UNILEVER
INDONESIA TBK
DISUSUN OLEH:
“YASA ANGGANA”
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Tak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa
keluarganya, para sahabat nya serta pengikut nya himgga akhir zaman, sehingga
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
2.1 Manajemen.......................................................................................................6
2.1.1 Pengertian Manajemen............................................................................6
2.1.2 Fungsi Manajemen...................................................................................8
2.1.3 Unsur Manajemen..................................................................................11
2.2 Manajemen Keuangan...................................................................................14
2.2. 1 Pengertian Manajemen Keuangan........................................................14
2.2. 2 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan................................................15
2.2. 3 Fungsi Manajemen Keuangan...............................................................17
2.2. 4 Tujuan Manajemen Keuangan..............................................................19
2.3 Laporan Keuangan.........................................................................................22
2.4 Rasio Keuangan..............................................................................................25
2.4. 1 Rasio Likuiditas......................................................................................26
2.4. 2 Rasio Solvabilitas...................................................................................28
2.4. 3 Rasio Aktifitas.........................................................................................30
2.4. 4 Rasio Profitabilitas.................................................................................33
BAB III...........................................................................................................................36
PEMBAHASAN.............................................................................................................36
3.1 Rasio Likuiditas..............................................................................................36
3.2 Rasio Solvabilitas............................................................................................39
3.3 Rasio Aktifitas.................................................................................................45
ii
3.4 Rasio Profitabilitas.........................................................................................53
BAB IV............................................................................................................................59
KESIMPULAN & SARAN............................................................................................59
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................59
4.2 Saran...............................................................................................................60
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Unilever Sustainable Living Plan (USLP). USLP memiliki tiga pilar utama,
nilai perusahaan. Tujuan ini bersifat mutlak dan berlaku untuk berbagai jenis
efisien. Kemampuan mengelola aset secara efektif dan efisien akan membawa
1
bersaing dengan perusahaan lainnya. Setiap perusahaan yang terdaftar di
manajemen dan para investor eksternal. Dalam konteks ini, laporan keuangan
rugi, dan laporan sumber daya serta penggunaan dana. Analisis terhadap
yang akan menjadi informasi berharga untuk perencanaan masa depan. Dalam
2
go public diharuskan membuat laporan keuangan setiap periodenya. Laporan
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
2022 2021
ASET
Aset Lancar
Kas Dan Setara Kas 502.882 325.197
Piutang Usaha
- Pihak Ketiga 3.507.072 4.136.690
- Pihak Berelasi 417.427 379.865
Uang Muka dan Piutang Lain-Lain
- Pihak Ketiga 212.065 52.939
- Pihak Berelasi 74.246 68.645
Persediaan 2.625.116 2.453.871
Beban Dibayar di Muka 23.750 21.691
Pajak Dibayar di Muka 205.210 159.413
Klaim Pengembalian Pajak - 43.897
3
Jumlah Aset Lancar 7.567.768 7.642.208
2022 2021
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman Bank 600.000 1.850.000
Utang Usaha
- Pihak Ketiga 4.508.015 4.364.070
- Pihak Berelasi 191.959 207.282
Utang Pajak
- Pajak Penghasilan Badan 439.770 535.042
- Pajak Lain-lain 219.181 194.871
Akrual 3.998,399 2.631.420
Utang Lain-Lain
- Pihak Ketiga 1.454.252 1.670.045
- Pihak Berelasi 850.657 786.534
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang- bagian jangka pendek 144.369 122.639
Liabilitas sewa- bagian jangka pendek 35.621 83.249
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 12.442.223 12.445.152
4
EKUITAS
Modal Saham
(Modal dasar, seluruhnya ditempatkan dan disetor penuh :
76.300 76.300
38.150.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp. 2 (nilai
penuh) per saham
Tambahan Modal Disetor 96.000 96.000
Saldo Laba yang Dicandangkan 15.260 15.260
Saldo Laba yang Belum Dicadangkan 3.809.696 4.133.709
Jumlah Ekuitas 3.997.256 4.321.269
5
Jumlah Penghasilan (rugi) Komprehensif lain, neto 148.176 (41.347)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Likuiditas.
Solvabilitas.
Aktifitas.
Profitabilitas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Manajemen
7
2. Pengertian Manajemen Menurut Oey Liang Lee
(Sarinah, 2017)
8
menggerakkan orang lain agar mau menyelesaikan sesuatu.
(Sarinah, 2017)
a. Perencanaan (planning)
9
mengakibatkan ketidakstabilan bahkan kebangkrutan
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penempatan (Staffing)
10
d. Pengarahan (Directing)
2018)
e. Pengawasan (controlling)
11
2.1.3 Unsur Manajemen
dipisahkan satu sama lain. Jika salah satu dari mereka tidak ada atau
a. Man (Manusia)
12
b. Money (Uang)
c. Material
13
memastikan ketersediaan material yang memadai, manajemen
d. Machine
e. Metode
f. Pasar
14
dapat dipantau. Pemasaran produk menjadi sangat vital, karena
sebagai berikut:
15
yang semurah-murahnya dan menggunakan secara efektif,
tujuan perusahaan.
mungkin”.
1. Keputusan Investasi
16
demikian, melibatkan diri dalam investasi bukanlah tugas yang
2. Pendanaan
3. Pembagian Saham
17
4. Modal Kerja
dalam kondisi baik merupakan aspirasi bagi setiap pelaku bisnis. Oleh
adalah:
1. Perencanaan
18
perencanaan atau proyeksi mengenai pendapatan dan
(Darmawan, 2020)
2. Pengontrol
2020)
3. Audit
(Darmawan, 2020)
19
4. Anggaran
5. Laporan
2020)
20
Pada umumnya manajemen keuangan memiliki lima tujuan,
diantaranya:
b) Pengawasan
21
manajemen keuangan, perusahaan dapat menghindari
d) Mengurangi Risiko
22
secara adil antara perusahaan dan pemegang saham sesuai
unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi
23
e. Memberikan informasi tentang perubahaan – perubahan yang terjadi
suatu periode.
a. Neraca
24
3. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh dari
pendapatan.
periode tertentu. Perubahan modal ini terjadi dapat karena adanya laba
kas selama satu periode tertentu. Laporan arus kas memberi gambaran
25
kepada pembaca atas laporan keuangan. Hal terkandung dalam catatan
tetapi tidak disajikan, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
dari hasil perbandingan secara horizontal antara satu pos laporan keuangan
dengan pos laporan keuangan lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan
juga dapat diartikan sebagai kegiatan membandingkan angka angka yang ada
di dalam laporan keuangan perusahaan dengan cara membagi angka yang satu
26
dengan angka lainnya dalam satu komponen laporan keuangan berdasarkan
periode waktu.
dengan periode kurang dari satu tahun. Rasio ini menunjukan besar
pendek perusahaan atau dengan kata lain rasio ini menunjukan seberapa
27
rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara aset lancar
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar
Rumus 1:
Rumus 2:
28
Aktiva Lancar−Persediaan
Rasio Sangat Lancar =
Hutang Lancar
Cash ratio atau rasio kas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar jumlah uang kas dan bank tersedia untuk
29
Debt to Total Asset Ratio (DAR) atau rasio hutang terhadap
disimpulkan
Total Utang
Rasio Utang Terhadap Aset =
Total Aset
B. Debt to Equity Ratio (Rasio Utang Terhadap Modal)
Total Utang
Rasio Utang Terhadap Modal =
Total Modal
30
C. Long Term Debt to Equity (Rasio Utang Jangka Panjang
Terhadap Modal)
sebagai berikut:
Dihasilkan)
31
E. Operating Income to Liabilities Ratio (Rasio Laba
LabaOpersional
Rasio Laba Opersional terhadap Kewajiban =
Total Kewajiban
32
digunakan untuk mengukur seberapa cepat penagihan piutang
persediaan yang akan diganti dalam satu tahun. Rasio ini dihitung
Penjualan
Rasio Perputaran Persediaan =
Rata−rata Persediaan
HPP
Rasio Perputaran Persediaan =
Rata−rata Persediaan
33
membiayai operasi perusahaan dan pendapatan yang dihasilkan
sebagai berikut:
Penjualan
Rasio Perputaran Modal Kerja = Rata−rata Aset Lancar
Penjualan
Rasio Perputaran Aset Tetap = Rata Rata Aset Tetap
yang ada di dalam 49 aktiva perusahaan. Selain itu, rasio ini juga
34
digunakan. Rasio ini dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
Penjualan
Rasio Perputaran Total Aset =
Rata−rata PerputaranTotal Aset
Selainitu, rasio ini juga digunakan sebagai ukuran bagi para investor
35
Laba Bersih
Hasil Pengambilan Aset =
Total Aset
Laba Bersih
Hasil Pengambilan atas Equity =
Total Ekuitas
Laba Kotor
Margin Laba Kotor =
Penjualan Bersih
36
inimenunjukkan berapa persen pendapatan operasional yang
berikut:
LabaOperasional
Margin Laba Operasional =
Penjualan Bersih
Laba Bersih
Margin Laba Operasional =
Penjualan Bersih
37
BAB III
PEMBAHASAN
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar
Artinya Perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 0,608 kali dari total
kewajiban (0,608:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp. 1
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 0,608 Aset lancar.
38
Artinya Perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 0,614 kali dari total
kewajiban (0,614:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp. 1
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 0,614 Aset lancar.
Interpretasi:
Rumus I:
39
Interpretasi:
Rumus II:
Aktiva Lancar−Persediaan
Rasio Sangat Lancar =
Hutang Lancar
Untuk Tahun 2022
Interpretasi:
Rasio Sangat Lancar tahun 2021 lebih baik jika dibandingkan dengan
rasio sangat lancar tahun 2022. Sebagai pembandng lainnya, jika rata-
rata industri untuk rasio sangat lancar adalah 1,5, maka tingkat
likuiditas diperusahaan tahun 2022 dan 2021 dapat disimpulkan
cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis
40
lainnya karena besaran rasionya (0,397 dan 0,416) keduanya berada
dibawah rata-rata industri (1,5).
Rp . 502.882.000 .000
Rasio Kas = = 0,040
Rp . 12.442.223 .000 .000
Rp . 325.197 .000.000
Rasio Kas = = 0,026
Rp . 12.445 .152.000 .000
Interpretasi:
Rasio Kas tahun 2022 lebih baik jika dibandingkan dengan rasio kas
tahun 2021. Sebagai pembandng lainnya, jika rata-rata industri untuk
rasio kas adalah 0,5, maka tingkat likuiditas diperusahaan tahun 2022
dan 2021 dapat disimpulkan cenderung kurang baik jika dibandingkan
dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya (0,040 dan
0,026) keduanya berada dibawah rata-rata industri (0,5).
41
A. Rasio Utang Terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)
Total Utang
Rasio Utang =
Total Aset
2022 2021
Total Aset Rp. 18.318.114.000.000 Rp. 19.068.532.000.000
Total Kewajiban Rp. 14.320.858.000.000 Rp. 14.747.263.000.000
42
ASET 1 UTANG 0,77
MODAL 0,23
1 1
Rasio utang tahun 2021 (0,77) sedikit lebih baik jika dibandingkan
dengan rasio utang pada tahun 2022 (0,78). Sebagai pembanding lainnya,
jika rata-rata industri untuk utang adalah 0,35 , maka dapat disimpulkan
bahwa rasio utang perusahaan untuk kedua tahun ini berada diatas rata-
rata industri sehingga hal ini masih akan cukup menyulitkan perusahaan
untuk memperoleh pinjaman. Jika peruasahaan ingin menambah jumlah
utangnya dan agar tetap memenuhi batas tingkat rasio utang teretentu
maka perusahaan harus terlebih dahulu menambah modal atau asetnya
dengan jumlah besar diatas jumlah tambahan pinjaman itu sendiri.
Total Utang
Rasio Utang Terhadap Modal =
Total Modal
2022 2021
Total Modal Rp Rp. 4.321.269.000.000
3.997.256.000.000
Total Kewajban Rp. 14.320.858.000.000 Rp. 14.747.263.000.000
43
Rp . 14.747 .263 .000.000
Rasio Utang Terhadap Modal = = 3,41
Rp . 4.321 .269 .000.000
Interpretasi:
Debt to Equity tahun 2021 (3,41) lebih baik jika dibandingkan dengan
tahun 2022 (3,58) karena jumlah modal pemilik ditahun 2021 yang
dijadikan sebagai jaminan utang lebih besar jika dibandingkan dengan
jumlah modal pemilik tahun 2022. Sebagai pembanding lainnya, jika
rata-rata industri untuk utang terhadap modal adalah 0,9 maka dapat
disimpulkan bahwa rasio utang terhadap modal perusahaan untuk
kedua tahun ini berada diatas rata-rata industri dan struktur
pembiayaan perusahaan lebih banyak menggunakan pinjaman
dibandingkan dengan modal. Dengan kondisi seperti itu tentu saja akan
menyulitkan bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman
yang baru dari kreditur, apalagi jika melihat besarnya proporsi utang
terhadap modal tahun 2022.
Equity Ratio)
2022 2021
Total modal Rp 3.997.256.000.000 Rp. 4.321.269.000.000
Utang Jangka Panjang Rp. 1.878.635.000.000 Rp. 2.302.111.000.000
44
Artinya Perusahaan memiliki utang jangka panjang sebanyak 0,46
kali dari total modal (0,46:1).
Rasio Utang Jangka Panjang terhadap modal pada tahun 2022 (0,46)
lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2021 (0,53), Sebagai
pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk utang jangka
panjang adalah 10 kali , maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun
2022 dan tahun 2021 sudah berada pada posisi baik yang memenuhi
stndar karena berada dibawah rata-rata industri .
Ratio)
2022 2021
Ebit Rp. 8.122.793.000.000 Rp. 8.756.359.000.000
Beban Bunga Rp. 12.071.134.000.000 Rp. 12.129.759.000.000
45
Rasio Kelipatan Bunga Yang Dihasilkan =
Rp. 8.122 .793 .000.000
Rp . 12.071.134 .000.000
= 0,67
Artinya, beban bunga dapat ditutup dengan 0,64 kali dari laba
sebelum bunga dan pajak, atau dengan kata lain bahwa perusahaan
memiliki kemampuan dari laba sebelum pajak untuk membayar bunga
0,67 kali.
Lialibities Ratio)
LabaOpersional
Rasio Laba Opersional Terhadap Kewajiban =
Total Kewajiban
2022 2021
Laba Operasional Rp 7.068.808.000.000 Rp. 7.679.451.000.000
Total Kewajiban Rp. Rp. 14.747.263.000.000
14.320.858.000.000
46
Untuk Tahun 2022
Over)
47
2022 2021
Penjualan Kredit Rp. 41.218.881.000.000 Rp. 39.545.959.000.000
Rata Rata Piutang Rp. 4.220.527.000.000 Rp. 4.905.921.500.000
48
Interpretasi:
2022 2021
Penjualan Rp Rp. 39.545.959.000.000
41.218.881.000.000
Rata Rata Persediaan Rp. Rp.
2.539.493.500.000 2.458.487.500.000
BBahwa besarnya persediaan pada akhir tahun 2020 adalah
Rp. 2.463.104.000.000
Untuk Tahun 2022
365 hari
Lamanya Rata-Rata Persediaan = = 23 hari
16 kali
Artinya, Jika persyaratan rata-rata persediaan yang berlaku adalah 20
hari maka berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa lamanya rata-rata persediaan selama 23 hari melebihi batas
49
waktu, sehingga aktifitas persediaan barang usaha dapat dilakukan oleh
manajemen dapat dikatakan belum berjalan dengan efektif. Dengan
kata lain bahwa seluruh persediaan belum dapat berhasil dijual dengan
baik dalam batas waktu yang ditetapkan.
365 hari
Lamanya Rata-Rata Persediaan = = 23 hari
16 kali
Interpretasi:
Rumus lainnya :
2022 2021
50
HPP Rp Rp.
22.153.944.000.000 19.919.572.000.000
Rata Rata Rp. Rp.
Persediaan 2.539.493.500.000 2.458.487.500.000
365 hari
Lamanya Rata-Rata Persediaan = = 40 hari
9 kali
Artinya, Jika persyaratan rata-rata persediaan yang berlaku adalah 20
hari maka berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa lamanya rata-rata persediaan selama 40 hari melebihi batas
waktu, sehingga aktifitas persediaan barang usaha dapat dilakukan oleh
manajemen dapat dikatakan belum berjalan dengan efektif. Dengan
kata lain bahwa seluruh persediaan belum dapat berhasil dijual dengan
baik dalam batas waktu yang ditetapkan.
365 hari
Lamanya Rata-Rata Persediaan = = 45 hari
8 kali
51
kata lain bahwa seluruh persediaan belum dapat berhasil dijual dengan
baik dalam batas waktu yang ditetapkan.
Interpretasi :
2022 2021
Penjualan Rp 41.218.881.000.000 Rp. 39.545.959.000.000
Rata Rata Aset Lancar Rp. 7.604.988.000.000 Rp. 8.235.284.000.000
52
Rp . 41.218 .881.000 .000
= = 5,41 kali
( Rp 7.642 .208 .000.000+ Rp .7 .567 .768 .000 .000 ) :2
Interpretasi:
Rasio Perputaran Modal Kerja pada tahun 2022 lebih baik daripada
tahun 2021 karena kontribusi asset lancar terhadap pernjualan di tahun
2022 lebih besar jika dibandingkan kontribusi asset lancar terhadap
penjualan tahun 2021. Sebagai pembanding lainnya, jika rata rata
industry untuk rasio perputaran modal kerja adalah 6 kali, maka dapat
disimpulkan bahwa kontribusi kedua tahun tersebut cenderung kurang
baik jika dibandingkan perusahaan sejenis karena nilainya lebih kecil
dari rata rata nilai industri.
Penjualan
Rasio Perputaran Aset Tetap =
Rata Rata Aset Tetap
2022 2021
Penjualan Rp. Rp.
41.218.881.000.000 39.545.959.000.000
Rata Rata Aset Tetap Rp. Rp.
9.819.056.500.000 10.260.994.000.000
53
Bahwa, Aset Tetap pada akhir tahun 2020 adalah Rp. 10.419.902.000.000
Rasio Perputaran Aset Tetap pada tahun 2022 lebih baik daripada tahun
2021 karena kontribusi asset tetap terhadap pernjualan di tahun 2022 lebih
besar jika dibandingkan kontribusi asset tetap terhadap penjualan tahun
2021. Sebagai pembanding lainnya, jika rata rata industry untuk rasio
perputaran modal kerja adalah 5 kali, maka dapat disimpulkan bahwa
kontribusi kedua tahun tersebut cenderung kurang baik jika dibandingkan
perusahaan sejenis karena nilainya lebih kecil dari rata rata nilai industry.
Dalam hal ini penting bagi perusahaan untuk meninjau ulang keberadaan
asset tetap yang dimilikinya, apakah terlalu kebesaran nilainya atau
memang belum dimanfaatkan secara maksimal bagi peningkatan
pendapatan perusahaan.
54
Rasio Perputaran Total Aset
Penjualan
=
(Total Aset Awal Tahun+Total Aset Akhir Tahun): 2
Rasio Perputaran Total Aset pada tahun 2022 lebih baik daripada tahun
2021 karena kontribusi asset terhadap pernjualan di tahun 2022 lebih
besar jika dibandingkan kontribusi asset terhadap penjualan tahun
2021. Sebagai pembanding lainnya, jika rata - rata industry untuk rasio
perputaran modal kerja adalah 2 kali, maka dapat disimpulkan bahwa
kontribusi kedua tahun tersebut cenderung lebih baik jika dibandingkan
perusahaan sejenis karena nilainya sama dan lebih besar dari rata rata
nilai industry.
55
1.8 Rasio Profitabilitas
Laba Bersih
Hasil Pengambilan Aset =
Total Aset
2022 2021
Laba Bersih Rp. 5.364.761.000.000 Rp. 5.758.148.000.000
Total Aset Rp. 18.318.114.000.000 Rp. 19.068.532.000.000
= 29,2%
Setiap Rp.1 total asset turut berkontribusi menciptakan Rp.0,292
laba bersih
= 30,1%
Setiap Rp.1 total asset turut berkontribusi menciptakan Rp. 0,301
laba bersih
Interpretasi:
56
rata-rata industri untuk hasil pengembalian atas aset adalah 20% maka
dapat disimpulkan bahwa kontribusi total aset terhadap laba bersih pada
kedua tahun tersebut cenderung cukup baik karena berada diatas rata-rata
industri dibandingkan perusahaan sejenis.
Laba Bersih
Hasil Pengambilan atas Equity =
Total Ekuitas
2022 2021
Laba Bersih Rp 5.364.761.000.000 Rp.
5.758.148.000.000
Total Ekuitas Rp. 3.997.256.000.000 Rp.
4.321.269.000.000
Interpretasi:
Hasil pengembalian atas aset tahun 2022 lebih baik jika dibandingkan
dengan hasil pengembalian aset tahun 2021 karena kontribusi total aset
terhadap laba bersih tahun 2022 lebih besar jika dibandingkan dengan
kontribusi total aset terhadap laba bersih tahun 2021, Sebagai
pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk hasil pengembalian
atas aset adalah 40% maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi total
aset terhadap laba bersih pada kedua tahun tersebut cenderung cukup
57
baik karena berada diatas rata-rata industri dibandingkan perusahaan
sejenis.
C. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Laba Kotor
Margin Laba Kotor =
Penjualan Bersih
2022 2021
Pendapatan Penjualan Rp 41.218.881.000.000 Rp. 39.545.959.000.000
HPP (Rp. (Rp. 19.919.572.000.000)
22.153.944.000.000)
Laba Kotor Rp. Rp.
19.064.937.000.000 19.626.387.000.000
Interpretasi:
Margin laba kotor tahun 2021 lebih baik jika dibanding dengan margin
laba kotor tahun 2022 karena kontribusi penjualan bersih terhadap laba
kotor di tahun 2021 lebih besar jika dibandingkan dengan kontribusi
58
penjualan bersih terhadap laba kotor tahun 2022. dengan demikian,
terjadi penurunan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan. Sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk
margin laba kotor adalah 30 % maka dapat disimpulkan bahwa
kontribusi penjulan bersih terhadap laba kotor di kedua tahun
cenderung cukup baik karena mampu mencapai nilai standar industri.
Penting bagi perusahaan meningkatkan harga jual dengan menekan
biaya produksi.
2022 2021
Pendapatan Rp 41.218.881.000.000 Rp. 39.545.959.000.000
Penjualan
HPP (Rp. (Rp.19.919.572.000.000)
22.153.944.000.000)
Laba Kotor Rp. 19.064.937.000.000 Rp.
19.626.387.000.000
Beban Operasional (Rp.11.996.129.000.000) (Rp.11.949.992.000.000)
Laba Operasional Rp. 7.068.808.000.000 Rp. 7.679.451.000.000
LabaOperasional
Margin LaLaba Operasional =
Penjualan Bersih
59
Untuk Tahun 2021
Interpretasi:
Margin laba operasional tahun 2019 lebih baik jika dibandingkan margin
laba operasional tahun 2020. dengan kata lain terdapat penurunan kinerja
manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.Sebagai
pembanding jika rata-rata standar industri 30% maka dapat disimpulkan
bahwa kontribusi pada kedua tahun tersebut cenderung kurang baik
dibandingan perusahaan sejenis. Penting bagi perusahaan untuk
melakukan efesiensi atas beban operasional yang terlalu besar.
Laba Bersih
Margin Laba Operasional =
Penjualan Bersih
2022 2021
Pendapatan Rp 41.218.881.000.000 Rp. 39.545.959.000.000
Penjualan
HPP (Rp. (Rp. .919.572.000.000)
22.153.944.000.000)
Laba Kotor Rp. 19.064.937.000.000 Rp.
19.626.387.000.000
Beban Operasional (Rp.11.996.129.000.000) (Rp.11.949.992.000.000)
Laba Operasional Rp. 7.068.808.000.000 Rp.
7.679.451.000.000
Pendapatan Lain Rp. 10.206.000.000 Rp.
2.017.000.000
Beban & Rugi lain (Rp. (Rp.
85.211.000.000) 184.876.000.000)
Laba Sebelum Pajak Rp. 6.993.803.000.000 Rp.
7.496.592.000.000
Pajak Penghasilan (Rp. (Rp.
1.629.042.000.000) 1.738.444.000.000)
Laba Bersih Rp. 60 5.364.761.000.000 Rp.
5.758.148.000.000
Untuk Tahun 20 U Untuk Tahun 2021
Besarnya laba bersih 13% dari total penjualan bersih, setiap Rp.1
penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp. 0,13 laba bersih.
Besarnya laba bersih 14,5% dari total penjualan bersih, setiap Rp.1
penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp.0,145 laba bersih.
Interpretasi:
61
BAB IV
1.3 Kesimpulan
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
rata-rata industri. Dapat dilihat dari nilai Debt to Asset Ratio dan
3. Rasio Aktifitas
62
belum efektif, karena dari kelima perhitungan rasio aktifitas
4. Rasio Profitabilitas
penurunan.
1.4 Saran
63
c. Perusahaan dapat melakukan hal ini dengan meningkatkan penjualan,
64
DAFTAR PUSTAKA
65