PPh Pasal 21
2013
PPh Pasal 21
• Apakah semua pihak yang membayarkan
penghasilan kepada WP OP harus memotong
PPh Pasal 21 ?
• Apakah kalau kita berobat ke Dokter dan
membayar jasanya harus memotong PPh Pasal
21 ?
Dasar Hukum
UU No. 36 Tahun 2008
Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan
PMK No. 252/PMK.03/2008 Pajak Penghasilan Pasal 21
dan/atau
Pajak Penghasilan Pasal 26
sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
PER-31/PJ/2009 ORANG PRIBADI
PER-57/PJ/2009
PER-31/PJ/2012
Berlaku 1 Jan 2013
SISTEM
SELF WITHHOLDING
PEMBAYARAN
ASSESSMENT SYSTEM
PAJAK
OBJEK BUKAN
PAJAK OBJEK PAJAK
ESTIMATED TAX
WITHHOLDING TAX
Tujuan:
- KELANCARAN KAS NEGARA
- MERINGANKAN BEBAN WAJIB PAJAK
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan
Pembayaran lain dengan nama/bentuk
apapun
1. Pekerjaan;
2. Jasa;
3. Kegiatan
yang dilakukan orang pribadi
SPDN SPLN
• pegawai;
• bukan pegawai;
• mantan pegawai;
• peserta kegiatan:
– Peserta perlombaan
– Peserta/anggota kepanitiaan
Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:
1. WP OP DN meninggal
dunia atau meninggalkan 1. WP OP DN mulai bekerja
Indonesia selamanya; pada tahun berjalan;
2. Orang asing mulai
bekerja di Indonesia 2. WP OP DN pindah kerja
pada tahun berjalan ke pemberi kerja yang
untuk jangka waktu lebih lain
dari 6 bulan;
3. Karyawan pindah cabang
Penghitungan PPh Pasal 21
Dikurangi PTKP
Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai
Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan
(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
jasa produksi,
honorarium atau tantiem, gratifikasi,
imbalan yang penarikan dana
bonus atau imbalan pensiun
bersifat tidak teratur lain yang bersifat
tidak teratur
Tarif Pasal 17
UU PPh
Penghasilan Bruto
Ph BRUTO(>7jt) – PTKP
Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya
Penghasilan Bruto
Memperhatikan
Ketentuan P3B
Saat terutang
PPh Pasal 21/26
Jasa dokter yg Dasar Pot PPh Dasar Pot PPh PPh Psl 21
Masa/Bulan dibyr Pasien Psl 21 Psl 21 kumulatif Tarif Psl 17 Terutang
Januari 30.000.000 15.000.000 15.000.000 5% 750.000
Februari 25.000.000 12.500.000 27.500.000 5% 625.000
Maret 20.000.000 10.000.000 37.500.000 5% 500.000
April 35.000.000 12.500.000 5% 625.000
5.000.000 55.000.000 15% 750.000
Mei 22.000.000 11.000.000 66.000.000 15% 1.650.000
Juni 38.000.000 19.000.000 85.000.000 15% 2.850.000
Juli 45.000.000 22.500.000 107.500.000 15% 3.375.000
Agustus 25.000.000 12.500.000 120.000.000 15% 1.875.000
September 30.000.000 15.000.000 135.000.000 15% 2.250.000
Oktober 20.000.000 10.000.000 145.000.000 15% 1.500.000
Nopember 40.000.000 20.000.000 165.000.000 15% 3.000.000
Desember 20.000.000 10.000.000 175.000.000 15% 1.500.000
350.000.000 21.250.000
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas imbalan
yang tidak berkesinambungan
Dalam hal Nashrun Berlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh
Pasal 21 yang terutang menjadi sebesar:
Uang Pesangon
Uang Manfaat Pensiun
THT/JHT Yang Dibayarkan Sekaligus