Anda di halaman 1dari 22

BAB 5 AKUNTANSI PPH

PASAL 22
Capaian Pembelajaran:
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, mahasiswa akan
mampu:
1. Mengetahui pengertian PPh ps 22
2. Mengetahui pemotong PPh pasal 22
3. Bisa mengidentifikasi kegiatan yang dikenakan PPh pasal 22
dan pengecualiannya
4. Memahami tarif dan Dasar Pengenaan PPh pasal 22
5. Mampu menghitung PPh Pasal 22
6. Melakukan pencatatan akuntansi PPH pasal 22
Akuntansi PPh Pasal
22

5.1. PENGERTIAN PPH PASAL


22
PPh pasal 22 merupakan pajak yang dipungut oleh:
a. bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah,
b. instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lain, berkenaan
dengan pembayaran atas penyerahan barang
c. badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
PPh Pasal 22 dibayar dalam tahun berjalan melalui pemungutan oleh pihak-pihak
tertentu. Pemungutan PPh Pasal 22 ada yang bersifat final dan tidak final. Jika
pemungutan PPh Pasal 22 bersifat tidak final maka jumlah pajak yang telah dibayar
dalam tahun berjalan tersebut dapat dikreditkan dari total PPh terutang pada akhir
tahun saat pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.
Akuntansi PPh Pasal
22 5.2. PEMUNGUT PPH PASAL
22
Yang diberi wewenang untuk memungut PPh pasal 22 adalah:
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas
impor barang;
2. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA), sebagai pemungut pada pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah
dam lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan
pembayaran atas pembelian barang, bendahara
pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan
mekanisme uang persediaan (UP), KPA atau pejabat
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi
oleh KPA, untuk pembayaran kepada pihak ketiga yang
dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS);
Akuntansi PPh Pasal
22 5.2. PEMUNGUT PPH PASAL
22
3. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha: industri
semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, yang
ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan
hasil produksinya di dalam negeri;
4. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas.
5. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor
perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-
bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari
pedagang pengumpul.
Akuntansi PPh Pasal
22 5.2. PEMUNGUT PPH PASAL
22
6. Wajib Pajak Badan tertentu atas penjualan barang yang
tergolong
sangat mewah (kapal pesiar, rumah sangat mewah, apartemen dan
kondominium sangat mewah, kendaraan sangat mewah).
5.3. KEGIATAN YANG DIKENAKAN /
OBYEK PPH PASAL 22
Objek PPh Pasal 22 adalah:
1. Impor barang.
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat
Bendaharawan Pemerintah baik tingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah,
yang melakukan pembayaran atas pembelian barang.
3. Penjualan hasil produksi dalam negeri yang dilakukan oleh Badan Usaha
yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pelayanan Pajak, Penjualan hasil produksi oleh produsen atau importir
bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.

Akuntansi PPh Pasal


22
5.3. KEGIATAN YANG DIKENAKAN /
OBYEK PPH PASAL 22
Objek PPh Pasal 22 adalah:
1. Impor barang.
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat
Bendaharawan Pemerintah baik tingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah,
yang melakukan pembayaran atas pembelian barang.
3. Penjualan hasil produksi dalam negeri yang dilakukan oleh Badan Usaha
yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pelayanan Pajak, Penjualan hasil produksi oleh produsen atau importir
bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.

Akuntansi PPh Pasal


22
5.4. CARA MENGHITUNG PPH PASAL
22
PPh pasal 22 dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan Dasar
PengenaanPajak (DPP). Berikut ini akan diuraikan dasar pemungutan dan
tarif untuk masing-masing obyek PPh pasal 22.
22
Akuntansi PPh Pasal
5.4. CARA MENGHITUNG PPH PASAL
22
22
Akuntansi PPh Pasal
5.4. CARA MENGHITUNG PPH PASAL
22
22
Akuntansi PPh Pasal
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Pencatatan transaksi yang terkait dengan PPh pasal 22 harus
memperhatikan faktor waktu ( saat terutang, penyetoran,
pengkreditan) dan sifat PPh pasal 22. Pada dasarnya sifat dari
PPh pasal 22 merupakan uang muka PPh, sehingga pada akhir
tahun pajak akan dikreditkan dengan seluruh PPh terutang satu
tahun. Namun, untuk PPh Pasal 22 yang bersifat final (lihat tabel
5.1 di atas), PPh pasal 22 dapat dicatat dalam akun Beban PPh
22 final (Purwono, 2010)
Berikut ini contoh transaksi dan pencatatan akuntansi PPh pasal
22:
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Contoh 1: transaksi PPh Pasal 22 antara WP dengan Instansi
Pemerintah.
PT. Adil dan Sejahtera (PT AS) adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengadaan alat tulis kantor yang
berdiri sejak tahun 2017 dan belum menjadi Pengusaha Kena
Pajak.
a. Pada tanggal 16 Januari 2020 menjual ATK kepada Dinas
Kesehatan kota Malang dengan nilai Rp. 200.000.000,00.
b. Bendahara Dinkes Malang akan melakukan pembayaran
pada tanggal 26 Januari 2020.
c. PT. AS menerima SSP dari Bendahara Dinkes Malang pada
tanggal 15 Februari 2020. Jurnal yang dibuat PT AS adalah
sebagai berikut:
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Untuk memudahkan pencatatan, transaksi di atas di analisis
sebagai berikut. Bendahara Dinkes Malang akan memungut
PPh pasal 22 atas transaksi dengan PT. AS dengan tarif 1,5% x
Rp. 200.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00
Jadi uang pembayaran yang akan diterima oleh PT. AS adalah
sebesar Rp. 197.000.000,00(200.000.000 – 3.000.000,-).
PT. AS akan melakukan penagihan kepada Bendahara Dinkes
Malang sebesar transaksi penyerahan barang, sehingga
jumlah tagihan PT. AS kepada Bendahara Dinkes Malang
adalah sebesar = Rp. 200.000.000,-
Jurnal yang dibuat PT AS pada tanggal 16 Januari 2020 pada
saat menjual ATK kepada Dinkes Malang dengan nilai Rp.
200.000.000,00:
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22

Jurnal yang dibuat PT AS pada saat Bendahara Dinkes


Malang melakukan pembayaran pada tanggal 26 Januari
2020.
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Contoh transaksi jika WP sudah menjadi Pengusaha Kena
Pajak
PT. Adil dan Sejahtera (PT AS) adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengadaan alat tulis kantor yang
berdiri sejak tahun 2017 dan sudah menjadi Pengusaha Kena
Pajak.
1. Pada tanggal 16 Januari 2020 menjual ATK kepada Dinas
Kesehatan kota Malang dengan nilai Rp. 200.000.000,00.
2. Bendahara Dinkes Malang akan melakukan pembayaran
pada tanggal 26 Januari 2020.
3. PT. AS menerima SSP dari Bendahara Dinkes Malang pada
tanggal 15 Februari 2020. Jurnal yang dibuat PT AS adalah
sebagai berikut:
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Untuk memudahkan pencatatan, transaksi di atas di analisis
sebagai berikut. Bendahara Dinkes Malang akan memungut
PPh pasal 22 atas transaksi dengan PT. AS dengan tarif 1,5% x
Rp. 200.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00
Jadi uang pembayaran yang akan diterima oleh PT. AS adalah
sebesar Rp. 197.000.000,00(200.000.000 – 3.000.000,-).
PT. AS akan melakukan penagihan kepada Bendahara Dinkes
Malang sebesar transaksi penyerahan barang beserta dengan
PPN nya, sehingga jumlah tagihan PT. AS kepada Bendahara
Dinkes Malang adalah sebesar = Rp. 200.000.000,- + (10% x
200.000.000) = Rp. 220.000.000,-
Untuk PPN yang senilai Rp. 20.000.000, oleh Bendahara Dinkes
Malang tidak akan diserahkan kepada PT. AS melainkan akan
disetorkan sendiri karena Bendahara Pemerintah merupakan
Badan Pemungut PPN (Wapu PPN).
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Jurnal yang dibuat PT AS pada tanggal 16 Januari 2020 pada saat
menjual ATK kepada Dinkes Malang dengan nilai Rp.
200.000.000,00:

Jurnal yang dibuat PT AS pada saat Bendahara Dinkes Malang


melakukan pembayaran pada tanggal 26 Januari 2020.
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Contoh 2: transaksi PPh Pasal 22 impor
PT Almas Bersaudara Smart (PT ABS) adalah importir karpet
yang mempunyai API. Pada bulan 16 April 2020 melakukan
impor barang kena pajak dari Turki dengan harga faktur US
$200,000.00 yang pembayarannya 3 bulan sejak barang
dikirim. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri dan biaya
angkut pengapalan barang dari Turki ke dalam daerah pabean
(Indonesia) masing-masing sebesar 20% dan 10% dari CIF
(Cost, Insurance and Freight). Produk tersebut dikenai Bea
Masuk 20% dan Bea Masuk Tambahan 10%. Kurs yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah US
$1.00 = Rp 14.500,00.
Pada saat mengambil barang di pelabuhan PT ABS akan
membayar PPh pasal 22 yang kepada bank devisa sebesar:
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Menentukan Nilai Impor
Harga faktur (cost) US$ 200,000.00
Biaya insurance:20%x$200,000 US$ 4,000.00
Biaya angkut (freight):10 % x US $200,000.00 US$ 2,000.00
CIF (cost, insurance, freight) US$ 206,000.00
Kurs US $1.00 = Rp 14.500,00
CIF (dalam rupiah): 206,000.00 x 14.500,00 2.987.206.000,00
Ditambah:
Bea masuk: 20% x Rp 2.987.206.000,00
597.441.200,00
Bea masuk tambahan: 10% x 2.987.206.000,00 298.720.600,00
Nilai impor 4.779.529.600,00
Menghitung PPh Pasal 22 Impor
2,5% x Rp 4.779.529.600,00 119.488.240.00
Akuntansi PPh Pasal
22
5.5. AKUNTANSI PPH PASAL 22
Jurnal yang dibuat untuk mencatat impor tersebut adalah:
Akuntansi PPh Pasal
22

LATIHAN SOAL

CV Gegap Gempita adalah perusahan perdagangan umum, persewaan, serta ekspor dan
impor. Dari pembukuan bulan November 2020 terdapat data dan catatan sebagai berikut:
a) 2 November Mengimpor 100 unit computer dari Taiwan dengan nilai CIF US$
40,000. Bea Masuk 30%, BMT 5% dan pungutan pabean lainya Rp 100.000 / unit. CV
Gegap Gempita memiliki Angka Pengenal Impor (API) dan KURS yang berlaku
menurut KMK pada waktu realisasi impor adalah US$ = Rp 14.500,00.
b) 4 November Menjual ATK ke Departemen Tenaga Kerja sebesar Rp 24.800.000 dan
50% dari harga ATK baru akan dibayar bulan Desember 2010oleh Departemen Tenaga
Kerja.
c) 14 November membeli 5 ton pinang (hasil pertanian) dari Lauw Bok Sing pedagang
pengumpul) seharga Rp 160.000.000 untuk diekspor ke Korea.
Akuntansi PPh Pasal
22

LATIHAN SOAL

Pertanyaan:
A. Hitunglah PPh Pasal 22 yang harus dipungut dari PT Gegap Gempita atas
transaksi-transaksi tersebut di atas!
B. Buatlah jurnal atas transaksi di atas

Anda mungkin juga menyukai