Anda di halaman 1dari 19

Perpajakan

&
Akuntansi Pajak
Rahayu Syamsuddin
0029.04.33.2022
Pembukuan dan Pencatatan Prinsip Dasar
Bagi Wajib Pajak Akuntansi Pajak

Pembahasan

Hubungan Akuntansi Akuntansi Pajak


Komersial dengan Penghasilan
Akuntansi Pajak
Pembukuan dan
Pencatatan Bagi
Wajib Pajak
Pasal 28 ayat (1) dan (2) UU KUP dan pasal 14 ayat (2) UU PPh
01 disimpulkan bahwa yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah
WP OP yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas yang memiliki
peredaran bruto sudah mencapai Rp4,8 milyar dan semua wajib pajak
badan.

WP yang tidak menyelenggarakan pembukuan wajib


menyelenggarakan pencatatan. WP OP yang melakukan usaha atau
02 pekerjaan bebas dan memiliki peredaran bruto kurang dari Rp4,8
milyar boleh memilih menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan NPPN.

Hal tersebut harus diberitahukan kepada Dirjen Pajak (c.q. Kantor


Pelayanan Pajak) dalam 3 bulan pertama tahun pajak yang
03 bersangkutan. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak
diberitahukan, WP tersebut dianggap memilih menyelenggarakan
pembukuan.
Prinsip Dasar
Akuntansi Pajak Prinsip biaya (cost principle)

Keseragaman dan dapat Prinsip pendapatan


diperbandingkan (revenue principle)
(Uniformity and Comparability
Principle)

Prinsip materialitas
(Materiality Principle) Prinsip pemadanan atau
penandingan (Matching Principle)

Prinsip
Akuntansi Pajak
Prinsip konservatisme Prinsip Objektivitas
(Conservatism Principle) (Objectivity Principle)

Prinsip pengungkapan penuh Prinsip konsistensi


(Disclosure Principle) (consistency principle)
Hubungan Akuntansi Komersial dgn Akuntansi Pajak

Secara umum, akuntansi komersial Dengan demikian, apabila terjadi


disusun dan disajikan berdasarkan perbedaan antara ketentuan
Standar yang berlaku, yaitu akuntansi dengan ketentuan pajak,
Standar Akuntansi Keuangan untuk keperluan pelaporan dan
(SAK). Namun, untuk kepentingan pembayaran pajak maka Undang-
perpajakan, akuntansi komersial Undang Perpajakan memiliki
harus disesuaikan dengan aturan prioritas untuk dipatuhi sehingga
perpajakan yang berlaku di tidak menimbulkan kerugian
Indonesia. material bagi wajib pajak yang
bersangkutan.
Akuntansi Pajak Penghasilan
PPh Pasal 21/26
PPh Pasal 21: pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
Subjek Pajak dalam negeri.
PPh Pasal 26: pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
Subjek Pajak luar negeri.
Pemotong PPh Pasal 21/26: pemberi kerja (orang pribadi & badan); bendahara atau
pemegang kas pemerintah; dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial
tenaga kerja, dan badan-badan lain; orang pribadi yg melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas serta badan yg membayar; penyelenggara kegiatan, termasuk
badan pemerintah, organisasi yg bersifat nasional dan internasional, perkumpulan,
orang pribadi sera lembaga lainnya yg menyelenggarakan kegiatan.

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah penghasilan yg berasal dari active
income, yaitu penghasilan yg berasal dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yg
dilakukan
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21/26
sesuai dengan tarif PPh Pasal 17 ayat (1) UU PPh

Besarnya PPh Pasal 21 terutang dihitung dengan cara


mengalikan tarif pajak dengan besarnya Penghasilan Kena
Pajak

Contoh PPh Pasal 21


Aldi merupakan karyawan PT Sukses Sejahtera dgn
status TK/0, mendapat gaji kotor beserta tunjangan &
penghasilan lainnya selama setahun sebesar
Rp180.000.000.

Dari informasi penghasilan, diketahui potongan PPh Pasal 21


sebesar Rp21.000.000
Pencatatan pd posisi Pemberi Kerja

gaji maupun sejenisnya yg menjadi penghasilan karyawan merupakan


beban biaya bagi perusahaan (expense)

Jurnal PPh 21
Gaji Rp180.000.000
Kas/Bank Rp159.000.000
Utang PPh 21 Rp 21.000.000

Saat menyetor PPh 21 ke Negara


Utang PPh 21 Rp21.000.000
Kas/Bank Rp21.000.000

Jurnal PPh 21 yg pertama dibuat pada saat gaji tersebut diberikan pada
karyawan. Lalu pada bulan selanjutnya, pemberi kerja menyetorkan
pajak penghasilan tsb sehingga dibuatlah jurnal kedua untuk
menyesuaikan utang pajak menjadi Rp 0,-
Pencatatan pd posisi Penerima Kerja

gaji karyawan dan sejenisnya diakui sebagai penghasilan sebesar nilai


kotor atau belum dikenakan dgn pajak penghasilan dlm jurnal PPh 21

Jurnal PPh 21
Kas/Bank Rp159.000.000
Piutang PPh 21 Rp 21.000.000
Gaji Rp180.000.000

Selanjutnya, penerima kerja membuat jurnal penyesuaian untuk pph 21


yg menjadi piutang. Penyesuaiannya dilakukan setelah karyawan
menerima bukti potong setoran pph 21 yg dilakukan oleh pemberi kerja,
dlm hal ini perusahaan tempatnya bekerja.

Setelah menyetor PPh 21 ke Negara


Piutang PPh 21 Rp21.000.000
Kas/Bank Rp21.000.000
pemungut PPh Pasal 22 yaitu wajib
pajak badan yg melakukan
penjualan barang yg tergolong
PPh Pasal 22
sangat mewah Karakteristik: Terkait dgn traksaksi
berupa barang; Pemungut PPh Pasal
Objek PPh Pasal 22 21 tergantung pd pihak yg ditentukan/
PMK 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan PPh ditunjuk oleh Menteri Keuangan;
Pasal 22 Sehubungan dgn Pembayaran atas Penyerahan
Barang & Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Mekanisme pengenaan pajak yang
Usaha di Bidang Lain
berlaku scr umum adalah
pemungutan, tetapi ada juga
mekanisme pemotongan. Namun
PMK No. 92/PMK.03/2019 tentang Perubahan
Kedua Atas PMK No. 253/PMK.03/2008 istilah yg dipakai untuk PPh Pasal 22
tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai
Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli atas
adalah pemungutan.
Penjualan Barang yang Tergolong Sangat
Mewah
Tarif PPh Pasal 22
diatur dalam PMK No. 34/PMK.010 Tahun 2017

Jika wajib pajak tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak


(NPWP), maka akan dikenakan tarif 100% dari pada tarif
umum PPh Pasal 22 yg berlaku.

Contoh PPh Pasal 22


PT Segar Bugar membeli baja dari PT Krakatau Steel
sebesar Rp300.000.000,-
PT Segar Bugar merupakan distributor baja dalam
negeri. Baik PT Segar Bugar maupun PT Krakatau Steel
sdh dikukuhkan sebagai PKP.
PT Krakatau Steel akan memungut PPh Pasal 22 dari PT Segar
Bugar sebesar 0,3% x Rp300.000.000,- = Rp 900.000,- dan
PPN sebesar 10% x Rp300.000.000,- = Rp30.000.000,-
jurnal yang dibuat oleh PT Segar Bugar:

Pembelian Rp300.000.000
PPN Masukan Rp 30.000.000
Uang Muka PPh Pasal 22Rp 900.000
Kas Rp330.900.000

Jurnal yang dibuat oleh PT Krakatau Steel saat


pemungutan:

Kas Rp330.900.000
Utang PPh Pasal 22 Rp 900.000
PPN Keluaran Rp 30.000.000
Penjualan Rp300.000.000
Pemotong PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
badan pemerintah; subjek pajak dalam Objek & Tarif
negeri; penyelenggaraan kegiatan BUT;
Tarif 15% dari jumlah bruto untuk:
perwakilan perusahaan luar negeri - Dividen (kecuali pembagian dividen kepada WPOP dikenakan final), royalti &
lainnya; WPOP dalam negeri tertentu bunga (termasuk premium, diskonto, & imbalan sehubungan dgn jaminan
yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak
pengembalian utang);
- Hadiah, penghargaan, bonus, & sejenisnya selain yg telah dipotong PPh pasal 21
(akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT, (yaitu penghasilan yg diterima atau diperoleh WP dalam negeri OP yg berasal dari
orang pribadi yang menjalankan usaha penyelenggara kegiatan sehubungan dgn pelaksanaan suatu kegiatan);
yang menyelenggarakan pembukuan). (1)Tarif PPh 2% dari jumlah bruto untuk sewa dan penghasilan lain yg berkaitan dgn
penggunaan harta, kecuali sewa tanah atau bangunan.
(2)Tarif PPh 2% dari jumlah bruto untuk imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi & jasa konsultan.
Tarif PPh 2% dari jumlah bruto untuk imbalan jasa lainnya seperti yg ditetapkan dlm
Penerima Penghasilan yg dipotong PMK No. 141/PMK.03/2015 & tarif PPh 2% efektif mulai berlaku pd tgl 24 Agustus
PPh Pasal 23 2015.
Wajib Pajak dalam negeri dan BUT
PT AAA merupakan developer pada 1 Februari 2023 menyewa tiga
unit alat berat dari PT BBB secara kredit sebesar Rp250.000.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 1 Februari 2023:
o n to h l Biaya Sewa Alat Rp250.000.000
C
P asa Utang PT BBB Rp250.000.000
PP h 2 3

Tgl 29 Februari 2023, PT AAA melunasi pembayaran pd PT BBB


sebesar Rp250.000.000 dipotong PPh pasal 23 sebesar 2% dgn rincian
berikut:
- Pembayaran disetor langsung ke rekening PT BBB sebesar
Rp245.000.000
- Pembayaran disetor ke kas negara atas potongan pajak penghasilan
pasal 23 sebesar Rp5.000.000

Jurnal pencatatan dan pembukuan transaksi tanggal 28 Februari 2023:


Utang PT BBB Rp250.000.000
Kas in Bank Rp250.000.000

Pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 5.000.000 tidak dilakukan penjurnalan di dlm pembukuan pd pencatatan &
pembukuan tsb, karena pemotongan tsb merupakan transaksi pembayaran utang pd PT BBB.
Namun pembayaran tsb diganti dgn bukti potong PPh Pasal 23 yg disetor & dilaporkan ke DJP oleh PT AAA.
PPh Pasal 4 ayat (2)
Objek Pajak & Tarif
(1)Bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro
(kecuali yang diterima bank, dana pensiun, tabungan kepemilikan rumah RSS, tabungan atau deposito di bawah
Rp7.000.000) sebesar 20%.
(2) Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi (kecuali bunga di bawah
Rp240.000 tidak dikenakan pajak) sebesar 10%
(3) Bunga obligasi (surat utang negara) & SUN lebih dari 12 bulan. Ketentuan tarif sesuai Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP No. 16
Tahun 2009.
(4) Dividen yang diterima/diperoleh WPOP dalam negeri sebesar 10%.
(5) Hadiah undian sebesar 25%.
(6) Transaksi derivatif berupa kontra berjangka yg diperdagangkan di bursa
sebesar 2,5% dari margin.
(7) Transaksi penjualan saham pendiri
0,5%: untuk transaksi penjualan saham pendiri, yg diatur dlm PP No. 14 Tahun 1997 jo KMK 282/KMK.04/1997 jo SE-
15/PJ.42/1997 dan SE 06/PJ/14/1997.
0,1%: untuk transaksi penjualan bukan saham pendiri
PPh Pasal 4 ayat (2)
Objek Pajak & Tarif
(8) Persewaan atas tanah dan/atau bangunan
10% x jumlah bruto (nilai persewaan): untuk sewa tanah/ bangunan
(9) Pengalihan hak atas tanah/bangunan dan RSS dan Rumah Susun
5% : untuk WP yg melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, termasuk usaha real estate kecuali pengalian
oleh WP Pribadi yg berpenghasilan di bawah PTKP dgn nilai pengalihan kurang dari Rp60.000.000, penjualan, tukar-
menukar, pelepasan hak, hibah, warisan atau cara lain kepada pemerintah, untuk pelaksanaan pembangunan & kepentingan
umum yg memerlukan persyaratan khusus.
1% x jumlah bruto (nilai pengalihan): untuk pengalihan rumah sederhana & rumah susun sederhana oleh WP yg usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
0%: atas pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum atau kantor/instansi pemerintah
2,5% x jumlah bruto (nilai pengalihan): untuk lainnya
(10) Transaksi penjualan saham sebesar 0,1% sebagaimana diatur dalam PP No. 4 Tahun 1995.
Sedangkan tarif terbaru Jasa Konstruksi diatur dalam PP No 9 Tahun 2022 yg berlaku mulai 21 Februari 2022
PT Surya merupakan perusahaan yang Jurnal yang dibuat PT Surya:
bergerak di bidang jasa konstruksi (memiliki Kas Rp108.000.000
SIUJK) dan telah dikukuhkan sebagai PPh Pasal 4 ayat (2) Rp 2.000.000
Pengusaha Kena Pajak (PKP). PPN Keluaran Rp 10.000.000
Pendapatan Rp100.000.000
Pada bulan Januari 2015 memberikan jasa
perbaikan kepada PT Matahari dengan nilai
kontrak Rp100.000.000,-. Jurnal yang dibuat oleh PT Matahari:
Beban Jasa Konstruksi Rp100.000.000
Atas transaksi ini PT Surya memungut PPN PPN Masukan Rp 10.000.000
10% dan PT Matahari memotong PPh Pasal 4 Utang PPh Pasal 4 ayat (2) Rp 2.000.000
ayat (2) atas pelaksana konstruksi dengan Kas Rp108.000.000
kualifikasi usaha kecil sebesar 2%.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai