MELFRI BIRANA
A012211077
Contents
BAB I......................................................................................................................... 2
PENDAHULAN.......................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................7
1.3 Manfaat Penelitian..............................................................................................8
1.3.1 Kontribusi Teoritikal.......................................................................................8
1.3.2 Kontribusi Partikal..........................................................................................9
1.4 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................9
1.5 Sistematika penelitian........................................................................................9
BAB II...................................................................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................11
2.1 Kajian Teori..............................................................................................11
2.1.1 Financial Distress..................................................................................11
2.1.2 Laporan Keuangan.................................................................................12
2.1.3 Rasio Keuangan.....................................................................................13
2.1.4 Makroekonomi........................................................................................16
2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................18
2.3 Kerangka konseptual...............................................................................25
2.4 Hubungan Antara Variabel......................................................................25
2.4.1 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress.....................25
2.4.2 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Financial Distress......................26
2.4.3 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Financial Distress................27
2.4.4 Pengaruh Inflasi terhadap Financial Distress......................................28
2.4.5 Pengaruh Suku Bunga terhadap Financial Distress...........................28
BAB III..................................................................................................................... 31
METODE PENELITIAN............................................................................................31
3.1 Rancangan Penelitian..................................................................................31
3.2 Situs dan Waktu Penelitian..........................................................................31
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel..................................31
3.3.1 Populasi..................................................................................................31
i
3.3.2 Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel............................................32
3.4 Jenis dan Sumber Data................................................................................34
3.6 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian.............................35
3.2.1 Variabel Dependen.................................................................................35
3.2.2 Variabel Independen..............................................................................35
3.7 Teknik Analisis Data.....................................................................................36
3.7.1 Statistik Deskriptif..................................................................................37
3.7.2 Uji Asumsi Klasik...................................................................................37
3.7.3 Analisis Regresi Logistik.......................................................................38
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................41
2
BAB I
PENDAHULAN
delisting dari Bursa Efek Indonesia. Salah satu indikasi perusahaan yang
mengalami financial distress adalah Earning Per Share (EPS) cenderung
negative. (Priyatnasari & Hartono, 2019). Earning Per Share adalah jumlah
pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham
yang beredar atau dengan kata lain jumlah uang yang akan diterima oleh
para pemegang saham atas setiap lembar saham yang dimilikinya saat
pembagian keuntungan saham yang beredar pada akhir tahun. (Widhiari &
Merkusiwati, 2015). Lakshan & Wijekoon (2013) mengatakan bahwa suatu
perusahaan dikatakan mengalami financial distress jika perusahaan memiliki
arus kas negatif selama tiga tahun atau lebih, sedangkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Fitriyah & Hariyati (2013) mengungkapkan bahwa
perusahaan yang mengalami financial distress yaitu perusahaan yang
memiliki EPS negatif dua tahun berturut-turut. Sementara itu Brahmana
(2007) dalam Widhiari & Aryani Merkusiwati (2015) mengatakan bahwa suatu
perusahaan dapat dikategorikan mengalami financial distress jika
perusahaan tersebut memiliki kinerja yang menunjukkan laba operasinya
negatif, laba bersih negatif, nilai buku ekuitas negatif, dan perusahaan yang
melakukan merger.
Berbagai macam penelitian yang berkaitan dengan financial distress
perusahaan telah banyak dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan.
Rasio keuangan banyak digunakan untuk dianalisis dan selanjutnya menjadi
model prediksi kebangkrutan karena rasio keuangan berperan penting dalam
menganalisis kinerja perusahaan dan memperhitungkan kegagalan
perusahaan melalui praktik aplikasi. (Khaliq et al., 2014). Dalam penelitian ini
rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, leverage, dan
profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Semakin tinggi tingkat rasio likuiditas sebuah perusahaan, maka
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
semakin baik sehingga kemungkinan perusahaan mengalami financial
4
distress semakin kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Widhiari & Merkusiwati
(2015) dan Sandi & Amanah (2019) memperoleh hasil rasio likuiditas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud & Srengga (2012), Pertiwi (2018) dan
Novietta & Minan (2020) menunjukkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap financial distress. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanto & Prasetiono (2011) dan Maulida et
al. (2018) memperoleh hasil rasio likuditas berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap financial distress.
Rasio Leverage menunjukkan seberapa banyak utang perusahaan yang
digunakan untuk memenuhi aset-aset maupun modal perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Andre & Taqwa (2014) dan Sumani, (2017) memperoleh
hasil rasio leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial
distress. Semakin tinggi rasio likuiditas artinya semakin besar pula hutang
perusahaan dan apabila kondisi tersebut terus berlanjut hingga melebihi
batas biaya yang dianggarkan maka kemungkinan perusahaan mengalami
gagal bayar semakin besar, sehingga dapat memicu terjadinya financial
distress. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Alifiah (2013), Ufo (2015)
dan Irwandi & Rahayu (2019) memperoleh hasil bahwa rasio leverage
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio leverage, probabilitas perusahaan
mengalami financial distress semakin kecil. Sementara itu penelitian yang
dilakukan oleh Mas’ud & Srengga (2012), Pertiwi (2018) dan Novietta &
Minan (2020) memperoleh hasil bahwa rasio leverage berpengaruh negatif
tetapi tidak signifikan terhadap financial distress.
Selanjutnya, rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi
kemampuan perusahaan menghasilkan laba, maka semakin kecil pula
kemungkinan sebuah perusahaan mengalami financial distress. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sumani (2017), Kurniasanti & Musdholifah
5
(2018), dan Sandi & Amanah (2019) menyatakan bahwa rasio profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Artinya
perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan menurunkan
kemungkinan terjadinya financial distress pada sebuah perusahaan.
Sebaliknya hasil yang berbeda diperoleh Mas’ud & Srengga (2014), Hidayat
& Meiranto (2014) dan Novietta & Minan (2020) yang menyatakan bahwa
rasio profitabilitas berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
financial distress.
Selain rasio keuangan, terdapat juga faktor eksternal yang mempengaruhi
financial distress yaitu makroekonomi. Makroekonomi adalah faktor yang
berasal dari luar perusahaan dan tidak dapat dikontrol oleh perusahaan yang
dapat mеngakibatkan rеncana pеrusahaan tidak bеrjalan lancar bahkan
dapat tеrjadi pеngalihan assеt. (Hartianah & Sulasmiyati, 2017). Dalam
penelitian ini makroekonomi diukur dengan inflasi dan suku bunga. Inflasi
adalah kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus
menerus. (Murni, 2013:202). Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2018)
dan Megawati (2019) memperoleh hasil bahwa inflasi berpengaruh negatif
terhadap financial distress. Sebaliknya Kurniasanti & Musdholifah (2018) dan
Priyatnasari & Hartono (2019) menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh
terhadap financial distress. Sedangkan suku bunga adalah harga yang
dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu
tertentu. (Lipsey, Ragan, dan Courant, 1997:471). Menurut Alifiah (2013)
dalam Priyatnasari dan Hartono (2019), Endang dan Jumyetti (2017) dalam
(Sumani, 2017) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap
financial distress. Namun, Darmawan (2017), Kurniasanti dan Musdholifah
(2018) serta Sumani (2019) dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa
suku bunga tidak berpengaruh terhadap financial distress.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan jumlah emiten
terbanyak dibandingkan perusahaan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perusahaan Manufaktur terbagi atas beberapa sektor yakni
6
Sektor Industri Barang Konsumsi, Sektor Industri Dasar & Kimia, serta Sektor
Aneka Industri. Dalam penelitian ini, perusahaan yang menjadi objek
penelitian adalah perusahaan Subsektor Makanan & Minuman. Alasan
memilih perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian karena
sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha
yang akan terus mengalami pertumbuhan. Selain itu setiap orang
membutuhkan makanan dan minuman sebagai kebutuhan primer dan bukan
musiman. Industri makanan dan minuman mempunyai peranan penting
dalam pembangunan sektor industri terutama kontribusinya terhadap
pendapatan domestik bruto (PDB) yang tumbuh tinggi. Kementrian
Perindustrian mencatat bahwa sumbangan industri makanan dan minuman
terhadap PDB industry non-migas mencapai 34,95% dan 6,21% terhadap
PDB nasional pada triwulan III tahun 2017. (www.kemenperin.go.id). Dengan
ramainya konsumen dan tingginya tingkat kebutuhan terhadap makanan dan
minuman, menjadikan perusahaan ini banyak dilirik dan diminati oleh
investor. Meskipun demikian tidak menunjukkan performa yang baik terhadap
perusahaan makanan dan minuman.
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Financial Distress
Menurut Haspari (2012), defenisi dari financial distress
merupakan suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak
memadai untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancar seperti utang
dagang atau beban bunga dan perusahaan terpaksa melakukan
tindakan perbaikan. Salah satu indikasi perusahaan yang mengalami
financial distress adalah terjadinya penurunan kondisi keuangan dari
kondisi sebelumnya dan hal itu berlangsung selama beberapa tahun
berturut-turut bahkan laba bersih (net operating income) perusahaan
negatif. (Sumani, 2017). Dalam kondisi seperti ini perusahaan
biasanya akan mengalami kendala pendanaan (financial constraint).
Kendala pendanaan merupakan kondisi dimana pendanaan eksternal
(hutang dan penjualan saham) sangat tinggi, hal ini disebabkan biaya
utang terlalu tinggi dan biaya ekuitas terlihat cukup mahal. (Rinofah,
2018).
10
11
1. Neoclassical Model
Financial distress terjadi ketika alokasi sumber daya tidak tepat
mengestimasi kesulitan dilakukan dengan data neraca dan laporan
laba rugi.
2. Financial Model
Financial distress ditandai dengan adanya struktur keuangan yang
salah dan menyebabkan batasan likuiditas (liquidity constrains).
Hal ini berarti bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup
dalam jangka panjang, namun demikian perusahaan tersebut
harus bangkrut juga dalam jangka pendek.
3. Corporate Governance Model
Financial distress menurut corporate governance model adalah
ketika perusahaan memiliki susunan aset yang tepat dan struktur
keuangan yang baik namun dikelola dengan buruk.
Menurut Lesmana dan Suharjo dalam sembiring (2016),
menyatakan sebuah intentitas yang mengalami kebangkrutan atau
kesulitan keuangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
1. Terjadinya penurunan secara signifikan terhadap
penjualan dan pendapatan
2. Laba atau arus kas operasional mengalami penurunan
3. Penurunan total aktiva
4. Terjadi penurunan secara signifikan terhadap close price
12
a. Rasio Likuiditas
Aktiva lancar−Persediaan
Quick Ratio=
Utang lancar
b. Rasio Leverage
TotalUtang
Debt ¿ Assets Ratio( DAR)=
Total Aset
c. Rasio Profitabilitas
Laba bersih
Return On Assets=
Total Aset
Lababersih
Return On Equity=
Total Ekuitas
2.1.4 Makroekonomi
Selain faktor internal, terdapat juga faktor eksternal yang
mempengaruhi financial distress. Faktor eksternal perusahaan yang
mempengaruhi financial distress lebih bersifat makro dan cakupannya
cukup luas. (Darmawan, 2017). Persoalan ekonomi makro merupakan
suatu persoalan yang sangat penting karena menyentuh seluruh
aspek kehidupan baik secara langsung maupun tak langsung.
Penilaian kinerja keuangan juga perlu memperhatikan variabel seperti
suku bunga dan inflasi. (Sandi & Amanah, 2019).
a. Inflasi
b. Suku Bunga
total asset)
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap kondisi
financial distress
perusahaan.
2 Analisis Variabel dependen dalam regresi Hasil penelitian
Rasio penelitian tersebut adalah logistik menyatakan bahwa
Keungan financial distress likuiditas dan
Untuk sedangkan untuk variable Financial leverage
Memprediks independen tidak berpengaruh
i Kondisi menggunakan rasio terhadap kondisi
Financial likuiditas, profitabilitas, financial distress.
Distress financial leverage, dan Sedangkan
Perusahaan arus kas operasi. profitabilitas dan
Manufaktur arus kas dari
Yang aktivitas operasi
Terdaftar di berpengaruh
Bursa Efek terhadap kondisi
Indonesia financial distress
(Imam perusahaan
Mas’ud dan manufaktur yang
Reva terdaftar di BEI.
Maymi
Srengga,20
12)
3 The Effect Variabel independen Hasil menunjukkan
of yang digunakan adalah bahwa Working
Fundament Working Capital To Total Capital To Total
al Variables Asset (WC/TA), Sales To Asset (WC/TA),
and Macro Total Assets (S/TA), Shareholder Equity
Variables Return On Assets (ROA), To Total Asset
on the Debt Ratio (DR), (SETA)
Probability Shareholder Equity To berpengaruh positif
of Total Asset (SETA), dan signifikan
Companies Exchange Rate terhadap financial
to Suffer Sensitivity, Inflation distress, sedangkan
Financial Sensitivity dan Interest Total Debt To Total
Distress A Sensitivity. Sedangkan Asset (DR) dan
Study on variabel dependen yang sensivitas inflasi
20
financial
leverage dan
pertumbuhan
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kondisi
financial
distress.
5 Prediksi Variabel independen Regresi Hasil penelitian
Financial yang digunakan adalah Logistik menunjukkan
Distress rasio leverage, likuiditas, bahwa rasio
Perusahaan aktivitas, dan profitabilitas leverage
Manufaktur sedangkan financial berpengaruh
di Indonesia distress sebagai variabel signifikan positif
(Muhamma dependen. Sementara itu sedangkan rasio
d Arif digunakan juga ukuran likuiditas dan rasio
Hidayat dan perusahaan sebagai aktivitas
Wahyu variabel kontrol. berpengaruh
Meiranto,20 signifikan negatif
14) dalam memprediksi
financial distress.
Sementara itu rasio
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
tidak memiliki
pengaruh yang
signifikan terhadap
financial distress
pada perusahaan
manufaktur di
Indonesia.
6 Pengaruh Variabel independen Regresi Dari
Rasio yang digunakan adalah Logistik
penelitian
Keuangan, Rasio likuiditas, leverage,
Growth, profitabilitas, growth, tersebut
Ukuran ukuran perusahaan dan
memperoleh
Perusahaan inflasi.
dan Inflasi hasil yakni rasio
Terhadap
22
Financial profitabilitas
Distress di
diproksikan ROA
Sektor
Pertambang dan inflasi
an yang
berpengaruh
Terdaftar di
Bursa Efek negatif terhadap
Indonesia
financial distress
(BEI)
Periode sedangkan rasio
2012-2016
likuiditas,
(Dila Ayu
Pertiwi,201 leverage,
8)
growth, dan
ukuran
perusahaan
tidak memiliki
pengaruh
terhadap
financial
distress.
7 Analisis menyatakan bahwa
Pengaruh kurs, inflasi, suku
Faktor bunga, ROA, DTA,
Makro dan cashflow, dan
Faktor pertumbuhan ROA
Fundament secara simultan
al Terhadap berpengaruh
Financial terhadap financial
Distress distress. Namun
Menggunak secara parsial, ROA
an Model dan inflasi
Zmijewski berpengaruh negatif
pada Bank dan signifikan
Umum terhadap kondisi
Syariah financial distress.
(BUS) Sementara itu, kurs,
Periode suku bunga dan
Tahun pertumbuhan ROA
2010-2016. berpengaruh positif
23
2.5 Hipotesis
METODE PENELITIAN
31
32
berupa inflasi dan suku bunga pada tahun penelitian yang diperoleh dari
website resmi Bank Indonesia yakni www.bi.go.id.
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemapuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek.
(Sudana, 2011). Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan
current ratio dengan rumus sebagai berikut:
Aktiva lancar
Current Ratio=
Utanglancar
b. Rasio Leverage
Rasio Leverage adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam menggunakan utang untuk membiayai kegiatan
operasionalnya. (Pertiwi, 2018). Rasio leverage dalam penelitian ini
36
TotalUtang
Debt ¿ Assets Ratio( DAR)=
Total Aset
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dalam mengelolah asset dan
penjualannya untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam
penelitian ini diproksikan dengan Return On Assets (ROA) dimana
rumusnya sebagai berikut:
Laba bersih
Return On Assets=
Total Aset
d. Inflasi
Nilai inflasi dalam penelitian ini diperoleh dari hasil publikasi yang
dilakukan oleh Bank Indonesia pada periode 2017-2021.
e. Suku Bunga
Ukuran yang digunakan adalah tingkat suku bunga pada akhir tahun
(per Desember) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang
diperoleh dari website resmi Bank Indonesia pada periode penelitian
tahun 2017-2021.
P
ln =β ₀+ β ₁ X ₁+ β ₂ X ₂+ β ₃ X ₃+ β ₄ X ₄+ β ₅ X ₅
1−P
39
Keterangan:
P/(1-P) = Probabilitas perusahaan megalami financial distress
β₀ = Konstanta
β1-β5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen
X1 = Rasio Likuiditas
X2 = Rasio Leverage
X3 = Rasio Profitabilitas
X4 = Inflasi
X5 = Suku Bunga
44
2015). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 47(2), 65–73.
44
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 10(2), 139.
https://doi.org/10.19184/jauj.v10i2.1255
Maulida, indira S., Moehaditoyo, S. H., & Nugroho, M. (2018). Financial Ratio
Analysis For Predicting Financial Distress In Manufacturing Companies Listed
In Indonesia Stock Exchange. Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi,
2(1), 179–193.
Mayangsari, L. P., & Andayani. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Dan
Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi,
Vol.4(No.4), 1–18.
Megawati. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Kondisi Makro Ekonomi dalam
Memprediksi Probabilitas Financial Distress pada Perusahaan Sub Properti dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. In Skripsi. Universitas
Sriwijaya.
Munawir. (2010). Analisa Laporan Keuangan Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Nilasari, D. . (2018). Memprediksi Perusahaan Yang Berpotensi Mengalami Masalah
Keuangan Dengan Model Altman, Springate, dan Zmijewski (Studi pada
Perusahaan Ritel yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2012-2016). Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Novietta, L., & Minan, K. (2020). Pendekatan Model Regresi Logistik Untuk
Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Pertamabangan yang Terdaftar
di BUrsa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Kontemporer, 3(1),
20–41.
Nurhidayah, & Rizqiyah, F. (2017). Kinerja Keuangan Dalam Memprediksi Financial
Distress. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi Asia, 11(2), 42–48.
https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.59
Pertiwi, D. A. (2018). Pengaruh Rasio Keuangan, Growth, Ukuran Perusahaan, dan
Inflasi Terhadap Financial Distress di Sektor Pertambangan Yang Terdaftar DI
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2016. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM),
6(3), 359–366.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/24314
Pramuditya, A. Y. (2014). Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Kemungkinan Perusahaan Mengalami Financial Distress
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2012). In Skripsi. Universitas Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/
Pratama, J. (2016). Prediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta, 147(March), 11–40.
Priyatnasari, S., & Hartono, U. (2019). Rasio Keuangan, Makroekonomi Dan
Financial Distress: Studi Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi di
Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen, 7, 1–12.
Rahmawati, A. I. E. (2015). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Financial
Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
2014-2016. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Rinofah, R. (2016). Cash Flow, Profitability, Financial Constraint, and Investment in
44
Indonesia. Sebelas Maret Business Review, 1(1), 1–9.
Rinofah, R. (2018). Cash Flow, Cash Holding, Financial Constraint And Investment
In Indonesia. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi Bisnis Dan
Kewirausahaan, 3(2), 169–175.
Rohiman, S. F., & Damayanti, C. R. (2019). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Dan Suku
Bunga Terhadap Financial Distress (Studi Pada Semua Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2017). Jurnal Administrasi
Bisnis, 72(2), 186–195.
Sandi, T. K., & Amanah, L. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Variabel
Ekonomi Makro Terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntans,
8(6), 1–18.
Sapoetri, A. I. (2013). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Sensitivitas Variabel
Ekonomi Makro Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur.
Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas Surabaya, 1–20.
Shafira, H. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan, Corporate Governance, dan
Makroekonomi Terhadap Financial Distress ( Studi pada Perusahaan Sektor
Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2015-
2017). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudana, I. M. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Sulaksana, T. (2016). Analisis Rasio Keuangan dan Variabel Ekonomi Makro dalam
Memprediksi Financial Distress Perusahaan Pertambangan si Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015. Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Perbanas
Surabaya.
Sumani. (2017). Prediksi Financial Distress : Rasio Keuangan Dan Sensitivitas
Makroekonomi Perusahaan Sektor Primer. EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan), 3(3), 285–305.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2019.v3.i2.4153
Ufo, A. (2015). Impact of Financial Distress on the Leverage of Selected
Manufacturing Firms of Ethiopia. Journal of Proverty, Investment and
Development, 5(10), 8–13. www.iiste.org
Widhiari, N. L. M. A., & Merkusiwati, N. K. L. A. (2015). Pengaruh Rasio
Likuiditas, Leverage, Operating Capacity, Dan Sales Growth Terhadap Financial
Distress. E-Jurnal Akuntansi, 11(2), 456–469.
Yusnita, D. (2017). Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal, Volatilitas
Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Aliran Kas Operasi Dan Komponen Akrual
Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Dalam Index Saham Syariah Indonesia). Skripsi. Universitas Agama
Islam Negeri Surakarta.
44
45
www.idx.co.id
www.bi.go.id
www.sahamok.com
www.kemenperin.go.id