Pasal 3 UU KUP
Setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apa pun.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
Orang Pribadi DN Active Income Pekerjaan, jasa, dan kegiatan PPh PASAL 21
Orang Pribadi DN Passive Income Dividen, bunga, royalti, sewa PPh PASAL 23
Badan Dalam Negeri Active dan Pekerjaan, jasa, dan kegiatan PPh PASAL 23
Passive Income Dividen, bunga, royalti, sewa
Orang Pribadi dan Active dan Pekerjaan, jasa, dan kegiatan PPh PASAL 26
Badan Luar Negeri Passive Income Dividen, bunga, royalti, sewa
PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK
Objek Penjelasan
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 26 Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan
penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
Bea Materai Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2 tertentu (kuitansi,
kontrak)
PEMOTONGAN, PENYETORAN
DAN PELAPORAN
PPH PASAL 21/26
SUBYEK PAJAK PPh Pasal 21/26
1. Pekerjaan;
2. Jasa;
3. Kegiatan
yang dilakukan orang pribadi
SPDN SPLN
• pegawai;
• penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
THT, JHT, termasuk ahli warisnya;
• bukan pegawai;
• anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai;
• mantan pegawai;
• peserta kegiatan:
– Peserta perlombaan
– Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja
– Peserta/anggota kepanitiaan
– Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
– Peserta kegiatan lainnya
Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26
Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:
PENGHASILAN BRUTO
1. WP OP DN meninggal
dunia atau meninggalkan 1. WP OP DN mulai bekerja
Indonesia selamanya; pada tahun berjalan;
2. Orang asing mulai
bekerja di Indonesia 2. WP OP DN pindah kerja
pada tahun berjalan ke pemberi kerja yang
untuk jangka waktu lebih lain
dari 6 bulan;
3. Karyawan pindah cabang
Penghitungan PPh Pasal 21
Dikurangi PTKP
Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan,
Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
(MAKSIMAL)SETAHUN (MAKSIMAL)SEBULAN
BIAYA JABATAN
BIAYA PENSIUN
penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender atau awal
bulan dari bagian tahun kalender
Status PTKP (Setahun)
WP Tidak Kawin Kode Jumlah WP Kawin Kode Jumlah
Kawin
Kawin Suami tidak Tidak
berpenghasilan Kawin
A. PEGAWAI TETAP
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x (Penghasilan Bruto – Biaya Jabatan –
Iuran Pensiun/JHT – PTKP)
PENSIUN BERKALA
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x (Penghasilan Bruto – Biaya Pensiun – PTKP)
BUKAN PEGAWAI
• tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
• pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya;
• olahragawan;
• penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
• pengarang, peneliti, dan penerjemah;
• pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial
serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
• agen iklan;
• pengawas atau pengelola proyek;
• pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi
perantara;
• petugas penjaja barang dagangan;
• petugas dinas luar asuransi;
• distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan
kegiatan sejenis lainnya;
BUKAN PEGAWAI
Penghitungan PPh Pasal 21 atas bukan pegawai bisa dibedakan menjadi 3, yaitu
A. TENAGA AHLI
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x (50% X Penghasilan Bruto)
Termasuk Tenaga Ahli adalah:
Pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan
aktuaris
Atas penghasilan bagi Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas yang tidak dibayar
secara bulanan atau jumlah kumulatifnya dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi
Rp4.500.000 berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata
penghasilan sehari belum melebihi Rp450.000;
b. dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata
penghasilan sehari melebihi Rp 450.000, dan jumlah sebesar Rp 450.000 tersebut
merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Dalam hal Pegawai Tidak Tetap telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)
bulan kalender melebihi Rp4.500.000 maka jumlah yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto adalah sebesar PTKP yang sebenarnya.
PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya,
dimana PTKP sehari adalah sebesar PTKP per tahun dibagi 360
(tiga ratus enam puluh) hari.
PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
SKEMA DASAR PENGENAAN PPh PASAL 21
Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya
Saat terutang
PPh Pasal 21/26
Penghasilan Bruto
Memperhatikan
Ketentuan P3B/Tax Treaty
Kewajiban Pemotong
Contoh 2
Ditha Setiadhi (status TK/0)mempunyai NPWP, menerima honorarium sebesar Rp
10.000.000,- / tiap bulan selama 6 bulan sebagai pelatih Di Mabes Polri.
Ditha Setiadhi menyatakan dirinya hanya menerima penghasilan dari Mabes Polri
saja. Penghitungan PPh Pasal 21:
= ((Rp 10.000.000 x 50%) – PTKP sebulan) x tarif Pasal 17 ayat (1) hurruf a
= (Rp 5.000.000 – 2.025.000) x 5%
=Rp 2.975.000 x 5%
=Rp 148.750,-
43
4. CONTOH PENGHITUNGAN BUKAN PEGAWAI TIDAK BERKESINAMBUNGAN
NARA SUMBER – PPh PASAL 21 TERUTANG
Willy SH, LLM (memiliki NPWP-bukan PNS) menerima uang rapat sebagai
peserta rapat di Mabes Polri sebesar Rp1.000.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 :
5% x Rp1.000.000 = Rp50.000,-
5% x (Rp5.000.000) = Rp250.000
Jika Willy tidak memiliki NPWP, maka atas uang rapat yang diterima
dipotong PPh Pasal 21 sebesar :
5% x 120% x Rp1.000.000 =Rp60.000
5. Contoh Soal Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai - Umum
= 1.200.000 x 15%
= 180.000
Penghasilan disetahunkan
12 x 4.027.308 = 48.327.696
Jumlah rapel Kenaikan gaji
6 x 95.760 = 574.560
Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp. 48.902.256
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 48.902.256 = Rp. 2.445.113
Iuran pensiun
4,75% x 38.607.696 = Rp. 1.833.866 Rp. 4.278.978
Penghasilan neto setahun: 44.623.278
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 12.223.278
PKP dibulatkan Rp. 12.223.000
PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan 611.150
PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala 583.850
PPh Pasal 21 atas rapel kenaikan gaji berkala 27.800
Penghitungan PPh Pasal 21 4)
D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1)
Gaji Pokok Rp. 2.906.200
Tunjangan Istri Rp. 290.620
Tunjangan anak Rp. 116.248
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068
Tunjangan Jabatan * Rp.
Tunjangan Beras Rp. 270.000
Pembulatan Rp. -
Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.583.068
Rp.
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 3.583.068 = Rp. 179.153
Iuran pensiun
4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 336.524
Rp.
Penghasilan neto: 3.246.544
Penghasilan neto disetahunkan :
38.958.526
x 3.246.544
12
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000
D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1)
1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan
Gaji Pokok Rp. 2.906.200
Tunjangan Istri Rp. 290.620
Tunjangan anak Rp. 116.248
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068
Tunjangan Jabatan Rp.
Tunjangan Beras Rp. 270.000
Pembulatan Rp. -
Jumlah Rp. 3.583.068
2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan
Tunjangan Jabatan 3.000.000
Jumlah Penghasilan Bruto 6.583.068
Rp.
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 6.583.068 = Rp. 329.153
Iuran pensiun
4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 486.524
Rp.
Penghasilan neto: 6.096.544
Penghasilan neto disetahunkan :
12 x 6.096.544 73.158.526
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000
62
Pelaporan SPT Tahunan PPh