Disusun Oleh:
R. Alif Haykal Al Haq 211100083
Repi Mariska 211100086
Fajar Ridwan 211100093
Najmu Ramadhan 211100100
Resti Fauziah 211100110
Septi Amanda Ramadhan 211100117
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
"Makalah Perpajakan Pajak Penghasilan Pasal 22” ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tomi Mulyana,
SH., MH., M.Kom selaku dosen mata kuliah Perilaku Keorganisasian yang telah
memberikan tugas ini. Dan mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
dalam penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penyusunan kata. Oleh karena itu, kami membuka dan menerima kritik dan
Akhir kata kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
memberi inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar
makalah ini bisa menjadi sumber informasi terhadap pembaca mengenai Pajak
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan
yang sama;
pajak oleh Wajib Pajak badan tertentu ini akan dikenakan terhadap
pembelian barang yang memenuhi kriteria tertentu sebagai barang
sangat mewah.
22 ada yang bersifat final dan tidak final. Jika pemungutan PPh
Pasal 22 bersifat final maka jumlah pajak yang telah dibayar dalam
Tahunan.
PPh).
Ketentuan PPh Pasal 22 juga diatur lebih lanjut dalam Peraturan
lain;
3) Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas
a. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor
barang;
(LS);
industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh
dalam negeri;
f. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas
Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut PPh
c Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
pelumas;
d Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja yang
mewah.
1) Impor barang,
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang dananya dari belanja
rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima ratus meter
persegi);
berikut:
Jenderal Pajak.
atau kebudayaan.
d. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain
pengetahuan.
lainnya.
g. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah.
h. barang pindahan.
batas, dan barang kiriman sampai batas nilai pabean dan atau
jumlah tertentu.
keamanan negara.
Nasional (PIN).
agama.
o. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, dan kapal
q. kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
1) Atas Impor
impor;
final)
3) Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur
4) Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau
importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
termasuk PPN)
6) Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang
7) Atas penjualan:
20.000.000.000,-
7b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp
10.000.000.000,-
kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan Bea
Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan
terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib
Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak. Ketentuan ini berlaku
2.7.1 Perhitungan PPh Pasal 22 Berdasarkan Buku Perpajakan Edisi Revisi Prof.
dengan APBN/APBD
Atas pembelian barang yang dananya dari belanja negara
pasal 22 adalah:
dari Rp 1.000.000,00.
Pertambahan Nilai.
a Instansi Pemerintah
b Korps Diplomatik
rokok pada saat penjualan rokok di dalam negeri adalah 0,15% dari
kertas pada saat penjualan kertas di dalam negeri adalah 0,1% dari
baja pada saat penjualan semen di dalam negeri adalah 0,3% dari
Pedagang Pengumpul
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut oleh industri atau
Pertambahan Nilai.
dan badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar
Sangat Mewah
PPh Pasal 22=5 % × harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM
terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib
Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak. Ketentuan ini berlaku
2.7.2 Perhitungan PPh Pasal 22 Berdasarkan buku Perpajakan karya Dra. Siti
SPBU Pertamina
dalam negeri
dalam negeri
keperluan industri atau ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir
perikanan
PPh Pasal 22=0,25 % × penjualan tidak termasuk PPN
sangat mewah
mempunyai API. Pada bulan Mei 2019 melakukan impor barang dari
luar negeri dan biaya angkut pengapalan barang dari Jepang ke dalam
faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar
20% dan 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Jawab:
Ditambah:
Pasal 22 adalah :
Instansi Pemerintah
Jawab:
= Rp 400.000.000, 00
pembayaran:
= Rp 6.000.000, 00
Pengeluaran
Jawab:
= Rp 6.500.000
PPh Pasal 22 :
= 1,5% x Rp6.500.000
= Rp 97.500
yaitu pembayaran dilakukan oleh bendahara umum daerah dalam hal ini
Jawab:
= Rp 875.000.000
= 1,5% x Rp 875.000.000
= Rp 13.125.000
PT Indah Kiat Paper dalam bulan Mei 2011 menjual beberapa jenis kertas
Jawab:
= Rp80.000.000
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Indah Kiat Paper adalah:
= 0,10% Rp 80.000.000
= Rp 80.000
PT Pertamina adalah produsen dan importir bahan bakar minyak, gas, dan
berikut:
Pertamina;
SPBU;
Distrubutor:
Catatan: setiap harga tersebut tidak termasuk PPN. Besarnya PPh Pasal 22
Jawab:
= 0,25% x Rp 816.000.000
= Rp 2.040.000
= Rp 1.569.000
= 0,3% x Rp 179.800.000
= Rp 539.400
= 0,3% x Rp278.900.000
= Rp 836.700
Jawab:
= 0,25% x Rp326.000.000
= Rp.815.000
NPWP 01.333.111.4.508.000.
Magelang.
01.555.333.6.541.000.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut pada saat penjualan dari hasil
industri kertas
Penyelesaian:
Ber-NPWP
110.000.000 100.000.000
= Rp 100.000.000 = Rp 100.000
= Rp 750.000.000 = Rp 750.000
TOTAL Rp 1.150.000
dengan saat pembayaran Bea Masuk. Dalam hal pembayaran Bea Masuk
pemungutan PPh Pasal 22, Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat
bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja,
bermotor di dalam negeri yang dilakukan oleh ATPM, APM dan importir
umum kendaraan bermotor terutang dan dipungut pada saat penjualan. PPh
Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
Pajak yang dipungut, kecuali atas penjualan bahan bakar minyak, bahan
bakar gas, dan pelumas oleh Produsen atau importir bahan bakar minyak,
Bea dan Cukai ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank
Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama
a Surat Setoran Pajak tersebut berlaku juga sebagai Bukti Pemungutan Pajak
disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau
22.
b Kewajiban Pelaporan