AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN I
Abstract Kompetensi
Materi ini membahas teori, 1. Mahasiswa memahami dan
konsep dan pencatatan menganalisis tentang identifikasi
akuntansi terkait pelaporan segmen operasi perusahaan yang
segmen dan pelaporan harus dilaporkan
interim 2. Mahasiswa mampu memahami
penerapan tes ambang batas
tentang: pendapatan, aset dan laba
operasi dalam penentuan segmen
operasi perusahaan yang harus
dilaporkan
3. Mahasiswa memahami tipe
informasi yang harus
diungkapkan dalam pelaporan
segmen dan alasannya.
4. Mahasiswa memahami persamaan
dan perbedaan pelaporan periode
interim dengan pelaporan
tahunan.
PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM
(SEGMENT AND INTERIM REPORTING)
Penyajian laporan keuangan di Indonesia harus sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku. Pengungkapan informatif yang sifatnya material menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengaturan terkait pengungkapan
termasuk format, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan.
Penghilangkan informasi yang material dari laporan keuangan yang dilakukan oleh
manajemen memungkinkan berdampak pada auditor harus memberikan pendapat wajar
pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar kecuali tidak disajikannya
informasi tersebut adalah sesuai dengan SAK.
PELAPORAN SEGMEN
(SEGMENT REPORTING)
Pelaporan segmen disajikan ketika suatu perusahaan memproduksi berbagai jenis
produk atau jasa atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan,
peluang pertumbuhan, prospek, dan risiko yang tidak sama. Informasi segmen bermanfaat
bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai risiko dan imbalan dari suatu
perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan multinasional, namun
informasi ini tidak mungkin diperoleh dari data agregat.
Bentuk pelaporan informasi primer segmen usaha dan informasi sekundernya dalam
segmen geografis disusun apabila risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama
dipengaruhi oleh perbedaan produk atau jasa yang dihasilkan, diantaranya adalah :
c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen
yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset
tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap
segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset
semua segmen geografis.
a. Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
perusahaan secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang
relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasinal kepada
suatau segmen, bak berasal dari penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari
transaksi dengan segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Pendapatan segmen
mencakup bagian perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi, usaha
patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang dilaporkan berdaarkan metode
b. Beban Segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung
dapat dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang dapat di
alokasikan secara rasional kepada segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan
dengan penjualan kepada pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan
transaksi kepada segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.
c. Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan
umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih cocok.
Namun demikian, penghasilan bunga dan beban bunga tidak termasuk dalam hasil
segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Demikian juga pajak
penghasilan, hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item)
lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.
Pada saat pendapatan dan beban tidak dapat langsung diatribusikan pada suatu
segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut
dapat dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak tersebut. Beban bersama
pada banyak perusahaan seperti beban kantor pusat tidak dialokasikan pada masing-
masing segmenkarena beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa
sehingga alokasi di antara segmen dipandang tidak bermanfaat.
e. Aset Segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya
dan dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke
segmen tersebut secara rasional.
Tujuan dari pelaporan segmen adalah menyajikan informasi terkait jenis produk atau
jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan
kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan
kepada segmen-segmen tersebut. Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban,
pendapatan dan beban kepada berbagai segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti
karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen
tersebut.
PELAPORAN INTERIM
(INTERIM REPORTING)
1. Pengertian Laporan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian
yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau periode
lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai
standar akuntansi keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk perusahaan yang
diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan,
misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah diatur dalam standar
akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya perbankan, maka harus
mengikuti standar khusus tersebut.
Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim
dengan pelaporan keuangan tahunan adalah: Dasar pengakuan pendapatan. Kebijakan
akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar
akuntansi. Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban
sebagai jangka pendek dan jangka panjang.
Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang
sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali
untuk persediaan:
Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor
mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak
perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika
selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir
tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan
harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama seperti
yang digunakan pada akhir tahun.
Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh
ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga
tersebut.
Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain
termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Pendapatan dan beban musiman Laporan keuangan interim memberi gambaran
pendapatan dan beban periode interim tersebut.
Penyisihan Pajak Penghasilan pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus
membuat taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan
pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak
penghasilan yang dianut pada akhir tahun.
5. Perubahan Akuntansi
Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian
yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan
laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas,
pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar
biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba
rugi periode interim.
Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu
terselesaikan.
Beams, F. A., Anthony, J. H., Bettinghaus, B., & Smith, K. A. (2016). Advanced accounting.
Pearson Education Limited 2018.
PSAK 3 (2016): Laporan Keuangan Interim
PSAK 5 (2015): Segmen Operasi
ISAK 17 (2014): Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai