Anda di halaman 1dari 9

INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS

Akuntansi Keuangan Lanjutan

dibuat oleh:
Maulidina Resita Dewi 2017103005
Sella Putri Purnama Sari 2017103008
D3 Akuntansi Semester V

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “AMA” Salatiga


2019
A. KARAKTERISTIK DAN METODE ATAS INVESTASI PADA INSTRUMEN
EKUITAS

1. Definisi Instrumen Ekuitas dan Investasi pada Instrumen Ekuitas


Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas
asset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya (PSAK 50 Revisi
2014 Instrumen Keuangan:Penyajian). Hak residual pada Perseroan Terbatas
terletak pada saham sehingga dalam hal ini instrument ekuitasnya adalah saham
biasa.
Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang
diterbitkan oleh investee dan pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut
disebut investor.

2. Karakteristik Saham
Menurut UU No.40 Th 2007 tentang Perseroan Terbatas, saham memberikan
hak kepada pemiliknya untuk:
a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
b. Menerima pembayaran dividend an sisa kekayaan hasil likuidasi
c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan UU ini
Hak suara yang dimiliki investor memungkinkan investor untuk mempengaruhi dan
mengendalikan keputusan atau kebijakan pada perseroan terbatas.

3. Pengaruh Signifikan
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan
kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau jika
mengendalikan maka mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
Indikator untuk membuktikan pengaruh signifikan investor :
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara
dengan investee
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya
c. Adanya transaksi material antara entitas dengan investee
d. Pertukaran personel manajerial
e. Penyediaan informasi teknis pokok
Biasanya pengaruh signifikan diperoleh jika kepimilikan saham oleh investor
baik secara langsung maupun tidak langsung sebesar 20%-50% atau <20% tetapi
dapat dibuktikan memenuhi satu atau lebih indicator.
Dalam menentukan pengaruh signifikan ataupun pengendalian harus
mempertimbangkan hak waran, opsi beli saham, instrument utang atau instrument
ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lain yang
mempunyai potensi untuk menambah atau mengurangi hak suara investor.
 Contoh Hak Suara Potensial
Investor A, B, C memiliki saham masing-masing 18%, 15%, dan 12%, sisanya
dimiliki investor D (55%). Jumlah saham yang beredar 1.000.000 lembar.
Investor A dan B memiliki waran masing-masing 30.000 dan 20.000 lembar
yang per lembarnya memiliki hak beli 1 lembar saham pada harga yang telah
ditentukan dalam kurun waktu 3 tahun dan pada tahun tersebu sudah dapat
dilaksanakan.
Lembar Saham
%
Investor % Potensi
Aktual Jumlah Akhir
Hak Suara
A 18 180.000 30.000 210.000 20%
B 15 150.000 20.000 170.000 16,2%
C 12 120.000 - 120.000 11,4%
D 55 550.000 - 550.000 52,4%
Jumlah 100 1.000.000 50.000 10.050.000 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa dengan memperhitungkan keberadaan
waran, maka presentase kepemilikan investor A menjadi 20% sehingga
berpotensi memiliki pengaruh signifikan.

B. METODE AKUNTANSI ATAS INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS


1. Metode Biaya dan Nilai Wajar
Metode ini digunakan jika investor tidak mempunyai pengaruh signifikan atas
investasinya pada saham. Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui dan
diukur sebesar biaya perolehannya, sehingga jika tidak terdapat penambahan,
penjualan, atau pennurunan nilai atas investasi tersebut, maka nilai investasi tidak
akan berubah dan disajikan pula sebesar biaya perolehannya. Ketika investee
mengumumkan dividen, investor mengakuinya sebagai pendapatan secara
proporsional atas kepemilikan sahamnya.
Pada metode nilai wajar, investasi awalnya diakui sebesar biaya perolehannya,
selanjutnya diukur dan disajikan pada nilai wajar tanggal pelaporan. (PSAK 55
Revisi 2014)
 Contoh
10 Januari 2015, Investor A memiliki investasi 20% atas saham beredar
dengan biaya perolehan Rp300.000.000. Setelah dilakukan analisis atas
kepemilikan, ia tidak memiliki pengaruh signifikan. Selama 2015, investee
membagikan dividen pada 1 April sebesar Rp100.000.000 dan melaporkan
laba bersih Rp200.000.000 dengan nilai wajar saham Rp110 per lembar dan
jumlah saham beredar 15.000.000 lembar.
- Saat investor mengakui investasi sebesar biaya perolehan
10/1/15 Investasi 300.000.000
Kas 300.000.000
- Saat investee mengumumkan dividen, investor mengakui sebagai
pendapatan 20% x Rp100.000.000
1/4/15 Piutang dividen 20.000.000
Pendapatan dividen 20.000.000
- Mencatat penyesuaian untuk pengakuan keuntunga/kerugian selisih nilai
wajar saat penyusunan laporan keuangan akhir 2015, yaitu selisih antara
nilai wajar akhir 2015 yaitu Rp330.000.000 {20% x 15.000.000 lembar
x Rp110} dengan nilai tercatat sebelumnya Rp300.000.000.
31/12/15 Investasi 30.000.000
Keuntungan (kerugian) selisih nilai wajar 30.000.000

2. Metode Ekuitas
Metode ini digunakan jika investor mempunyai pengaruh signifikan atas
investasinya pada saham. Entitas (investee) dimana investor mempunyai pengaruh
signifikan disebut entitas asosiasi. Pada metode ini, investasi pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan, namun selanjutnya diukur dan disajikan sesuai dengan nilai
ekuitas entitas asosiasi secara proporsional. (PSAK 15 Revisi 2014). Perubahan
(peningkatan/penurunan) nilai ekuitas entitas asosiasi diantaranya dapa terjadi
karena:
a. Pengakuan laba/rugi bersih entitas asosiasi (meningkat/menurun)
b. Pembagian dividen oleh entitas asosiasi (menurun)
c. Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi
(meningkat/menurun)
 Contoh
10 Januari 2015, Investor A memiliki investasi 20% atas saham beredar
dengan biaya perolehan Rp300.000.000. Setelah dilakukan analisis atas
kepemilikan, ia memiliki pengaruh signifikan. Selama 2015, investee
membagikan dividen pada 1 April sebesar Rp100.000.000, melaporkan laba
bersih Rp200.000.000, dan mengakui surplus revaluasi atas asset tetap
Rp30.000.000.
- Saat perolehan awal, investor mengakui investasi sebesar biaya
perolehan
10/1/15 Investasi pd entitas asosiasi 300.000.000
Kas 300.000.000
- Saat investee mengumumkan dividen, investor tidak mengakui sebagai
pendapatan tetapi mengurangi nilai tercatat investasi sebesar 20% x
Rp100.000.000 (pengakuan piutang atas pembagian dividen)
1/4/15 Piutang dividen 300.000.000
Investasi pd entitas asosiasi 300.000.000
- Saat dividen diterima, diakui kas akan menghapus piutang dividen.
Pengakuan bagian laba bersih oleh investee mengakibatkan nilai
ekuitasnya meningkat sehingga investor meningkatkan nilai tercatat
investasinya sebesar Rp40.000.000 {20% x Rp200.000.000}
31/12/15 Investasi pd entitas asosiasi 400.000.000
Bagian laba entitas asosiasi 40.000.000
- Pengakuan surplus revaluasi atas asset tetap oleh investee juga
mengakibatkan peningkatan nilai ekuitas, sehingga investor mengakui
peningkatan nilai tecatat sebesar Rp6.000.000 {20% x Rp30.000.000}
31/12/15 Investasi pd entitas asosiasi 6.000.000
Penghasilan komprehensif lain 6.000.000
Peningkatan nilai tercatat tidak diakui sebgai pendapatan (bagian laba
atan entitas asosiasi) karena bukan dari laba bersih investee, tapi
penghasilan komprehensif lain. Nilai tercatat pada akhir 2015 menjadi
Rp326.000.000 {300.000.000-20.000.000+40.000.000+6.000.000}.

a. Perolehan pada Periode Interim


Jika perolehan investasi dilakukan pada periode interim, misal 1 April
2015, maka bagian atas laba bersih yang dilaporkan investee hanya diakui
investor untuk periode 1 April - 31 Desember 2015 sedangkan pengakuan
penerimaan dividen tidak dipengaruhi tanggal perolehan sepanjang investor
masih memiliki hak atas dividen tersebut. Misal, dividen diumumkan 1 Mei
2015 maka investor berhak menerimanya dan diakui secara proporsional atas
kepemilikan, namun jika diumumkan 1 Maret 2015, maka investor tidak
mengakui penerimaan dividen tersebut.
Perbandingan Jurnal pada Metode Biaya, Nilai Wajar, dan Ekuitas
Transaksi Metode Biaya Metode Nilai Wajar Metode Ekuitas
Investasi Investasi Investasi pada entitas asosiasi
Perolehan
Kas Kas Kas
Penerimaan Kas Kas Kas
Dividen Pend dividen Pend dividen Investasi pada entitas asosiasi
Laba Bersih Investasi pada entitas asosiasi
- -
Investee Bagian laba entitas asosiasi
Rugi Bersih Bagian laba entitas asosiasi
- -
Investee Investasi pada entitas asosiasi
Penghasilan
Investasi pada entitas asosiasi
Komprehensif - - Penghasilan komprehensif
lain Investee
lain
Rugi
Penghasilan komprehensif lain
Komprehensif - -
Investasi pada entitas asosiasi
lain Investee
Penyesuaian
Investasi
Nilai Wajar- - -
Keuntungan selisih
Keuntungan
nilai wajar
Penyesuaian Kerugian selisih nilai
Nilai Wajar- - wajar -
Kerugian Investas

b. Penurunan Nilai
Karena goodwill yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi
pada entitas asosiasi dan tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan
pengujian penurunan nilai secara terpisah dengan menerapkan persyaratan
pengujian penurunan nilai goodwill. Sebagai gantinya, seluruh nilai tercatat
investasi diuji penurunan nilai berdasar PSAK 48 (revisi 2014) sebagai suatu
asset tunggal dengan membandingkan antara jummlah terpulihkan (mana yang
lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual)
dengan jumlah tercatatnya. Namun persyaratannya tetap mengacu PSAK 55.

c. Saham Preferen
Jika entitas asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki
pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba entitas asosiasi setelah penyesuaian dividen
saham preferen kumulatif, terlepas apakah dividen telah/belum diumumkan.
Jika saham preferen tersebut tidak kumulatif, maka penyesuaiannya dilakukan
hanya saat dividen diumumkan.

d. Alokasi Selisih atas Biaya Perolehan Investasi


Biaya perolehan investasi bisa berbeda dengan proporsi atas nilai tercatat
ekuitas atau nilai wajar atas neto. PSAK 15 (Revisi 2014) menyataka bahwa
pada saat prolehan investas, setiap selisih antara biaya perolehan investasi
dengan bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari
investee dicatat dengan cara sebagai berikut :
1) Goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk dalam jumlah
tercatat investasi. Amortisasi goodwil tersebut tidak diperkenankan.
2) Setiap selisih lebih bagian entitas atas nilai wajarr neto aset dan liabilitas
teridentifikasi dari investee terhadap biaya perolehan investasi
dimasukkan sebagai penghasilan dalam menentukan bagian entitas atas
laba rugi entitas asosiasi atau ventura bersama pada periode investasi
diperoleh.
Alokasi erhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai
wajarnya lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat, dan sebaliknya. Setiap
alokasi harus dihitung secara proposional terhadap presentase kepemilikan
investor. Hasil alokasi tersebut diamortisasi sesuai sisa masa manfaat aset atau
jatuh tempo liabilitas, kecuali masa manfaat atau jatuh tempo tidak dapat
ditentukan.
e. Penghentian Pengakuan
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal
investasinya berhenti menjadi investasi pada entits asosiasi (hilangnya
pengaruh signifikan), yaitu ketika :
1) Investasi menjadi investasi pada anak perusahaan, maka investor
mencatat investasinya sesuai PSAK 22 (Revisi 2010) dan PSAK 65.
2) Menjual sebagian investasinya dan sisa kepentingan dalam entitas
asosiasi merupakan aset keuangan, maka investor mengukur sisa
kepentingan tersebu pada nilai wajar sesuai PSAK 55 (Revisi 2014).
Investor mengakui dalam laba rugi selisih apa pun antara :
a) Nilai wajar sisa kepentingan apapun dan hasil apapun dari pelepasan
sebagai kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama.
b) Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas
dihentikan.
 Contoh Penghentian Pengakuan
1 Juli 2015, investor C memiliki saldo akhir investasi pada entitas
asosiasi Rp 600.000.000 dan pada tanggal tersebut juga menjual
sepertiganya seharga Rp 220.000.000. Akibat penjualan tersebut, investor
C kehilangan pengaruh signifikan terhadap entitas asosiasi. Sisa investasi
memiliki nilai wajar Rp 440.000.000. Atas penjualan tersebut, investor C
mengakui keuntungan di Laporan Laba Rugi sebesar :
Harga Jual 220.000.000
Nilai Wajar Sisa Investasi 440.000.000 +
Nilai Wajar Keseluruhan 660.000.000
Nilai Tercatat Investasi 600.000.000 -
Keuntungan 60.000.000
Kuntungan Rp 60.000.000 terdiri dari keuntungan atas bagian yang dijual
Rp20.000.000 {220.000.000-200.000.000} dan keuntungan atas
penyesuaian nilai wajar sisa investasi Rp 40.000.000 {440.000.000 –
400.000.000}.

f. Penyajian dan Pengungkapan


Pada metode ekuitas, investasi disajikan pada nilai tercatat. Bagian Laba
atas Entitas Asosiasi disajikan di Laporan Laba Rugi dalam pos tersendiri.
Pengungkapan yang disyaratkan PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain terkait investasi pada entitas asosiasi adalah untuk setiap
entitas asosiasi yang material bagi entitas pelapor :
1) Nama pengaturan bersama atau entitas asosiasi;
2) Sifat hubungan entitas dengan pengaturan bersama atau entitas asosiasi;
3) Lokasi utaa kegiatan usaha pengaturan bersama atau entitas asosiasi’
4) Proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh
entitas dan, jika berbeda, proporsi hak suara yang dimiliki.

C. ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS


1. Nilai Tercatat Investasi Negatif pada Metode Ekuitas
Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat sebagian investor
terhadap rugi entitas asosiassi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada
entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuian bagiannya atas rugi lebih
lanjut. Jika entitas asosiasi pada periode selanjutnya melaporkan laba, maka investor
mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagiannya atas laba
tersebut sama dengan bagian atas laba rugi yang belum diakui (di cadangkan).

2. Transaksi Hulu dan Hilir


Dalam praktiknya, banyak terjadi trasaksi antara investor dengan entitas
asosiasi, dapat berupa jual-beli aset ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan
atau kerugian. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi hilir atau
hulu antara investor dan entitas asosiasinya diakui dalam laporan keuangan investor
tersebut hanya sebesar bagian ivestor lain dalam entitas asosiasi. Contoh transaksi
hilir adalah penjualan aset dari entitas asosiasi kepada investor. Contoh transaksi
hulu adalah penjualan aset dari investor kepada entitas asosiasinya.
Jurnal investasi yang dicatat oleh investor atas entitas asosiasi dapat meliputi:
a. Investasi awal saat perolehan.
b. Pengumumandeviden oleh asosiasi.
c. Pengumuman laba bersih oleh entitas asosiasi.
d. Amortisasi atas selisih nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari
investee terhadap biaya perolehan investasi.
e. Transaksi hulu dan hilir.
f. Penurunan nilai.

Anda mungkin juga menyukai