Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur senatiasa penulis aturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia yang tekah diberikan, penyusun dapat menyusun
tugas ini dalam mata kuliah analisis laporan keuangan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Laporan Keuangan.............................................................................. 3
2.2 Analisis Laporan Keuangan................................................................................... 3
2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan ................................................................... 4
2.4 Analisis Rasio Keuangan ........................................................................................ 5
2.5 Financial Distress .................................................................................................... 5
2.6 Definisi Kebangkrutan ........................................................................................... 6
2.7 Penyebab Kebangkrutan ........................................................................................ 7
2.8 Rumus Analisis Perbandingan Rasio .................................................................... 9
2.9 Model Analisis Springate...................................................................................... 11
2.10 Laporan Keuangan Perusahaan PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas
Tbk 13
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 16
3.1 Analisis Rasio keuangan ....................................................................................... 16
3.2 Analisis Metode Springate.................................................................................... 18
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
LAMPIRAN............................................................................................................................ 22
BAB I PENDAHULUAN
2
perusahaan sekarang ini, sehingga perusahaan dapat mengetahui tindakan apa
yang tepat untuk mempertahankan perusahaannya dan memperbaiki kekurangan
agar perusahaan dapat bertahan dan bersaing. Informasi seperti ini dapat
membantu perusahaan dalam mengambil keputusan dan menentukan langkah-
langkah yang tepat untuk melakukan inovasi atau perbaikan yang mempunyai
dampak di masa yang akan datang. Salah satu alat yang digunakan perusahaan
untuk menilai kondisi atau kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang
dihasilkan setiap periodenya. Agar perusahaan dapat mengetahui lebih jelas
kondisi perusahaan sekarang ini, maka perusahaan dapat membandingkan laporan
keuangan yang sekarang dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Laporan
keuangan merupakan sumber informasi yang dapat membantu pihak internal
maupun eksternal dalam menginterpretasikan keadaan kinerja suatu perusahaan.
Laporan keuangan dapat mencerminkan keadaan perusahaan sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab kebangkrutan perusahaan PT Surabaya Agung
Industri Pulp & Kertas Tbk.?
2. Bagaimana hasil analisis laporan keuangan PT Surabaya Agung Industri Pulp
& Kertas Tbk.?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kebangkrutan perusahaan PT Surabaya
Agung Industri Pulp & Kertas Tbk.
3. Untuk mengetahui hasil analisis laporan keuangan PT Surabaya Agung
Industri Pulp & Kertas Tbk.
3
BAB II KAJIAN
TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Myer dalam Erlita (2013, hlm 90) laporan keuangan adalah dua
daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar rugi-laba.
Sejalan dengan itu menurut Fahmi dalam syaiful (2015, hlm 3) “Laporan
keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak –
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas tertentu”
Menurut Prihadi dalam Syaiful (2015, hlm 4) menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil kerja akuntan dalam melaporkan realitas ekonomi suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga menunjukan pertanggung jawaban dari pihak
manajemen atas penggunaan sumber dana yang digunakan, serta sebagai alat
informasi yang menghubungkan antara perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, untuk menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan
kinerja dari suatu perusahaan
Dari ketiga penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan
keuangan adalah daftar laporan yang disusun oleh seorang akuntan tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam satu tahun periode. Fungsi dibuatnya laporan
keuangan adalah untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan.
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar
pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat
terdeteksi bila hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri
Prastowo dan Julianty dalam Erlina (2013, hlm 91) mengatakan “Analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan”.
3
Sejalan dengan itu, Menurut Sjahrial dalam Syaiful (2015, hlm 5) “analisis
laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.”
Sedangkan menurut Syaiful (2015, hlm 5) mengatakan “analisis laporan
keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat
dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan
serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis
laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan
lepas dari peranan rasiorasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap
rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil.”
2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut sjahrial dalam Syaiful (2015, hlm 5) , “kegunaan analisis laporan
keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Dapat memberikan informasi
yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b)
Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). c) Dapat
mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. e) Dapat
membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan
suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya
dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. f) Mengetahui sifat-sifat
hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang
terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan. g) Dapat memberikan
informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.”
4
2.4 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Fahmi dalam Syaiful (2015 hlm 6),” untuk dapat
menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding.
Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio
keuangan perusahaan, yaitu: (1) Cross sectional approach, merupakan suatu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. (2) Time series
analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang
dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.”
Menurut Riyanto dalam Syaiful(2015, hlm 6) mengatakan, “umumnya rasio
dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu : a) Rasio Likuiditas, adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka pendeknyaRasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh
perusahaan dibelanjai dengan hutang. b) Rasio Aktivitas, adalah rasio yang
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. c) Rasio
Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan
dan keputusan-keputusan.”
2.5 Financial Distress
Kondisi financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan
dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress yang cukup mengganggu
kegiatan operasional perusahaan merupakan suatu kondisi yang harus segera
diwaspadai dan diantisipasi.
Menurut Rodoni dan Ali dalam Syaiful (2015, hlm 7) mengatakan “ apabila
ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga keadaan yang menyebabkan financial
distress yaitu faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban
utang dan bunga dan menderita kerugian. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan.
Oleh karena itu harus dijaga keseimbangannya agar perusahaan terhindar dari
kondisi financial distress yang mengarah kepada kebangkrutan. Manfaat Melakukan
5
Prediksi Financial Distress Prediksi financial distress ini sangat penting bagi
berbagai pihak. Hal ini menjadi perhatian bagi berbagai pihak karena dengan
mengetahui kondisi perusahaan yang mengalami financial distress, maka berbagai
pihak tersebut dapat mengambil keputusan atau tindakan untuk memperbaiki
keadaan ataupun untuk menghindari masalah.Berbagai pihak yang berkepentingan
untuk melakukan prediksi atas kemungkinan terjadinya financial distressadalah : a)
Pemberi Pinjaman atau Kreditor. Institusi pemberi pinjaman memprediksi financial
distress dalam memutuskan apakah akan memberikan pinjaman dan menentukan
kebijakan mengawasi pinjaman yang telah diberikan pada perusahaan. Selain itu
juga digunakan untuk menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam
melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.b)Investor. Model prediksi
financial distress dapat membantu investor ketika akan memutuskan untuk
berinvestasi pada suatu perusahaan. c) Pembuat Peraturan atau Badan Regulator.
Badan regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar
hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu
model untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai
stabilitas perusahaan. d) Pemerintah. Prediksi financial distress penting bagi
pemerintah dalam melakukan antitrust regulation. e) Auditor. Model prediksi
financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat
penilaian going concern perusahaan. f) Pada tahap penyelesaian audit, auditor harus
membuat penilaian tentang going concern perusahaan. Jika ternyata perusahaan
diragukan going concern-nya, maka auditor akan memberikan opini wajar tanpa
pengeculian dengan paragraf penjelas atau bisa juga memberikan opini disclaimer
(atau menolak memberikan pendapat).
2.6 Definisi Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan
ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya, akibat yang
lebih serius dari kebangkrutan adalah berupa penutupan usaha atau likuidasi.
Menurut Toto dalam Syaiful (2015, hlm 7) “kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan
kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya.
6
Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan, ada indikasi awal dari
perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan keuangan
dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat
digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di perusahaan.”
8
2.8 Rumus Analisis Perbandingan Rasio
1. CURRENT RATIO
Ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendeknya, ditunjukkan dengan perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancarnya. CR menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditor jangka pendek,
semakin tinggi CR semakin bagus bagi kreditor jk pendek.
Total Aktiva
CR = ---------------------
Hutang Lancar
9
Semakin tinggi ratio ini menunjukkan semakin besar modal kerja yang dimiliki
Aktiva Lancar
WC to TA = ----------------------------
Total Aktiva
Total Hutang
TD to TA = ----------------------
Total Aktiva
10
Penjualan
7. Profit Margin
EBIT
PM = ------------------ x 100%
Penjualan
11
EBT to current liabilities digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Cara menghitungnya dengan
mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak dengan bunga terhadap
hutang lancar. rasio EBT terhadap liabilitas lancar agar manajemen perusahaan
dapat mengetahui berapa laba yang telah dipotong dengan beban bunga dapat
menutupi hutang lancar yang ada.
𝑋3=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐵𝑇)𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
12
2.10 Laporan Keuangan Perusahaan PT. Surabaya Agung Industri Pulp &
Kertas Tbk
Kas dan bank 4.661.874.179 2e,2f,2p,4,23 6.238.663.195 Cash on hand and in banks
Piutang usaha 2e,2g,2p,3b,5,23 Trade receivables
Pihak ketiga 116.115.145.283 94.566.166.047 Third parties
Pihak berelasi 2.484.158.331 2d,6 2.872.842.511 Related parties
Piutang lain-lain - pihak ketiga 96.469.121 2e,2g,23 105.838.480 Other receivables - third parties
Persediaan 38.249.725.955 2h,3,7 63.337.259.152 Inventories
Uang muka pembelian 10.566.598.191 8 1.148.923.642 Advances for purchases
Biaya dibayar di muka 2.130.385.478 2i,9 2.011.286.632 Prepaid expenses
13
LIABILITAS DAN EKUITAS 2012 Catatan/ 2011 LIABILITIES AND EQUITY
Notes
LIABILITAS LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Seri A Capital stock - Rp 1,000 par value
Rp 1.000 per saham dan Seri B per share for A Series and
Rp 395 per saham Rp 395 par value per share for B Series
Modal dasar - 4.753.140.000 saham Authorized - 4,753,140,000 shares of
Seri A dan 3.156.607.595 saham A Series and 3,156,607,595 shares
Seri B of B Series
Modal ditempatkan dan disetor penuh - Issued and fully paid -
2.352.966.466 saham Seri A 2,352,966,466 shares of A Series
serta 3.156.607.595 and 3,156,607,595 shares of
saham Seri B 3.599.826.466.025 17 3.599.826.466.025 B Series
Porsi ekuitas pinjaman konversi 2.820.839.831 2l,15a 2.820.839.831 Equity portion of convertible loan
Defisit (2.323.513.113.207) (2.160.693.470.643) Deficits
14
3. Laporan Laba Rugi
PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk.
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2012 dan 2011
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)
Catatan /
2012 Notes 2011
PROFIT (LOSS)
LABA (RUGI) USAHA (125.099.276.373) 16.407.692.528 FROM OPERATIONS
INCOME (LOSS)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (162.819.642.564) 254.180.048.096 FOR CURRENT YEAR
15
BAB III
PEMBAHASAN
Tahun 2011
Tahun 2012
Current ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat dengan sangat
drastis dan kurang baik bagi perusahaan, hal ini menunjukkan terjadinya
kelebihan uang kas dan penimbunan harta yang berlebihan.
2. Quick Ratio
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2011
16
170.280.979.659 : 2.067.405.320.348 = 0,082
Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2011
17
Tahun 2012
7. Profit Margin
EBIT : Penjualan
Tahun 2011
Tahun 2012
EAT : Penjualan
Tahun 2011
2012
18
Notasi :
D = Sales/total asset
= -0,015
19
BAB IV
KESIMPULAN
(1) Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus- menerus yang
pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya.
Ketidakefisien ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan
dan keahlian manajemen.
Hal lain yang menjadi faktor kebangkrutan perusahaan PT Surabaya Industri adalah
banyaknya piutang perusahaan yang menumpuk, ada banyak uang perusahaan yang
berada ditangan pihak ketiga.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ben, D. A., AR, M., & Topowijono. (2015). ANALISIS METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI
ALAT UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. 4.
Kho, B. (2017, September 24). Pengertian Rasio Cepat (Quick Ratio) dan Rumus Rasio Cepat.
Retrieved November 27, 2017, from Ilmu Manajemen Industri:
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-rasio-cepat-quick-ratio-rumus-
rasio-cepat/
TipeSerbaSerbi. (n.d.). Retrieved November 27, 2017, from Macam-Macam Rasio Keuangan
dan Rumusnya: http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/03/macam-macam-rasio-
keuangan-dan-rumusnya.html
Yulianti, E., & Purwanti, E. (n.d.). ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI
KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA PT. KIMIA FARMA. 90-95.
21
LAMPIRAN
22