Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 1

PERHITUNGAN PPH
ORANG PRIBADI
MENGGUNAKAN
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO
BESERTA CONTOH KASUS

Dosen Pengampu : Ibu Barri’ah Kuddah BKP


NAMA ANGGOTA :

Ni Putu Anggrita P M
Andreas Brian Galilea Biring NIM : 203141414111021
NIM : 203141414111031

Sugyarto Mustakim
Lalu Erlangga Armiandi Ahzar NIM : 203141414111014
NIM : 203141414111029
Yang Boleh Menggunakan NPPN

WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang


peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari Rp.
4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dengan
syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang
bersangkutan.

WP OP yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal


Pajak untuk menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto, dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.
Kewajibannya :
WP OP yang menghitung penghasilan netonya dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
ini wajib menyelenggarakan pencatatan.

Pemberitahuan Penggunaan NPPN Dianggap


Disetujui
Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto yang disampaikan dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak yang
bersangkutan dianggap disetujui kecuali berdasarkan
hasil pemeriksaan ternyata Wajib Pajak tidak
memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma
Wajib Pajak Memiliki Lebih Dari Satu
Jenis Usaha

1
Penghitungan penghasilan neto Wajib
Pajak yang mempunyai lebih dari satu
jenis usaha atau pekerjaan bebas,
dilakukan terhadap masing-masing
jenis usaha atau pekerjaan bebas
Penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai
dengan memperhatikan
lebih dari satu jenis usaha atau pekerjaan
pengelompokan wilayah pengenaan
norma. 
2 bebas adalah penjumlahan penghasilan neto
dari masing-masing jenis usaha atau pekerjaan
bebas yang dihitung. 
Besarnya Norma Perhitungan
Penghasilan Neto

1. Daftar presentase Norma penghitungan Penghasilan Neto


dikelompokkan menurut wilayah sebagai berikut :

 10 (Sepuluh) ibukota provinsi yaitu Medan, Palembang,


Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Manado, Makassar, Dan Pontianak.
 Ibukota provinsi lainnya.
 Daerah lainnya.
2. Daftar persentase Nama
penghitungan Penghasilan Neto Untuk
WP OP yang menghitung penghasilan
netonya dengan menggunakan norma
4. Daftar presentase Norma
penghitungan penghasilan neto.
Penghitungan Penghasilan Neto untuk
wajib Pajak badan yang tidak atau tidak
3. Daftar Presentase Norma penghitungan
sepenuhnya menyelenggarakan
penghasilan Neto untuk WP OP yang ternyata
pembukuan atau tidak bersedia
tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan
memperlihatkan pembukuan atau bukti
pembukuan atau pencatatan atau bukti bukti
bukti pendukungnya
pendukungnya.
Cara Menghitung Penghasilan Neto

Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara mengalikan angka
persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dengan peredaran bruto atau
penghasilan bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam 1 (satu) Tahun
Pajak. 

Dalam menghitung besarnya Pajak Penghasilan yang terutang oleh WP OP, sebelum
dilakukan penerapan tarif umum Pajak Penghasilan, terlebih dahulu dihitung Penghasilan
Kena Pajak dengan mengurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak dari penghasilan neto
tersebut. 
Perhitungan
Contoh Kasus 1 PPh OP
Pak Joni seorang Konsultan di Jakarta, punya istri yang menggunakan
tidak bekerja dan 3 anak. Pendapatan bruto sebagai jasa
Norma
konsultan selama 2020 sebesar Rp900.000.000. Selain
itu Pak Kelik juga punya usaha budidaya ikan Lele di
Penghitungan
Solo dengan omzet bruto Rp700.000.000. Pak Joni tidak Penghasilan
melakukan pembukuan atas seluruh transaksi yang
Neto
terjadi, baik yang berkaitan dengan usaha budidaya ikan
Lele maupun profesinya sebagai konsultan. Di sini Pak
Joni mengajukan penggunaan NPPN kepada DJP dalam
menentukan penghasilan netonya.
*NPPN untuk budidaya ikan lele 22%
*NPPN untuk konsultan 55%
Budidaya Ikan Lele Konsultan
Penghasilan Bruto Rp700.000.000 Rp900.000.000
NPPN               22%  (x)             55%     (x)
Penghasilan Neto Rp  154.000.000 Rp495.000.000
Total Penghasilan Neto Rp649.000.000
01
PTKP (K/3) Rp  72.000.000 (-)
Pendapatan Kena Pajak Rp577.000.000

PPh terutang tahun 2020:

5% x Rp   50.000.000 Rp    2.500.000

15% x Rp 200.000.000 Rp 30.000.000

25% x Rp 250.000.000 Rp 62.500.000

30% x Rp.77.000.000 Rp.23.100.000  

Total PPh Terutang Rp  118.100.000


Contoh Kasus 2
Pak Zainudin adalah seorang akuntan publik yang membuka
kantornya di Jakarta, Status menikah dan memiliki 2 orang anak.
Pak Zainudin memilih menggunakan Norma dalam menghitung
penghasilan netonya. Data penghasilan Pak Zainudin untuk tahun
2015 adalah sebesar Rp. 1.250.000.000,-
Diminta hitung PPh Terutang Pak Zainudin?
 
Jawab:
Penghasilan bruto                                                  Rp. 1.250.000.000,-
Norma (82920)                                                                            36% 
Penghasilan Neto                                                  Rp.    450.000.000,-
 
PTKP:
WP Sendiri                               Rp. 24.300.000,-
Istri                                           Rp.   2.025.000,-
Tanggungan Anak (2 orang)    Rp.   4.050.000,-
     Jumlah PTKP                                                  Rp.      30.375.000,-
  Pajak Terutang sesuai tarif pasal 17
Penghasilan Kena Pajak                                       Rp.    419.625.000,- 5%    x Rp.   50.000.000,-  = Rp.   2.500.000,-
15%  x Rp. 200.000.000,-  = Rp. 30.000.000,-
25%  x Rp. 169.625.000,-  = Rp. 42.406.250,-
 
PPh Terutang / Kurang Bayar Rp. 74.906.250,-
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai