Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 9

PERHITUNGAN PPH PASAL 22 ATAS BENDAHARAWAN


PEMERINTAH DAN INDUSTRI TERTENTU YANG DITUNJUK SEBAGAI
PEMUNGUT

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pertemuan 8 diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan menghitung pajak penghasilan PPh Pasal 22 atas bendaharawan
pemerintah dan industri tertentu yang ditunjuk sebagai pemungut

B. URAIAN MATERI
1. Definisi PPh Pasal 22
Pada pertemuan 9 ini kita akan membahas mengenai Pajak Penghasilan
pasal 22 khususnya mengenai transaksi dengan bendaharawan pemerintah dan
industri tertentu yang ditunjuk sebagai pe 1
Definisi dari PPh pasal 22
adalah Pajak Penghasilan PPh yang dipungut oleh:

a. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan


lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas
penyerahan barang

b. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan


dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain

c. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat
me

PPh pasal 22 termasuk jenis pajak yang beragam tarifnya. Sehingga untuk
dapat menentukan berapa tarif yang dikenakan, kita harus lebih dahulu dapat
dengan tepat menentukan jenis transaksi yang te 2
PPh pasal 22 adalah
pajak atas penghasilan yang dikenakan atas transaksi impor, transaksi penjualan

1
Ibid.
2
Ibid.

Perpajakan 140
industri-industri tertentu, transaksi penjualan dan impor BBM (Bahan Bakar
Minyak), gas dan pelumas, transaksi penjualan oleh pedagang pengumpul
kepada industri, pembelian barang oleh BUMN maupun BUMD juga transaksi
penjualan barang yang tergolong sangat mewah ole
3
Sesuai dengan objeknya yang bermacam-macam, maka pemungut PPh
pasal 22 juga banyak pihak antara lain:

a. bendaharawan pemerintah dan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) baik pusat


maupun daerah berkaitan dengan pembelian barang oleh pemerintah;

b. DJBC (Direktorat Jenderal Bea Cukai) atas transaksi impor;

c. badan yang bergerak pada industri-industri tertentu, yakni industri kertas,


semen, baja, farmasi dan automotif;

d. produsen dan importir BBM, gas dan pelumas;

e. industri dan eksportir hasil perhutanan, pertanian, perikanan dan perkebunan;

f. wajib pajak badan atas penjualan barang sangat me

3
Ibid.

Perpajakan 141
2. Definisi penghitungan PPh pasal22 oleh bendaharawan pemerintah
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003
4

tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah Dan Kantor Perbendaharaan


Dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor, Dan Melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporannya maka Bendaharawan Pemerintah,
yaitu Bendaharawan dan Pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya
berasal dari APBN/APBD, ditetapkan sebagai Pemungut Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Selain sebagai Pemungut,
Bendaharawan Pemerintah juga sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat 2,PPh
Pasal 21/26, dan Pasal 23/26 sebagaimana ketentuan yang be

Bendaharawan Pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah


sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No 154/PMK.03/2010
atau wajib memungut Pajak Penghasilan Pasal 22 sehubungan pembayaran atas
penyerahan barang. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dilakukan
sehubungan dengan pembayaran atas pembelian barang seperti: komputer,

Perbendaharaan Dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor Dan Melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan,
KeMenKeu RI No. 563/KMK.03/2003 84 (2003): 487 492.

Perpajakan 142
mobil dinas, ATK dan barang lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak
penyedia barang.
5
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No 154/PMK.03/2010
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.224/PMK.011/2012 tanggal 26 Desember 2012 yang mulai diberlakukan
pada tanggal 24 Februari 2013 menyebutkan bahwa pemungut pajak PPh Pasal
22 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Permenkeu No.244 /PMK.011/ 2012
dilakukan oleh:

a. Bank Devisa dan Dirjen Bea dan Cukai atas impor barang;

b. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai


pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau
Lembaga Pemerintah dan Lembaga-Lembaga Negara lainnya berkenaan
dengan pembayaran atas pembelian barang;

c. Bendahara Pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas pembelian


barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP);

d. Kuasa Penggunaan Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah


Membayar yang diberi delegasi atas Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga
yang dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS);

e. Badan Usaha Milik Negara yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
negara yang berkenan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau
bahan-bahan untuk keperluan ke

Contoh soal untuk transaksi PPh 22 atas transaksi dengan bendaharawan


pemerintah :

a. PT Aradhiya merupakan wajib pajak badan dalam negeri rekanan pemerintah,


pada tanggal 10 Maret 2018 menagih ke BUMN atas pembelian 10 unit AC
dengan nilai tagihan sebesar RP 38.500.000,- sudah termasuk PPN. Hitung
dan jelaskan kewajiban perpajakan terkait transaksi di atas!

5
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 224/PMK.011/2012, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2012.

Perpajakan 143
Jumlah tagihan + PPN Rp 38.500.000,-

Tagihan (DPP) = 100/110 X Rp38.500.000,- Rp 35.000.000,-

PPh 22 = 1,5% X Rp35.000.000,- Rp 525.000,-

PPN = 10% X Rp35.000.000,- Rp 3.500.000,-

Jumlah dibayar ke PT Aradhiya Rp 34.475.000,-

Atas transaksi di atas PT Aradhiya akan menerima :

1) Uang Kas senilai Rp 34.475.000,-

2) Bukti potong PPh 22 senilai Rp 525.000,-

3) SSP PPN ke pemungut Rp 3.500.000,-

Kewajiban Aradhiya

1) Melaporkan PPN sebagai PPN Keluaran ke pemungut masa Maret 2018


paling lambat akhir April 2018 senilai Rp 3.500.000,-

2) Melaporkan bukti potong PPh22 sebagai kredit pajak untuk SPT Tahunan
2018 senilai Rp 525.000,-

Dari transaksi diatas dapat dianalisa, bahwa jika bertransaksi dengan


bendaharawan pemerintah yang berkedudukan sebagai pemungut PPN,
PPnBM dan PPh, maka PP atas transaksi diatas langsung dipungut oleh
bendaharawan, artinya tidak dibayarkan kepada penagih. Demikian juga PPh
22 itu akan langsung memotong jumlah pembayaran ke penagih, sehingga
uang tagihan atas harga barang yang diterima berkurang sebesar PPh 22 nya.

b. PT Anandya merupakan wajib pajak badan dalam negeri rekanan pemerintah,


pada tanggal 14 Februari 2018 menagih ke BUMN atas pembelian alat-alat
tulis kantor dengan nilai tagihan sebesar Rp 10.000.000,- sudah termasuk
PPN. Hitung dan jelaskan kewajiban perpajakan terkait transaksi di atas!

Perpajakan 144
Jumlah tagihan + PPN Rp 10.000.000,-

Tagihan (DPP) = 100/110 X Rp10.00.000,- Rp 9.090.909,-

PPh 22 = 1,5% X Rp 9.090.909,- Rp 136.364,-

PPN = 10% X Rp 9.090.909,- Rp 909.091,-

Jumlah dibayar ke PT Anandya Rp 8.954.545,-

Atas transaksi di atas PT Anandya akan menerima:

1) Uan Kas senilai Rp 8.954.545,-

2) Bukti Potong PPh 22 senilai Rp 136.364,-

3) SSP PPN ke pemungut Rp 909.091,-

Kewajiban PT Anandya

1) Melaporkan PPN sebagai PPN yang dikeluarkan ke pemungut masa


Februari 2018 paling lambat akhir Maret 2018 senilai Rp 909.091,-

2) Melaporkan bukti potong PPh 22 sebagai kredit pajak untuk SPT Tahunan
2018 senilai Rp 136.364,-

3. Pelaporan PPh Pasal 22


endaharawan pemungut PPh Pasal 22 harus melaporkan hasil
pemungutannya paling lambat 14 hari setelah masa pajak berakhir dengan
menggunaka ewajiban
tersebut tidak dilaksanakan, maka Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi
berupa denda bahkan sanksi pidana

Contoh soal 1

Pada tanggal 14 Januari 2020 Bendahara membeli 4 (empat) buah printer dari
CV Axindo seharga Rp 22.000.000,- (harga termasuk PPN).

Besarnya pemotongan/pemungutan pajak atas pembelian printer tersebut adalah


sebagai berikut:

Perpajakan 145
Jawaban:

Pemungutan PPh

Atas pembayaran untuk pembelian printer dipungut PPh Pasal 22 sebagai


berikut:

Harga Pembelian Rp 22.000.000

Dasar Pengenaan Pajak Rp 20.000.000

(100/110 X 22.000.000)

PPh Pasal 22 (1,5% X 20.000.000) Rp 300.000

Pemungutan PPN

Atas pembayaran untuk pembelian printer dipungut PPN sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak Rp 20.000.000

PPN (10% X 20.000.000) Rp 2.000.000

4. Kewajiban Bendahara
6
Kewajiban bendahara atas PPh Pasal 22 dan PPN yang telah dipungut
adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan keabsahan faktur Pajak yang telah diisi dengn data
Wajib Pajak CV Axindo;

b. Menyetorkan PPh Pasal 22 dan PPN dengan cara:

1) Membuat SSP PPh Pasal 22 (disetor ke bank/kantor pos pada hari yang
sama dengan pembayaran) dan SSP PPN (disetor ke bank/kantor pos
selambat-lambatnya tanggal 7 Februari 2020) atas nama CV Axindo dan
ditandatangani oleh bendahara;

2) Menyerahkan dokumen SPM dilengkapi dengan SSP dan Faktur Pajak


ke KPPN;

3) Setelah terbit SP2D, bendahara menyerahkan:

Perpajakan 146
a) SSP PPh Pasal 22 dan SSP PPN lembar ke-1 yang telah disahkan
oleh KPPN; dan

b) Faktur Pajak lembar ke-2 kepada CV Axindo

c. Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 22 selambat-lambatnya tanggal 14 Februari


2020 ke KPP Pratama Terdaftar dilengkapi dengan:

1) Daftar Bukti Pemungutan PPh Pasal 22;

2) SSP lembar ketiga;

3) Melaporkan SPT Masa PPN selambat-lambatnya tanggal 28 Februari


2020 ke KPP Pratama Te

Contoh soal 1

PT. OKE merupakan importir yang memiliki API, di bulan Juni 2020
mengimpor barang dari USA senilai FOB $125,000. Biaya yang dikeluarkan di
LN berkaitan dengan impor tersebut terdiri dari biaya tambang 10% dan biaya
asuransi 8%. Sedangkan biaya yang harus dibayar di DN meliputi bea masuk
pabean 10%, biaya masuk tambahan 7,5%. Hitunglah PPh 22 atas impor barang
tersebut?

Jawaban

Cost (Rp 10.000X $ 125.000) Rp1.250.000.000

Freight (Rp 1.250.000.000 X 10%) Rp 125.000.000

Insurance (Rp 1.375.000.000 X 8%) Rp 110.000.000

CIF Rp1.485.000.000

Bea Masuk (Rp 1.485.000.000 X 10%) Rp 148.500.000

Bea Masuk Tambahan (Rp 1.485.000.000 X 7,5%) Rp 111.375.000

Total Nilai Impor Rp1.744.875.000

Perpajakan 147
PPh Pasal 22:

(2,5% X Rp 1.744.875.000) Rp 43.621.875

5. Definisi perhitungan PPh pasal 22 atas industri tertentu yang ditunjuk


sebagai pemungut

Menurut surat edaran Direktur Jenderal pajak Nomor SE-70/PJ/2015


7

Objek pemungutan PPh Pasal 22 oleh badan usaha tertentu dan industri atau
eksportir tertentu adalah:

a. Badan usaha tertentu yang terdiri dari:

1) Badan Usaha Milik Negara yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan sebagaimana diatur dalam
Undang - Undang nomor 13 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara;

2) Badan Usaha Milik Negara yang dilakukan restrukturisasi oleh


pemerintah setelah berlakunya PMK no 034/PMK.010/2017 dan
restrukturisasi dilakukan melalui pengalihan saham milik negara kepada
Badan Usaha Milik Negara lainnya; dan

3) Badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh badan usaha
milik negara, meliputi PT Pupuk Sriwidjaya Palembang, PT Petrokimia
Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk
Iskandar Muda, PT Telekomunikasi Selular, PT Indonesia Power, PT
Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT
Elnusa Tbk, PT Krakatau Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya
Karya Beton Tbk, PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia Farma Trading &
Distribution, PT Badak Natural Gas Liquefaction, PT Tambang Timah, PT
Petikemas Surabaya (PT Terminal Petikemas Surabaya), PT Indonesia
Comnets Plus, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRI Syariah, Dan PT
Bank BNI Syariah melakukan pemungutan pph pasal 22 atas seluruh

7
-
(2015), https://perpajakan.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/surat-edaran-direktur-jenderal-pajak-
se-132pj2010.

Perpajakan 148
pembelian barang dan/atau bahan-bahan yang dilakukan oleh badan
usaha tertentu tersebut untuk seluruh kegiatan usaha yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan usahanya;

b. Industri (industri yang melakukan proses industri manufaktur (pabrikasi)


secara langsung (sendiri maupun melalui pihak lain) atau exportir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan melakukan pemungutan pph pasal 22 atas seluruh pembelian
bahan bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan,
dan perikanan, yang belum melalui proses industri manufaktur (pabrikasi),
untuk kepentingan industrinya atau eksportnya .

Contoh eksportir sebagai pemungut pph pasal 22 antara lain:

1) Eksportir kayu manis yang melakukan pembelian kayu manis;

2) Eksportir pala yang melakukan pembelian pala; dan

3) Eksportir buah pinang yang melakukan pembelian buah pinang.

Contoh industri yang melakukan kegiatan industri secara langsung (sendiri)


sebagai pemungut pph pasal 22 antara lain:

1) Industri plywood yang melakukan pembelian kayu;

2) Industri tepung tapioka yang melakukan pembelian ketela pohon; dan

3) Industri pengalengan ikan yang melakukan pembelian ikan.

Contoh Industri yang melakukan kegiatan industri melalui pihak lain sebagai
pemungut pph pasal 22 antara lain:

1) Perkebunan kelapa sawit yang menggunakan jasa maklon untuk


memproduksi crude palm oil (cpo), yang melakukan pembelian tandan
buah segar;

2) Perkebunan tembakau yang menggunakan jasa maklon untuk


memproduksi rokok, yang melakukan pembelian tembakau;

3) Perkebunan kelapa yang menggunakan jasa maklon untuk memproduksi


minyak goreng, yang melakukan pembelian kelapa.

Perpajakan 149
Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,
industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi melalui
Peraturan Menteri Keuangan No 244/PMK.011/2012 ditetapkan sebagai
pemungut Pajak pasal 22 UU PPh. Pemungutan PPh pasal 22 atas penjualan
hasil produksi industri tertentu tersebut dilakukan pada saat penjualan kepada
distributornya di dalam negeri.
8
Dalam melakukan pemungutan PPh pasal 22, pemungut wajib
menerbitkan bukti pemungutan PPh pasal 22 dalam rangkap 3 yang
peruntukannya adalah sebagai berikut:

1) Lembar kesatu untuk wajib pajak yang dipungut;

2) Lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan SPT masa PPh Pasal
22 ke KPP tempat terdaftarnya pemungut

3) Lembar ketiga untuk arsip wajib pajak pe

9
Hasil pemungutan PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri
tertentu tersebut disetorkan ke Kas negara melalui Bank persepsi yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan atau melalui kantor pos dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) paling lambat tanggal 10 masa
pajak berikutnya dan melaporkan hasil pungutannya dengan menggunakan
SPT masa ke KPP tempat pemungut terdaftar paling lambat tanggal 20 masa
pajak berikutnya, sedangkan bagi distributor dalam negeri yang dipungut
dapat memperhitungkan sebagai pembayaran pajak penghasilan dalam tahun
berjalan (kredit pajak dalam negeri) .
10
Selain PPh untuk transaksi impor maka impor akan dikenakan Bea
Masuk, Bea Masuk Tambahan (jika ada) juga PPN dan PPnBM, untuk
pengertiannya adalah sebagai berikut:

1) PPN, PPn BM, Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan atas impor barang
untuk proyek pemerintah yang dananya berasal dari dana hibah atau

9
Ibid.
10

Jakarta: Sekertariat Negara (2008).

Perpajakan 150
pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh pemasok, kontraktor dan
konsultan utama serta lapis kedua, dibebaskan dan tidak dipungut;

2) PPN, PPnBM, Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan atas impor barang
untuk proyek pemerintah yang dananya sebagian berasal dari dana hibah
atau pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh pemasok, kontraktor dan
konsultan utama serta lapis kedua, akan dibebaskan dan tidak dipungut
hanya atas bagian yang didanai dari hibah atau pinjaman luar negeri;

3) Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan yang dibebaskan, PPN dan PPnBM
yang tidak dipungut dan PPh yang ditanggung pemerintah dibuktikan
dengan cap Bebas Bea Masuk dan Bea Masuk Tambahan, Tidak
Dipungut PPN dan PPnBM, PPh ditanggung oleh Pemerintah di PIB
(Pemberitahuan Impor Barang) yang berlaku sebagai bukti pemungutan
pajak-pajak terutang;

4) Sedangkan untuk transaksi penyerahan dalam negeri, maka pajak-pajak


terutang harus dibuatkan Faktur Pajak yang distempel cap Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak
dipungut serta SSP PPh atau Bukti Pungut yang distempel, Pajak
Penghasilan Ditanggung Pemerintah

Contoh 1:

PT. Semen Ajaib merupakan industri semen dengan merek dagang


eme eroperasi melakukan penjualan sejak tanggal 1
Januari 2020. PT.Semen Indonesia merupakan distributor penjualan semen
produksi PT. Semen Ajaib untuk wilayah Jakarta. Pada tanggal 21 Januari 2020
PT. Semen Ajaib menjual semen kepada PT Semen Indonesia sebesar Rp
2.400.000.000,00 tidak termasuk PPN.

Bagaimana perlakuan PPh atas penjualan semen oleh PT. Semen Ajaib
tersebut?

Perpajakan 151
Jawaban:
Industri semen ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 atas penjualan semen
kepada distributor di dalam negeri dengan tarif sebesar 0,25% dari Dasar
Pengenaan PPN.

C. SOAL LATIHAN
1. PT JAK mengimpor genset dari German untuk proyek PLTA pemerintah senilai
$115.000, biaya kirim $1.400, asuransi $1.250. Tarif Bea masuk 5%, kurs pajak
saat itu Rp12.000/1$. Hitung Berapa jumlah dibayar PT JAK dengan API? Dan
berapa harus dibayar jika PT JAK tidak mempunyai API?

2. PT Angan, wajib pajak badan dalam negeri, kontraktor pengadaan barang


dengan nilai kontrak Rp500.000.000,00 (tidak termasuk PPN). Pengadaan
barang tersebut dibiayai dengan hibah luar negeri sebesar 50% dan rupiah murni
sebesar 50% . Hitung jumlah yang dibayar kepada PT Angan atas tagihannya ke
bendaharawan pemerintah!

3. Penyerahan PT Abadi kepada bendaharawan pemda dengan kas diterima Rp


3.940.000.000. Atas pembayaran tersebut telah dipotong PPN, PPnBM dengan
tarif 20%, dan PPh 22 bendaharawan negara dengan tarif 1,5%. Hitunglah jumlah
tagihan sebelum dipotong pajak!

D. REFERENSI
ntah Dan Kantor
Perbendaharaan Dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor Dan
Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang

KeMenKeu RI No. 563/KMK.03/2003 84 (2003): 487 492.

Abdulkadir Muhammad. Hukum Perdata Indonesia, Bandung. Pengantar Hukum


Indonesia (PHI), 2010.

-
115/Pj./2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak
-533/Pj/2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran,

Perpajakan 152
Pendataan Dan Penilaian Objek Dan Subjek Pajak Bumi Dan Bangunan

-
https://perpajakan.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/surat-edaran-direktur-
jenderal-pajak-se-132pj2010.

Https://Www.Pajak.Go.Id/.

Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, and Amin Dara. Perpajakan (Konsep, Aplikasi,
Contoh, Dan Studi Kasus) Dasar-Dasar Perpajakan. Penerbit Salemba
Empat. Vol. 7, 2016.

. Perpajakan (Konsep, Aplikasi, Contoh, Dan Studi Kasus) Edisi 3. Penerbit


Salemba Empat. Vol. 7, 2015.

Halim, Abdul, and Syamsul Kusufi. Teori,Konsep, Dan Aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. Aplikasi, 2014.

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial


Accounting Standards). Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017.

-Undang Republik Undang-


undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (2000).

dang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak


Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 2009, no. 75 (2009).

Nomor
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan
Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan Kegiatan Di Bidang
Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain (2017).

Nomor
jakarta 3, no. 1 (2019): 1 8.

Perpajakan 153
64/PMK.01

Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2018. Penerbit Andi, 2018.

Menteri Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Republik


Indonesia Nomor 224/PMK.011/2012. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 2012.

Onlin 17
September.

Pajak, Direktorat /Jendral. Pajak Pertambahan Nilai. Www.Pajak.Go.Id, 2013.

Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor

Pajak Pengha Jakarta: Sekertariat Negara (2008).

Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak


Penghasilan Pasal 26 Berhubungan Dengan Pekerjaan, Jasa Dan Kegiatan
Or

-Undang (UU) No. 12 Tahun 1994 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak

. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan

Perpajakan 154
Bangunan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997, 2000.

-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea

Republik Indonesia. UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan. Www.Dpr.Go.Id, 2007.

Resmi, Siti. Perpajakan: Teori Dan Kasus Edisi Revisi. Salemba Empat, 2016.

Rochmat, Soemitro. Asas Dan Dasar Perpajakan. PT. Eresco. Bandung, 2011.

Smith, Adam. The Wealth of Nations The Wealth of Nations. Handbook of Labor
Economics, 1776.

(PPN & PPnBM). Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet AB, 2020.

Berdasarkan Undang- Indeks (2015).

Undang-Undang Republik Indonesia. Undang-


Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan. Kantor Pajak. Vol. 49, 2008.

Waluyo. Perpajakan Indonesia Buku 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat, 2017.

Perpajakan 155

Anda mungkin juga menyukai