BREVET PAJAK
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
Sistematika
2
1. PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 26
3
LANDASAN HUKUM:
PASAL 21 UU PPH
PMK NO. 252/ PMK.03/ 2008
PERATURAN DIRJEN PAJAK NO.
PER.16/ PJ./ 2016
Definisi
4
Saat Terutang
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya
pembayaran atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
4
Subjek Pajak
5
Anggota Dewan
Komisaris atau
Mantan pegawai. Peserta kegiatan.
Dewan Pengawas
non pegawai.
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Menerima Atau Memperoleh Penghasilan)
6
7
Objek Pajak (1)
8
8
Objek Pajak (2)
9
9
Pengecualian Objek
10
Natura dan/
Iuran yang
Pembayaran kenikmatan
diterima oleh
manfaat atau lain yang
dana pensiun
santunan diberikan oleh
yang disahkan
asuransi. WP atau
Menkeu.
pemerintah.
Pemberi Bendaharawan
Dana pensiun.
kerja. pemerintah.
Orang pribadi
yang Penyelenggara
Badan.
menjalankan kegiatan.
kegiatan usaha.
Pengecualian Pemotong
14
Dikurangi Dikurangi
• Kredit Pajak • Pajak yang
Lain (PPh 22, Dibayar Sendiri
23, 24) (Angsuran PPh
25)
PPh 21 Lebih Bayar
16
16
Lapisan Tarif
17
Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan
tarif dikenakan persentase 20% lebih tinggi.
Penghasilan bruto
• Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau
diperoleh dalam suatu periode atau saat dibayarkan.
• Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain
yang telah diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya.
Elemen PTKP
21
Bukan
Pegawai Tidak Pegawai
Tetap dan Peserta
Tenaga Kerja Kegiatan
Lepas
Penghasilan Penerima
di Akhir Lain
Masa Kerja
Penghasilan
Netto
• Dikurangi PTKP
• Diperoleh
Penghasilan
Kena Pajak
• Dikalikan Pajak
Tarif Terutang
Bentuk Penghasilan
25
Tunjangan
Gaji Pokok Uang Rapel
Berkesinambungan
Memunculkan
“Utang PPh
21” di Laporan
Diakui sebagai Posisi
“Beban Gaji” di Keuangan
Laporan Laba
Rugi
Pemotongan
PPh 21 oleh
pemberi kerja
Penghitungan Teknis
27
Jawaban :
Gaji pokok 7,750,000
Penghasilan bruto per bulan 7,750,000
(Biaya jabatan) (387,500) Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji 7.750.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (300,000) (687,500)
Utang Dana Pensiun 300.000
Penghasilan netto per bulan 7,062,500
Utang PPh 21 53.125
Penghasilan netto setahun 84,750,000 Kas 7.396.875
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan tiga anak (13,500,000) (72,000,000)
Penghasilan Kena Pajak 12,750,000
Pajak terutang setahun
12,750,000
5% x 8,730,000 637,500 Rp637,500.00
Pajak terutang per bulan Rp53,125.00
Jika Pandu tidak memiliki NPWP, maka pajak terutang per bulan
= 120% x 53.125 = Rp 63.750,00
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
30
“Yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah iuran yang diterima atau
diperoleh dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, baik yang dibayarkan oleh pemberi kerja maupun pegawai”.
5% x22.354.000 Rp1,117,700.00
STATUS KAWIN,
SUAMI TDK MENERIMA/ STATUS TIDAK
STATUS KAWIN
MEMPEROLEH KAWIN
PENGHASILAN
SYARAT:
MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI
TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN
38
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
39
Tunjangan Hari
Raya atau Tahun Bonus Premi
Baru
Penghasilan
Sejenis Lain
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
47
Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)
48
Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji
= 6.126.250 - 1.951.000
= Rp 4.415.000
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1)
52
PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel
{dilambangkan IT} dapat dihitung dengan metode langsung, langkah penghitungan
sebagai berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan
besaran penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka: PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00
maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT – 120.000.00).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi batas
maksimal}
c. Selama PBS > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = IT.
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2)
53
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 7.750.000 x 12
= 93.000.000
PBS + IT = 93.000.000 + 8.000.000
= 101.000.000
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 5,150,000
Beban Gaji 5.362.500
Natura sagu (20 x 7.500) 150,000 Utang PPh 21 10.968,75
Natura gula (5 x 12.500) 62,500 Kas 5.139.031,25
Penghasilan bruto per bulan 5,362,500 Persediaan 212.500
(Biaya jabatan) (268,125) (268,125)
Penghasilan netto per bulan 5,094,375
Penghasilan netto setahun 61,132,500
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000) (58,500,000)
Penghasilan Kena Pajak 2,632,500
Pembulatan PKP 2,632,500
Pajak terutang setahun
5% x2.632.500 131,625 Rp131,625.00
Pajak terutang per bulan Rp10,968.75
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal
Tahun)
61
67
Jawaban : Gaji pokok 10,575,000
Penghasilan bruto per bulan 10,575,000
Atas besaran pajak (Biaya jabatan) (500,000)
lebih bayar, (Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (170,000) (670,000)
perusahaan wajib Penghasilan netto per bulan 9,905,000
mengembalikannya Penghasilan netto Januari - Maret 29,715,000
kepada Fatahillah.
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan tiga anak (13,500,000) (72,000,000)
Penghasilan Kena Pajak (42,285,000)
Pembulatan PKP (42,285,000)
Pajak terutang Januari - Maret 0
Pajak yang telah dipotong Jan - Feb (2 x 192.250) (Rp390,500.00)
Pajak kurang (lebih) bayar (Rp390,500.00)
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti)
68
69
Jawaban:
Gaji pokok 13,250,000
Penghasilan bruto per bulan 13,250,000
(Biaya jabatan) (662,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (325,000) (825,000)
Penghasilan netto per bulan 12,425,000
Penghasilan netto setahun 149,100,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan satu anak (4,500,000) (63,000,000)
Penghasilan Kena Pajak 86,100,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 36,100,000 5,415,000 Rp7,915,000.00
PPh 21 per bulan Rp659,583.33
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Gaji dan Bonus
70
Jawaban :
Penghasilan sebelum bonus per bulan 13,250,000
Penghasilan sebelum bonus per tahun 159,000,000
Bonus 35,000,000
Penghasilan bruto setahun 194,000,000
(Biaya jabatan) (9,700,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (3,900,000) (9,900,000)
Penghasilan netto setahun 184,100,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan satu anak (4,500,000) (63,000,000)
Penghasilan Kena Pajak 121,100,000
Pajak terutang atas gaji dan bonus
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 71,100,000 10,665,000 Rp13,165,000.00
Berhenti):
PPh Atas Bonus
71
72
73
Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp10,031,666.67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 659,583,33,00) (Rp4,617,083.31)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp5,250,000.00)
Pajak yang harus dipotong di Agustus 2012 Rp164,583.36
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir
74
Jawaban :
Gaji pokok 8,250,000
Penghasilan bruto per bulan 8,250,000
(Biaya jabatan) (412,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (587,500)
Penghasilan netto per bulan 7,662,500
Penghasilan netto setahun 91,950,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan satu anak (4,500,000) (63,000,000)
Penghasilan Kena Pajak 28,950,000
Pajak terutang setahun
5% x 28,950,000 1,447,500
Pajak terutang per bulan Rp120,625.00
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa
78
PPh diperhitungkan
kembali sesuai besaran
penghasilan baru.
Besaran penghasilan
mengalami perubahan.
Di akhir periode di lokasi
baru, dilakukan
Pemindahan penghitungan pajak
Lokasi Tugas kurang (lebih) bayar.
Jawaban :
Gaji pokok 5,350,000
Penghasilan bruto per bulan 5,350,000
(Biaya jabatan) (267,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (115,000) (382,500)
Penghasilan netto per bulan 4,967,500
Penghasilan netto setahun 59,610,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan dua anak (4,500,000) (63,000,000)
Penghasilan Kena Pajak (3,390,000)
Pajak terutang setahun 0
Pajak terutang per bulan Rp0.00
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Kedua
82
Jawaban :
Gaji pokok 5,350,000
Tunjangan transportasi 2,150,000
Penghasilan bruto per bulan 7,500,000
(Biaya jabatan) (375,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (115,000) (490,000)
Penghasilan netto per bulan 7,010,000
Penghasilan netto setahun 84,120,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan dua anak (9,000,000) (67,500,000)
Penghasilan Kena Pajak 16,620,000
Pajak terutang setahun
5% x 16,620,000 831,000
Pajak terutang per bulan Rp69,250.00
Penghasilan dalam Mata Uang Asing
84
Jawaban :
Gaji pokok berdasar kurs KMK 39,050,000
Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 39,050,000
Beban Gaji 39.050.000
(Biaya jabatan) (1,952,500) Utang PPh 21 5.731.250
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) (500,000) Kas 33.318.750
Penghasilan netto per bulan 38,550,000
Penghasilan netto setahun 462,600,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan dua anak (9,000,000) (67,500,000)
Penghasilan Kena Pajak 395,100,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 200,000,000 30,000,000
25% x 143,900,000 36,275,000 Rp68,775,000.00
Pajak terutang per bulan Rp5,731,250.00
Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun
87
Jawaban :
Gaji pokok 6,300,000
Penghasilan bruto per bulan 6,300,000
(Biaya jabatan) (315,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (155,000) (470,000)
Penghasilan netto per bulan 5,830,000
Penghasilan netto setahun 69,960,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Tanggungan satu anak (4,500,000) (58,500,000)
Penghasilan Kena Pajak 11,460,000
Pajak terutang setahun
5% x 11,460,000 573,000
Pajak terutang per bulan Rp47,750.00
Pajak terutang per bulan ketika tidak memiliki NPWP Rp57,300.00
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
90
Jawaban:
PPh dipotong selama Januari – September Rp 57.300,00
PPh lebih bayar untuk dikompensasikan
= 9 x (57.300 – 47.750) (Rp 85.950,00)
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp 47.750,00
Kompensasi (Rp 85.950,00)
PPh dipotong di Oktober Rp 0,00
PPh yang seharusnya dipotong di November Rp 47.750,00
Kompensasi (Rp 38,200,00)
PPh dipotong di November Rp 9.550,00
PPh dipotong di Desember Rp 47.750,00
Pola Pembayaran
91
Penghasilan
di Akhir
Masa Kerja
Diterima Diterima
Sekaligus Berkala
Dialihkan ke
Dana Anuitas
Pesangon Pensiun
Pensiun Seumur
Hidup
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus
Jawaban:
Penghasilan bruto Rp10,130,000.00
Iuran JKK dibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp100,000.00)
Iuran JKM dibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp30,000.00)
Gaji pokok Rp10,000,000.00
Pesangon dibayarkan Rp400,000,000.00
Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0.00
5% x 50,000,000 Rp2,500,000.00
15% x 300,000,000 Rp45,000,000.00 Rp47,500,000.00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 400.000.000
Utang PPh final 47.500.000
Kas 352.500.000
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun 2009)
96
Jawaban:
Periode Pembayara Pajak Terutang Kumulatif Sifat
n
Novembe 25.000.000 0% x 25.000.000 25.000.000 Final
r ’12 =0
April ’13 50.000.000 0% x 25.000.000 75.000.000 Final
+ 5% x 25.000.000
= 1.250.000
Mei ’14 250.000.000 5% x 250.000.000 325.000.000 Final
= 12.500.000
Desembe 150.000.000 5% x 50.000.000 475.000.000 Tidak Final
r ‘14 + 15% x 100.000.000
=17.500.000
Pensiun Diterima Berkala
99
Bila waktu pensiun sudah dapat Bila waktu pensiun belum diketahui
diketahui dengan pasti pada awal secara pasti saat penghitungan PPh
tahun. awal tahun.
Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya
jabatan ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per
tahun.
Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)
100
105
Penghasilan
Pegawai
Tidak Tetap
dan Tenaga
Kerja Lepas
Upah
Harian
Upah
Upah Upah yang
Boronga
Harian Satuan Dibayar
n
kan
Bulanan
Tata Cara Penghitungan
107
DIBAYAR HARIAN
TIDAK LEBIH DARI LEBIH DARI
Rp 450.000,- Rp 450.000,-
DIKURANGI
Rp 450.000,-
Penghasilan harian
Tidak dikenai pajak
Penghasilan < Rp 450.000,00
kumulatif per DPP = Penghasilan
bulan < Rp yang melebihi Rp
4.500.000,00 Penghasilan harian 450.000,00
> Rp 450.000,00 Tarif berlaku
adalah tarif lapis
DPP = Penghasilan pertama (5%)
Upah Harian/ Penghasilan harian – PTKP
Upah Hasil kumulatif per harian
Konversi bulan > Rp Tarif berlaku
4.500.000,00 adalah tarif lapis
pertama (5%)
DPP = Penghasilan
Penghasilan disetahunkan - PTKP
kumulatif per
bulan > Rp Tarif berlaku
4.500.000,00 adalah tarif
progresif pasal 17.
PPh Pasal 21 Pegawai Harian,
Tenaga Harian Lepas, Penerima Upah Satuan/Borongan
jika Husni tidak memiliki NPWP maka dipotong PPh 20% lebih
tinggi sehingga menjadi : 5% X120% X Rp50.000,00 = Rp.3.000,00
DIBAYAR BULANAN
PKP SEBULAN
PPh SETAHUN
PPh SEBULAN
111
CONTOH PENGHITUNGAN PEGAWAI HARIAN, TENAGA HARIAN LEPAS
PENERIMA UPAH SATUAN/BORONGAN
Polan (belum menikah) pada bulan Juli 2009 bekerja selama 11 hari kerja
pada sebagai upah harian pada penambahan ruang SD Negeri 007 Jakarta
Utara dengan menerima upah sebesar Rp140.000,00 per hari.
PPh Pasal 21 terutang:
Penghasilan per hari Rp140.000,00
Batas penghasilan bruto yang tidak
dikenakan PPh atas upah Rp150.000,00
Sehingga tidak terutang PPh Pasal 21
Pada hari ke-10 dalam bulan Juli (bulan yg sama), Polan telah menerima
penghasilan melebihi Rp1.320.000,00, yaitu Rp140.000,00 x 10 =
Rp1.400.000,00. Maka PPh Pasal 21 atas penghasilan Polan dihitung sebagai
berikut:
PPh Pasal 21 terutang:
Penghasilan 10 hari Rp1.400.000,00
PTKP 10 hari
10 x (Rp15.840.000,00/360) Rp 440.000,00
Penghasilan harian terutang PPh Pasal 21 Rp 960.000,00
PPh Pasal 21 yg harus dipotong pada hari-10
( 5% x Rp960.000,00) Rp 48.000,00
Apabila Polan juga mendapat upah yg jumlahnya sama pada hari ke-11
maka Pasal 21 yang terutang :
11 x Rp140.000,00 Rp1.540.000,00
PTKP 11 hari
{11 x (Rp15.840.000,00/360)} Rp 484.000,00
Penghasilan harian terutang PPh Pasal 21 Rp1.056.000,00
PPh Pasal 21 (5% x Rp1.056.000,00) Rp52.800,00
PPh Pasal 21 yg sudah dipotong s.d hari ke-10 Rp48.000,00 -
PPh Pasal 21 harus dipotong pada hari ke-11 Rp4.800,00
Apabila Polan tidak memiliki NPWP, maka akan dipotong Bendahara
Dit.P2Humas
20% lebih tinggi dari tarif 5% atau menjadi dikenakan tarif 6% 112
112
Perlakuan Akuntansi PPh Pasal 21 Atas Pegawai Harian, Tenaga Harian
Lepas Penerima Upah Satuan/Borongan
113
a. Pada saat Polan mendapatkan upah harian Rp.190.000,00/ hari pada hari 1 sd.9
belum terutang PPh Pasal 21 karena masih dibawah batas penghasilan kena pajak
yaitu Rp.200.000,00 per hari
b. Pada hari ke 15 = 15 x Rp.190.000,- = Rp.2.850.000,00 karena jumlah penghasilan
1 bulan sudah melebihi PTKP 1 bulan yaitu Rp.2.025.000,- maka terhadappenghasilan
Polan dikenakan PPh Pasal 21 bulanan dengan dikurangi PTKP harian :
Rp.24.300.000,00 : 360 hari = Rp.67.500,- per hari
Penghitungan PPh Pasal 21:
Gaji 15 hari x Rp.190.000,00 = Rp.2.850.000,00
PTKP 15 hari x Rp.67.500,00 = Rp 1.012.500,00
PKP = Rp.1.837.500,00
PPh Pasal 21 terutang : 5% x 1.837.500,00= Rp. 91.875,00
Penghasilan yang diterima pada hari ke 15 = Rp.190.000,00 – 67.500,00 = Rp.122.500,00
Jurnal waktu membayarkan gaji pada hari ke 10
Gaji Rp.190.000,00
PPh Pasal 21 Terutang Rp. 67.500,00
Kas Rp. 122.500,00
Waktu Menyetor PPh Pasal 21:
PPh Pasal 21 terutang Rp.67.500,00
Kas Rp.66.500,00
Ilustrasi
(Upah Harian)
115
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif
Rp 4.500.000,00
= 4.500.000/ 580.000
= 7,88 hari
a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 7
DPP = 580.000 – 450.000
= 130.000
PPh dipotong per hari = 5% x 130.000
= Rp 6.500,00
b. Penghitungan di hari ke – 8
Penghasilan selama 8 hari = 4.640.000
PTKP selama 8 hari = 8 x (54.000.000/ 360)
= 1.200.000
Ilustrasi
(Upah Satuan)
117
Memiliki NPWP
DPP = 50% x
dan
Penghasilan
berpenghasilan
bruto – PTKP
hanya dari satu
Bersifat Bulanan
pemberi kerja.
Berkesinambungan
Berpenghasilan DPP = 50% x
Penghasilan lebih dari satu Penghasilan
Bukan Pegawai pemberi kerja. bruto
DPP = 50% x
Bersifat Tidak
Penghasilan
Berkesinambungan
bruto
Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.
Ketentuan Khusus (1)
122
Ketentuan Khusus (1)
123
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)
124
Bima Sp.Og. merupakan seorang dokter yang hanya membuka
praktik di klinik milik suatu LSM dengan memperoleh penghasilan setiap
bulan berdasar prinsip bagi hasil berdasar proporsi 85% : 15%. Bima
Sp.Og. telah memiliki NPWP dan di tahun 2018 menerima bagi hasil dari
klinik sebagai berikut. Bagi Hasil
Periode
Diterima
Jan 46,750,000
Feb 38,250,000
Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas Mar 41,225,000
Apr 45,475,000
penghasilan
Mei 45,900,000
Yang diterima oleh Bima Sp.Og.? Jun 41,650,000
Jul 44,625,000
Aug 39,950,000
Sep 36,550,000
Okt 43,775,000
Nov 39,525,000
Des 48,875,000
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)
125
Jawaban :
Bagi Hasil Penghasilan Bruto 50% Penghasilan
Periode PTKP PKP
Diterima (100/ 85 x Bagi Hasil) Bruto
Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 1,320,000 26,180,000
Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 1,320,000 21,180,000
Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 1,320,000 2,640,000
20,290,000
Apr 45,475,000 53,500,000 26,750,000 1,320,000 25,430,000
Mei 45,900,000 54,000,000 27,000,000 1,320,000 25,680,000
Jun 41,650,000 49,000,000 24,500,000 1,320,000 23,180,000
Jul 44,625,000 52,500,000 26,250,000 1,320,000 24,930,000
Aug 39,950,000 47,000,000 23,500,000 1,320,000 22,180,000
Sep 36,550,000 43,000,000 21,500,000 1,320,000 20,180,000
Okt 43,775,000 51,500,000 25,750,000 1,320,000 24,430,000
Nov 39,525,000 46,500,000 23,250,000 1,320,000 13,700,000
8,230,000
Des 48,875,000 57,500,000 28,750,000 1,320,000 27,430,000
Total 512,550,000 603,000,000 301,500,000 15,840,000 285,660,000
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)
126
Jawaban :
Periode PKP PKP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Jan 26,180,000 26,180,000 5% 1,309,000
Feb 21,180,000 47,360,000 5% 1,059,000
Mar 2,640,000 50,000,000 5% 132,000
20,290,000 70,290,000 15% 3,043,500
Apr 25,430,000 95,720,000 15% 3,814,500
Mei 25,680,000 121,400,000 15% 3,852,000
Jun 23,180,000 144,580,000 15% 3,477,000
Jul 24,930,000 169,510,000 15% 3,739,500
Aug 22,180,000 191,690,000 15% 3,327,000
Sep 20,180,000 211,870,000 15% 3,027,000
Okt 24,430,000 236,300,000 15% 3,664,500
Nov 13,700,000 250,000,000 15% 2,055,000
8,230,000 258,230,000 25% 2,057,500
Des 27,430,000 285,660,000 25% 6,857,500
Total 285,660,000 41,415,000
TENAGA AHLI YG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
(BUKAN PEGAWAI)
TERDIRI DARI :
- PENGACARA - KONSULTAN
- AKUNTAN - NOTARIS
- ARSITEK - PENILAI
- DOKTER - AKTUARIS
130
130
PERLAKUAN AKUNTANSI PPH PASAL 21
ATAS PENGHASILAN
131 TENAGA AHLI
Jurnal dibuat
A. Dokter Sriyanto
Pada waktu membayar honor :
- Honorarium Tenaga ahli 20.000.000,00
- PPh Pasal 21 terutang 500.000,00
- Kas/Bank 19.500.000,00
Pada waktu menyetor PPh Pasal 21 ke Kas Negara:
PPh Pasal 21 terutang 500.000,00
Kas/Bank 500.000,00
B. Nugroho, SH, MH
Pada waktu membayar honor :
- Honorarium Tenaga ahli 20.000.000,00
- PPh Pasal 21 terutang 250.000,00
- Kas/Bank 19.750.000,00
Pada waktu menyetor PPh Pasal 21 ke Kas Negara:
PPh Pasal 21 terutang 250.000,00
Kas/Bank 250.000,00
IMBALAN KEPADA BUKAN PEGAWAI YANG TIDAK MEMILIKI
NPWP ATAU DIBAYARKAN TIDAK BERKESINAMBUNGAN*
DITERIMA
BUKAN PEGAWAI
• SENIMAN, OLAHRAGAWAN; • ANGGOTA PANITIA, PESERTA PENDIDIKAN,
• PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH, PELATIHAN & MAGANG DLL;
PENYULUH & MODERATOR, • PEMBAWA PESANAN/PENEMU
• PENGARANG PENELITI, DAN PENERJEMAH; LANGGANAN/PERANTARA
• PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK • DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL
TEKNIK, KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA MARKETING ATAU DIRECT SELLING
TELEKOMUNIKASI,, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI, • PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI YG TDK
EKONOMI DAN SOSIAL BERSTATUS SBG PEGAWAI;
• AGEN IKLAN; • PENJAJA BARANG DAGANGAN YG TDK
• PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK; BERSTATUS PEGAWAI; DAN/ATAU
• PESERTA PERLOMBAAN, PESERTA RAPAT, • PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI
KONFERENSI, PERTEMUAN ATAU KUNJUNGAN LAINNYA
KERJA, PESERTA ATAU
DIPOTONG PPh Ps.21 DENGAN
TARIF Ps. 17
50% DARI JUMLAH BRUTO * JIKA MEMILIKI NPWP
JIKA WP TDK ATAU
MEMILIKI NPWP IMBALAN YG 132
DIBERIKAN
MAKA BERKESINAMBUNGAN
TARIFNYA 20% LEBIH 132 MAKA LIHAT
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 21
Contoh 1
Renny Andini adalah penyanyi menerima honorarium pada Pembukaan PON
Pekanbaru sebesar Rp 30.000.000,- atas honorarium tersebut Panitia
harus memotong PPH Pasal 21 dengan Penghitungan sbb:
DPP: 50% x Rp30.000.000) = Rp.15.000.000,-
PPh Pasal 21 Terutang: 5% x Rp15.000.000,- = Rp.750.000,-
Jurnal dibuat
A. Penyanyi Renny Andini
Pada waktu membayar honor :
- Honorarium Artis (Penyanyi) 30.000.000,00
- PPh Pasal 21 terutang 750.000,00
- Kas/Bank 29.250.000,00
Pada waktu menyetor PPh Pasal 21 ke Kas Negara:
PPh Pasal 21 terutang 900.000,00
Kas/Bank 900.000,00
B. Pelawak Bondan
Pada waktu membayar honor :
- Honorarium Artis (Pelawak) 50.000.000,00
- PPh Pasal 21 terutang 1.250.000,00
- Kas/Bank 48.750.000,00
Pada waktu menyetor PPh Pasal 21 ke Kas Negara:
PPh Pasal 21 terutang 1.250.000,00
Kas/Bank 1.250.000,00
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)
135
Jawaban:
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 =5% x (50% x100.000.000) + 15% x (50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan: Mempekerjakan Karyawan &
Menyerahkan Barang)
136
Abilawa merupakan seorang penyedia jasa penerjemahan yang
kerap melayani segmen perusahaan berskala kecil dan menengah yang
memiliki hubungan bisnis dengan pelaku pasar luar negeri. Di bulan Februari
2018, suatu perusahaan perseorangan meminta jasa Abilawa untuk
menerjemahkan, mengetik dan mencetak 1.000 lembar dokumen rencana
pengembangan bisnis demi keperluan pengajuan diri sebagai mitra ekspor
suatu perusahaan multinasional. Abilawa meminta pembayaran sejumlah Rp
15.000.000,00, telah termasuk di dalamnya honor dua orang asisten
pengetik sebesar Rp 1.000.000,00 dan biaya pembelian kertas cetak khusus
sebesar Rp 500.000,00.
a. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Abilawa jika ia
dapat menyerahkan dokumen pemesanan kertas cetak khusus
dan bukti pembayaran honor asisten?
b. Bagaimana jika dokumen dimaksud tidak dapat disediakan
Abilawa?
c. Bagaimana jika Abilawa ternyata belum memiliki NPWP?
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang)
137
Jawaban:
a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 – (2 x 1.000.000) – 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000
= Rp 375.000,00
c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 312.500
= Rp 375.000,00
Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 375.000
= Rp 450.000,00
Tata Cara Penghitungan
Jawaban:
PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 + 1.000.000 + 500.000)
= 2.500.000 + 562.500
= Rp 3.062.500,00
Bentuk Pembayaran
140
Penerima
Penghasilan Lain
Jasa Produksi,
Honorarium
Tantiem, Penarikan Dana
Komisaris Non
Gratifikasi Pensiun oleh
Perangkap
Diterima Mantan Pegawai Aktif
Jabatan
Pegawai
Tata Cara Penghitungan
141
Ilustrasi
(Penghasilan Diterima Mantan Pegawai)
142
Dewabrata merupakan seorang mantan pegawai dari suatu perusahaan
perikanan nasional yang baru saja pensiun dari pekerjaannya di bulan April 2012.
Atas pensiunnya Dewabrata, perusahaan berencana memberikan pembayaran
tantiem senilai Ro 275.000.000,00 di bulan Juni 2012. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan terhadap Dewabrata atas penghasilan tersebut?
Bagaimana penjurnalan oleh perusahaan?
Jawaban:
Pajak terutang = 5% x 50.000.000+ 15% x 200.000.000+ 25% x 25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Jurnal Beban tantiem 275.000.000
Utang PPh 21 38.750.000
Kas 236.250.000
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
143
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Penggajian
Kompensasi
Tenaga
bagi peserta Penggunaan
Honorer,
kegiatan, APBN/ APBD,
Wiyata Bakti,
perlombaan, PPh 21 Dipotong
dan Pegawai
dan Bendaharawan
Tidak Tetap
sejenisnya.
Lain.
Remunerasi
kepada
bukan
pegawai yang
dimanfaatka
n jasanya.
Pola Pembayaran
148
DPP =
Penghasilan
Netto - PTKP
Bersifat Tetap
dan Teratur Berlaku tarif
umum Pasal 17
Ayat (1) Huruf
Penghasilan (a)
Dibebankan ke
APBN/ APBD DPP =
Penghasilan
Bersifat Tidak Bruto
Tetap dan Tidak
Teratur Berlaku tarif
khusus, bersifat
final.
Jawaban :
a. Beban gaji 3,500,000
Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,457,750
Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi)
156
Jawaban:
Beban gaji 2,275,000
Beban tunjangan iuran pensiun 35,000
Kas 2,221,050
Utang iuran pensiun 35,000
Utang PPh 21 21,450
Utang asuransi kecelakaan 15,000
Utang asuransi kematian 17,500
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan)
157
LANDASAN HUKUM:
PASAL 26 UU PPH
Definisi
Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemenuhan sendiri
oleh WP atau pemotongan oleh pemberi penghasilan.
160
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
161
Perwakilan
Bentuk Usaha
perusahaan luar
Tetap.
negeri.
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi antara akhir bulan
diterimanya penghasilan atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
Jawaban :
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 6500 x 15.300)
= 20% x 49.725.000
= Rp 9.945.000,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 6500 x 15.300)
= 20% x 9.945.000
= Rp 1.989.000,00
Ilustrasi
170
Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 18.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 - 1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
= Rp 1.402.875.000
Ilustrasi
172
Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 115.000.000
= 11.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 115.000.000
Utang pajak 11.500.000
Kas 103.500.000
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
175
P3B mengatur
WP luar negeri dapat tarif dan hak
dikenai pajak di pemajakan,
Indonesia sekaligus sehingga
pengenaan
di negara asal. pajak hanya
satu kali.
TAX EVASION
TAX AVOIDANCE
??????
PANAMA PAPERS????
Referensi
180