Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

AMARYLIS ZUKHRUF
20110042
DEWI RAHAYU 20110089
DEVI SETIAWAN
22110060
EIS CEMPAKAWATI
20110087
FENNY RACHMAN
20110029
LEA JEAN JULIANTI
21110067
NARMI ASYITA 20110097
M HAPIS
23110014
MUHAMMAD GARIN 21110089
PAJAK PENGHASILAN
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan oleh
pemerintah terhadap pendapatan yang diterima oleh individu
atau badan baik dalam bentuk gaji, keuntungan usaha, hadiah,
honorarium, atau sumber pendapatam lainnya baik dari dalam
maupun luar negeri yang diperoleh tahun pajak

DASAR PERKEMBANGAN DASAR


HUKUM
HUKUM
Dasar Hukum PPh diatur UUD No 7 UUD No 7 UUD No 10 UUD No 17 UUD No 36
Tahun 1983 Tahun 1991 Tahun 1994 Tahun 2000 Tahun 2008
dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983
Kemudian terbaru tentang Pajak Penghasilan telah
tentang Pajak Penghasilan. disempurnakan dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja serta Undang-Undang Nomor
Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP)
• Jenis pengenaan pajak atau pungutan pajak pada industry
dibidang penerbangan dalam negeri, pelayaran dalam
PPh negeri,pelayaran atau penerbangan luar negeri, serta
Pasa perusahaan asing.
l 15

• Pajak yang dipungut atas penilaian aset tetap yang ketika


JENIS PPh dinilai kembali terdapat selisih untung dan atau harga beli
untuk saat ini jauh lebih murah dari harga pasarnya
JENIS Pasa
l 19
PAJAK
• pajak yang dibebankan atas pengghasilan baik yang tetap
dan teratur setiap bulan yang diterima oleh pegawai seperti
gaji dan tunjangan, serta penghasilan yang tidak tetap dan
PPh tidak teratur yang diterima oleh pegawai, bukan pegawai,
Pasa dan peserta kegiatan seperti honor kegiatan, honor
l 21 narasumber, dan sebagainya.
• Bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan
terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan kegiatan
perdagangan internasional yang memperjual belikan barang-
PPh barang mewah. PPh Pasal 22 dikenakan kepada badan-badan
usaha tertentu, baik pemerintah maupun swasta yang
Pasa melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor, dan re-
l 22 impor.

• Pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal,


JENIS PPh penyertaan jasa, hadiah, bunga, deviden, royalty, atau hadiah
JENIS Pasa
dan penghargaan, selain yang dipotong PPh Pasal 21

PAJAK l 23

• pembayaran pajak atas penghasilan yang dibayarkan secara


angsuran tiap bulannya dengan untuk meringankan beban
PPh Wajib Pajak yang kesulitan untuk melunasi pajak terutang
Pasa dalam rentang waktu satu tahun.
l 25
• PPh yang dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari
PPh
Indonesia yang mana diterima oleh wajib pajak luar negeri.
Pas Dengan pengecualian selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
al
26
• PPh Pasal 29 adalah pajak kurang bayar yang terdapat dalam
PPh SPT Tahunan PPh yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam
JENIS Pas tahun pajak dikurangi dengan kredit PPh. Dimana subjeknya
JENIS al adalah wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan
29
PAJAK
• PPh Pasal 4 Ayat 2 pajak yang dikenakan pada wajib pajak
badan maupun wajib pajak pribadi atas beberapa jenis
PPh penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya
Pasal 4 bersifat final. Dimana objek pajak penghasilannya adalah
Ayat 2 bunga deposito dan tabungan lainnya, serta bunga obligasi dan
surat utang negara, bunga simpanan hadiah undian, transaksi
(PPh saham
Final)
STUDI KASUS PERBANDINGAN
SEBELUM DAN SESUDAH UU
PERATURAN PERPAJAKAN

Pasal 7 ayat 1 dan ayat 3 serta pasal 17 ayat 1 dan ayat 3 mengalami
Tarif PPh perubahan di UU HPP. Keduanya berisikan pembahasan mengenai tarif
orang Pribadi dan bracket pajak penghasilan orang pribadi. Lihat pada tabel berikut
untuk perbandingan tarif sebelum dan setelah UU HPP.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
0 s.d Rp. 50,000,000 5% 0 s.d Rp. 60,000,000 5%
> Rp. 50,000,000,- s.d Rp. 250,000,000,- 15% > Rp. 60,000,000,- s.d Rp. 250,000,000,- 15%
> Rp. 250,000,000,- s.d Rp. 500,000,000,- 25% > Rp. 250,000,000,- s.d Rp. 500,000,000,- 25%
> Rp. 500,000,000,- 30% > Rp. 500,000,000,- s.d Rp. 5,000,000,000,- 30%
> Rp. 5,000,000,000 35%
SIMULASI PERHITUNGAN

Wajib pajak (lapisan I) berpenghasilan per bulan wajib pajak (lapisan II) berpengasilan per bulan
Rp 9 juta atau Rp 108 juta dalam satu tahun 15 juta atau Rp 180 juta per tahun dengan PTKP
dengan PTKP senilai Rp 54 juta. Memiliki senilai Rp 54 juta. Memiliki komparasi
komparasi perhitungan sebagai berikut : perhitungan sebagai berikut :

UU PPh UU HPP UU PPh UU HPP

PERHITUNGAN 5% X 50 JT : 5% X 54 JT : PERHITUNGAN 5% X 50 JT : 5% X 60 JT :
PPH 2,500,000 2,700,000 PPH 2,500,000 3,000,000
TERHUTANG TERHUTANG
15% X 4 JT : 15% X 76 JT : 15% X 66 JT :
600,000 11,400,000 9,900,000

TOTAL PPh 3,100,000 2,700,000 TOTAL PPh 13,900,000 12,900,000


TERHUTANG TERHUTANG
Pengenaan pajak atas natura dan atau kenikmatan
Pada undang-undang PPh natura/kenikmatan bukan objek pajak penghasilan
dan tidak dapat dibiayakan. Melalui UU HPP terdapat penyesuaian bahwa
natura dan atau kenikmatan merupakan objek PPh (taxable) bagi penerima,
kecuali sebagai berikut;

- Makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman bagi seluruh karyawan
- Natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu
- Natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan oleh pemberi kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
- Natura dan/atau kenikmatan yang bersumber/dibiayai APBN/APBD/Desa.
- Natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan /atau batasan tertentu
- Natura dan/atau kenikmatan bagi pemberi kerja menjadi dapat dibiayakan (deductible)

TARIF PPh BADAN


Tarif PPh Badan ditetapkan menjadi 22% yang berlaku untuk tahun pajak 2022 dan seterusnya. Namun
bagi pelaku UMKM berbentuk badan dalam negeri, tetap diberikan insentif penurunan tarif sebesar
50% sebagaimana yang diatur dalam pasal 31E.

Penghasilan usaha mikro dan kecil perpenghasilan sampai Rp 500 juta tidak kena pajak.
Batas peredaran bruto tidak dikenai pajak bagi wajib pajak orang pribadi. Bagi orang pribadi
pengusaha yang menghitung PPh dengan tarif 0,5% (PP23/2018) dan memiliki peredaran bruto sampai
Rp 500 Juta Setahun tidak dikenai PPh.
TARIF PPh
BADAN
Wajib Pajak UU KUP UU HPP

PENGUSAHA Belum diatur Perhitungan Pph final


PERORANGAN (UMKM) tarif 0,5% untuk omset
(Di atur dalam PP No. 23 maksimal Rp.500 Jt tidak
Tahun 2018) dikenai Pph

BADAN Wajib pajak badan dalam Wajib pajak badan dalam


negeri dan bentuk Usaha negeri dan bentuk
tetap sebesar 28% Usaha Tetap sebesar22%
yang mulai berlaku pada
tahun pajak 2022
Pasal terdampak atas perubahan ini adalah Pasal 17 ayat (1) huruf b
Perbadingan Tarif PPh Badan Sebelum dan Setelah UU HPP :

UU PPh (Perppu 1/2020 jo. UU 2/2020) UU HPP

Tahun Pajak Tarif Tahun Pajak Tarif

Tahun 2020 dan 2021 22%

Tahun 2022 20% Tahun 2022 dst. 22%


Penambahan Objek PPh Final Pasal 4 ayat (2)
Pada UU PPh, belum ada pasal yang mengatur perlakuan PPh atas
penghasilan berupa bunga atau diskonto surat berharga jangka pendek
yang diperdagangkan di pasar uang secara tegas. Oleh karena itu,
terdapat perubahan pada pasal 4 ayat (2) huruf a dalam UU HPP yang
mengatur pajak atas penghasilan tersebut.

Penyesuaian Ketentuan Penyusutan dan Amortisasi


Dalam UU HPP, mengatur memberikan pilihan bagi wajib pajak dapat membebankan biaya
penyusutan bangunan permanen dan amortisasi harta tak berwujud yang memiliki masa
manfaat lebih dari 20 tahun sesuai dengan masa manfaat yang sebenarnya berdasarkan
pembukuan wajib pajak.

Pasal terdampak atas perubahan ini adalah penambahan pada pasal 11 ayat (6a) dan pasal
11A ayat (2a), perubahan pasal 11 ayat (7) dan pasal 11A ayat (1a). Serta, penghapusan
pasal 11 ayat (11).

Anda mungkin juga menyukai