Anda di halaman 1dari 8

PERPAJAKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada hakekatnya, setiap masyarakat yang hidup di suatu negara memiliki
potensi untuk menjadi wajib pajak. Dan yang menjadi objek pajak adalah atas
penghasilan yang diperoleh dan diterima masyarakat. Penghasilan adalah setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang
berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan wajib pajak yang brsangkutan dengan nama dan bentuk apapun.
Pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak
disebut pajak penghasilan. Pajak penghasilan adalah suatu penguatan resmi yang
ditunjukkan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat.
A. RUMUSAN MASALAH
 Apa itu pajak?
 Berapa tarif pajak penghasilan yang dihasilkan dari setiap golongan?
 Apa saja jenis-jenis pegawai berdasakan cara perhitungan PPH pasal 21?
B. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggabarkan dan menjelaskan tentang
pajak penghasilan (PPh21)
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PAJAK

Pajak adalah kewajiban yang harus di bayar oleh masyarakat kepada negara.
Menurut Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan pasal 1 ayat (1) : "pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbala Pajak penghasilan pribadi umumnya
dikenal sebagai pajak penghasilan orang pribadi (PPh OP). PPh OP adalah pengenaan
pajak terhadap subjek pajak milik orang pribadi atas penghasilan atau pendapatan
yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.

PPh pasal 21 adalah pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada


orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jabatan jasa, dam kegiatan. Pada PPh
Pasal 21 adalah pajak pemotongan atas penghasilan yang berhubungan dengan jasa,
pekerjaan, atau bahkan kegiatan dengan nama atau dalam bentuk apapun yang
diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dari dalam negeri.

Tarif pajak penghasilan

 Penghasilan orang pribadi sampai dengan Rp 50 juta dikenai tarif 5 persen.

 Penghasilan di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta dikenai tarif 15 persen. \

 Penghasilan di atas Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta dikenai tarif 25 persen.

 Penghasilan di atas Rp 500 juta dikenai tarif 30 persen.

Kedua, PKP bagi yang tidak memiliki NPWP. Menurut Peraturan Direktorat Jenderal
Pajak Nomor PER/16/PJ/2016 Pasal 20 diterangkan bahwa bagi penerima penghasilan yang
dipotong PPh 21 yang tidak memiliki NPWP akan dikenakan tarif pemotongan PPh 21 lebih
dari 20 persen dibandingkan tarif yang sudah ditetapkan. secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara untuk kemakmuran rakyat".

Pegawai adalah Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan
berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan
pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri.

2. Jenis Pegawai berdasarkan cara perhitungan PPh Pasal 21 dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 
1. Pegawai Tetap
Pegawai Tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan
dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota
dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka
waktu tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu
secara teratur. Jenis-jenis pajak pegawai tetap:

a) Wajib pajak Tidak kawin

Uraian Status PTKP

Wajib Pajak TK0 54.000.000,-

Tanggungan 1 TK1 58.500.000,-

Tanggungan 2 TK2 63.000.000,-

Tanggungan 3 TK3 67.500.000,-


Perlu diketahui juga apabila perhitungan bruto jika hasil akhirnya diatas atau melebihi
Perhitungan Tidak Kena Pajak (PTKP) maka karyawan tersebut akan dikenakan pajak, tetapi
jika hasil akhirnya dibawah dari Perhitungan Tidak Kena Pajak (PTKP) maka tarif pajak
yang dikenakan Rp.0 atau nihil.

b) Wajib Pajak Kawin

Uraian Status PTKP


WP Kawin K0 58.500.000,-
Tanggungan 1 K1 63.000.000,-
Tanggungan 2 K2 67.500.000,-
Tanggungan 3 K3 72.000.000,-
c) Wajib Pajak Kawin Penghasilan suami dan istri digabung

Uraian Status PTKP


WP Kawin K/I/0 112.500.000,-
Tanggungan 1 K/I/1 117.000.000,-
Tanggungan 2 K/I/2 121.500.000,-
Tanggungan 3 K/I/3 126.000.000,-

 Tarif PPh pasal 21 Final untuk PNS

a. 0% : PNS golongan I dan golongan II, anggotan TNI dan Anggota POLRI
berpangkat tamtama dan pensiunnya
b. 5% : PNS Golongan III, anggota TNI dan POLRI berpangkat Perwira Pertama
dan pensiunnya
c. 15% : Pejabat negara, PNS Gelombang IV, anggota TNI dan POLRI berpangkat
Perwira menegah dan Perwira Tinggi dan pensiunnya

 Tarif PPh pasal 21 untuk Non PNS


a. WP dengan penghasilan tahunan sampai dengan Rp 50 juta adalah 5%
b. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 50 juta – Rp 250 juta adalah 15%
c. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 250 juta – Rp 500 juta adalah 25%
d. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 500 juta adalah 30%
e. Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, dikenai tarif pph 21 sebesar 20%
lebih tinggi dari mereka yang memiliki NPWP

2. Pegawai Tidak Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas


Istilah Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas hanya
digunakan untuk perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh pegawai.
Pegawai Tidak Tetap atauTenaga Kerja Lepas adalah pegawai yang hanya menerima
penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari
bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
a) Apa itu PPh 21? PPh 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan baik berupa
gaji, tunjangan atau pembayaran dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan
jabatan atau jasa yang dilakukan seseorang. Seperti sudah disebutkan di atas, PPh
21 pegawai tidak tetap punya ketentuannya sendiri. Salah satu contoh ketentuan itu
misalnya, PPh 21 hanya dikenakan pada tenaga kerja lepas yang memiliki
penghasilan senilai Rp 450.000 per hari atau lebih.

b) Berikut ini daftar ketentuan khusus dalam PPh 21 pegawai tidak tetap:

1) Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 jika penghasilan sehari belum


melebihi Rp 300.000.

2) Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari sebesar atau
melebihi Rp 450.000 merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.

3) Bila pegawai tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 bulan


kalender melebihi Rp 4.500.000 , maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.

4) Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau
upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.

5) PTKP sebenarnya adalah untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.

6) PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah
sebesar PTKP per tahun Rp 54.000.000 dibagi 360 hari.

7) Bila pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas tersebut mengikuti program
jaminan atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto.

c) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 102/ PMK.010/2016 tentang


Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian
dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan
Pemotongan Pajak Penghasilan ada beberapa ketentuan yang harus Anda ketahui
seperti:
d) PPh 21 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang
dari Rp 450.000 per hari tidak dikenakan pemotongan penghasilan. Ketentuan
penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku jika:

 Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi Rp 4.500.000 sebulan

 Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan

 Penghasilan berupa honorarium

 Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar
asuransi.

3. Kelompok bukan pegawai:

 Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara, notaris, dokter,


akuntan).

 Seniman (musisi, penyanyi, komedian, sutradara, model, penari, pelukis).

 Olahragawan.

 Pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh.

 Pengarang, peneliti, penerjemah.

 Pemberi jasa di bidang teknik, komputer, telekomunikasi, photografi, dan lain-


lain.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pajak penghasilan (PPh 21) merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan
dari pekerjaan, jasa dari orang pribadi
b. PPh 21 di bagi menjadi 3 yaitu
 Pegawai tetap
 Pegawai Tidak Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
 Bukan pegawa

Anda mungkin juga menyukai