&
Akuntansi Pajak
Rahayu Syamsuddin
0029.04.33.2022
Pembukuan dan Pencatatan Prinsip Dasar
Bagi Wajib Pajak Akuntansi Pajak
Pembahasan
Prinsip materialitas
(Materiality Principle) Prinsip pemadanan atau
penandingan (Matching Principle)
Prinsip
Akuntansi Pajak
Prinsip konservatisme Prinsip Objektivitas
(Conservatism Principle) (Objectivity Principle)
Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah penghasilan yg berasal dari active
income, yaitu penghasilan yg berasal dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yg
dilakukan
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21/26
sesuai dengan tarif PPh Pasal 17 ayat (1) UU PPh
Jurnal PPh 21
Gaji Rp180.000.000
Kas/Bank Rp159.000.000
Utang PPh 21 Rp 21.000.000
Jurnal PPh 21 yg pertama dibuat pada saat gaji tersebut diberikan pada
karyawan. Lalu pada bulan selanjutnya, pemberi kerja menyetorkan
pajak penghasilan tsb sehingga dibuatlah jurnal kedua untuk
menyesuaikan utang pajak menjadi Rp 0,-
Pencatatan pd posisi Penerima Kerja
Jurnal PPh 21
Kas/Bank Rp159.000.000
Piutang PPh 21 Rp 21.000.000
Gaji Rp180.000.000
Pembelian Rp300.000.000
PPN Masukan Rp 30.000.000
Uang Muka PPh Pasal 22Rp 900.000
Kas Rp330.900.000
Kas Rp330.900.000
Utang PPh Pasal 22 Rp 900.000
PPN Keluaran Rp 30.000.000
Penjualan Rp300.000.000
Pemotong PPh Pasal 23
PPh Pasal 23
badan pemerintah; subjek pajak dalam Objek & Tarif
negeri; penyelenggaraan kegiatan BUT;
Tarif 15% dari jumlah bruto untuk:
perwakilan perusahaan luar negeri - Dividen (kecuali pembagian dividen kepada WPOP dikenakan final), royalti &
lainnya; WPOP dalam negeri tertentu bunga (termasuk premium, diskonto, & imbalan sehubungan dgn jaminan
yang ditunjuk oleh Dirjen Pajak
pengembalian utang);
- Hadiah, penghargaan, bonus, & sejenisnya selain yg telah dipotong PPh pasal 21
(akuntan, arsitek, dokter, notaris, PPAT, (yaitu penghasilan yg diterima atau diperoleh WP dalam negeri OP yg berasal dari
orang pribadi yang menjalankan usaha penyelenggara kegiatan sehubungan dgn pelaksanaan suatu kegiatan);
yang menyelenggarakan pembukuan). (1)Tarif PPh 2% dari jumlah bruto untuk sewa dan penghasilan lain yg berkaitan dgn
penggunaan harta, kecuali sewa tanah atau bangunan.
(2)Tarif PPh 2% dari jumlah bruto untuk imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi & jasa konsultan.
Tarif PPh 2% dari jumlah bruto untuk imbalan jasa lainnya seperti yg ditetapkan dlm
Penerima Penghasilan yg dipotong PMK No. 141/PMK.03/2015 & tarif PPh 2% efektif mulai berlaku pd tgl 24 Agustus
PPh Pasal 23 2015.
Wajib Pajak dalam negeri dan BUT
PT AAA merupakan developer pada 1 Februari 2023 menyewa tiga
unit alat berat dari PT BBB secara kredit sebesar Rp250.000.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 1 Februari 2023:
o n to h l Biaya Sewa Alat Rp250.000.000
C
P asa Utang PT BBB Rp250.000.000
PP h 2 3
Pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 5.000.000 tidak dilakukan penjurnalan di dlm pembukuan pd pencatatan &
pembukuan tsb, karena pemotongan tsb merupakan transaksi pembayaran utang pd PT BBB.
Namun pembayaran tsb diganti dgn bukti potong PPh Pasal 23 yg disetor & dilaporkan ke DJP oleh PT AAA.
PPh Pasal 4 ayat (2)
Objek Pajak & Tarif
(1)Bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro
(kecuali yang diterima bank, dana pensiun, tabungan kepemilikan rumah RSS, tabungan atau deposito di bawah
Rp7.000.000) sebesar 20%.
(2) Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi (kecuali bunga di bawah
Rp240.000 tidak dikenakan pajak) sebesar 10%
(3) Bunga obligasi (surat utang negara) & SUN lebih dari 12 bulan. Ketentuan tarif sesuai Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP No. 16
Tahun 2009.
(4) Dividen yang diterima/diperoleh WPOP dalam negeri sebesar 10%.
(5) Hadiah undian sebesar 25%.
(6) Transaksi derivatif berupa kontra berjangka yg diperdagangkan di bursa
sebesar 2,5% dari margin.
(7) Transaksi penjualan saham pendiri
0,5%: untuk transaksi penjualan saham pendiri, yg diatur dlm PP No. 14 Tahun 1997 jo KMK 282/KMK.04/1997 jo SE-
15/PJ.42/1997 dan SE 06/PJ/14/1997.
0,1%: untuk transaksi penjualan bukan saham pendiri
PPh Pasal 4 ayat (2)
Objek Pajak & Tarif
(8) Persewaan atas tanah dan/atau bangunan
10% x jumlah bruto (nilai persewaan): untuk sewa tanah/ bangunan
(9) Pengalihan hak atas tanah/bangunan dan RSS dan Rumah Susun
5% : untuk WP yg melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, termasuk usaha real estate kecuali pengalian
oleh WP Pribadi yg berpenghasilan di bawah PTKP dgn nilai pengalihan kurang dari Rp60.000.000, penjualan, tukar-
menukar, pelepasan hak, hibah, warisan atau cara lain kepada pemerintah, untuk pelaksanaan pembangunan & kepentingan
umum yg memerlukan persyaratan khusus.
1% x jumlah bruto (nilai pengalihan): untuk pengalihan rumah sederhana & rumah susun sederhana oleh WP yg usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
0%: atas pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum atau kantor/instansi pemerintah
2,5% x jumlah bruto (nilai pengalihan): untuk lainnya
(10) Transaksi penjualan saham sebesar 0,1% sebagaimana diatur dalam PP No. 4 Tahun 1995.
Sedangkan tarif terbaru Jasa Konstruksi diatur dalam PP No 9 Tahun 2022 yg berlaku mulai 21 Februari 2022
PT Surya merupakan perusahaan yang Jurnal yang dibuat PT Surya:
bergerak di bidang jasa konstruksi (memiliki Kas Rp108.000.000
SIUJK) dan telah dikukuhkan sebagai PPh Pasal 4 ayat (2) Rp 2.000.000
Pengusaha Kena Pajak (PKP). PPN Keluaran Rp 10.000.000
Pendapatan Rp100.000.000
Pada bulan Januari 2015 memberikan jasa
perbaikan kepada PT Matahari dengan nilai
kontrak Rp100.000.000,-. Jurnal yang dibuat oleh PT Matahari:
Beban Jasa Konstruksi Rp100.000.000
Atas transaksi ini PT Surya memungut PPN PPN Masukan Rp 10.000.000
10% dan PT Matahari memotong PPh Pasal 4 Utang PPh Pasal 4 ayat (2) Rp 2.000.000
ayat (2) atas pelaksana konstruksi dengan Kas Rp108.000.000
kualifikasi usaha kecil sebesar 2%.
THANK YOU