Anda di halaman 1dari 41

# MODUL- 1

Praktik e-SPT Masa

Irsan Lubis

www.lensapajak.com
Modul Pajak Terapan Elektronik

Daftar Isi:
Ringkas
A. PPh Pasal 21/26
B. PPh Pasal 23/26
C. PPh Final Pasal 4 ayat 2
D. PPh Pasal 22
E. PPh Pasal 25
F. Contoh Kasus
1. Praktik Aplikasi e-SPT PPh Pasal 21/26
2. Praktik Aplikasi e-SPT PPh Pasal 23/26
3. Praktik Aplikasi e-SPT PPh Final Pasal 4 ayat 2

SOCIALMEDIA

www.lensapajak.com
2
Modul Pajak Terapan Elektronik

Pajak Penghasilan Pemotongan & Pemungutan (PPh Pot-Put)

A. PPh Pasal 21/26


(PER - 16/PJ/2016)
Objek Pajak
✔ PPh Pasal 21 merupakan Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa atau Kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPDN).
Penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 21 adalah :
- Penghasilan teratur
- Penghasilan tidak teratur
- Upah harian, mingguan, satuan, borongan
- Uang tebusan pensiun, Tabungan/Tunjangan hari tua, Pesangon dan Pembayaran lain -
Honorarium, Uang saku, Hadiah, Komisi atau Imbalan lain sehubungan dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan
✔ PPh Pasal 26 merupakan Pajak atas penghasilan yang dikenakan/ dipotong atas penghasilan
yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri
(WPLN), selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.
Penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 26 adalah :
- Penghasilan bruto yangditerima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri berupa :
a. Dividen
b. Bunga, premium, diskonto, premi swap,dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian hutang
c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
e. Hadiah dan penghargaan
f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya
- Penghasilan neto berupa :
a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
b. Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang
kepada perusahaan asuransi di luar negeri
Saat Pemotongan & Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26
✔ Pemotongan PPh Pasal 21/26 pada saat mana yang lebih dahulu antara dilakukan
pembayaran kepada pihak lain atau pada saat pengakuan beban.
✔ Setiap pemotongan PPh Pasal 21/26 terhadap transaksi objek pajak harus dibuatkan Bukti
Pemotongan PPh Pasal 21/26 dengan menggunakan aplikasi e-SPT Masa PPh 21/26.
Penomoran Bukti Potong PPh Pasal 21 diseragamkan dengan format :
1.1–mm.yy–xx xx xx x untuk Bukti Potong 1721-A1
1.2–mm.yy–xx xx xx x untuk Bukti Potong 1721-A2
1.3–mm.yy–xx xx xx x untuk Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Tidak Final
1.4–mm.yy–xx xx xx x untuk Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Final
Pengisian mm diisi dua digit bulan pajak dan yy diisi dua digit tahun pajak dan xxxxxxx diisi
nomor urut
✔ Khusus untuk Pegawai Tetap, bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji setahun dibuatkan
setahun sekali yaitu formulir 1721 A1.
✔ Pembuatan bukti pemotongan PPh Pasal 21/26 wajib menggunakan aplikasi e-SPT PPh Pasal
21/26 yang dapat di download pada website http://www.pajak.go.id/aplikasi-perpajakan
Pembayaran Utang PPh Pasal 21/26 & Sanksi Keterlambatan
✔ Utang PPh Pasal 21/26 dibayar paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan
aplikasi e-Billing (Surat Setoran Elektronik/SSE) melalui website https://sse.pajak.go.id

www.lensapajak.com
3
Modul Pajak Terapan Elektronik

✔ Nomor Kode Akun Pajak : 411121 & Nomor Kode Jenis Setoran : 100
✔ Terlambat bayar PPh Pasal 21/26 dikenakan bunga 2% per bulan.
Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21/26 & Sanksi Keterlambatan
✔ PPh Pasal 21/26 dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya secara online
menggunakan aplikasi eFiling melalui website https://efiling.pajak.go.id
✔ Terlambat lapor PPh Pasal 21/26 dikenakan denda Rp.100.000,- per SPT.

Tarif PPh Pasal 17:


No. Lapisan Penghasilan Tarif Pajak Tarif Pajak
Bagi NPWP Bagi Tidak NPWP

1. s.d. Rp.50.000.000,- 5% 6%

2. Di atas Rp.50.000.000,- s.d. Rp.250.000.000,- 15% 18%

3. Di atas Rp.250.000.000,- s.d.Rp.500.000.000,- 25% 30%

4. Di atas Rp.500.000.000,- 30% 36%

PPH PASAL 21 TIDAK FINAL

1. PEGAWAI TETAP
Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu
secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai
yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima atau
memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.

Pegawai tetap memiliki 2 jenis penghasilan yaitu:


1. Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Teratur
adalah penghasilan bagi Pegawai Tetap berupa gaji atau upah, segala macam tunjangan, dan
imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan oleh pemberi kerja, termasuk uang lembur.
2. Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Tidak Teratur
adalah penghasilan bagi Pegawai Tetap selain penghasilan yang bersifat teratur, yang diterima
sekali dalam satu tahun atau periode lainnya, antara lain berupa bonus, Tunjangan Hari Raya
(THR), jasa produksi, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun.

Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:


1. Penghasilan Bruto = Gaji (+) Tunjangan-tunjangan termasuk tunjangan jamsostek JKK, JKM, JPK
dan tunjangan BPJS Kesehatan yang ditanggung perusahaan.
2. Penghasilan Neto = Penghasilan bruto (-) Biaya Jabatan, Iuran Pensiun JHT & BPJS Pensiun yang
ditanggung pegawai
3. Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan neto disetahunkan (-) PTKP setahun 4. PPh Pasal 21
Terutang per bulan = 1/12 x {Tarif PPh Pasal 17 (x) Penghasilan Kena Pajak} Catatan: Tarif
PPh Pasal 17 dibedakan antara memiliki NPWP dan tidak ber NPWP.

Ada 3 (tiga) unsur pengurang dari penghasilan bruto bagi pegawai tetap:
a. Biaya jabatan
Sebesar 5% x penghasilan bruto, maksimal diperkenankan Rp.6.000.000,- per tahun atau
Rp.500.000,- per bulan.
b. Iuran pensiun yang ditanggung sendiri oleh pegawai tetap.
c. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
www.lensapajak.com
4
Modul Pajak Terapan Elektronik
Daftar PTKP
Status WP Keterangan PTKP setahun PTKP sebulan PTKP sebenarnya

TK/0 Tidak Kawin dan tidak 54.000.000 4.500.000 PTKP setahun / 360 hari
ada tanggungan = 325.000

K/0 atau TK/1 Kawin dan belum ada 58.500.000 4.875.000 PTKP setahun / 360 hari
tanggungan

K/1 atau TK/2 Kawin dengan jumlah 63.000.000 5.250.000 PTKP setahun / 360 hari
1 anak/tanggungan

K/2 atau TK/3 Kawin dengan jumlah 67.500.000 5.625.000 PTKP setahun / 360 hari
2 anak/tanggungan

K/3 Kawin dengan jumlah 72.000.000 6.000.000 PTKP setahun / 360 hari
3 anak/tanggungan

Penentuan Status WP
∙ Bagi WNI, ditentukan menurut kondisi di awal tahun.
∙ Bagi WNA, Bulan saat WNA menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri (SPDN)
∙ Bagi Wanita Kawin, dianggap TK/0 (tidak kawin), kecuali suami tidak berpenghasilan yang
dibuktikan dengan surat keterangan kecamatan.
∙ Bagi Wanita Tidak Kawin, selain PTKP diri sendiri juga bisa menanggung maksimum 3 orang.

2. PEGAWAI TIDAK TETAP / TENAGA KERJA LEPAS


Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila
pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan
yang dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.

a) PEGAWAI TIDAK TETAP / TENAGA KERJA LEPAS DIBAYAR SECARA BULANAN


Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:
1. Penghasilan Bruto = Gaji (+) Tunjangan-tunjangan termasuk tunjangan jamsostek JKK, JKM,
JPK dan tunjangan BPJS Kesehatan yang ditanggung perusahaan.
2. Penghasilan Neto = Penghasilan bruto (-) Iuran Pensiun JHT & BPJS Pensiun yang ditanggung
pegawai
3. Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan neto disetahunkan (-) PTKP setahun
4. PPh Pasal 21 Terutang per bulan = 1/12 x {Tarif PPh Pasal 17 (x) Penghasilan Kena Pajak}
Catatan: Tarif PPh Pasal 17 dibedakan antara memiliki NPWP dan tidak ber NPWP.

b) PEGAWAI TIDAK TETAP / TENAGA KERJA LEPAS TIDAK DIBAYAR SECARA BULANAN
(Upah harian, Upah mingguan, Upah satuan atau Upah borongan)
Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:
1. Penghasilan bruto sehari atau rata-rata penghasilan sehari: < Rp. 450.000,- tidak
dipotong PPh 21
2. Penghasilan bruto sehari atau rata-rata penghasilan sehari: < Rp. 450.000,- Tarif 5% (x )
Penghasilan bruto sehari (-) Rp.450.000,-/hari
3. Penghasilan bruto kumulatif 1 bulan: > Rp. 4.500.000,- s/d Rp. 10.200.000,- Tarif 5% (x )
Penghasilan bruto kumulatif 1 bulan (-) PTKP sebenarnya ( PTKP setahun / 360 hari ) 4.
Penghasilan bruto kumulatif 1 bulan: > Rp. 10.200.000,- 1/12 x {Tarif Pasal 17 (x )
Penghasilan bruto kumulatif 1 bulan disetahunkan (-) PTKP setahun}
Catatan: Tarif PPh Pasal 17 dibedakan antara memiliki NPWP dan tidak ber NPWP.
www.lensapajak.com
5
Modul Pajak Terapan Elektronik

3. BUKAN PEGAWAI
Penerima Penghasilan Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain pegawai tetap dan pegawai tidak
tetap/tenaga kerja lepas yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun
dari Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan
perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan, antara lain berupa honorarium, komisi, fee,
dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan jasa
yang dilakukan
Kelompok Bukan Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pemberian jasa, meliputi:
1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris
2. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,
sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat,
pelukis, dan seniman lainnya
3. olahragawan
4. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator
5. pengarang, peneliti, dan penerjemah
6. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan
7. agen iklan
8. pengawas atau pengelola proyek
9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara
10. petugas penjaja barang dagangan
11. petugas dinas luar asuransi dan/atau
12. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya

Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:


a) Menerima imbalan yang bersifat berkesinambungan (setiap bulan) dan memiliki NPWP Tarif
PPh Pasal 17 (x) Jumlah kumulatif 50% dari Penghasilan bruto (-) PTKP sebulan b) Menerima
imbalan yang bersifat berkesinambungan (setiap bulan) dan tidak memiliki NPWP Tarif PPh Pasal
17 (x) Jumlah kumulatif 50% dari Penghasilan bruto
c) Menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan Tarif PPh Pasal 17 (x) Jumlah 50%
dari Penghasilan bruto
Catatan: Tarif PPh Pasal 17 dibedakan antara memiliki NPWP dan tidak ber NPWP.

4. PESERTA KEGIATAN
imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat,
honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan
sejenis dengan nama apapun

Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:


PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 atas 50% dari jumlah penghasilan bruto
untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah, yang diterima oleh peserta
kegiatan.

5. PENERIMA PENSIUN
Penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh
imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya
yang menerima tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
www.lensapajak.com
6
Modul Pajak Terapan Elektronik

6. ANGGOTA DEWAN KOMISARIS ATAU DEWAN PENGAWAS YANG TIDAK MERANGKAP SEBAGAI
PEGAWAI TETAP PADA PERUSAHAAN YANG SAMA
Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau
diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai Pegawai
Tetap pada perusahaan yang sama.

Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:


PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan Tarif Pasal 17 atas kumulatif jumlah penghasilan bruto
yang diterima atau diperoleh selama 1 (satu) tahun kalender.

7. MANTAN PEGAWAI
Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat
tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai.

Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:


Ph Pasal 21 dihitung dengan cara menerapkan Tarif Pasal 17 atas kumulatif jumlah penghasilan bruto
yang diterima atau diperoleh selama 1 (satu) tahun kalender

PPH PASAL 21 FINAL

1. PENERIMA UANG PESANGON, PENSIUN ATAU UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA,
ATAU JAMINAN HARI TUA, TERMASUK AHLI WARISNYA
Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 (dua) tahun
sejak pegawai berhenti bekerja

Tarif Pemotongan Pajak & Penerapannya:

2. PPh Pasal 21 bagi pejabat negara, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia,
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta para pensiunannya atas penghasilan yang
menjadi beban APBN atau APBD.

PPH PASAL 26 – FINAL

∙ Tarif PPh Pasal 26 sebesar 20% dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto yang diterima
atau diperoleh sebagai imbalan atas pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang
pribadi dengan status Subjek Pajak luar negeri dengan memperhatikan ketentuan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku antara Republik Indonesia dengan negara domisili
Subjek Pajak luar negeri tersebut.
∙ PPh Pasal 26 tidak bersifat final dalam hal orang pribadi sebagai Subjek Pajak Luar Negeri tersebut
berubah status menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri.
www.lensapajak.com
7
Modul Pajak Terapan Elektronik

B. PPh Pasal 23/26


(PMK NO. 141/PMK.03/2015)
PPH PASAL 23

✔ Jenis penghasilan yang menggunakan tarif 15 % (NPWP) atau 30% (tidak ber-NPWP) dari
jumlah bruto:
1. Dividen
2. Bunga
3. Royalti
4. Hadiah & Penghargaan
✔ Penghasilan [jenis jasa] yang menggunakan tarif 2% (NPWP) atau 4% (tidak ber-NPWP) dari
jumlah bruto:
1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
2. jasa teknik,
3. jasa manajemen,
4. jasa konsultan,
5. Jasa penilai (appraisal;
6. Jasa aktuaris;
7. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
8. Jasa hukum;
9. Jasa arsitektur;
10.Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
11.Jasa perancang (design);
12.Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas),
kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;
13.Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi
(migas);
14.Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan
penambangan minyak dan gas bumi (migas);
15.Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
16.Jasa penebangan hutan;
17.Jasa pengolahan limbah;
18.Jasa penyedia tenaga kerja dan/ atau tenaga ahli (outsourcing services};
19.Jasa perantara dan/ atau keagenan;
20.Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa
Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI);
21.Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI);
22.Jasa pengisian suara (dubbing} dan/ atau sulih suara;
23.Jasa mixing film;
24.Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner,
pamphlet, baliho dan folder;
25.Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
26.Jasa pembuatan dan/ atau pengelolaan website;
27.Jasa internet termasuk sambungannya;
28.Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/ atau
program;
www.lensapajak.com
8
Modul Pajak Terapan Elektronik

29.Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/ atau TV
kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/ a tau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
30.Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, dan/ atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi;
31.Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan
udara; 32.Jasa maklon;
33.Jasa penyelidikan dan keamanan;
34.Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
35.Jasa penyediaan tempat. dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau jasa periklanan; 36.Jasa pembasmian
hama;
37.Jasa kebersihan atau cleaning service;
38.Jasa sedot septic tank;
39.Jasa pemeliharaan kolam;
40.Jasa katering atau tata boga;
41.Jasa freight faro.Jarding;
42.Jasa logistik;
43.Jasa pengurusan dokumen;
44.Jasa pengepakan;
45.Jasa loading dan unloading;
46.Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau
insitusi pendidikan dalam rangka perielitian akademis
47.Jasa pengelolaan parkir;
48.Jasa penyondiran tanah;
49.Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan;
50.Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit;
51.Jasa pemeliharaan tanaman;
52.Jasa pemanenan;
53.Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/ atau
perhutanan;
54.Jasa dekorasi;
55.Jasa pencetakan/penerbitan;
56.Jasa penerjemahan;
57.Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang
Pajak Penghasilan;
58.Jasa pelayanan kepelabuhanan;
59.Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
60.Jasa pengelolaan penitipan anak;
61.Jasa pelatihan dan/ atau kursus;
62.Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
63.Jasa sertifikasi;
64.Jasa survey;
65.Jasa tester, dan
66.Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
www.lensapajak.com
9
Modul Pajak Terapan Elektronik

PPH PASAL 26

Tarif PPh Pasal 26


∙ Tarif 20% dari penghasilan bruto (NPWP & tidak ber-NPWP), atau
∙ Tarif Pajak berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia
dengan negara pihak pada persetujuan, dengan syarat menyerahkan dokumen Certifikate
of Domicile (COD) atau Certificate of Taxpayer (COT) dari Negara asal atau dokumen DGT1
dari Indonesia.
Contoh: Tarif PPh Pasal 26 utk P3B (dikutip sebagian)

Objek PPh Pasal 26


1. Dividen
2. Bunga
3. Royalti
4. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain penghasilan atas
pengalihan tanah dan atau bangunan
5. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
6. Hadiah dan penghargaan
7. Pensiunan dan pembayaran berkala
8. Premi swap dan transaksi lindung nilai
9. Keuntungan karena pembebasan utang
10.Penjualan harta di Indonesia
11.Premi asuransi / reasuransi
12.Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham
13.Penghasilan Kena Pajak BUT sesudah dikurangi pajak

Saat Pemotongan & Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/26


✔ Pemotongan PPh Pasal 23/26 pada saat mana yang lebih dahulu antara dilakukan
pembayaran kepada pihak lain atau pada saat pengakuan beban.
✔ Setiap pemotongan PPh pasal 23/26 terhadap transaksi objek pajak harus dibuatkan Bukti
Pemotongan PPh Pasal 23/26 dengan menggunakan aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26. ✔
Penomoran Bukti Potong PPh Pasal 23/26 belum diseragamkan, jadi dapat menggunakan format
penomoran sendiri.
✔ Pembuatan bukti pemotongan PPh Pasal 23/26 wajib menggunakan aplikasi e-SPT PPh Pasal
23/26 yang dapat di download pada website http://www.pajak.go.id/aplikasi-perpajakan

Pembayaran Utang PPh Pasal 23/26 & Sanksi Keterlambatan


✔ Utang PPh Pasal 23/26 dibayar paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan
aplikasi e-Billing (Surat Setoran Elektronik/SSE) melalui website https://sse.pajak.go.id
www.lensapajak.com
10
Modul Pajak Terapan Elektronik

✔ Nomor Kode Akun Pajak : 411124 & Nomor Kode Jenis Setoran : 100
✔ Terlambat bayar PPh Pasal 23/26 dikenakan bunga 2% per bulan.

Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23/26 & Sanksi Keterlambatan


✔ PPh Pasal 23/26 dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya secara online
menggunakan aplikasi eFiling melalui website https://efiling.pajak.go.id
✔ Terlambat lapor PPh Pasal 23/26 dikenakan denda Rp.100.000,-

Pencatatan Jurnal atas Pemotongan PPh Pasal 23/26


Pencatatan bagi Akun yang digunakan

Pihak pemotong/pembayar Hutang pajak

Pihak dipotong/penerima Pajak Dibayar Dimuka ( Badan)

C. PPh Final Pasal 4 ayat 2


(PP NO. 51 TAHUN 2008 & PER-11/PJ/2015)
Tarif & Objek PPh Final Pasal 4 ayat 2
✔ 10% untuk Sewa tanah dan atau bangunan
✔ 20% untuk Pendapatan bunga bank & bunga simpanan koperasi
✔ 25% untuk Hadian undian
✔ 2% untuk jasa konstruksi oleh penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil ✔ 4%
untuk jasa konstruksi oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha ✔ 3% untuk
jasa konstruksi oleh selain penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil ✔ 10% untuk
Dividen yang dibayar kepada orang pribadi
✔ 2,5% untuk PPh atas Pengalihan Hak atas Tanah_Bangunan, selain rumah RS/RSS
✔ 0,1% untuk PPh atas Keuntungan penjualan investasi saham
Catatan: Tarif PPh Final Pasal 4 ayat 2 disamakan antara memiliki NPWP dan tidak ber NPWP.

Saat Pemotongan & Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat 2


✔ Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat 2 dilakukan pada saat mana yang lebih dahulu antara
pembayaran kepada pihak lain atau pada saat pengakuan beban
✔ Setiap pemotongan PPh Final terhadap transaksi objek pajak harus dibuatkan Bukti
Pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 menggunakan aplikasi e-SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2. ✔
Penomoran Bukti Potong PPh Final Pasal 4 ayat 2 belum diseragamkan, jadi dapat
menggunakan format penomoran sendiri.
✔ Pembuatan bukti pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 wajib menggunakan aplikasi e-SPT PPh
Pasal 4 ayat 2 yang dapat di download pada website http://www.pajak.go.id/aplikasi
perpajakan

Pembayaran Utang PPh Final Pasal 4 ayat 2 & Sanksi Keterlambatan


✔ Utang PPh Final Pasal 4 ayat 2 dibayar paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
menggunakan aplikasi e-Billing (Surat Setoran Elektronik/SSE) melalui website
https://sse.pajak.go.id
✔ - Persewaan Tanah dan/ atau Bangunan Nomor Kode Akun Pajak : 411128 & Nomor Kode
Jenis Setoran : 403.
- Jasa Konstruksi Nomor Kode Akun Pajak : 411128 & Nomor Kode Jenis Setoran : 409
✔ Terlambat bayar PPh Final Pasal 4 ayat 2 dikenakan bunga 2% per bulan.
Pelaporan SPT Masa Final Pasal 4 ayat 2 & Sanksi Keterlambatan
✔ PPh Final Pasal 4 ayat 2 dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya secara online
menggunakan aplikasi eFiling melalui website https://efiling.pajak.go.id
✔ Terlambat lapor PPh Final dikenakan denda Rp.100.000,-
www.lensapajak.com
11
Modul Pajak Terapan Elektronik

Pencatatan Jurnal atas Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat 2


Nilai PPh Final Pasal 4 ayat 2 sering tidak dimasukkan dalam pencatatan, sehingga pendapatan
dicatat sebesar nilai setelah pajak (neto).
Contoh: Pendapatan bunga Rp.100.000,- dipotong pajak final 20%: Rp.20.000,- diterima bersih
(neto) Rp.Rp.80.000,-
Jurnal dibuat adalah (Dr) Bank Rp.80.000,- (Cr) Pendapatan bunga Rp.80.000,-
Pencatatan bagi Akun yang digunakan

Pihak pemotong/pembayar PPh Final dicatat hutang pajak

Pihak dipotong/penerima PPh Final tidak dicatat

D. PPh Pasal 22
(PMK No. 34/PMK. 010/2017)
✔ Tarif & Objek PPh Pasal 22
1. KELOMPOK DIREKTORAT BEA & CUKAI ATAS IMPOR & EKSPOR
- Impor barang tertentu tercantum dalam Lampiran I (244 barang) 10% dari nilai
impor
- Impor barang tertentu tercantum dalam Lampiran II (568 barang) 7,5% dari nilai
impor
- Impor khusus impor kedelai, gandum, dan tepung terigu (Lampiran III) 0,5% dari nilai
impor
- Impor menggunakan Angka Pengenal Impor (API) 2,5% dari nilai impor - Impor
tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API) 7,5% dari nilai impor
Perkecualian:
• Impor barang dan/ atau penyerahan barang yang tidak terutang Pajak Penghasilan
(harus ada SKB)
• Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan / atau PPN
• Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata nyata dimaksudkan untuk
diekspor kembali.
• Impor kembali (re-impor) (tanpa SKB)
- Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam
tercantum dalam Lampiran IV, kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat
dalam perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya 1,5%
dari nilai ekspor
2. KELOMPOK BENDAHARA, BUMN & BADAN USAHA TERTENTU DIMILIKI BUMN -
Atas pembelian barang 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
Perkecualian:
Pembayaran atas pembelian yang dilakukan oleh pemungut pajak (tanpa
SKB) • jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000,- untuk Bendahara & KPA
• jumlahnya paling banyak Rp.10.000.000,- untuk BUMN dan Badan Usaha
Tertentu dimiliki BUMN
3. PERUSAHAAN SWASTA SAAT PENJUALAN
- Atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas sebagai berikut: 1.
bahan bakar minyak sebesar:
a) 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada stasiun
pengisian bahan bakar umum Pertamina;
b) 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada stasiun
pengisian bahan bakar umum bukan Pertamina:
c) 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada pihak lain.
2. bahan bakar gas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN

www.lensapajak.com
12
Modul Pajak Terapan Elektronik

3. pelumas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN


- Atas penjualan hasil produksi kepada distributor:
1. penjualan semua jenis semen sebesar 0, 25%
2. penjualan kertas sebesar 0, 1 %
3. penjualan baja sebesar 0,3%
4. penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau lebih sebesar 0,45%
5. penjualan semua jenis obat sebesar 0,3%
- Atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri sebesar 0,45%
Perkecualian:
Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri yang dilakukan oleh industri
otomotif, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (AP M),
dan importir umum kendaraan bermotor, yang telah dikenai pemungutan PPh 22
(tanpa SKB)
4. PERUSAHAAN SWASTA SAAT PEMBELIAN
- Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dalam sektor
kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan sebesar 0,25%
Perkecualian:
pembayaran atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor
jumlahnya paling banyak Rp.20.000.000,-
- Atas pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari orang pribadai
atau badan pemegang iizin usaha pertambangan sebesar 1,5%
✔ Perkecualian Pungutan PPh 22
- Pembayaran untuk: (khusus Bendahara dan BUMN)
a) pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda
pos; b) pemakaian air dan listrik;
- Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari
emas untuk tujuan ekspor (harus ada SKB)
- Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) (tanpa SKB) – khusus Bendahara
Catatan: Tarif PPh Pasal 22 dibedakan antara memiliki NPWP dan tidak ber NPWP yaitu dua kali
lipat (tariff 200%)
Pencatatan Jurnal atas Pemotongan PPh Pasal 22
Pencatatan bagi Akun yang digunakan

Pihak pemotong/pembayar dicatat sebagai Hutang Pajak

Pihak dipotong/penerima Dicatat sebagai Pajak Dibayar Dimuka


Pembuatan Bukti Pungut, Pembayaran & Pelaporan SPT Masa 22
Pemungut PPh Pasal 22 selain wajib membuat Bukti Pungut juga wajib menyetor PPh yang dipungut
dengan kode pajak 411122-900 paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya, kemudian melaporkan
menggunakan aplikasi SPT Masa PPh Pasal 22. Pembuatan bukti pungut menggunakan aplikasi e-SPT
PPh Pasal 22 yang dapat di download pada website http://www.pajak.go.id/aplikasi-perpajakan.

Pembayaran menggunakan aplikasi e-Billing (Surat Setoran Elektronik/SSE) melalui website


https://sse.pajak.go.id. Pelaporan SPT Ma dilakukan secara online menggunakan aplikasi eFiling
melalui website https://efiling.pajak.go.id

www.lensapajak.com
13
Modul Pajak Terapan Elektronik

E. PPh Pasal 25

✔ PPh Pasal 25 merupakan angsuran pajak badan usaha setiap bulan untuk tahun pajak
berjalan, yang dihitung berdasarkan SPT Tahunan tahun lalu. Besarnya PPh Pasal 25 per
bulan = 1/12 x PPh badan yang dibayar sendiri berdasarkan SPT Tahunan tahun lalu
✔ PPh pasal 25 dibayar paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dengan menggunakan aplikasi
e-Billing (Surat Setoran Elektronik/SSE) melalui website https://sse.pajak.go.id ✔ PPh Pasal 25
yang status dibayar, tidak perlu dilaporkan ke kantor pajak. Khusus PPh Pasal 25 status Nihil
wajib dilaporkan setiap bulan dengan nilai Rp.0,- ke kantor pajak.
Pencatatan Jurnal atas Pembayaran PPh Pasal 25
Pencatatan bagi Akun yang digunakan

Pihak pembayar Pajak Dibayar Dimuka

F. Contoh Kasus

Pahami transaksi dibawah ini untuk menentukan jenis objek PPh dan bagaimana membuat Bukti
Pemotongan PPh.

DATA PERUSAHAAN:
Nama Perusahaan : PT FADHALI NUSANTARA
N.P.W.P / N.P.P.K.P : 06.864.767.6-418.000
Nomor Seri Faktur Pajak : 010.900-16.37505872 s/d 6000
Alamat : Jalan Raden Saleh No.3 Tangerang 15157
No. Telp / Fax : 021-7300906 / 7300907
Email : fadaliyusuf@gmail.com
Nama Penandatangan SPT : MF Yusuf
N.P.W.P Penandatangan : 25.315.098.1-418.000
Jabatan : Direktur
Nomor Bukti Pemotongan : 000/BP.23/XII/17 Bukti Potong PPh 23/26 000/BP.42/XII/17
Bukti Potong PPh Final 4 Ayat 2
1.1-12.17-00000 Bukti Potong PPh 21/26 Pegawai (A1)
1.3-12.17-00000 Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Tidak Final
Dibawah ini adalah transaksi selama bulan Desember 2017 :
No Tanggal Keterangan

1. 4 Des 2017 Membayar biaya event organizer kepada PT. EO Anugerah (NPWP:
00.601.830.3-806.000 di Jakarta) untuk acara gathering yang akan
mengundang banyak klien dengan estimasi biaya sebesar Rp. 99.000.000,-
biaya sudah termasuk PPN. (Faktur Pajak: 010.900-16.37505872)
Identifikasi
Jenis transaksi: biaya event organizer jasa dilakukan oleh Badan
usaha Objek pajak: PPh Pasal 23 dengan Tarif: 2% (NPWP)
Dasar pengenaan pajak: 100/110 x 99.000.000 = 90.000.000
PPh Pasal 23: 2% x 90.000.000 = 1.800.000
Bukti pemotongan: 001/BP.23/XII/17 tanggal 4 Desember 2017

2. 6 Des 2017 Membayar jasa konstruksi kepada PT. Jaya (NPWP: 24.855.957.7-418.000 di
Jakarta) sebesar Rp. 200.000.000,- biaya belum termasuk PPN. (Faktur Pajak:

www.lensapajak.com
14
Modul Pajak Terapan Elektronik
010.900-16.37508965). PT. Jaya tidak memiliki kualifikasi usaha
kontraktor. Identifikasi
Jenis transaksi: biaya jasa konstruksi tidak memiliki kualifikasi
usaha Objek pajak: PPh Pasal 4 ayat 2 dengan Tarif: 4%
Dasar pengenaan pajak: 200.000.000
PPh Pasal 4 ayat 2: 4% x 200.000.000 = 8.000.000
Bukti pemotongan: 001/BP.42/XII/17 tanggal 6 Desember 2017

3. 10 Des 2017 Menyewa jasa satuan keamanan dari PT. Bodigard (NPWP: 01.000.518.9-
042.000 di Jakarta) sebesar Rp. 4.000.000,- biaya belum termasuk PPN. (Faktur
Pajak: 010.900-16.89565872)
Identifikasi
Jenis transaksi: jasa satuan pengamanan jasa dilakukan oleh Badan
usaha Objek pajak: PPh Pasal 23 dengan Tarif: 2% (NPWP)
Dasar pengenaan pajak: 4.000.000
PPh Pasal 23: 2% x 4.000.000 = 400.000
Bukti pemotongan: 002/BP.23/XII/17 tanggal 10 Desember 2017

4. 12 Des 2017 Memberikan tagihan jasa SPT Tahunan PPh Badan tahun 2016 kepada PT
Cemerlang (NPWP: 02.398.851.2-031.000 di Tangerang) senilai Rp.
35.000.000,- belum termasuk PPN. (Faktur Pajak: 010.900-16.89565872)
Identifikasi
Jenis transaksi: penjualan jasa konsultan
Tidak ada objek PPh PotPut, hal ini karena perusahaan merupakan pihak
penyedia jasa, bukan penerima jasa.
Perusahaan membuat Faktur Pajak Nomor 010.900-16.89565872 tanggal
12 Desember 2017 sebagai dasar penagihan.
5. 20 Des 2017 Membayar kepada Sugiono (NPWP: 68.963.677.7-085.000 di Jakarta) atas
pekerjaan jasa cleaning service selama persiapan dan setelah acara dengan
biaya sebesar Rp. 4.000.000,- dengan rincian nilai jasa Rp.3.500.000,- dan
bahan kebersihan Rp.500.000,-
Identifikasi
Jenis transaksi: jasa cleaning service jasa dilakukan oleh Orang
Pribadi Objek pajak: PPh Pasal 21 dengan Tarif: 5% (NPWP)
Jasa yang dilakukan orang pribadi mendapat pengurangan DPP
50%. Dasar pengenaan pajak: 50% x 3.500.000 (nilai jasa saja) =
1.750.000,- PPh Pasal 21: 5% x 1.750.000 = 87.500
Bukti pemotongan: 1.3-12.17-00001 tanggal 20 Desember 2017

6. 23 Des 2017 Membayar honor MC acara (Melinda, tidak NPWP, alamat di Jakarta) sebesar
Rp. 2.500.000,-
Identifikasi
Jenis transaksi: jasa MC jasa dilakukan oleh Orang Pribadi
Objek pajak: PPh Pasal 21 dengan Tarif: 6% (tidak NPWP)
Jasa yang dilakukan orang pribadi mendapat pengurangan DPP
50%. Dasar pengenaan pajak: 50% x 2.500.000 (nilai jasa saja) =
1.250.000,-

www.lensapajak.com
15
Modul Pajak Terapan Elektronik
PPh Pasal 21: 6% x 1.250.000 = 75.000
Bukti pemotongan: 1.3-12.17-00002 tanggal 23 Desember 2017

7. 25 Des 2017 Memberikan tagihan atas jasa konsultan pajak dan akuntansi kepada PT Abadi
(NPWP: 02.097.709.6-062.000 di Palembang) senilai Rp. 25.000.000,- belum
termasuk PPN. (Faktur Pajak : 010.001-16.89565873)
Identifikasi
Jenis transaksi: penjualan jasa konsultan
Tidak ada objek PPh PotPut, hal ini karena perusahaan merupakan pihak
penyedia jasa, bukan penerima jasa.
Perusahaan membuat Faktur Pajak Nomor 010.900-16.89565873 tanggal 25
Desember 2017 sebagai dasar penagihan.

8. 28 Des 2017 Membayar gaji karyawan dengan rincian terlampir.


Identifikasi
Jenis transaksi: biaya gaji karyawan bulanan pegawai tetap
Objek pajak: PPh Pasal 21 dengan Tarif: 5%, 15%, 25% & 30% (NPWP) atau
6%, 18%, 30% & 36% (Tidak NPWP). Dasar pengenaan pajak: Penghasilan
Kena Pajak. Cara perhitungan dapat dilihat dalam daftar terlampir. Bukti
pemotongan pegawai tetap dibuat setahun sekali, yaitu hanya pada bulan
Desember. Bukti Potong PPh 21/26 Pegawai tetap (1721-A1) dengan
penomoran dimulai dari: 1.1-12.17-00001 tanggal 28 Desember 2017

9. 30 Des 2017 Membayar sewa tanah untuk gudang kepada Hadiwinata (NPWP:
02.238.964.7- 027.000 di Tangerang) sebesar Rp. 150.000.000,- harga belum
termasuk PPN. (Faktur Pajak Nomor: 010.900-16.65901432)
Identifikasi
Jenis transaksi: sewa tanah dan atau bangunan.
Objek pajak: PPh Pasal 4 ayat 2 dengan Tarif: 10%
Dasar pengenaan pajak: 150.000.000,-
PPh Pasal 4 ayat 2: 10% x 150.000.000 = 15.000.000,-
Bukti pemotongan: 002/BP.42/XII/17 tanggal 30 Desember 2017

10. 31 Des 2017 Memberikan hadiah door prize sebuah sepeda motor kepada Maulana (tidak
NPWP, tinggal di Depok) yang menang undian senilai Rp. 16.000.000,-
Identifikasi
Jenis transaksi: hadiah undian.
Objek pajak: PPh Pasal 4 ayat 2 dengan Tarif: 25%
Dasar pengenaan pajak: 16.000.000,-
PPh Pasal 4 ayat 2: 25% x 16.000.000 = 4.000.000,-
Bukti pemotongan: 003/BP.42/XII/17 tanggal 31 Desember 2017

DIMINTA :
1. Buatkan Bukti Pemotongan untuk:
∙ PPh Psl 21/26 Tidak Final
∙ PPh Psl 21 Setahun Pegawai Tetap (Formulir 1721- A1)
∙ PPh Psl 23/26
∙ PPh Psl 4 ayat 2

www.lensapajak.com
16
Modul Pajak Terapan Elektronik

2. Perusahaan telah menyetor pajak PPh Masa Desember 2017 ke Bank dan memperoleh Nomor
Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) sebagai berikut :
∙ NTPN PPh Psl 21 : 0000000000000021 dan 0000000000000022 ; Tgl Setor 10/1/2018 ∙
NTPN PPh Psl 23 : 0000000000000023 ; Tgl Setor 10/1/2018
∙ NTPN PPh Psl 4 ayat 2: 0000000000000041 dan 0000000000000042 ; Tgl Setor 15/1/2018 3.
Buatkan SPT PPh Masa Desember 2017 untuk: PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 Ayat
2
Terlampir: Daftar gaji pegawai tetap……
www.lensapajak.com
17
Modul Pajak Terapan Elektronik

DAFTAR GAJI PEGAWAI TETAP


BULAN: DESEMBER 2017
No Nama NPWP Jabatan Status Gaji Pokok Tunjangan Gaji Bruto Pengurang
Perkawinan
Biaya BPJS Jumlah
Jabatan Pensiun

1. MF Yusuf 25.315.098.1-418.000 Direktur K/1 12.000.000 2.000.000 14.000.000 500.000 210.000 710.000

2. Aisyah 25.315.098.1-417.000 Manager K/1 8.000.000 1.250.000 9.250.000 462.500 210.000 672.500

3. Annisa 00.000.000.0-000.000 Accounting K/0 4.000.000 500.000 4.500.000 225.000 80.000 305.000

4. Nabila 00.000.000.0-000.000 Admin TK/1 2.800.000 300.000 3.100.000 155.000 60.000 215.000

JUMLAH 30.850.000

Penghasilan Penghasilan Status PTKP/thn PKP/thn PPh 21/thn Pemotongan Gaji Bersih
Neto/bln Neto/thn PTKP Dibayar
PPh 21/bln BPJS Pensiun Jumlah

13.290.000 159.480.000 K/1 63.000.000 96.480.000 9.472.000 789.333 210.000 999.333 13.000.667

8.577.500 102.930.000 TK/0 54.000.000 48.930.000 2.446.500 203.875 210.000 413.875 8.836.125

4.195.000 50.340.000 TK/0 54.000.000 - - - 80.000 80.000 4.420.000

2.885.000 34.620.000 TK/1 58.500.000 - - - 60.000 60.000 3.040.000


11.918.500 993.208 560.000 1.553.208 29.296.792

CATATAN :
1. Daftar gaji di atas adalah perhitungan gaji hanya 1 (satu), yaitu bulan Desember 2017
2. Untuk kepentingan pembuatan formulir 1721-A1 yaitu Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas Gaji
Pegawai Tetap Setahun, maka daftar gaji setahun diperoleh dengan cara daftar gaji desember
tersebut dikalikan 12 bulan (diasumsikan gaji desember sama seperti gaji-gaji bulan sebelumnya) 3.
Diasumsikan pembayaran PPh 21 gaji pegawai tetap dari bulan Januari sampai dengan November
2017 (11 bulan) sebesar Rp. 10.925.288,- yang telah disetor ke Bank.

www.lensapajak.com
Modul Pajak Terapan Elektronik

Langkah Penyelesaian :

1. Aplikasi e-SPT PPh Pasal 21/26

1. Buka aplikasi eSPT PPh Pasal 21


2. Klik pada db2113 – Pilih DB
3. Login ke eSPT PPh Pasal 21.
Klik Login.
Username : administrator
Password : 123
4. Masukan NPWP Wajib Pajak. Klik Simpan.
5. Isikan Profil Wajib Pajak. Klik Simpan. Klik OK.
6. Membuat SPT Masa yang akan dilaporkan.
Klik Pilih SPT – Buat SPT Baru. Isikan Masa dan Tahun Pajak yang akan dibuat. (Desember
2017). Klik Buat SPT - OK.
7. Setting Penomoran Bukti Potong
Klik Referensi –Bukti Potong – Penomoran BP – Simpan.
8. Setting Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak Tahun 2016
Klik Referensi – Tarif – PTKP
Klik baris Berlaku Mulai 2013 sampai 2020 – klik Ubah. Ubah Berlaku Sampai : semula
2020 menjadi 2015. Klik Simpan - OK
Klik Baru. Isi PTKP : 54.000.000,- Tanggungan : 4.500.000, Berlaku Mulai : 2016, sampai :
2020. Klik Simpan – OK – Close
9. Membuat Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas pembayaran kepada MC (Safira)
Klik Isi SPT – Daftar Bukti Potong – Tidak Final (1721-II).
Klik Baru. Isikan data wajib pajak. Klik Kode Objek Pajak pilih Imbalan Kepada Bukan
Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat Berkesinambungan 21-100-09 Isi
Jumlah Penghasilan Bruto = 2.500.000,- Klik Enter. Isi Tanggal : 23-12-2017. Klik Simpan –
No.
10. Menginput PPh Pasal 21 Masa Desember atas Pembayaran Gaji Pegawai Tetap yang
penghasilannya tidak melebihi PTKP.
Input jumlah pegawai yang penghasilannya tidak melebihi PTKP pada Bagian B – OK. Klik
Close.
11. Membuat Bukti Potong 1721-A1 Pada Akhir Masa Pajak
Klik Isi SPT –Daftar Bukti Potong – A1. Klik Baru. Isi Nomor Bukti Potong dan Tanggal
Isi Bagian A. Identitas Penerima Penghasilan (NPWP, NIK, Nama, Alamat, Jenis Kelamin,
Status, Jumlah Tanggungan dan Jabatan)
Isi Bagian B.1 Rincian Penghasilan
Periksa dan isi bagian B.2 Penghitungan PPh
Isi Bagian C. Identitas Pemotong
Klik Simpan. Klik Yes untuk input Bukti Potong berikutnya
Lakukan cara yang sama untuk membuat Bukti Potong selanjutnya
Jika sudah selesai membuat semua Bukti Potong, klik Close.
12. Memeriksa Daftar Pemotongan Satu Tahun Pajak
Klik Isi SPT – Daftar Pemotongan Pajak (1721-I) – Satu Tahun Pajak
Jika sudah benar, klik Close
13. Membuat SPT Induk PPh Pasal 21
Klik Isi SPT – SPT Induk

www.lensapajak.com
19
Modul Pajak Terapan Elektronik

Periksa Bagian B.1. Daftar Pemotongan


Isi Bagian B.2. Penghitungan PPh
Ceklist Masa Pajak : 01 sampai 11 dan isi Tahun : 2017
Input nilai PPh yang telah disetorkan selama masa pajak Januari sampai Desember
2017 Klik Bagian C. Objek Pajak Final
Klik Bagian D. Lampiran
Isi Bagian E. Pernyataan dan Ttd Pemotong. Klik Simpan – OK.
14. Menginput Surat Setoran Pajak
Klik Isi SPT – Daftar SSP/Pbk (1721-IV)
Klik Tambah
Pilih Kode Akun Pajak = 411121, Kode Jenis Setoran = 100, Tanggal SSP/Bukti Pbk =
10/01/2018, NTPN = 0000000000000021, Jumlah PPh Disetor = 75.000,- , Ket= 0. Klik
Simpan – Yes.
Input Surat Setoran Pajak berikutnya. Klik No. Klik Close.
15. Mencetak Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Tidak Final
Klik Cetak – Bukti Potong
Klik 1721-VI (BP Tidak Final)
Ceklist Bukti Potong yang akan dicetak, klik Cetak.

Contoh : Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Tidak Final (output e-SPT)
www.lensapajak.com
20
Modul Pajak Terapan Elektronik

16. Mencetak Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Pegawai Tetap


Klik 1721-A1 (Pegawai tetap)
Ceklist Bukti Potong yang akan dicetak, klik Cetak.

Contoh : Bukti Potong 1721-A1 Pegawai Tetap (output e-SPT)


www.lensapajak.com
21
Modul Pajak Terapan Elektronik

17. Mencetak SPT Masa PPh Pasal 21/26, Daftar Bukti Pemotongan dan SSP
Klik Cetak – Formulir SPT
Klik 1721 untuk mencetak Formulir SPT Induk
Contoh : SPT Induk Masa PPh Pasal 21/26 (output e-SPT)
www.lensapajak.com
22
Modul Pajak Terapan Elektronik

18. Mencetak Daftar Bukti Pemotongan Pajak PPh Pasal 21/26 Pegawai Tetap (1721-I) Klik 1721-I
untuk mencetak Daftar Pemotongan Pajak PPh Pasal 21/26 (Satu Masa Pajak)

Contoh : Daftar Pemotongan Pajak PPh Pasal 21/26 Pegawai Tetap (1721-I) (output e-SPT)

19. Mencetak Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21/26 (Tidak Final)
Klik 1721-II untuk mencetak Daftar Bukti Potong Tidak Final

Contoh : Daftar Bukti Potong PPh Pasal 21/26 Tidak Final (output e-SPT)

20. Mencetak Daftar SSP/Pbk


Klik 1721-IV untuk mencetak Daftar SSP /Pbk

21. Membuat file CSV untuk lapor ke Kantor Pajak


Klik CSV – Pelaporan SPT
Pilih Masa : Desember dan Tahun: 2016. Klik Cari.
Klik Masa Desember 2017 – Buat File CSV
Tentukan tempat penyimpanan file (Misal di My Document) – klik Save – OK.

www.lensapajak.com
23
Modul Pajak Terapan Elektronik

2. Aplikasi e-SPT PPh Pasal 23/26


1. Buka aplikasi eSPT PPh Pasal 23 dengan cara klik 2x pada icon di Desktop komputer.
2. Double klik pada DBPPH23
3. Masukan NPWP Wajib Pajak. Klik OK.
4. Isikan Profil Wajib Pajak. Klik Simpan. Klik OK.
5. Login ke eSPT PPh 23. Klik OK.
Username : Administrator
Password : 123
6. Membuat SPT Masa yang akan dilaporkan.
Klik Program – Buat SPT Baru.
Isikan Masa dan Tahun Pajak yang akan dibuat. (Desember 2017). Klik Buat -
OK. 7. Setting Penomoran Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
Klik Utility – Referensi – Nomor Bukti Potong.
8. Membuat Lawan Transaksi
Klik Utility – Referensi – Lawan Transaksi. Klik Tambah – isi profil lawan
transaksi. 9. Membuat Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
Klik SPT PPh – Bukti Potong PPh 23.
Isikan data pemotongan PPh Pasal 23. Klik Simpan – Yes – OK.
10. Isikan data pemotongan PPh Pasal 23 berikutnya.
Jika Lawan Transaksi belum ada dalam Tabel WP, maka input lawan transaksi baru terlebih
dahulu. Demikian seterusnya sampai dengan transaksi objek PPh 23 selesai diinput. 11. Mencetak
Bukti Pemotongan untuk diberikan kepada lawan transaksi.
Klik SPT Tools - Menu Cetakan
Pilih Masa dan Tahun Pajak yang akan dicetak. Pilih Bukti Pemotongan yang akan dicetak
– Klik Cetak.
www.lensapajak.com
24
Modul Pajak Terapan Elektronik

Contoh : Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (Output eSPT)


www.lensapajak.com
25
Modul Pajak Terapan Elektronik

12. Mencetak Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 pada akhir masa pajak.
Klik SPT PPh – Daftar Bukti Potong PPh Pasal 23 dan Atau 26
Pada Menu Cetak Pilih Daftar Bukti Potong PPh Pasal 23 dan Atau 26.
Klik Cetak – Yes

Contoh : Daftar Bukti Pemotongan PPh 23/26 (Output eSPT)


13. Mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh
Klik SPT PPh – Daftar Surat Setoran Pajak (SSP) /Bukti Pemindahbukuan (PBK) – Daftar
Surat Setoran Pajak (SSP)
Klik Baru. Klik Kode Jenis Setoran dan pilih 100. Isikan NTPN yang diperoleh dari validasi
Bank yang berisi 16 digit.
Dalam kasus ini NTPN : 0000000000000023. Isi Jumlah Pembayaran dan Tanggal Setor.
Klik Simpan – Yes. Setelah selesai klik Tutup.

14. Mencetak SPT Masa PPh Pasal 23/26 Terutang


Klik SPT PPh – Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23 Dan Atau 26
Klik tab PPh Pasal 26 Yang Telah Dipotong. Isikan Tanggal – klik Simpan – Yes – OK. Klik
Cetak

Contoh : SPT Masa PPh 23/26 (Output eSPT)


www.lensapajak.com
26
Modul Pajak Terapan Elektronik
15. Membuat file CSV untuk laporan SPT PPh Pasal 23/26 ke Kantor Pajak setiap bulan
Klik SPT Tools – Lapor Data SPT ke KPP
Klik Tampilkan Data – Pilih masa pajak yang akan dilaporkan. Tentukan tempat
penyimpanan file CSV – klik Create File – OK.

www.lensapajak.com
27
Modul Pajak Terapan Elektronik

3. Aplikasi e-SPT PPh Final Pasal 4 Ayat 2


1. Buka aplikasi eSPT PPh Final Pasal 4 ayat 2 dengan cara klik 2x pada icon di Desktop komputer.
2. Double klik pada DBPPH4
3. Masukan NPWP Wajib Pajak. Klik OK.
4. Isikan Profil Wajib Pajak. Klik Simpan. Klik OK.
5. Login ke eSPT PPh Final Pasal 4 Ayat 2. Klik OK.
Username : Administrator
Password : 123
6. Membuat SPT Masa yang akan dilaporkan.
Klik Program – Buat SPT Baru. Isikan Masa dan Tahun Pajak yang akan dibuat. (Desember
2017). Klik Buat - OK.
7. Setting Penomoran Bukti Potong
Klik Utility – Referensi – Nomor Bukti Potong.
8. Membuat Lawan Transaksi
Klik Utility – Referensi – Lawan Transaksi. Klik Tambah – isi profil lawan
transaksi. 9. Membuat Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2
Klik SPT PPh – Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2.
Klik Baru. Pilih Penghasilan dari Persewaan atas Tanah dan/atau
Bangunan Isikan data pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2. Klik Simpan –
Yes – OK.
10. Isikan data pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 berikutnya.
Jika Lawan Transaksi belum ada dalam Tabel WP, maka input lawan transaksi baru terlebih
dahulu.
11. Mencetak Bukti Pemotongan untuk diberikan kepada lawan transaksi.
Klik SPT Tools - Menu Cetakan
Pilih Masa dan Tahun Pajak yang akan dicetak. Pilih Bukti Pemotongan yang akan dicetak
– Klik Cetak.

Contoh : Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 (Output eSPT)


www.lensapajak.com
28
Modul Pajak Terapan Elektronik

12. Mencetak Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 pada akhir masa pajak.
Klik SPT PPh – Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2
Pada Menu Cetak Pilih Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2.
Klik Cetak – Yes
Contoh : Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 (Output e-SPT)

www.lensapajak.com
29
Modul Pajak Terapan Elektronik

13. Mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Final Pasal 4 Ayat 2 Terutang
Klik SPT PPh – Daftar Surat Setoran Pajak (SSP) /Bukti Pemindahbukuan (PBK) – Daftar
Surat Setoran Pajak (SSP)
Klik Baru. Klik Kode Jenis Pajak dan pilih 411128-403. Isikan NTPN yang diperoleh dari
validasi Bank yang berisi 16 digit.
Dalam kasus ini NTPN : 0000000000000041. Isi Jumlah Pembayaran dan Tanggal Setor.Klik
Simpan – Yes. Setelah selesai klik Tutup.
Input kembali SSP berikutnya
Klik Baru. Klik Kode Jenis Pajak dan pilih 411128-405. Isikan NTPN yang diperoleh dari
validasi Bank yang berisi 16 digit. Dalam kasus ini NTPN : 0000000000000042. Isi Jumlah
Pembayaran dan Tanggal Setor.Klik Simpan – Yes. Setelah selesai klik Tutup. 14. Mencetak SPT Masa
PPh Final Pasal 4 Ayat 2 Terutang
Klik SPT PPh – Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Final Pasal 4 Ayat 2
Klik tab Halaman 2. Isikan Tanggal – klik Simpan – Yes – OK. Klik Cetak

Contoh : SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2 (Output eSPT)


www.lensapajak.com
30
Modul Pajak Terapan Elektronik
15. Membuat file CSV untuk laporan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2 ke Kantor Pajak setiap bulan.
Klik SPT Tools – Lapor Data SPT ke KPP
Klik Tampilkan Data – Pilih masa pajak yang akan dilaporkan. Tentukan tempat
penyimpanan file CSV – klik Create File – OK.

Selesai

www.lensapajak.com
31

Anda mungkin juga menyukai