Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENELITIAN

Analisis Laporan Keuangan


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam menempuh
mata kuliah Analisis Laporan Keuangan,oleh Dosen Pembina
H. Suparman Ali, DR.,M.SI
Saiful Almujab M.Pd

Disusun Oleh :

Widiana Aprilia 145020004


R. Dewi Ayu Sephia 145020014
Trias Adam Ramdhani 145020026
Viar Astian S putra 145020037
Nina Herliana 145020049
Intan Noviana S 145020059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur senatiasa penulis aturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia yang tekah diberikan, penyusun dapat menyusun
tugas ini dalam mata kuliah analisis laporan keuangan.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengalami hambatan dalam


mencari bahan yang berhubungan dengan materi analisis laporan keuangan. Atas
dukungan dari berbagai pihak akhirnya penyusun bisa menyelesaikan tugas ini.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
yang telah memberikan semangat, motivasi kepada penulis, terima kasih kepada
Dosen yang mengajar mata kuliah Analisis laporan keuangan yang memberikan
pengajaran dan arahan dalam penyusunan tugas ini, dan tidak lupa kepada teman-
teman semua yang telah ikut berpartisipasi membantu penyusun dalam upaya
penyusunan tugas ini. Penyusun menyadari bahwa tugas yang di buat ini belum
sempurna, baik dari segi penulisannya maupun dari segi tugas itu sendiri. Oleh karena
itu, penyusun menerima saran dan kritikan dari pembaca demi perbaikan tugas ini
untuk masa yang akan datang. Dalam penyusunan tugas ini tidak terlepas dari peran
serta berbagai pihak yang telah memberikan saran maupun masukan-masukan guna
penyempurnaan laporan ini.

Bandung , 28 november 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Laporan Keuangan.............................................................................. 3
2.2 Analisis Laporan Keuangan................................................................................... 3
2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan ................................................................... 4
2.4 Analisis Rasio Keuangan ........................................................................................ 5
2.5 Financial Distress .................................................................................................... 5
2.6 Definisi Kebangkrutan ........................................................................................... 6
2.7 Penyebab Kebangkrutan ........................................................................................ 7
2.8 Rumus Analisis Perbandingan Rasio .................................................................... 9
2.9 Model Analisis Springate...................................................................................... 11
2.10 Laporan Keuangan Perusahaan PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas
Tbk 13
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 16
3.1 Analisis Rasio keuangan ....................................................................................... 16
3.2 Analisis Metode Springate.................................................................................... 18
BAB IV KESIMPULAN ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
LAMPIRAN............................................................................................................................ 22
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang manajer keuangan perusahaan harus mampu menjaga dan mengelola
laba, hutang dan modalnya. Perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena
rendahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta
ketidakmampuan perusahaan menjamin setiap hutangnya dengan modal sendiri.
Agar tidak terjadi kebangkrutan manajer keuangan perusahaan perlu mengamati
kondisi keuangan perusahaan. Berbagai kontradiksi dan dilema yang kini sedang
terjadi dalam perekonomian Indonesia memang sangat menarik untuk dianalisis.
Globalisasi yang saat ini sedang terjadi ditengah perekonomian kita juga
membawa dampak dalam dunia usaha. Persaingan semakin ketat antar perusahaan
menyebabkan perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang
besar dan menjadi yang terbaik diantara yang lain. Perusahaan yang tidak dapat
menyesuaikan kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengalami
penurunan bahkan ada kecenderungan mengalami kebangkrutan.
Kebangkrutan perusahaan merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi
di dalam dunia usaha baik dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan. Misalnya saja naiknya biaya bahan baku dan biaya lain seperti biaya
upah dan biaya listrik tanpa diimbangi dengan naiknya pendapatan. Adanya
produk pesaing yang lebih unggul sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba
dan penjualan. Ketidakmampuan manajer dalam mengolah perusahaannya.
Kejadian-kejadian tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
penurunan kinerja perusahaan dan dapat menyebabkan perusahaan tersebut
mengalami kebangkrutan.
Untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan maka perusahaan seharusnya
ada persiapan dini untuk mencegah agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.Perusahaan diharapkan dapat menilai kondisi perusahaan yang sedang
berjalan agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi

2
perusahaan sekarang ini, sehingga perusahaan dapat mengetahui tindakan apa
yang tepat untuk mempertahankan perusahaannya dan memperbaiki kekurangan
agar perusahaan dapat bertahan dan bersaing. Informasi seperti ini dapat
membantu perusahaan dalam mengambil keputusan dan menentukan langkah-
langkah yang tepat untuk melakukan inovasi atau perbaikan yang mempunyai
dampak di masa yang akan datang. Salah satu alat yang digunakan perusahaan
untuk menilai kondisi atau kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang
dihasilkan setiap periodenya. Agar perusahaan dapat mengetahui lebih jelas
kondisi perusahaan sekarang ini, maka perusahaan dapat membandingkan laporan
keuangan yang sekarang dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Laporan
keuangan merupakan sumber informasi yang dapat membantu pihak internal
maupun eksternal dalam menginterpretasikan keadaan kinerja suatu perusahaan.
Laporan keuangan dapat mencerminkan keadaan perusahaan sebenarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor penyebab kebangkrutan perusahaan PT Surabaya Agung
Industri Pulp & Kertas Tbk.?
2. Bagaimana hasil analisis laporan keuangan PT Surabaya Agung Industri Pulp
& Kertas Tbk.?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kebangkrutan perusahaan PT Surabaya
Agung Industri Pulp & Kertas Tbk.
3. Untuk mengetahui hasil analisis laporan keuangan PT Surabaya Agung
Industri Pulp & Kertas Tbk.

3
BAB II KAJIAN
TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Myer dalam Erlita (2013, hlm 90) laporan keuangan adalah dua
daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.
Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar
pendapatan atau daftar rugi-laba.
Sejalan dengan itu menurut Fahmi dalam syaiful (2015, hlm 3) “Laporan
keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak –
pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas tertentu”
Menurut Prihadi dalam Syaiful (2015, hlm 4) menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil kerja akuntan dalam melaporkan realitas ekonomi suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga menunjukan pertanggung jawaban dari pihak
manajemen atas penggunaan sumber dana yang digunakan, serta sebagai alat
informasi yang menghubungkan antara perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan, untuk menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan
kinerja dari suatu perusahaan
Dari ketiga penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan
keuangan adalah daftar laporan yang disusun oleh seorang akuntan tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam satu tahun periode. Fungsi dibuatnya laporan
keuangan adalah untuk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan.
2.2 Analisis Laporan Keuangan
Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar
pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat
terdeteksi bila hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri
Prastowo dan Julianty dalam Erlina (2013, hlm 91) mengatakan “Analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan”.

3
Sejalan dengan itu, Menurut Sjahrial dalam Syaiful (2015, hlm 5) “analisis
laporan keuangan berarti menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.”
Sedangkan menurut Syaiful (2015, hlm 5) mengatakan “analisis laporan
keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat
dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan
perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan
serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis
laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan
lepas dari peranan rasiorasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap
rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil.”
2.3 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut sjahrial dalam Syaiful (2015, hlm 5) , “kegunaan analisis laporan
keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Dapat memberikan informasi
yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b)
Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). c) Dapat
mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. e) Dapat
membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan
suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya
dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. f) Mengetahui sifat-sifat
hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang
terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan. g) Dapat memberikan
informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.”

4
2.4 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Fahmi dalam Syaiful (2015 hlm 6),” untuk dapat
menginterpretasikan hasil perhitungan rasio, maka diperlukan adanya pembanding.
Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam membandingkan rasio
keuangan perusahaan, yaitu: (1) Cross sectional approach, merupakan suatu cara
mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. (2) Time series
analysis, merupakan suatu cara dengan membandingkan rasio-rasio keuangan
perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Pembanding antara rasio yang
dicapai saat ini dengan rasio-rasio pada masa lalu akan memperhatikan apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.”
Menurut Riyanto dalam Syaiful(2015, hlm 6) mengatakan, “umumnya rasio
dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) tipe dasar, yaitu : a) Rasio Likuiditas, adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial
jangka pendeknyaRasio Leverage, adalah rasio yang mengukur seberapa jauh
perusahaan dibelanjai dengan hutang. b) Rasio Aktivitas, adalah rasio yang
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya. c) Rasio
Profitabilitas, adalah rasio yang mengukur hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan
dan keputusan-keputusan.”
2.5 Financial Distress
Kondisi financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan
dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Financial distress yang cukup mengganggu
kegiatan operasional perusahaan merupakan suatu kondisi yang harus segera
diwaspadai dan diantisipasi.
Menurut Rodoni dan Ali dalam Syaiful (2015, hlm 7) mengatakan “ apabila
ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga keadaan yang menyebabkan financial
distress yaitu faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban
utang dan bunga dan menderita kerugian. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan.
Oleh karena itu harus dijaga keseimbangannya agar perusahaan terhindar dari
kondisi financial distress yang mengarah kepada kebangkrutan. Manfaat Melakukan

5
Prediksi Financial Distress Prediksi financial distress ini sangat penting bagi
berbagai pihak. Hal ini menjadi perhatian bagi berbagai pihak karena dengan
mengetahui kondisi perusahaan yang mengalami financial distress, maka berbagai
pihak tersebut dapat mengambil keputusan atau tindakan untuk memperbaiki
keadaan ataupun untuk menghindari masalah.Berbagai pihak yang berkepentingan
untuk melakukan prediksi atas kemungkinan terjadinya financial distressadalah : a)
Pemberi Pinjaman atau Kreditor. Institusi pemberi pinjaman memprediksi financial
distress dalam memutuskan apakah akan memberikan pinjaman dan menentukan
kebijakan mengawasi pinjaman yang telah diberikan pada perusahaan. Selain itu
juga digunakan untuk menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam
melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.b)Investor. Model prediksi
financial distress dapat membantu investor ketika akan memutuskan untuk
berinvestasi pada suatu perusahaan. c) Pembuat Peraturan atau Badan Regulator.
Badan regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar
hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu
model untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai
stabilitas perusahaan. d) Pemerintah. Prediksi financial distress penting bagi
pemerintah dalam melakukan antitrust regulation. e) Auditor. Model prediksi
financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat
penilaian going concern perusahaan. f) Pada tahap penyelesaian audit, auditor harus
membuat penilaian tentang going concern perusahaan. Jika ternyata perusahaan
diragukan going concern-nya, maka auditor akan memberikan opini wajar tanpa
pengeculian dengan paragraf penjelas atau bisa juga memberikan opini disclaimer
(atau menolak memberikan pendapat).
2.6 Definisi Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan
ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya, akibat yang
lebih serius dari kebangkrutan adalah berupa penutupan usaha atau likuidasi.
Menurut Toto dalam Syaiful (2015, hlm 7) “kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan
kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya.

6
Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan, ada indikasi awal dari
perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan keuangan
dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat
digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di perusahaan.”

2.7 Penyebab Kebangkrutan


Menurut Margaretha (2011:738) mendeskripsikan bahwa secara garis besar
penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian internal manajemen
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang
berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara
makro. Faktor internal yang bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaan meliputi:
(1) Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus- menerus
yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya.
Ketidakefisien ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya
keterampilan dan keahlian manajemen. (2) Ketidakseimbangan dalam modal yang
dimiliki dengan jumlah piutang-hutang yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar
akan mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga memperkecil laba bahkan
bisa menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu besar juga akan merugikan karena
aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak menghasilkan pendapatan.
(3) Adanya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bisa
mengakibatkan kebangkrutan. Kecurangan ini akan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan yang pada akhirnya membangkrutkan perusahaan. Kecurangan ini bisa
berbentuk manajemen yang korup ataupun memberikan informasi yang salah pada
pemegang saham atau investor. Sedangkan faktor eksternal yang bisa
mengakibatkan kebangkrutan berasal dari factor yang berhubungan langsung
dengan perusahaan meliputi pelanggan, supplier, debitor, kreditor, pesaing ataupun
dari pemerintah. Sedangkan faktor eksternal yang tidak berhubungan langsung
dengan perusahaan meliputi kondisi perekonomian secara makro ataupun faktor
persaingan global. Faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan
adalah: (1) Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh
7
perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari sehingga terjadi penurunan dalam
pendapatan. Untuk menjaga hal tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi
kebutuhan pelanggan dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. (2) Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi
kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi. Untuk mengantisipasi hal
tersebut perusahaan harus selalu menjalin hubungan baik dengan supplier dan tidak
menggantungkan kebutuhan bahan baku pada satu pemasok sehingga risiko
kekurangan bahan baku dapat diatasi. (3) Faktor debitor juga harus diantisipasi
untuk menjaga agar debitor tidak melakukan kecurangan dengan mengemplang
hutang. Terlalu banyak piutang yang diberikan debitor dengan jangka waktu
pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang
tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi
perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu memonitor
piutang yang dimiliki dan keadaan debitor supaya bisa melakukan perlindungan dini
terhadap aktiva perusahaan. (4) Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor
juga bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi dalam
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 4, Nomor 8, Agustus 2015 Analisis
Prediksi Kebangkrutan pada...-Bahri, Syaiful 8 undang-undang no.4 tahun 1998,
kreditor bisa memailitkan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik dan juga membina
hubungan baik dengan kreditor. (5) Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut
perusahaan agar selalu memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan
lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan menuntut
perusahaan agar selalu memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai
tambah yang lebih baik bagi pelanggan. (6) Kondisi perekonomian secara global
juga harus selalu diantisipasi oleh perusahaan. Dengan semakin terpadunya
perekonomian dengan Negara-negara lain, perkembangan perekonomian global juga
harus diantisipasi oleh perusahaan.

8
2.8 Rumus Analisis Perbandingan Rasio

1. CURRENT RATIO
Ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendeknya, ditunjukkan dengan perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancarnya. CR menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditor jangka pendek,
semakin tinggi CR semakin bagus bagi kreditor jk pendek.

Namun, CR yang tinggi belum menjamin segera dibayarnya hutang jangka


pendek jika jatuh tempo, jika proporsi aktiva lancarnya tidak menguntungkan, misalnya
terlalu banyaknya persediaan. CR yang terlalu tinggi kurang baik bagi perusahaan, hal
ini menunjukkan terjadinya kelebihan uang kas.

Total Aktiva

CR = ---------------------

Hutang Lancar

2. ACID TEST RATIO (QUICK RATIO)


Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan tidak
memperhitungkan persediaan.
QR merupakan perbandingan antara Aktiva Lancar dikurang persediaan dengan hutang
lancar
Total Aktiva - Persediaan
CR = -------------------------------------
Hutang Lancar

3. WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS RATIO


Mencerminkan perimbangan dana yang digunakan untuk modal kerja dengan semua
kekayaan yang dimiliki.

9
Semakin tinggi ratio ini menunjukkan semakin besar modal kerja yang dimiliki

Aktiva Lancar
WC to TA = ----------------------------
Total Aktiva

4. Total Debt to total assets ratio


Ratio ini menujukkan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan dibanding dengan
semua kekayaan yang dimiliki.
Semakin besar ratio ini semakin tinggi ketergantungan perusahaan terhadap kreditor

Total Hutang
TD to TA = ----------------------
Total Aktiva

5. Total asset turnover


Merupakan kemampuan perusahaan dalam memutarkan kekayaannya untuk
menghasilkan penjualan
Semakin cepat perutarannya menunjukkan semakin efektif dalam memanfaatkan semua
kekayaannya.
Penjualan
TATO = ----------------------
Total Aktiva

6. Gross Profit Margin


Laba Kotor
GPM = ------------------ x 100%

10
Penjualan

7. Profit Margin
EBIT
PM = ------------------ x 100%
Penjualan

8. Net Profit Margin


EAT
NPM = ------------------ x 100%
Penjualan

2.9 Model Analisis Springate


Springate merumuskan metodenya sebagai berikut:
𝑺=𝟏.𝟎𝟑𝑿𝟏+𝟑.𝟎𝟕𝑿𝟐+𝟎.𝟔𝟔𝑿𝟑+𝟎.𝟒𝑿𝟒 Dimana:
1. Rasio modal kerja terhadap total aset (X1).
menunjukkan rasio antara modal kerja (yaitu aktiva lancar dikurangi hutang
lancar) terhadap total aktiva. Nilai Working Capital to Total Asset yang semakin
tinggi menunjukkan semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan
dibanding total aktivanya.
𝑋1=𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
2. Rasio Laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset (X2)
EBIT To Total Aset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Tingkat pengembalian dari aktiva yang dihitung dengan
membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva pada neraca
perusahaan.
𝑋2=𝐸𝐵𝐼𝑇𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3. Rasio laba sebelum pajak terhadap total liabilitas lancar (X3)

11
EBT to current liabilities digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Cara menghitungnya dengan
mengukur perbandingan antara laba sebelum pajak dengan bunga terhadap
hutang lancar. rasio EBT terhadap liabilitas lancar agar manajemen perusahaan
dapat mengetahui berapa laba yang telah dipotong dengan beban bunga dapat
menutupi hutang lancar yang ada.
𝑋3=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 (𝐸𝐵𝑇)𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

4. Rasio penjualan terhadap total aset (X4)


Total Assets Turn Over (X4). Total Assets Turn Over merupakan rasio yang
membandingkan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Rasio ini
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan
dalam menghasilkan volume penjualan. Rasio ini mengukur seberapa efesien
aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. Semakin
tinggi Total Assets Turn Over berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan
aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan.
𝑋4=𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

12
2.10 Laporan Keuangan Perusahaan PT. Surabaya Agung Industri Pulp &
Kertas Tbk

1. Laporan Posisi Keuangan

PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk.


Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2012 dan 2011
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)

ASET 2012 Catatan/Notes 2011 ASSETS

ASET LANCAR CURRENT ASSETS

Kas dan bank 4.661.874.179 2e,2f,2p,4,23 6.238.663.195 Cash on hand and in banks
Piutang usaha 2e,2g,2p,3b,5,23 Trade receivables
Pihak ketiga 116.115.145.283 94.566.166.047 Third parties
Pihak berelasi 2.484.158.331 2d,6 2.872.842.511 Related parties
Piutang lain-lain - pihak ketiga 96.469.121 2e,2g,23 105.838.480 Other receivables - third parties
Persediaan 38.249.725.955 2h,3,7 63.337.259.152 Inventories
Uang muka pembelian 10.566.598.191 8 1.148.923.642 Advances for purchases
Biaya dibayar di muka 2.130.385.478 2i,9 2.011.286.632 Prepaid expenses

Jumlah Aset Lancar 174.304.356.538 170.280.979.659 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS


Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar Fixed assets - net of
Rp 1.773.112.121.268 pada tahun 2012 accumulated depreciation of
dan Rp 1.676.515.780.761 pada Rp 1,773,112,121,268 in 2012
tahun 2011 serta penyisihan and Rp 1,676,515,780,761 in 2011
penurunan nilai sebesar and provision for impairment
Rp 122.909.442.501 pada of Rp 122,909,442,501
tahun 2012 dan 2011 1.798.707.393.187 2j,2k,3b,10 1.878.953.797.974 in 2012 and 2011
Estimated claims for income
Taksiran tagihan pajak penghasilan 1.814.500.675 13d 4.803.264.724 tax refund
Uang jaminan 1.132.500.000 2e,23 1.120.000.000 Refundable deposits
Bank yang dibatasi penggunaannya - 2e,11,23 12.247.277.991 Restricted cash in bank

Jumlah Aset Tidak Lancar 1.801.654.393.862 1.897.124.340.689 Total Non-Current Assets


JUMLAH ASET 1.975.958.750.400 2.067.405.320.348 TOTAL ASSETS

13
LIABILITAS DAN EKUITAS 2012 Catatan/ 2011 LIABILITIES AND EQUITY
Notes
LIABILITAS LIABILITIES

LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES

Hutang usaha 2e,12,23 Trade payables


Pihak ketiga 49.161.933.918 39.254.743.388 Third parties
Pihak berelasi 37.992.515 2d,6 43.513.591 Related parties
Hutang pajak 8.200.827.086 13a 2.809.250.557 Taxes payables
Beban masih harus dibayar 16.423.977.128 2e,14,23 13.808.681.028 Accrued expenses
Bagian liabilitas jangka panjang yang Current maturities of
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2e,23 long-term payables
Pinjaman jangka panjang 87.030.000.000 2l,15a - Long-term loans
Liabilitas bunga ditangguhkan 38.519.449.796 15b - Deferred interest liabilities
Hutang lain-lain 5.744.835.145 1.097.455.604 Other payables

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 205.119.015.588 57.013.644.168 Total Current Liabilities

LIABILITAS JANGKA PANJANG NON-CURRENT LIABILITIES


Liabilitas jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo Long-term payables - net of
dalam waktu satu tahun 2e,23 current maturities
Pinjaman jangka panjang 240.416.903.470 2l,15a 306.246.645.116 Long-term loans
Liabilitas bunga ditangguhkan 27.624.627.418 15b 66.982.708.949 Deferred interest liabilities
Hutang lain-lain 1.500.000.000 1.500.000.000 Other payables
Liabilitas pajak tangguhan - bersih 206.902.796.689 2n,13c 167.477.992.332 Deferred tax liabilities - net
Liabilitas imbalan kerja Long-term liabilities for
jangka panjang 15.261.214.586 2m,3b,16 13.317.001.785 employees’ benefits
Hutang kepada pihak berelasi - 2d,2e,6e,23 12.913.492.785 Due to related parties

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 491.705.542.163 568.437.840.967 Total Non-current Liabilities

JUMLAH LIABILITAS 696.824.557.751 625.451.485.135 TOTAL LIABILITIES

EKUITAS EQUITY
Modal saham - nilai nominal Seri A Capital stock - Rp 1,000 par value
Rp 1.000 per saham dan Seri B per share for A Series and
Rp 395 per saham Rp 395 par value per share for B Series
Modal dasar - 4.753.140.000 saham Authorized - 4,753,140,000 shares of
Seri A dan 3.156.607.595 saham A Series and 3,156,607,595 shares
Seri B of B Series
Modal ditempatkan dan disetor penuh - Issued and fully paid -
2.352.966.466 saham Seri A 2,352,966,466 shares of A Series
serta 3.156.607.595 and 3,156,607,595 shares of
saham Seri B 3.599.826.466.025 17 3.599.826.466.025 B Series
Porsi ekuitas pinjaman konversi 2.820.839.831 2l,15a 2.820.839.831 Equity portion of convertible loan
Defisit (2.323.513.113.207) (2.160.693.470.643) Deficits

JUMLAH EKUITAS 1.279.134.192.649 1.441.953.835.213 TOTAL EQUITY

JUMLAH LIABILITAS TOTAL LIABILITIES


DAN EKUITAS 1.975.958.750.400 2.067.405.320.348 AND EQUITY

14
3. Laporan Laba Rugi
PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk.
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2012 dan 2011
(disajikan dalam rupiah kecuali dinyatakan lain)

Catatan /
2012 Notes 2011

PENJUALAN BERSIH 245.840.318.623 2d,2o,2p,6,18 357.120.210.416 NET SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN (242.936.179.327) 2d,2o,2p,6,19 (350.777.747.203) COST OF GOODS SOLD

LABA (RUGI) BRUTO 2.904.139.296 6.342.463.213 GROSS MARGIN

Beban usaha (91.314.941.007) 2o,20 (89.303.058.190 ) Operating expense


Penghasilan (beban) lain-lain – bersih (36.688.474.662) 2o,21 99.368.287.505 Other income (expenses) - net

PROFIT (LOSS)
LABA (RUGI) USAHA (125.099.276.373) 16.407.692.528 FROM OPERATIONS

Laba penyesuaian liabililtas bunga Gain on adjustement of deferred


Ditangguhkan 4.447.217.047 - interest liabilities
Pendapatan keuangan 61.807.566 269.350.158 Finance income
Laba penghapusan liabililtas bunga Gain on write - off of deferred
Ditangguhkan - 235.043.202.245 interest liabilities
Beban keuangan (2.804.586.446) 2o,15a,22 (2.818.608.326 ) Finance cost

LABA (RUGI) SEBELUM INCOME (LOSS) BEFORE


MANFAAT (BEBAN) PAJAK DEFERRED INCOME TAX
PENGHASILAN TANGGUHAN (123.394.838.206) 248.901.636.605 BENEFITS (EXPENSE)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK DEFERRED INCOME TAX


PENGHASILAN TANGGUHAN (39.424.804.358) 2n,13c 5.278.411.491 BENEFITS (EXPENSE)

INCOME (LOSS)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (162.819.642.564) 254.180.048.096 FOR CURRENT YEAR

PENDAPATAN KOMPREHENSIF OTHER COMPREHENSIVE


LAIN - - INCOME

JUMLAH LABA (RUGI) TOTAL COMPREHENSIVE INCOME


KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (162.819.642.564) 254.180.048.096 (LOSS) FOR CURRENT YEAR
LABA (RUGI) PER SAHAM (30) 2q 64 EARNINGS PER SHAR

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisis Rasio keuangan


1. Current Ratio

Total Aktiva : Hutang Lancar

Tahun 2011

2.211.701.041.860 : 266.053.419.883 = 8,31

Tahun 2012

1.93.564.43.502 : 49.087.168.425 = 42,65

Current ratio dari tahun 2010 ke tahun 2011 meningkat dengan sangat
drastis dan kurang baik bagi perusahaan, hal ini menunjukkan terjadinya
kelebihan uang kas dan penimbunan harta yang berlebihan.

2. Quick Ratio

(Aktiva lancar – Persediaan) : Hutang Lancar

Tahun 2011

(170.280.979.659 - 63.337.259.152) : 57.013.644.168 = 1,875756621

Tahun 2012

(174.304.356.538– 38.249.725.955) : 205.119.015.588 = 0,663296039

3. Working capital to total assets ratio

Aktiva lancar : Total Aktiva

Tahun 2011

16
170.280.979.659 : 2.067.405.320.348 = 0,082

Tahun 2012

174.304.356.538 : 1.975.958.750.400 = 0,088212548

4. Total Debt to total assets ratio

Total Hutang : Total Aktiva

Tahun 2011

625.451.485.135: 2.067.405.320.348 = 0,302529687

Tahun 2012

696.824.557.751 : 1.975.958.750.400 = 0,352651369

5. Total Assets Turnover

Penjualan : Jumlah Aktiva

Tahun 2011

357.120.210.416: 2.067.405.320.348 = 0,172738363

Tahun 2012

245.840.318.623: 1.975.958.750.400= 0,124415714

6. Gross Profit Margin

(Laba kotor : Penjualan) x 100%

Tahun 2011

(6.342.463.213 : 357.120.210.416) x 100% = 1,776002317

17
Tahun 2012

(2.904.139.296: 245.840.318.623) x 100% = 1,181311232

7. Profit Margin

EBIT : Penjualan

Tahun 2011

16.407.692.528 : 357.120.210.416= 0,045944452

Tahun 2012

(125.099.276.373) : 245.840.318.623= -0,508863953

8. Net Profit Margin

EAT : Penjualan

Tahun 2011

254.180.048.096 : 357.120.210.416 = 0,711749267

2012

(162.819.642.564): 245.840.318.623= -0,662298371

3.2 Analisis Metode Springate


Model ini dikembangkan oleh Springate (1978) dengan
menggunakan analisis multidiskriminan, model ini dapat digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 92,5%. Model yang
berhasil di kembangkan oleh Springate adalah:

S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D

18
Notasi :

A = Working capital/total asset

B = Net profit before interest and taxes/total asset

C = Net profit before taxes/current liabilities

D = Sales/total asset

A = (174.304.356.538 – 205.119.015.588) : 1.975.958.750.400

= -0,015

B = (-125.099.276.373 : 1.975.958.750.400) = -0,06

C = (123.394.838.206 : 205.119.015.588) = 0,6

D = 245.840.318.623 : 1.975.958.750.400 = 0,12

Hasil Akhir Perhitungan :

S = -0,01545 – 0,1842 – 0,396 + 0,08 = -0,51565

19
BAB IV
KESIMPULAN

Faktor internal yang bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaan meliputi:

(1) Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus- menerus yang
pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya.
Ketidakefisien ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan
dan keahlian manajemen.

(2) Ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang-hutang


yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya bunga yang besar
sehingga memperkecil laba bahkan bisa menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu
besar juga akan merugikan karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga
tidak menghasilkan pendapatan.

(3) Adanya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bisa


mengakibatkan kebangkrutan.

Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan PT Surabaya Industri maka


kami dapat menarik kesimpulan bahwa perusahaan telah mengalami kebangkrutan,
hal ini dikarenakan banyak kas yang menumpuk sehingga keuangan di dalam
perusahaan tidak stabil, banyak uang perusahaan yang tidak dipergunakan untuk
modal perusahaan, sehingga perusahaan tidak mendapat tambahan laba dari hasil
penjualan produk.

Hal lain yang menjadi faktor kebangkrutan perusahaan PT Surabaya Industri adalah
banyaknya piutang perusahaan yang menumpuk, ada banyak uang perusahaan yang
berada ditangan pihak ketiga.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ben, D. A., AR, M., & Topowijono. (2015). ANALISIS METODE SPRINGATE (S-SCORE) SEBAGAI
ALAT UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. 4.

Kho, B. (2017, September 24). Pengertian Rasio Cepat (Quick Ratio) dan Rumus Rasio Cepat.
Retrieved November 27, 2017, from Ilmu Manajemen Industri:
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-rasio-cepat-quick-ratio-rumus-
rasio-cepat/

Rhamadana, R. B. (2016). ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA


KEUANGAN. 4.

TipeSerbaSerbi. (n.d.). Retrieved November 27, 2017, from Macam-Macam Rasio Keuangan
dan Rumusnya: http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/03/macam-macam-rasio-
keuangan-dan-rumusnya.html

Yulianti, E., & Purwanti, E. (n.d.). ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI
KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PADA PT. KIMIA FARMA. 90-95.

21
LAMPIRAN

No NPM NAMA NILAI

1 145020004 Widiana Aprilia

2 145020014 Dewi Ayu Sephia T

3 145020026 Trias Adam Ramdani

4 145020037 Viar Astian

5 145020049 Nina Herliana

6 145020059 Intan Noviana

22

Anda mungkin juga menyukai