Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN


LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
(Studi Kasus)
Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Manajemen Operasi

Dosen Pengampu :

Dr. Jajang Suherman, SAB., MAB

DISUSUN OLEH :

Nama : Alya Ghina Rosyida


NIM : 41033402211202
Prodi / Kelas : Manajemen / A4

FAKULTAS EKONOMI

Alamar : Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung 40286, Telp / Fax. +62227509656
http://fe.uninus.ac.id, E-mail : ekonomi@uninus.ac.id

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyususun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena


berkat rahmat dan hidayah-nya, saya dapat meneyelesaikan tugas makalah ini. Makalah
in dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Dalam penyususnan makalah ini,
penyusun mendapat masukan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga makalah ini
bias selesai.
Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari
bahwa banyak kekurangan dalam penyususan makalah ini, karena keterbatas
pengetahuan dan pengalaman penyusunan.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi lebih baik lagi makalah ini. Akhir kata, penyususn berharap agar
makalah ini dapat memberimanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya

Bandung, Januari 2023

Alya Ghina Rosyida

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 4
A. Manajemen Laba .......................................................................................... 4
B. Faktor-faktor Mempengaruhi Manajemen Laba ........................................... 4
C. Pengaruh Faktor-factor terhadap Manajemen Laba ..................................... 6
BAB III PEMBAHASAN STUDI KASUS ........................................................... 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang didirikan diharapkan mampu bertahan dan dapat
beroperasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Perkembangan
dalam dunia bisnis sekarang ini telah menuntut setiap perusahaan untuk dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dalam bidang usahanya. Dalam rangka
mempertahankan usahanya untuk mencapai tujuan dalam perkembangan dunia
usaha yang semakin maju, pemanfaatan sumber daya perusahaan yang efisien dan
efektif dapat membantu perusahaan untuk bersaing dalam pasar. Persaingan yang
semakin ketat antarperusahaan dan didukung oleh kondisi perekonomian negara
yang cenderung tidak menentu, perusahaan tentu saja memerlukan dana untuk
menunjang segala aktivitas operasionalnya.
Munculnya tambahan dana yang diperoleh pihak perusahaan dari pihak ketiga
berupa utang dan modal saham tersebut tentu akan memunculkan suatu bentuk
pertanggungjawaban perusahaan terhadap kreditur dan para pemegang saham.
Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan dalam bentuk penyajian laporan
keuangan perusahaan.
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam
laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal
perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan
yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi
kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, meramalkan laba,
menaksir risiko dalam berinvestasi atau meminjamkan dana.
Menurut Schipper, 1989 (Sesti Yurfita Sari, 2015) Manajemen laba adalah
suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan
laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan
menurunkan laba.
Healy dan Wahlen (Sesti Yurfita Sari, 2015) menyatakan bahwa earnings
management terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi yang mengubah laporan

1
2

keuangan, hal ini bertujuan untuk menyesatkan para stakeholders tentang kondisi
kinerja ekonomi perusahaan, serta untuk mempengaruhi penghasilan kontraktual
yang mengendalikan angka akuntansi yang dilaporkan.
Pentingnya informasi laba suatu perusahaan membuat sebagian pihak
manajemen perusahaan,memanipulasi informasi laba perusahaan yang
sesungguhnya. Hal ini dimaksud untuk menarik minat para investor untuk
menanamkan sahamnya padaperusahaan tersebut. Kondisi kinerja keuangan
perusahaan yang sedang tidak stabil akan mendorong manajemen untuk
melakukan praktik manajemen laba. Manajemen laba dapat diartikan sebagai
upaya yang dilakukan manajer untuk mengintervensi atau mempengaruhi
informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui
stakeholdersyang ingin mengetahui kondisi dan kinerja perusahaan (Setiawan et
al., 2017).
Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya untuk
mengambil keputusan, sehingga laporan keuangan harus disajikan dengan benar
sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku. Tujuan umum laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan untuk digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan serta menunjukkan (Devanka et al., 2022).
Praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik antara kepentingan
manajemen (agent) dan pemegang saham (principal) yang timbul karena setiap
pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi manejemen laba pada perusahaan
manufaktur?
2. Bagaimana pengaruhi factor-faktor tersebut terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur?
3

C. Tujuan
Pembahasan ini bertujuan untuk menguraikan membahas serta menjelaskan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan factor-faktor yang mempengaruhi
manajemen laba perusahaan manufaktur sehingga dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber untuk menambah ilmu pengetahuan, dan dapat dijadikan sebuah
keahlian. Disamping tujuan utama tersebut, pembahasan ini juga bertujuan untuk
memenuhi tuntutan tugas trstuktur yang diemban kepada pemakalah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Laba
Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk
mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan
dengan tujuan untuk mengelabui stakeholders yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan (Sulistyanto, 2008:47).
Menurut Healy dan Wahlen (Devanka et al., 2022) manajemen laba muncul
ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan untuk
menyesatkan stakeholders yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang menggunakan angka-
angka akuntansi yang dilaporkan. Manajer melakukan manajemen laba dengan
memilih metoda atau kebijakan akuntansi terlebih dahulu untuk menaikkan laba
atau menurunkan laba. Manajer dapat menaikkan laba dengan menggeser laba
periode yang akan datang ke periode sekarang dan manajer dapat menurunkan laba
dengan menggeser laba periode sekarang ke periode berikutnya.
Manajemen laba merupakan rekayasa pelaporan keuangan dalam batas-
batas tertentu yang tidak melanggar standar pelaporan keuangan. Hal ini dilakukan
oleh manajemen dengan memanfaatkan wewenangnya dalam memilih metode
akuntansi yang diizinkan oleh standar. Manajemen banyak memanfaatkan standar
pelaporan keuangan dengan cara menerapkan standar yang dipercepat
pengadobsiannya. Selain itu standar juga dijadikan sebagai alat untuk melaporkan
kondisi perusahaan. Fleksibilitas yang terdapat dalam standar akuntansi pada
akhirnya menyebabkan tindakan tersebut sah dengan sendirinya (Fathihani & Ayu
Kusuma Wijayanti, 2022).

B. Faktor-factor Mempengaruhi Manajemen Laba


1. Kepemilikan Manajerial
Menurut Oktadella (2011) Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai
persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris, direksi, dan

4
5

karyawan. Adanya kepemilikan manajerial, manajemen tidak hanya berfungsi


sebagai pengelola perusahaan namun juga sebagai pemegang saham.
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen
melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi
manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen
(Boediono, 2005).
3. Ukuran Perusahaan
Fransisca (Sesti Yurfita Sari, 2015) Ukuran perusahaan adalah suatu
skala dimana dapat diklarifikasikan besar kecil perusahaan menurut beberapa
cara antara lain total aktiva, nilai per saham, dll. Perusahaan yang besar lebih
diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhatihati dalam
melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut
melaporkan kondisinya lebih akurat. Semakin besar ukuran perusahaan,
biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan
semakin banyak dan memperkecil kemungkinan terjadinya asimetri informasi
yang bisa menyebabkan terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan.
4. Leverage
Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total aktiva
perusahaan. Semakin tinggi nilai leverage maka risiko yang akan dihadapi
investor akan semakin tinggi dan para investor akan meminta keuntungan yang
semakin besar.
5. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan ukuran yang dijadikan oleh para investor untuk
menilai sehat atau tidaknya suatu perusahaan dan juga dapat mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan investasi kedepannya. Tingkat profitabilitas yang
6

tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan


dengan baik.
6. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan memperlihatkan seberapa besar peningkatan
penjualan yang terjadi pada perusahaan setiap tahunnya. Pertumbuhan
penjualan yang dimiliki perusahaan dapat memotivasi manajer dalam
memperoleh laba.

C. Pengaruh Faktor-factor terhadap Manajemen Laba


1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba
Shleifer dan Vishny, 1986 (Jamaluddin Majid, 2017) Kepemilikan
manajerial yaitu kepemilikan saham suatu perusahaan oleh pihak manajemen.
Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh
motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan
besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga
sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang
saham. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap
kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat.
H1:Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba
Kepemilikan institusional yaitu kepemilikan saham perusahaan oleh
pihak luar perusahaan yang berbentuk institusi, yang diharapkan dapat
mengurangi tindakan manajemen perusahaan yang menyimpang. Investor
institusional dengan kepemilikan saham dalam jumlah besar akan mempunyai
dorongan yang cukup kuat untuk mengumpulkan informasi, mengawasi
tindakan-tindakan manajemen dan mendorong kinerja yang lebih baik.
Penelitian oleh Midiastuty dan Machfoedz (2003) menemukan bahwa
adanya kepemilikan institusional yang tinggi membatasi manajer untuk
melakukan pengelolaan laba (earnings management).
7

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen


laba.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai upaya penilaian besar
atau kecilnya sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan akan sangat penting bagi
investor dan kreditor karena akan berhubungan dengan resiko investasi yang
dilakukan. Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia
untuk investor dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
investasi dalam perusahaan tersebut semakin banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Jao dan Pagulung (2011) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap nilai
discretionary accrual. H3:Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
4. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba
Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total aset.
Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan.
Suad Husnan (2002:319) menyebutkan bahwa leverage yang tinggi disebabkan
oleh kesalahan manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan atau
penerapan strategi yang kurang tepat dari pihak manajemen.
Penelitian Widyastuti (2009) menyatakan bahwa leverage yang tinggi
mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan pengelolaan laba. H4:
Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba
Profitabilitas menunjukkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan
laba dengan memanfaatkan aset yang digunakan dalam kegiatan operasi. Dalam
Bonus Plan Hypothesis menyatakan bahwa apabila pada tahun tertentu kinerja
sesungguhnya berada di bawah syarat untuk memperoleh bonus, maka manajer
akan melakukan manajemen laba agar labanya dapat mencapai tingkat minimal
untuk memperleh bonus.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian Widyastuti (2009) yang
menyatakan semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin besar terjadinya
8

manajemen laba. H5: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen


laba.
6. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Manajemen Laba
Pertumbuhan penjualan menunjukkan peningkatan penjualan dari tahun
ke tahunnya. Manajer akan melakukan manajemen laba agar laba perusahaan
namapak lebih rendah dari pada laba yang sesungguhnya diperoleh (Sulistyanto,
2008).
Hasil penelitian Gu dkk (2005) menyatakan growth berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. H6: Pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif terhadap manajemen laba.
BAB III
PEMBAHASAN STUDI KASUS
Kasus yang sering terjadi kaitannya dengan manajemen keuangan biasanya
timbul karena adanya bentuk kesalahan dan kelalaian dari subjek manajemen keuangan
itu sendiri yang secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik internal maupun eksternal. Sebagai contoh kasus yang terjadi diantaranya
Enron Corporation, Worldcom Corporation dan Merck. Di Indonesia sendiri ada PT
Kimia Farma dan PT Indofarma. Kasus-kasus ini membuktikan adanya kesalahan dan
kelalaian di dalam pengelolaan perusahaan.
Fenomena kasus yang pernah terjadi adalah pada PT. Ades Alfindo Putra setia,
Tbk di Indonesia. Kasus ini terungkap ketika manajemen baru PT. Ades menemukan
inkonsistensi pencatatan atas penjualan periode 2001-2004. Sebelumnya pada Juni 2004
terjadi perubahan manajemen di PT. Ades dengan masuknya Water Partners Bottling
(WPB) yang dimiliki Nestle (50 persen) dan Coca Cola (50 persen). Setelah aksi
korporasi ini, kepemilikan saham WPB menjadi sekitar 65 persen.Direktur Utama BEJ
(sekarang jadi BEI), Erry Firmansyah mengatakan Ades telah menyembunyikan
informasi material atas kejadian ini. Ia juga mengatakan manajemen Ades telah
melaporkan adanya perbedaan angka antara produksi dan penjualan pada kuartal
pertama 2004 sebesar 600 ribu sampai 3,9 juta galon air minum.Manajemen Ades baru
melaporkan angka penjualan riil pada 2001 diperkirakan lebih rendah Rp. 13 miliar dari
yang dilaporkan. Pada 2002, perbedaannya mencapai Rp. 45 miliar, sedangkan untuk
2003 sebesar Rp. 55 miliar. Untuk enam bulan pertama 2004, selisihnya kira- kira
hampir Rp. 2 miliar. Kesalahan tersebut luput dari pengamatan publik karena PT. Ades
tidak memasukkan volume penjualan dalam laporan keuangan yang telah diaudit.
Akibatnya, laporan keuangan yang disajikan PT. Ades pada 2001 dan 2004 lebih tinggi
dari yang seharusnya dilaporkan.
Kasus PT Inovisi Infracom (INVS) pada tahun 2015.Dalam kasus ini Bursa Efek
Indonesia (BEI) menemukan indikasi salah saji dalam laporan keuangan INVS periode
September 2014.Dalam keterbukaan informasi INVS bertanggal 25 Februari 2015, ada
delapan item dalam laporan keuangan INVS yang harus diperbaiki.BEI meminta INVS
untuk merevisi nilai aset tetap, laba bersih per saham, laporan segmen usaha, kategori

9
10

instrumen keuangan, dan jumlah kewajiban dalam informasi segmen usaha.Selain itu,
BEI juga menyatakan manajemen INVS salah saji item pembayaran kas kepada
karyawan dan penerimaan (pembayaran) bersih utang pihak berelasi dalam laporan arus
kas. Pada periode semester pertama 2014 pembayaran gaji pada karyawan Rp1,9 triliun.
Namun, pada kuartal ketiga 2014 angka pembayaran gaji pada karyawan turun menjadi
Rp59 miliar.Sebelumnya, manajemen INVS telah merevisi laporan keuangannya untuk
periode Januari hingga September 2014. Dalam revisinya tersebut, beberapa nilai pada
laporan keuangan mengalami perubahan nilai, salah satu contohnya adalah penurunan
nilai aset tetap menjadi Rp1,16 triliun setelah revisi dari sebelumnya diakui sebesar
Rp1,45 triliun. Inovisi juga mengakui laba bersih per saham berdasarkan laba periode
berjalan.Praktik ini menjadikan laba bersih per saham INVS tampak lebih
besar.Padahal, seharusnya perseroan menggunakan laba periode berjalan yang
diatribusikan kepada pemilik entitas induk
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen laba merupakan rekayasa pelaporan keuangan dalam batas-
batas tertentu yang tidak melanggar standar pelaporan keuangan. Hal ini dilakukan
oleh manajemen dengan memanfaatkan wewenangnya dalam memilih metode
akuntansi yang diizinkan oleh standar.
Dalam sebuah perusahaan terdapat beberapa factor-faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen laba dalam sebuah perusahaan seperti Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikian Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan.
Dari beberapa factor diatas dapat dipahami terdapat beberapa factor yang
berdampak negative terhadap manajemen laba dan berdampak positif terhadap
manajemen laba dalam perusahaan.

B. Saran
Dari uraian yang sudah disampaikan diatas saran yang bisa disampaikan
adalah perlu memperhatikan factor-faktor dalam manajemen laba yang dilakukan
oleh perusahaan secara teliti dan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Devanka, D., Dewa, I., & Kumalasari, P. D. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020. Jurnal Kharisma, 4(1), 85–96.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Fathihani, A., & Ayu Kusuma
Wijayanti, F. (2022). Copyright@2019. P2M AAK BINA INSANI. 7(1), 75–88.
Jamaluddin Majid, I. R. S. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen
Laba Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban,
3(2), 65–83.
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Mahfoedz. 2003. “Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”,Simposium
Nasional Akuntansi VI, IAI, 2003.
Sesti Yurfita Sari. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen
Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Setiawan D, Oemar A, Pranaditya A. 2017. Pengaruh Laba, Arus Kas, Likuiditas
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan Instutisional dan
Kepemilikan Manajerial untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress. J. Ilm.
Mhs. Akunt. Univ. Pandanaran 3: 1–15.

12

Anda mungkin juga menyukai