Anda di halaman 1dari 32

Oleh : Agus P.

Priyono

Jakarta, 26 Juni 2014
1
Pembayaran
Jasa
Sehubungan
dengan
pekerjaan,jasa,
& kegiatan
Pemotongan
PPh Pasal 21/26
Dilakukan
Badan Usaha
Pemotongan
PPh Pasal 23/26
Dilakukan
Orang Pribadi
Sehubungan
dengan
pekerjaan,jasa,
& kegiatan
tertentu
Pemotongan
PPh Pasal 4 ayat (2)
Dilakukan
Orang Pribadi
Dilakukan
Badan Usaha
SKEMA KEWAJIBAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
2
SAAT DAN TEMPAT TERUTANGNYA PPH 21
Saat terutang (memotong) PPh 21 :
Saat dibebankan; atau
Dibayarkan;
mana yang terjadi lebih dulu
Tempat terutang PPh 21 :
SE-23/PJ.43/2000 :
Tempat pelaksanaan pekerjaan, jasa dan kegiatan
Dasar Hukum PERDIRJEN NO PER-31/PJ/2012 BERLAKU 1 JANUARI 2013
4
Subjek Pajak
Dalam Negeri
PPh Psl 21
Orang Pribadi
Subjek Pajak
Luar Negeri
PPh Psl 26
PPh
Pasal 21/26
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
Dengan nama dan dalam bentuk apapun
Sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa
dan kegiatan
PEMOTONG PPH PASAL 21
5
PEMBERI KERJA
BENDAHARAWAN
PEMERINTAH
DANA PENSIUN
PERUSAHAAN, BADAN
& BUT
PENYELENGGARA
KEGIATAN
YAY, LEMBAGA,
KEPANITIAAN,
ASOSIASI,
PERKUMPULAN,
ORMAS, ORSOSPOL
BADAN PERWAKILAN
NEGARA ASING
ORGANISASI
INTERNASIONAL YANG
BUKAN SUBJEK
PAJAK
ORANG PRIBADI
KARYAWAN YANG
MEMPEKERJAKAN
ORANG UNTUK
MELAKUKAN
PEKERJAAN RT
PENGHASILAN
TERATUR & TIDAK
TERATUR
UPAH HARIAN,
MINGGUAN, SATUAN,
BORONGAN
PESANGON/UANG
PENSIUN
HONORARIUM, UANG
SAKU, HADIAH,
PENGHARGAAN,
KOMISI, BEASISWA LN
NATURA & KENIKMATAN
TERTENTU DIBERIKAN
BUKAN WP & WP YG
DIKENAKAN PPH
FINAL/PASAL 15
PEMBAYARAN/ KLAIM
ASURANSI
NATURA &
KENIKMATAN
DIBERIKAN WP ATAU
PEMERINTAH
IURAN PENSIUN
DITANGGUNG
PEMBERI KERJA
ZAKAT
DALAM HAL PEMBERI
JASA MEMPEKERJAKAN
ORANG LAIN SEBAGAI
PEGAWAI/PENYERAHAN
MATERIAL
OBJEK & BUKAN OBJEK PEMOTONG PPh PASAL 21
BEA SISWA DN/LN
6
TARIF PPH PASAL 17 WPOP TAHUN 2014
Lapisan Penghasilan Kena
Pajak
Tarif Pajak
NPWP Non NPWP
s.d.Rp. 50 juta 5% 6%
Diatas Rp. 50 jt s.d. Rp. 250 jt 15% 18%
Di atas Rp 250 jt s.d.Rp. 500 jt 25% 30%
Diatas Rp. 500 jt 30% 36%
7
Pasal 21 (5a) UU PPh 2008, WPOP yang tidak ber-NPWP dikenai tarif lebih
tinggi 20% untuk PPh Pasal 21 Tidak Final Saja sedangkan PPh Pasal 21 Final
Tarif Normal
C
o
n
t
o
h

:

Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp 110.000.600
PPh 21 Terutang
5% x Rp 50.000.000 : Rp 2.500.000
15% x Rp 60.000.000 : Rp 9.000.000
PPh Terutang : Rp 11.500.000
PENERIMA PENGHASILAN
Kecuali
Pegawai
Penerima uang
pesangon, pensiun/
uang manfaat pensiun,
THT, JHT, termasuk
ahli warisnya
Bukan Pegawai
Peserta Kegiatan
O
r
a
n
g

P
r
i
b
a
d
i

Pejabat Perwakilan
Diplomatik & Konsulat
Pejabat perwakilan
organisasi internasional
D
i
k
e
c
u
a
l
i
k
a
n

Peserta perlombaan
Peserta rapat, konferensi,
sidang, pertemuan,
kunjungan kerja
Peserta/anggota kepanitiaan
Peserta pendidikan,
pelatihan & magang
Peserta kegiatan lainnya
Tenaga ahli yg
melakukan pekerjaan
bebas, yang terdiri dari
pengacara, akuntan,
arsitek, dokter,
konsultan, notaris,
penilai, dan aktuaris
Penasihat, pengajar,
pelatih, penceramah,
penyuluh dan
moderator
1
2
3
4
8
Pegawai
Bukan Pegawai
Komisaris, Mantan Pegawai, Penarik Dana Pensiun
Penerima Pensiun
Tetap
Tidak Tetap
Tarif PPh OP x [(Ph Bruto Bijab Iuran Pensiun) PTKP]
Bulanan
Non Bulanan
(Harian)
{Tarif PPh OP x [(Ph. Bruto x 12) PTKP]}: 12
Tarif PPh OP x [50% x (Ph Bruto PTKP) Kumulatif]
Tarif PPh OP x [(Ph Bruto Biaya Pensiun) PTKP]
Sekaligus
Berkala
5% x (Upah Harian 150.000)
[Upah Harian > 150.000 & Upah Kumulatif < 1.320.000]
Tarif PP 68 Th.09 x Manfaat Pensiun/ Pesangon (Final)
5% x (Upah Harian PTKP Harian)
[1.320.000 < Upah Kumulatif < 6.000.000)]
Tdk Berkesinambungan
Berkesinambungan
Peserta Kegiatan
Tarif PPh OP x (50% x Ph. Bruto Kumulatif)
Skema Dasar Pengenaan PPh 21
{Tarif PPh OP x [(Ph. Bruto x 12) PTKP]}: 12
[Upah Kumulatif > 6.000.000]
Tarif PPh OP x (50% x Ph. Bruto Kumulatif)
Tarif PPh OP x Ph. Bruto
Tarif PPh OP x Ph. Bruto Kumulatif
9
PENERIMA UANG PESANGON, PENSIUN ATAU UANG MANFAAT
PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, ATAU JAMINAN HARI TUA,
TERMASUK AHLI WARISNYA
10
0% X Ph Bruto (s.d. 50 Juta)
5% x Ph Bruto (>50 Jt s.d 100 Jt)
15% x Ph Bruto (>100 Jt s.d 500 Jt)
25% x Ph Bruto (>500 Juta)
Pesangon
0 % x Ph Bruto (s.d 50 Juta)
5% x Ph Bruto (>50 Juta)
Manfaat
Pensiun,
THT, JHT
Tarif PPh OP x Ph Bruto
Pesangon,
Manfaat
Pensiun,
THT, JHT
2 Th
(Final)
> 2 Th
(Tdk Final)
1
PPH PASAL 21
UANG PESANGON / PENSIUN DIBAYAR SEKALIGUS
Yuwono Budi Santoso menerima pesangon yang dibayar sekaligus
dari pemberi kerja sebesar Rp110.000.000,00 pada bulan Mei 2010
x Apabila Yuwono belum memiliki NPWP, maka PPh Pasal 21 yang terutang
adalah sesuai Tarif Normal dari PPh Pasal 21 terutang sebagaiamana
contoh di atas
11

BULAN
PENGHASILAN
BRUTO
TARIF
PASAL 17 UU PPh
PPh PASAL 21
TERUTANG
Mei 2010 50.000.000 Dikecualikan 0
50.000.000 5% 2.500.000
10.000.000 15% 1.500.000
Jumlah 110.000.000 4.000.000
HONORARIUM & IMBALAN DENGAN NAMA APAPUN DARI APBN/APBD
YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA
TNI/POLRI DAN PENSIUNANNYA
12
HONORARIUM / IMBALAN DG
NAMA APAPUN SUMBER APBN/D
PNS GOL II D KE
BAWAH
15% X JUMLAH
BRUTO FINAL
TIDAK DIPOTONG
Tata cara pemotongan dan pengenaan PPh Pasal 21 akan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Manteri Keuangan
tersendiri, sampai saat ini belum diterbitkan
PEMBANTU LETNAN
SATU KE BAWAH
AJUN INSPEKTUR
SATU KE BAWAH
JIKA PD AKHIR TAHUN
TOTAL PHSLAN DI
ATAS PTKP MAKA PPh
21 DISETOR SENDIRI
PNS GOL III A KE
ATAS
LETNAN DUA KE
ATAS
INSPEKTUR DUA KE
ATAS
2
PPH PASAL 21
HONORARIUM PEJABAT NEGARA/PNS/TNI/POLRI
Rumah Sakit Negeri pada bulan Mei 2010 memberikan uang makan
masing-masing sebesar Rp1.000.000,00 kepada:
Cecep Gorbacep (PNS Gol II D)
dr. M. Udin Syamsudin (PNS Gol III B)
x Apabila Tn. Cecep & Udin belum memiliki NPWP, maka PPh Pasal 21 yang
terutang adalah sesuai Tarif Normal dari PPh Pasal 21 terutang
sebagaiamana contoh di atas
13
PENERIMA PENGHASILAN
BRUTO
TARIF
PASAL 17 UU PPh
PPh PASAL
21
TERUTANG
Tn. Cecep G. 1.000.000 Dikecualikan 0
Tn. M. Udin S. 1.000.000 15% 150.000
Jumlah 2.000.000 150.000
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
STATUS PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN
UNTUK DIRI WAJIB
PAJAK
15.840.000 1.320.000 24.300.000 2.025.000
TAMBAHAN UNTUK
WAJIB PAJAK KAWIN
1.320.000 110.000 2.025.000 168.750
TAMBAHAN UNTUK
SETIAP ANGGOTA
KELUARGA SEDARAH
DAN KELUARGA
SEMENDA DALAM GARIS
KETURUNAN LURUS
SERTA ANAK ANGKAT,
YANG MENJADI
TANGGUNGAN
SEPENUHNYA
1.320.000 110.000
2.025.000

168.750

Status Setahun Sebulan Setahun Sebulan
TK/0 15.840.000 1.320.000 24.300.000 2.025.000
K/0 17.160.000 1.430.000 26.325.000 2.193.750
K/1 18.480.000 1.540.000 28.350.000 2.362.500
K/2 19.800.000 1.650.000 30.375.000 2.531.250
K/3 21.120.000 1.760.000 32.400.000 2.700.000
PTKP SESUAI KONDISI
AWAL TAHUN
S.D. 2012 2013-2014
Penghasilan Bruto
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak
Tetap/Honorer/Pemagang
Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Bruto
max Rp6.000.000 per tahun atau
Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang
dibayar sendiri
Penghasilan Neto (Setahun/ Disetahunkan)
Dikurangi PTKP
Penghasilan Kena Pajak
Dikenakan Tarif Pasal 17
PPh 21 Terutang
Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Dibayar Pemberi Kerja
2
15
PREMI ASURANSI PEGAWAI
URAIAN PEMBERI KERJA KARYAWAN
JKK, JKM, JPK
dibayar pemberi
kerja
Biaya bagi pemberi
kerja
Penghasilan bagi pegawai
JKK,JKM,JPK
dibayar pegawai
Bukan biaya bagi
pemberi kerja
Bukan pengurang bagi
pegawai
Iuran JHT 3,7%
dibayar oleh
perusahaan
Biaya bagi pemberi
kerja
Bukan menambah
penghasilan bruto pegawai,
tapi obyek pajak pada saat
menerima JHT sekaligus
dari PT. Jamsostek
Iuran JHT 2%
dibayar oleh
karyawan
Bukan biaya bagi
pemberi kerja
Biaya bagi pegawai
(pengurang penghasilan
bruto)
BPJS 4% dibayar
oleh perusahaan
Biaya bagi pemberi
kerja
Penghasilan bagi pegawai
BPJS 0,5% dibayar
oleh karyawan
Bukan biaya bagi
pemberi kerja
Bukan Biaya bagi pegawai
(Bukan pengurang
penghasilan bruto)
VARIASI PENGHASILAN NETO PEGAWAI
DISETAHUNKAN ATAU TIDAK



Penghasilan Neto Tidak
Disetahunkan
Penghasilan Neto Disetahunkan
1. Pegawai yang baru bekerja pada
periode berjalan yang sejak awal
tahun telah di Indonesia
1. Pegawai dari luar negeri yang
baru bekerja dalam periode
berjalan
2. Pegawai yang berhenti bekerja
pada periode berjalan karena
pensiun
2. Pegawai yang berhenti bekerja
karena meninggal dunia
3. Pegawai berhenti bekerja pada
periode berjalan dan tidak
meninggalkan Indonesia untuk
selama-lamanya
3. Pegawai yang berhenti bekerja
karena meninggalkan Indonesia
untuk selama-lamanya
4. Pegawai berhenti bekerja karena
pindah ke pemberi kerja lain
4. Pegawai yang pindah ke kantor
pusat atau cabang lainnya pada
pemberi kerja yang sama
METODE PEMOTONGAN PPH PASAL 21
18
Net method
Metode dimana pemberi kerja memberikan tunjangan pajak atas
seluruh penghasilan yang diterima oleh karyawan (gross up)
Gross method
Metode dimana pemberi kerja tidak memberikan tunjangan pajak
apapun, PPh Pasal 21 dipotong langsung dari penghasilan
karyawan (PPh Pasal 21 Ditanggung Karyawan)
Mixed method
Metode dimana pemberi kerja hanya memberikan tunjangan pajak
atas beberapa jenis penghasilan saja, seperti bonus, THR, atau
medical.
Net as gross method
Metode dimana PPh Pasal 21 yang terutang oleh karyawan
ditanggung oleh pemberi kerja dalam bentuk benefit in kind (PPh
Pasal 21 Ditanggung Perusahaan)

Fahjrian bekerja pada KSP Kasih Putih, status kawin menanggung
sepenuhnya 2 (dua) orang anak kandung (seorang anak diantaranya lahir
4 Januari 2015), Ibu Kandung dan seorang adik kandung yang masih
kuliah. Fajrian bekerja pada KSP Kasih Putih sejak tahun 2000.
Pada tahun 2014, setiap bulan KSP Kasih Putih membayar gaji pokok
sebesar Rp3.000.000, tunjangan transport Rp 300.000, dan tunjangan
makan sebesar Rp 229.933.Tunjangan lainnya sebesar Rp86.267. Fajrian
membayar atas tanggungannya sendiri sebesar Rp 240.810,00

Pertanyaan :
Hitung PPh Pasal 21 tiap bulan dan apabila bulan Jan 2014 menerima
bonus sebesar Rp 5.000.000, berapakan PPh Pasal 21 atas bonus
tersebut
1
9
PPH PASAL 21 PHSLAN TIDAK TERATUR
PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 FAJRIAN SETIAP BULAN
Gaji Rp 3.000.000
Tunjangan transport & makan Rp 529.933
Premi asuransi kecelakaan kerja & kematian Rp 86.267
(+)
Penghasilan bruto Rp 3.616.200
Pengurang
Biaya Jabatan5% x Rp 3.616.200(max Rp500.000 Rp 180.810
Iuran JHT Rp 60.000
(+)
Rp 240.810
(-)
Penghasilan neto sebulan Rp 3.375.390
Penghasilan neto setahun 12 x Rp 3.375.390 Rp 40.504.680
PTKP (K/2)
- Untuk Wajib Pajak Rp 24.300.000
- Tambahan status kawin Rp 2.025.000
- Tambahan 2 tanggungan Rp 4.050.000 Rp 30.375.000
(-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 10.129.000
PPhPasal 21 terutang setahun 5% x Rp 10.129.000 Rp 506.450
PPh Pasal 21 terutang sebulan 1/12 x Rp 506.450 Rp 42.204
20
Sesuai dengan ketentuan nilai Penghasilan Kena Pajak harus dibulatkan ribuan penuh ke bawah (round-down).
PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT. Kasih Putih tiap bulan adalah sebesar Rp 42.204
Apabila belum mempunyai NPWP maka sesuai ketentuan dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 120% x Rp 42.204 = Rp
50.645
PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 FAJRIAN ATAS GAJI DAN BONUS
21
Gaji Rp 36.000.000
Tunjangan transport & makan Rp 6.359.196
Premi asuransi kecelakaan kerja & kematian Rp 1.035.204 (+)
Bonus Rp 5.000.000
Penghasilan bruto Rp 48.394.400
Pengurang
Biaya Jabatan 5% x Rp 48.394.400 (max
Rp6.000.000)
Rp
2.419.720

Iuran JHT Rp
720.000
(+) Rp 3.139.720 (-)
Penghasilan neto setahun

Rp 45.254.680
PTKP (K/2)


- Untuk Wajib Pajak Rp
24.300.000

- Tambahan status kawin Rp
2.025.000

- Tambahan 2 tanggungan Rp
4.050.000
Rp 30.375.000
(-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 14.879.680
PPhPasal 21 terutang setahun 5% x Rp
14.879.000
Rp 743.950
PPh Pasal 21 terutang Setahun Atas Gaji + Bonus Rp 743.950
PPh Pasal 21 terutang Setahun Atas Gaji Rp 42.204 (-)
PPh Pasal 21 terutang Setahun Atas Bonus Rp 237.500
Penghitungan PPh Pasal 21 Fajrian atas Bonus
PENERIMA UANG PESANGON, PENSIUN ATAU UANG MANFAAT PENSIUN,
TUNJANGAN HARI TUA, ATAU JAMINAN HARI TUA, TERMASUK AHLI
WARISNYA
22
0% X Ph Bruto (s.d. 50 Juta)
5% x Ph Bruto (>50 Jt s.d 100 Jt)
15% x Ph Bruto (>100 Jt s.d 500 Jt)
25% x Ph Bruto (>500 Juta)
Pesangon
0 % x Ph Bruto (s.d 50 Juta)
5% x Ph Bruto (>50 Juta)
Manfaat
Pensiun,
THT, JHT
Tarif PPh OP x Ph Bruto
Pesangon,
Manfaat
Pensiun,
THT, JHT

2 Th
(Final)
> 2 Th
(Tdk Final)
BUKAN PEGAWAI
Tenaga ahli yg melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter,
konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,
sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,
dan seniman lainnya;
Olahragawan;
Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan aplikasinya, telekomunikasi,
elektronik, fotografi ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
Agen iklan;
Pengawas atau pengelola proyek;
Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
Petugas penjaja barang dagangan
Petugas dinas luar asuransi;
Distributor perusahaan MLM atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya;
Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap
pada perusahaan yang sama yang menerima honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur;
Mantan pegawai yang menerima atau memperoleh jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur;
Peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang melakukan penarikan dari
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Bukan Pegawai adalah orang pribadi selain Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
yang memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21
dan/atau PPh Pasal 26 sebagai imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari
pemberi penghasilan.
A. BUKAN PEGAWAI PENGHITUNGAN 1
PPh Pasal 21 KUMULATIF = Tarif Pasal 17 x (Penghasilan Bruto PTKP)
Syarat yang harus dipenuhi adalah :
Pembayaran imbalan bersifat berkesinambungan;
Telah mempunyai NPWP; dan
Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21/26 serta tidak memperoleh
penghasilan lainnya;
Harus menyerahkan fotokopi kartu NPWP, dan bagi wanita kawin harus menyerahkan fotokopi kartu NPWP suami
serta fotokopi surat nikah dan kartu keluarga
PPh 21 KUMULATIF = Tarif Pasal 17 x [(50% X Phslan Bruto ) PTKP Blnan)]
BUKAN PEGAWAI
Penghitungan PPh Pasal 21 adalah KUMULATIF dari dasar penghitungan atas bukan
pegawai dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
B. BUKAN PEGAWAI PENGHITUNGAN 2
PPh Pasal 21 KUMULATIF = Tarif Pasal 17 x (Penghasilan Bruto PTKP)
Perhitungan ini berlaku atas:
Pembayaran imbalan bersifat berkesinambungan dan tidak memenuhi syarat pada butir a;
Pembayaran imbalan bersifat tidak berkesinambungan
PPh 21 KUMULATIF = Tarif Pasal 17 x (50% X Phslan Bruto )
C. BUKAN PEGAWAI PENGHITUNGAN 3
PPh Pasal 21 KUMULATIF = Tarif Pasal 17 x (Penghasilan Bruto PTKP)
Perhitungan ini berlaku atas:
Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan
yang sama yang menerima honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur;
Mantan pegawai yang menerima atau memperoleh jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang
bersifat tidak teratur;
Peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai yang melakukan penarikan dari dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
PPh 21 KUMULATIF = Tarif Pasal 17 x Phslan Bruto )
3
PPH PASAL 21
BUKAN PEGAWAI - TENAGA AHLI
PPh Pasal 21 = Tarif PPh Pasal 17 x (50% x Penghasilan Bruto)
DOKTER
dr. Saerah merupakan dokter tamu spesialis jantung yang melakukan praktik di Rumah Sakit Prima Medika dengan
perjanjian bahwa atas setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 20% oleh pihak rumah sakit
sebagai bagian penghasilan rumah sakit dan sisanya 80% dari jasa Dokter tersebut akan dibayarkankepada dr.
Saeraah setiap akhir bulan. Dalam semester pertama tahun 2010, jasa dokter yang dibayarkan pasien atas tindakan
dr. Saerah adalah sebagai berikut :
BULAN JUMLAH JASA DOKTER YANG
DIBAYAR PASIEN
Januari 30.000.000
Februari 30.000.000
Maret 25.000.000
April 40.000.000
Mei 30.000.000
Juni 25.000.000
Jumlah 180.000.000
25
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari s.d. Juni 2010:
Apabila dr. Saerah belum memiliki NPWP, maka PPh Pasal 21 yang terutang
adalah sebesar 120% dari PPh Pasal 21 terutang sebagaiamana contoh di
atas

BULAN
JASA
DOKTER
DASAR PEMOTONGAN PPh
PASAL 21
TARIF
PASAL 17
UU PPh
PPh PASAL
21
TERUTANG
50% KUMULATIF
Januari 30.000.000 15.000.000 15.000.000 5% 750.000
Februari 30.000.000 15.000.000 30.000.000 5% 750.000
Maret 25.000.000 12.500.0000 42.500.000 5% 625.000
April 15.000.000
25.000.000
7.500.000
12.500.000
50.000.000
62.500.000
5%
15%
375.000
1.875.000
Mei 30.000.000 15.000.000 77.500.000 15% 2.250.000
Juni 25.000.000 12.500.000 90.000.000 15% 1.875.000
Jumlah 180.000.000 90.000.000 8.500.000
26
PESERTA KEGIATAN


PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x Penghasilan Bruto

Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan
olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan
perlombaan lainnya;
Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;
Peserta atau anggota dalam suatu kepanitian sebagai penyelenggara
kegiatan tertentu
Peserta pendidikan, pelatihan,dan magang
Peserta kegiatan lainnya

Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan tertentu,
termasuk mengikuti rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan,
pertunjukan, olahraga, atau kegiatan lainnya dan menerima atau memperoleh imbalan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut
JIKA TIDAK PUNYA NPWP DIKENAKAN 20% LEBIH TINGGI
PPH PASAL 21
PESERTA KEGIATAN
x Apabila Yose belum memiliki NPWP, maka PPh Pasal 21 yang terutang
adalah sebesar 120% dari PPh Pasal 21 terutang sebagaiamana contoh
di atas

BULAN
PENGHASILAN
BRUTO
TARIF
PASAL 17 UU PPh
PPh PASAL 21
TERUTANG
50.000.000 5% 2.500.000
200.000.000 15% 30.000.000
Jumlah 250.000.000 32.500.000
28
Yose Eka Putra adalah seorang pemain bulu tangkis profesional yang bertempat tinggal di
Indonesia. Ia menjuarai turnamen Indonesia Terbuka dan memperoleh hadiah sebesar
Rp250.000.000,00
Pegawai tidak
tetap/tenaga kerja
lepas adalah pegawai
yang hanya menerima
penghasilan apabila
pegawai yang
bersangkutan bekerja
berdasarkan jumlah
hari bekerja, jumlah
unit hasil pekerjaan
yang dihasilkan atau
penyelesaian suatu
jenis pekerjaan yang
diminta pemberi kerja
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH
HARIAN,MINGGUAN, SATUAN,
BORONGAN,DAN UANG SAKU HARIAN
TIDAK LEBIH DARI
Rp 200.000,-
TIDAK DIPOTONG
PPh Ps.21
DIBAYAR HARIAN
LEBIH DARI
Rp 200.000,-
DIKURANGI
Rp 200.000,-
DIPOTONG PPh
TARIF 5%
PADA SAAT TELAH MELEBIHI
Rp 2.025.000 DALAM SATU BULAN KALENDER
PKP
JIKA PENGHASILAN
KUMULATIF DLM
1 BLN < Rp 7.000.000
PERHITUNGAN
SEPERTI PEGAWAI
JIKA WP
TDK
MEMILIKI
NPWP
MAKA
TARIFNYA
20% LEBIH
TINGGI
TARIF 5%
JIKA PENGHASILAN
KUMULATIF DLM
1 BLN > Rp 7.000.000
TARIF Psl 17
DIKURANGI
PTKP HARIAN SEBENARNYA +
Iuran Jaminan Hari Tua/
Iuran Tunjangan Hari Tua
yg dibayarkan ke Jamsostek,
bila diwajibkan
JIKA BULANAN
PERHITUNGAN
SEPERTI
PEGAWAI
Rp6.000.000
Rp1.320.000
Rp150.000
Rp7.000.000
Rp2.025.000
Rp200.000
Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Harian/
Mingguan/Satuan/Borongan/Bulanan
KSP membayar upah atau honor kepada beberapa tenaga
kerja Jan 2014 sbb:
1. Tn. Asep A sebesar Rp 100.000,- per hari selama 10 hari
2. Tn. Asep B sebesar Rp 160.000,- per hari selama 5 hari
3. Tn. Asep C (TK/0) sebesar Rp 2.125.000,- sebulan

Total sebln Rp 800.000 < 2.025.000 tetapi sehari Rp 210.000
PPh Pasal 21 per hari = 5% x (Rp 210.000 Rp 200.000)
= Rp 500,-


Total sebln Rp 2.125.000 > 2.025.000
PPh Pasal 21 per bulan = 5% x (Rp 2.125.000 PTKP sebulan)
= 5% x Rp 100.000
= Rp 5.000,-


Total sebln Rp 1.000.000 < 2.025.000 tetapi sehari Rp 100.000
PPh Pasal 21 per hari = 5% x (Rp 100.000 Rp 200.000)
= Rp 0,-

Seharusnya dikalikan 12 bulan namun krn
msh 5% dpt dihitung per bulan
PADA SAAT TELAH
MELEBIHI
Rp 2.025.000 DALAM
SATU BULAN KALENDER
DIKURANGI
PTKP HARIAN
SEBENARNYA
PPH PASAL 21
UPAH HARIAN/MINGGUAN/SATUAN/BORONGAN
DIBAYAR BULANAN & TIDAK BULANAN
31
Nirwanto (TK/0) bekerja pada Yayasan Sehat Selalu dengan dasar upah harian
yang dibayarkan bulanan. Dalam bulan Januari 2009 Nirwanto hanya bekerja 20
hari kerja dan upah sehari adalah Rp 75.000,00
Penghitungan PPh Pasal 21 :
Upah Januari 2006 = 20 x Rp 75.000,00 = Rp 1.500.000,00
Penghasilan neto setahun = 12 x Rp 1.500.000,00 = Rp 18.000.000,00
PTKP (TK/-) adalah sebesar = Rp 15.840.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 2.160.000,00
PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp 23.160.000 = Rp 108.000,00
PPh Pasal 21 sebulan adalah sebesar :
Rp 108.000 : 12 = Rp 9.000,00
AHMAD ASEP, STATUS TK/0, PADA JANUARI 2009 BEKERJA SEBAGAI BURUH HARIAN PADA YAY.
SEHAT. IA BEKERJA SELAMA 5 HARI DAN MENERIMA UPAH HARIAN SEBESAR RP200.000,00
Upah sehari Rp 200.000
Batas Upah Sehari Tidak Kena Pajak Rp 150.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000
PPh Pasal 21 terutang sehari Rp 2.500
PPh Pasal 21 terutang selama 5 hari Rp 12.500
32
MENGAMBIL SENDIRI FORMULIR YG SUDAH DITETAPKAN DALAM PERDIRJEN PAJAK
MEMBUAT & MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PADA SAAT DILAKUKAN
PEMOTONGAN PAJAK KECUALI PEGAWAI TETAP CUKUP SETAHUN SEKALI
DALAM HAL TERJADI KELEBIHAN PENYETORAN PPh PSL 21 DAN/PPh PAL 26 YG
TERUTANG PADA SUATU BULAN,KELEBIHAN TSB DAPAT DIPERHITUNGKAN DGN
PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26 YG TERUTANG PADA BLN BERIKUTNYA
MELALUI SPT MASA PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PSL 26
MEMBUAT CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN PPh PSL 21 UTK MASING2
PENERIMA PENGHASILAN, YG MENJADI DASAR PELAPORAN PPh PSL 21 DAN/ATAU
PPh PSL 26 YG TERUTANG UTK SETIAPMASA PAJAK DAN WAJIB MENYIMPAN
CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN TSB SELAMA 10 TAHUN
MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP
MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR PALING LAMBAT TANGGAL 10 BB DAN
MELAPOR PPh YANG TERUTANG SETIAP BULAN KALENDER PALING LAMBAT TANGGAL
20 BB TERMASUK LAPORAN PENGHITUNGAN PPh YG NIHIL, BILA LIBUR DAPAT
DILAKUKAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
KEWAJIBAN PEMOTONG PPh PASAL 21

Anda mungkin juga menyukai