profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan variabel independen

(CSR) perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan.


(1) Y = α + β₁X₁
Berikut model persamaan regresi di bawah ini:
(2) Y = α + β₁X₁ + β₂Xm + β₃X₁Xm +
e
Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

β₁ - β₃ = Koefisien Regresi

X₁ = Profitabilitas

Xm = Corporate Socail Responsibility

1|Indonesia Banking School


X₁Xm = Interaksi antara Profitabilitas dan CSR

E = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian.

3.5.2 Penentuan Model Regresi

Terdapat tiga pendekatan dalam melakukan

penentuan metode estimasi model regresi dengan

menggunakan data panel antara lain adalah Common

effect, fixed effect dan/atau random effect.

1. Common Effect Model

Common Effect Model adalah metode yang

mengkombinasikan data time series dan cross section.

Teknik kuadrat terkecil (Ordinal Least Square) untuk

mengestimasi model data panel dapat digunakan

dengan menggabungkan kedua jenis data tersebut. Kita

dapat mengasumsikan bahwa perilaku data antar

1|Indonesia Banking School


perusahaan sama dalam rentan waktu, karena

pendekatan ini tidak memerhatikan aspek individu

maupun waktu. Namun asumsi ini jelas sangat

jauh dari realita sebenarnya, karena spesifikasi

antar perusahaan baik dari segi kewilayahan jelas

sangat berbeda.

2. Fixed Effect Model

Metode common effect memiliki kelemahan dalam

menganalisis data panel, sehingga Fixed effect digunakan

untuk mengatasi kelemahan menggunakan metode

common effect terseut. Intercept ataupun slope dihasilkan

dari penggunaan data panel common effect yang tidak

berubah baik antar individu maupun antar waktu, sehingga

dapat diasumsikan penggunaan data panel common effect

adalah tidak realistis. Selain itu, fixed effect model

menambahkan variabel dummy untuk mengestimasi data

panel nya.

3. Random Effect Model

Random effect model menguraikan error akibat

perbedaan karakteristik individu dan waktu

1|Indonesia Banking School


menjadi error dari komponen individu, error untuk

komponen waktu serta error gabungan.

3.5.3 Uji Ketetapan Model

Merupakan tipe data statistik yang menggambarkan variabel yang diteliti. Uji

Kesesuaian menggunakan model Uji Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange

Multiplier adalah untuk melihat kesesuaian korelasi antara ketiga metode dengan

model data panel pada estimasi teknik (Mahulete, 2016):

3.5.3.1 Uji Chow

Diuji untuk menentukan pemodelan data panel yang digunakan

adalah model common effect atau fixed effect. Hipotesis dalam pengujian ini

adalah :

H0 : β1 = 0 {maka digunakan model Common Effect}

H1 : β1 ≠ 0 {maka digunakan model Fixed Effect}

a) Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji chow

adalah sebagai berikut:

b) Jika nilai Probability F > 0,05 artinya H0 diterima; maka model Common

Effect.

c) Jika nilai Probability F < 0,05 artinya H0 ditolak; maka model Fixed

2|Indonesia Banking School


Effect, dilanjut dengan Uji Hausman.

3.5.3.2 Uji Hausman

Uji untuk menentukan model Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis

dalam uji Hausman adalah:

H0 : β1 = 0 {maka digunakan model Random Effect} H1 : β1 ≠ 0 {maka digunakan

model Fixed Effect}

Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji hausman adalah

sebagai berikut:

a) Jika nilai probability Chi-Square > 0,05, maka H0 diterima, yang artinya model

random effect.

b) Jika nilai probability Chi-Square < 0,05, maka H0 ditolak, yang artinya model

fixed effect. 3.

3.5.3.3. Uji Lagrange Multiplier

Uji untuk menentukan model Common Effect Model atau Random Effect

Model. Hipotesis dalam uji Lagrange Multiplier adalah:

H0 : β1 = 0 {maka digunakan model Common Effect} 19

H1 : β1 ≠ 0 {maka digunakan model Random Effect} Uji LM ini didasarkan pada

probability Breusch-Pagan, jika nilai probability Breusch-Pagan kurang dari nilai

alpha maka Ho ditolak yang berarti estimasi yang tepat untuk regresi data panel adalah

3|Indonesia Banking School


model Random Effect dan sebaliknya.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebagai persyaratan statistic yang harus

dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square

(OLS). Beberapa uji asumsi klasik yang digunakan antara lain yaitu : Uji Normalitas,

Heterokedastisitas, dan Autokorelasi yang akan dijelaskan sebagai berikut.

3.5.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan cara melihat nilai

residual dan statistik Jarque-Bera. Statistik Jarque-Bera dapat dirumuskan dalam :

Dimana n adalah jumlah observasi, S adalah Skewness, dan K adalah Kurtosis.

Semakin kecil nilai probabilitas statistik Jarque-Bera (mendekati 0.000) maka model

tidak normal. Apabila nilai probabilitas Jarque-Bera > 0.05 maka model regresi

dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.

3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas melihat apakah model regresi memiliki varians konstan

atau tidak. Heteroskedastisitas terjadi apabila residual dari model yang diamati tidak

memiliki varians yang konstan. Hal ini akan memunculkan salah penaksiran pada

model OLS dan koefisien OLS akan salah. Untuk menguji model apakah terdapat

Heterokedastisitas dapat menggunakan uji White. Uji White dilakukan dengan

4|Indonesia Banking School


melihat nilai Obs*R-squared. Data terkena heteroskedastisitas Apabila semua

variabel independen memiliki nilai Obs*R-squared atau probabilitas Chi-Square <

alpha (α = 0,05).

3.5.4.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi liniear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2009).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi didalam model regresi

antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin – Watson (DW Test).

Uji Durbin – Watson (DW Test)

Kesimpulan Daerah Pengujian


Terdapat autokorelasi positif d < dL
Ragu-ragu dL < d < dU
Tidak terdapat autokorelasi dU < d < 4-dU
Ragu-ragu 4-dU < d < 4-dL
Terdapat autokorelasi negatif 4-dL < d

3.5.5 Metode Pengujian Data

Dalam Modus Eviews dijelaskan beberapa uji yang dilakukan dalam penelitian

menggunakan eviews yaitu :

3.5.5.1 Uji t (Parsial)

5|Indonesia Banking School


Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial,

pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa

variabel independen lain dianggap konstan.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Diterima jika nilai thitung ≤ ttabel atau nilai sig > α (0,05)

- Ditolak jika nilai thitung ≥ ttabel atau nilai sig < α (0,05)

Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang

signifikan.

3.5.5.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian

ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat

di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Diterima jika nilai Fhitung > Ftabel atau nilai sig > α (0,05)

- Ditolak jika nilai Fhitung < Ftabel atau nilai sig < α (0,05)

Jika terjadi penerimaan , maka dapat diartikan tidak berpengaruh

signifikan model regresi berganda yang diperoleh sehingga mengakibatkan

tidak signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel bebas bebas secara

simultan terhadap variabel terikat.

6|Indonesia Banking School


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi objek seluruh perusahaan

manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015 - 2019 sebanyak 15

perusahaan.

Berdasarkan hasil populasi tersebut, peneliti melakukan

pemilihan sampel sesuai dengan kriteria purposive sampling. Hasil

rincian ketentuan pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.1 Penentuan Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Sampel Jumlah


1 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang 15

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara

berturut-turut pada tahun 2015-2019.


2 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang 15

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut

pada tahun 2015-2019 di website Indonesia Stock

Exchange (IDX).

7|Indonesia Banking School


3 Perusahaan sektor makanan dan minuman yang 15

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami

laba secara berturut-turut pada tahun 2016-2020 di

website Indonesia Stock Exchange (IDX).


Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian 15
Periode Penelitian : 2015 - 2019 5
Jumlah sampel selama periode penelitian 75

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan

analisis regresi data panel. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisis variabel penelitian yang terdiri atas mean, standar deviasi,

maksimum, dan minimum. Sementara itu, analisis regresi data panel digunakan

untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

4.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Tobin’s

Q. Sedangkan variabel independen adalah ROA dan CSR sebagai variabel

moderasi. Berikut ini hasil pengujian statistik deskriptif tersaji dalam tabel 4.2:

Tabel 4. 2

Statistik Deskriptif

TOBIN’S Q ROA CSR


Mean 3.839366 0.108233 20.05861
Median 1.704494 0.076360 20.87912
Maximum 60.00629 0.863563 35.16484

8|Indonesia Banking School


Minimum -0.003676 -0.264661 5.494505
Std. Dev. 7.819197 0.174317 7.977842
Skewness 5.427948 2.223670 -0.100065
Kurtosis 37.49322 11.09144 2.010097
Jarque-Bera 4086.353 266.4072 3.187373
Probability 0.000000 0.000000 0.203175
Sum 287.9525 8.117460 1504.396
Sum Sq. Dev. 4524.348 2.248589 4709.802
Observations 75 75 75
Sumber: Data diolah penulis

Dari Tabel 4.2 menunjukan ringkasan statistik yang meliputi mean,

median, maximum, minimum, standar deviasi, skewness dan kurtosis, dari data

Tobin’s Q, ROA dan CSR.

Mean dari data Tobin’s Q adalah sebesar 3,839366, Median dari data

Tobin’s Q adalah sebesar 1,704494, Nilai maksimum dari data Tobin’s Q

adalah 60,00629, Nilai minimum dari data Tobin’s Q adalah -0,003676.

Dengan standar deviasi dapat melihat tingkat penyebaran data (variansi)

Tobin’s Q menyimpang dari rata-rata sebesar 7,819197. Skewness Tobin’s Q

adalah 5,427948 dan kurtosis dari data Tobin’s Q yaitu sebesar 37,49322.

Mean dari data ROA adalah sebesar 0.108233, Median dari data ROA

adalah sebesar  0,076360, Nilai maksimum dari data ROA adalah 0,863563,

Nilai minimum dari data ROA adalah -0,264661. Dengan standar deviasi dapat

melihat tingkat penyebaran data (variansi) ROA menyimpang dari rata-rata

sebesar 0,174317. Skewness ROA adalah 2,223670dan kurtosis dari data ROA

yaitu sebesar 11,09144.

9|Indonesia Banking School


Mean dari data CSR adalah sebesar 20,05861, Median dari data CSR

adalah sebesar 20,87912, Nilai maksimum dari data CSR adalah 35,16484,

Nilai minimum dari data CSR adalah 5,494505. Dengan standar deviasi dapat

melihat tingkat penyebaran data (variansi) CSR menyimpang dari rata-rata

sebesar 7,977842. Skewness CSR adalah -0,100065 dan kurtosis dari data CSR

yaitu sebesar 2,010097.

4.2.2 Analisis Regresi Data Panel

Teknik penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan

menggunakan software EViews 9. Dalam teknik analisis data panel ini terdapat

metode yang dapat di pakai, yaitu model common effect, model fixed effect dan

model random effect.

a. Pemilihan Model Regresi Data Panel

Terdapat tiga uji yang digunakan untuk menentukan teknik yang paling

tepat untuk mengestimasi regresi data panel. Pertama, uji signifikansi fixed

effect (Uji Chow) digunakan untuk memilih antara metode common effect atau

fixed effect. Kedua, uji Hausman digunakan untuk memilih antara fixed effect

atau random effect. Ketiga, uji Lagrange Multiplier (LM) digunakan untuk

memilih antara common effect atau random effect.

1. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan apakah fixed effect model

10 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
atau common effect model yang paling tepat digunakan. Pengujian ini dilakukan

dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Common Effect Model

H1: Fixed Effect Model Model

Jika nilai probabilitas Cross-section F > 0,05, maka H0 akan diterima,

yang berarti model regresi data panel dengan common effect model lebih baik

dari pada model regresi data panel dengan fixed effect model. Jika nilai

probabilitas Cross-section F < 0,05, maka H0 akan ditolak, yang berarti model

regresi data panel dengan fixed effect model lebih baik dari pada model regresi

data panel dengan common effect model.

Tabel 4. 3

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.734440 (14,57) 0.7314


Cross-section Chi-square 12.438283 14 0.5711

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow, menunjukkan model memiliki probability (p-

value) Cross-section F lebih dari taraf signifikansi sebesar 5% (0,7314 > 0,05).

Berdasarkan data tersebut, dapat diputuskan bahwa H0 ditolak dan model

common effect lebih baik dari pada model fixed effect. Setelah uji chow selesai

11 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan pengujian antara metode fixed effect

dan random effect menggunakan uji Hausman.

2. Uji Hausman

Hausman Test digunakan untuk menentukan model fixed effect atau

random effect yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila:

a. Probability (p-value) Cross-section random ≤ 0,05 = fixed effect

b. Probability (p-value) Cross-section random > 0,05 = random effect

Berdasarkan pengujian fixed effect diperoleh data hasil pengujian sebagai berikut:

Tabel 4. 4

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.

Statis Chi-Sq.

Test Summary tic d.f. Prob.

Cross-section random 2.960499 3 0.3978

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Berdasarkan Tabel 4.4, menunjukkan nilai probability (p-value) Cross-

section random lebih dari taraf signifikansi sebesar 5% (0,3978 > 0,05).

Berdasarkan data tersebut, dapat diputuskan bahwa model Random effect lebih

baik dari pada model fixed effect. Setelah uji hausman selesai dilaksanakan,

12 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
maka selanjutnya dilakukan pengujian antara metode common effect dan

random effect menggunakan uji Lagrange Multiplier.

3. Uji Lagrange Multiplier

Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah pengujian untuk menentukan

apakah random effect model atau common effect model yang paling tepat

digunakan. LM test ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian ini

dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Common Effect Model

H1: Random Effect Model

Jika nilai LM statistik lebih kecil dari nilai kritis tabel distribusi Chi-

square, maka H0 akan diterima, yang berarti model regresi data panel dengan

pooled least square model lebih baik daripada model regresi data panel dengan

random effect model. Jika nilai LM statistik lebih besar dari nilai kritis tabel

distribusi Chi-square, maka H0 akan ditolak, yang berarti model regresi data

panel dengan random effect model lebih baik daripada model regresi data panel

dengan pooled least square model.

Tabel 4. 5

Hasil Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and

one-sided
(all others) alternatives

13 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Test Hypothesis
Cross-

sectio

n Time Both

Breusch-Pagan  0.888329  1.382609  2.270938


(0.3459) (0.2397) (0.1318)

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Tabel 4.5 Berdasarkan hasil uji Lagrange Multiplier, diperoleh nilai

probabilitas Breusch-Pagan (BP) dari taraf signifikansi 5% menunjukkan

bahwa pada Breusch-Pagan Both memiliki nilai probabilitas (p-value) > taraf

signifikansi sebesar 5% (0,1318 > 0,05). Berdasarkan data tersebut, dapat

diputuskan bahwa H0 ditolak dan model common effect lebih baik dari pada

model random effect atau penelitian ini menggunakan metode common effect

pada model. Berdasarkan hasil uji chow dan uji lagrange multiplier

menyatakan bahwa metode common effect merupakan model yang sesuai untuk

model regresi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model penelitian ini

menggunakan pendekatan common effect.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil regresi pada lampiran, ditemukan bahwa besarnya

Jarque-Bera Normality test statistic adalah 4563,994, dengan prob. sebesar

0,000. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa model empiris

14 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
yang digunakanmempunyai residual atau faktor pengganggu yang tidak

berdistribusi normal, karena nilai probability < 0,05 (alpha 5%). Berikut

diagram hasil uji normalitas data.


50
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2019
40 Observations 75

Mean -2.19e-16
30 Median -1.275394
Maximum 54.78874
Minimum -16.55207
20 Std. Dev. 7.547956
Skewness 5.464250
Kurtosis 39.62030
10
Jarque-Bera 4563.994
Probability 0.000000
0
-10 0 10 20 30 40 50

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Dikarenakan data merupakan data panel, maka normalitas data diasumsikan

sudah terpenuhi karena data panel jumlah observasinya lebih dari 30 anggota

observasi, hal ini sesuai dengan dalil limit pusat (central limit theorem) yang

menyebutkan bahwa jika terdapat n lebih dari 30 maka dinyatakan data

memiliki kecenderungan berdistribusi normal (Mclave, 2015). Berdasarkan hal

tersebut, maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

b. Pengujian Masalah Heteroskedastisitas

Ada beberapa asumsi dalam suatu model regresi. Asumsi tersebut yaitu

residual memiliki nilai rata-rata nol, residual memiliki varians yang konstan

15 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
dan residual suatu observasi tidak saling berhubungan dengan residual

observasi lainnya, sehingga dihasilkan estimator yang BLUE. Jika asumsi ini

tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan permasalahan pada prediksi model

yang dibangun. Hasil pengujian heterokedastisitas dengan menggunakan uji

White sebagai berikut.

Tabel 4. 6

Hasil Uji White

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.131553 Prob. F(8,66) 0.9976


Obs*R-squared 1.177170 Prob. Chi-Square(8) 0.9969
Scaled explained

SS 20.37131 Prob. Chi-Square(8) 0.0090

Dari tabel 4.6 hasil pengujian heterokedastisitas, diperoleh nilai

probabilitas dari Obs*R-square pada model memiliki nilai lebih besar dari pada

0,05 (α = 5%) yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas.

c. Pengujian Masalah Autokorelasi

Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya

dengan asumsi metode kuadrat terkecil (OLS), autokorelasi merupakan korelasi

antara satu residual dengan residual yang lain. Sedangkan satu asumsi penting

16 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara

residual satu dengan residual yang lain.

Tabel 4. 7

Kriteria Pengujian Statistik Durbin-Watson

Kesimpulan Daerah Pengujian


Terdapat autokorelasi positif d < dL
Ragu-ragu dL < d < dU
Tidak terdapat autokorelasi dU < d < 4-dU
Ragu-ragu 4-dU < d < 4-dL
Terdapat autokorelasi negatif 4-dL < d

Dengan mengunakan bantuan aplikasi program Eviews, diperoleh hasil

perhitungan autokorelasi menggunakan nilai Durbin-Watson, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4. 8

Pengujian Statistik Durbin-Watson

3.83936

R-squared 0.355010 Mean dependent var 6


Adjusted R- 7.81919

squared 0.162645 S.D. dependent var 7


6.97909

S.E. of regression 7.155121 Akaike info criterion 7


7.53529

Sum squared resid 2918.158 Schwarz criterion 4


7.20118

Log likelihood -243.7161 Hannan-Quinn criter. 0

17 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
1.44799

F-statistic 1.845501 Durbin-Watson stat 5


Prob(F-statistic) 0.043970

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Dari tabel 4.8 diperoleh nilai Durbin-Watson. Nilai ini kemudian

dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson. Untuk α =

0,05, k = 3 dan n = 75, diperoleh dL = 1,54 dan dU = 1,71. Karena nilai Durbin-

Watson kurang dari nilai dL (1,447995 < 1,54), maka dapat disimpulkan

terdapat autokorelasi positif. Untuk mengatasi autokorelasi tersebut, maka perlu

dilakukan peningkatan standard diferensiasi dari tingkat dasar menjadi tingkat

pertama (first difference). Berikut hasil output setelah di transfomasi

menggunakan metode diferensi tingkat pertama (first difference).

Tabel 4. 9

Pengujian Statistik Durbin-Watson

2.83772

R-squared 0.024945 Mean dependent var 4


Adjusted R- 7.64389

squared -0.016254 S.D. dependent var 7


6.97367

S.E. of regression 7.705770 Akaike info criterion 4


7.09727

Sum squared resid 4215.901 Schwarz criterion 4


7.02302

Log likelihood -257.5128 Hannan-Quinn criter. 6

18 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
1.76055

F-statistic 0.605476 Durbin-Watson stat 9


Prob(F-statistic) 0.613606

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Dari tabel 4.9 diperoleh nilai Durbin-Watson. Nilai ini kemudian

dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson. Untuk α =

0,05, k = 3 dan n = 75, diperoleh dL = 1,54 dan dU = 1,71. Karena nilai Durbin-

Watson berada diantara dU dan 4-dU (1,71 < 1,760559 < 2,29), maka dapat

disimpulkan sudah tidak terdapat masalah autokorelasi.

4.2.4 Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier sederhana dan berganda dengan model Moderated Regression Analysis

(MRA). MRA yang merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana

dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau

lebih variabel independen). Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui

gambaran mengenai pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan serta apakah

variabel CSR mampu memoderasi pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan.

Tabel 4. 10

Analisis Regresi Linier Sederhana Persamaan 1

19 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Coefficien

Variable t Std. Error t-Statistic Prob.  

C 2.402355 0.999246 2.404166 0.0187


ROA 2.843501 3.049874 0.932334 0.3542

Berdasarkan output di atas didapat nilai kontstanta dan koefisien regresi

sehingga dapat dibentuk persamaan model regresi sederhana:

Y = 2,402355 + 2,843501X

Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:

β0 = 2,402355 artinya jika Profitabilitas bernilai nol (0), maka Nilai

Perusahaan akan bernilai 2,402355 satuan;

β1 = 2,843501 artinya jika Profitabilitas mengalami peningkatan sebesar satu

satuan dan variabel lainnya konstan, maka Nilai Perusahaan

akan meningkat sebesar 2,843501 satuan.

Tabel 4. 11

Hasil Perhitungan Moderated Regression Analysis (MRA) Persamaan 2

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.243357 2.594553 0.479218 0.6333


ROA -0.644293 6.445903 -0.099954 0.9207
CSR -0.042139 0.099145 -0.425025 0.6721
ROA*CSR -0.132382 0.244779 -0.540824 0.5903

20 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Berdasarkan output di atas didapat nilai kontstanta dan koefisien regresi

sehingga dapat dibentuk persamaan model Moderated Regression Analysis

(MRA) sebagai berikut:

Y = 1,243357 – 0,644293X – 0,042139M – 0,132382 X*M

Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:

β0 = 1,243357 artinya jika Profitabilitas, Corporate Social Responsibility, dan

Corporate Social Responsibility memoderasi pengaruh

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan bernilai nol (0), maka

Nilai Perusahaan akan bernilai 1,243357 satuan;

β1 = -0,644293 artinya jika Profitabilitas mengalami peningkatan sebesar satu

satuan dan variabel lainnya konstan, maka Nilai Perusahaan

akan mengalami penurunan sebesar 0,644293 satuan;

β2 = -0,042139 artinya jika Corporate Social Responsibility mengalami

peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan,

maka Nilai Perusahaan akan mengalami penurunan sebesar

0,042139 satuan;

β3 = -0,132382 artinya jika Profitabilitas dimoderasi oleh Corporate Social

Responsibility mengalami peningkatan sebesar satu satuan dan

variabel lainnya konstan, maka Nilai Perusahaan akan

mengalami penurunan sebesar 0,132382 satuan. Pengaruh

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan lebih kecil

dibandingkan dengan setelah dimoderasi oleh Corporate Social

21 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Responsibility yakni sebesar -0,644293, hal ini menunjukkan

bahwa Corporate Social Responsibility memperkuat pengaruh

antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui besarnya kemampuan

variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen secara bersamaan.

Pengujian ini bermanfaat juga untuk mengukur kebaikan dan kebenaran hubungan

antar variabel dalam model yang digunakan. Nilai R2 berkisar antara nol dan satu.

Semakin mendekati satu. maka semakin dekat hubungan antara variabel independen

dan dependen. Sebaliknya, jika R2 semakin mendekati nol, maka semakin jauh

hubungan antara variabel independen dan dependen. Berikut merupakan hasil

perhitungan nilai R2.

Tabel 4. 12

Koefisien Determinasi Persamaan 1

    Mean dependent 2.83772

R-squared 0.011767 var 4


Adjusted R- 7.64389

squared -0.001770     S.D. dependent var 7


6.93376

S.E. of regression 7.650660     Akaike info criterion 5


6.99556

Sum squared resid 4272.879     Schwarz criterion 5


Log likelihood -258.0162     Hannan-Quinn 6.95844

22 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
criter. 1
1.73165

F-statistic 0.869247     Durbin-Watson stat 0


Prob(F-statistic) 0.354237

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi R2 adalah 0,011767 atau 1,17%. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel profitabilitas mampu menjelaskan variabel nilai perusahaan sebesar

1,17% sedangkan sisanya 98,83% dijelaskan oleh variabel lain di luar

penelitian.

Tabel 4. 13

Koefisien Determinasi Persamaan 2

2.83772

R-squared 0.024945 Mean dependent var 4


Adjusted R- 7.64389

squared -0.016254 S.D. dependent var 7


6.97367

S.E. of regression 7.705770 Akaike info criterion 4


7.09727

Sum squared resid 4215.901 Schwarz criterion 4


7.02302

Log likelihood -257.5128 Hannan-Quinn criter. 6


F-statistic 0.605476 Durbin-Watson stat 1.76055

23 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
9
Prob(F-statistic) 0.613606

Sumber: Hasil output Eviews 9, 2021

Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi R2 adalah 0,024945 atau 2,49%. Koefisien determinasi (R2) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel independen (Ghozali, 2013:97). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan corporate social responsibility

sebagai variabel moderasi hanya mampu menjelaskan variabel nilai perusahaan

sebesar 2,49% sedangkan sisanya 97,51% dijelaskan oleh variabel lain di luar

penelitian.

c. Pengujian Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara simultan adalah suatu pengujian hipotesis

yang bertujuan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama atau simultan

variabel bebas (independen) berpengaruh signifikan atau tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat (dependen) dengan adanya variabel

moderasi.

Hipotesis:

24 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
H0 : Profitabilitas, corporate social responsibility, corporate social

responsibility memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap secara

bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan;

H1 : Profitabilitas, corporate social responsibility, corporate social

responsibility memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Tingkat signifikan (α ) sebesar 5%

Kriteria pengujian:

- Tolak H0 dan terima H1 jika p-value (sig) ≤ dari 0,05;

- Terima H0 dan tolak H1 jika p-value (sig) > dari 0,05.

Hasil pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 14

Pengujian Hipotesis Simultan (Uji-F) (Persamaan 2)

R-squared 0.024945 Mean dependent var 2.837724


Adjusted R-squared -0.016254 S.D. dependent var 7.643897
S.E. of regression 7.705770 Akaike info criterion 6.973674
Sum squared resid 4215.901 Schwarz criterion 7.097274
Log likelihood -257.5128 Hannan-Quinn criter. 7.023026
F-statistic 0.605476 Durbin-Watson stat 1.760559
Prob(F-statistic) 0.613606

Berdasarkan output di atas diketahui nilai Fhitung sebesar 0,605476

dengan p-value (sig) 0,613606. Dikarenakan nilai p-value (sig) lebih besar dari

0,05 (α = 5%) atau 0,605476 > 0,05 maka H0 diterima, artinya Profitabilitas,

25 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
corporate social responsibility, corporate social responsibility memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap secara bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

b. Uji Parsial (Uji t)

Hasil perhitungan pengujian parsial adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 15

Hasil Uji Parsial (Uji-t) Persamaan 1

Coefficien

Variable t Std. Error t-Statistic Prob.  

C 2.402355 0.999246 2.404166 0.0187


ROA 2.843501 3.049874 0.932334 0.3542

Hipotesis:

H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan;

H1 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kriteria pengujian:

- Tolak H0 dan terima H1 jika p-value (sig) ≤ dari 0,05;

- Terima H0 dan tolak H1 jika p-value (sig) > dari 0,05.

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai p-value (sig) untuk variabel

profitabilitas sebesar 0,3542. Dikarenakan nilai p-value (sig) lebih besar dari

0,05 (α = 5%) atau 0,3542 > 0,05 maka H0 diterima, artinya profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

26 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Tabel 4. 26

Hasil Uji Parsial (Uji-t) Persamaan 2

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.243357 2.594553 0.479218 0.6333


ROA -0.644293 6.445903 -0.099954 0.9207
CSR -0.042139 0.099145 -0.425025 0.6721
ROA*CSR -0.132382 0.244779 -0.540824 0.5903

1. Pengujian Hipotesis Parsial / uji T Variabel Profitabilitas terhadap Nilai

Perusahaan

H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan;

H1 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kriteria pengujian:

- Tolak H0 dan terima H1 jika p-value (sig) ≤ dari 0,05;

- Terima H0 dan tolak H1 jika p-value (sig) > dari 0,05.

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai p-value (sig) untuk variabel

profitabilitas sebesar 0,9207. Dikarenakan nilai p-value (sig) lebih besar dari

0,05 (α = 5%) atau 0,9207 > 0,05 maka H0 diterima, artinya profitabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Pengujian Hipotesis Parsial Variabel Corporate social responsibility

memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

H0 : Corporate social responsibility tidak signifikan memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan;

27 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
H1 : Corporate social responsibility signifikan memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Kriteria pengujian:

- Tolak H0 dan terima H1 jika p-value (sig) ≤ dari 0,05;

- Terima H0 dan tolak H1 jika p-value (sig) > dari 0,05.

Dari perhitungan diatas diperoleh nilai p-value (sig) untuk variabel

kepemilikan manajerial sebesar 0,5903. Dikarenakan nilai p-value (sig) lebih

besar dari 0,05 (α = 5%) atau 0,5903 > 0,05 maka H0 diterima, artinya corporate

social responsibility tidak signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap nilai perusahaan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

28 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari pemasalahan yang diangkat

mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai

perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q serta profitabilitas sebagai

variabel moderating yang diproksikan dengan ROA melalui pembuktian

dan pengujian terhadap hipotesis, pada perusahaan manufaktur

subsektor makanan dan minuman di BEI yang menyusun sustainability

report periode 2015-2019 seperti yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji hipotesis pertama menunjukan bahwa profitabilitas (X1)

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Y), hal ini diketahui

dai nilai nilai p-value (sig) yaitu sebesar 0,3542 > 0,05 H0 diterima dan H1

ditolak;

2. Berdasarkan uji hipotesis kedua menunjukan bahwa corporate social

responsibility (Xm) tidak signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas (X1)

terhadap nilai perusahaan (Y), hal ini diketahui dai nilai nilai p-value (sig)

yaitu sebesar 0,5903 > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak.

5.2. Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan dan saran dalam penelitian ini sesuai dengan pembahasan ini

sebagai berikut :

29 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
1. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di BEI periode penelitian 2015-2019 yang hanya menyusun

laporan keberlanjutan perusahaannya, sehingga masih banyak objek

lain yang bisa diteliti. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat

mengembangkan penelitian kepada objek dengan sampel yang lebih

signifikan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu CSR

dan profitabilitas sebagai variabel moderatingnya dan variabel

dependen nilai perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat

menggunakan variabel lain seperti GCG sebagai variabel independen

serta mengganti atau menambah proksi profitabilitas, misalnya ROE

(Return On Assets), dan ROI (Return On Investment).

3. Penelitian ini hanya menggunakan data lima tahun yaitu 2015-2019.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang waktu

pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi dan

menggunakan data yang lebih spesifik, agar hasil penelitian lebih

lengkap dan akurat. Serta menambahkan objek penelitian tidak hanya

menggunakan satu subsektor manufaktur melainkan memperluas objek

penelitian manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia.

30 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi. Keempat.

Yogyakarta: BPFE.

Widarjono, A. 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis.

Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

31 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Akmalia, A., Dio, K., & Hesty, N. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate

Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015). Jurnal Manajemen

Bisnis, 8(2), 200–221.

Azam, M., Akhtar, J., Ali, S. A., & Mohy-Ud-Din, K. (2019). The moderating role of

Shariah compliance on the relationship between firm profitability and CSR

activities: An ethical obligation. International Journal of Ethics and Systems,

35(4), 709–724. https://doi.org/10.1108/IJOES-02-2019-0039

Brigham, E. ., & Houston, dan J. F. (2001). Manajemen Keuangan (Kedelapan).

Erlangga.

Brigham, F. E., & Houston, and J. F. (2013). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Salemba Empat.

Cheng, M., & Christiawan, Y. J. (2011). Pengaruh pengungkapan corporate social

responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 13(1),

24–36.

Chumaidah, & Priyadi, M. P. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Size Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset

Akuntansi, 7(3), 1–20.

Dr.Pandoyo, & Sofyan, M. (2018). Metodologi penelitian.

Fauzi, A. S., Suransi, N. K., & Alamsyah. (2016). PENGARUH GCG DAN CSR

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS

32 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI. Jurnal InFestasi, 12(1), 1–19.

Gujarati, D.N.,2012, Dasar-dasar Ekonometrika, Terjemahan Mangunsong, R.C.,

Salemba Empat, buku 2, Edisi 5, Jakarta

Hamidah, H., Hartini, H., & Mardiyati, U. (2015). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga

Bi,Profitabilitas, Dan Risiko Finansial Terhadap Nilai Perusahaan Sektor

Properti Tahun 2011-2013. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia,

6(1), 395–416. https://doi.org/10.21009/jrmsi.006.1.04

Hanafi, M., & Halim, A. (2016). Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta (ed.);

Kelima). UPP STIM YKPN.

Harmono, M. K. B. B. S. (2014). Pendekatan Teori. Kasus, Dan Riset Bisnis Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Heinkel, R., Kraus, A., & Zechner, J. (2001). The effect of green investment on

corporate behavior. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 431–449.

Hery. (2018). Analisis laporan keuangan (Adipramono (ed.); Cetakan 3,). PT

Grasindo.

Hermawan, S., & Maf’ulah, A. N. (2014). PENGARUH KINERJA KEUANGAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI. Jurnal Dinamika Akuntansi, 6(2), 103–118.

Horne, James C. Van dan Jhon M. Wachowicz. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan. Edisi 13. Salemba Empat, Jakarta.

33 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Husnan, S. (1998). Manajemen Keuangan dan Penerapan (keputusan jangka

pendek). Yogyakarta: BPFE.

Idawati, W. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek. Akuntansi Bisnis, 10(2), 152–167.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30813/jab.v10i2.993

Indra, I Made P. dan Ika Cahyaningrum. 2019. Cara Mudah Memahami Metodologi

Penelitian, Yogyakarta: Deepublish

Ircham, M., Handayani, S. R., & Saifi, M. (2014). PENGARUH STRUKTUR

MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada

Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 11(1),

1–8.

Kamaliah. (2020). Disclosure of corporate social responsibility (CSR) and its

implications on company value as a result of the impact of corporate governance

and profitability. International Journal of Law and Management, 62(4), 339–

354. https://doi.org/10.1108/IJLMA-08-2017-0197

Moniaga, F. (2013). Struktur modal, profitabilitas dan struktur biaya terhadap nilai

perusahaan industri keramik, porcelen dan kaca periode 2007-2011. Jurnal

EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(4).

Nursasi, E. (2020). PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN CSR SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

34 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
JURNAL AKUNTANSI DAN INVESTASI, 5(1), 29–44.

Prakoso, E. W., & Darsono, D. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai

Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan

Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi. Diponegoro Journal of

Accounting, 5(3).

Purbawangsa, I. B. A., Solimun, S., Fernandes, A. A. R., & Mangesti Rahayu, S.

(2020). Corporate governance, corporate profitability toward corporate social

responsibility disclosure and corporate value (comparative study in Indonesia,

China and India stock exchange in 2013-2016). Social Responsibility Journal,

16(7), 983–999. https://doi.org/10.1108/SRJ-08-2017-0160.

Raningsih, N. K., & Artini, L. G. S. (2018). PENGARUH PROFITABILITAS

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI. E-Jurnal Ekonomi

Dan Bisnis Universitas Udayana, 7(8), 1997–2026.

Sari, R. A. I., & Priyadi, M. P. (2016). Pengaruh Leverage , Profitabilitas , Size , Dan

Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset

Manajemen, 5(10), 2–17.

Santana, M. N. (2012). PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi Fakultas

Ilmu Ekonomi dan Bisnis S1 Universitas Lampung.

35 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta:

BPFE Menyusun Skripsi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sri, A., Dewi, M., & Wirajaya, A. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas

Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 4(2), 358–

372.

Sucuahi, W., & Cambarihan, J. M. (2016). Influence of profitability to the firm value

of diversified companies in the Philippines. Accounting and Finance Research,

5(2), 149–153.

Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin’s q dan altman z-score sebagai

indikator pengukuran kinerja perusahaan. Kajian Akuntansi, 2(1)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta

Sukamulja, S. (2005). Good corporate governance di sektor keuangan: Dampak GCG

terhadap kinerja perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta). Benefit: Jurnal

Manajemen Dan Bisnis, 8(1), 1–25.

Sumber : www.idx.co.id

Wahyuni, T., Ernawati, E., & Murhadi, W. (2013). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Nilai Perusahaan di Sektor Property, Real Estate dan Building

Construction yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1–18.

Widyaningrum, A. (2014). PENGARUH AUDIT INTERNAL, INTELLECTUAL

CAPITAL, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

36 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l
KEUANGAN PERUSAHAAN (Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

Periode 2011-2013). UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

Wijaya, B. I., & Sedana, I. . P. (2015). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan (Kebijakan Dividen Dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel

Mediasi). E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 4(12), 4477–4500.

37 | I n d o n e s i a B a n k i n g S c h o o l

Anda mungkin juga menyukai