Anda di halaman 1dari 4

Resume Pajak Ppn, Pph 21, Pph 22, Pph 23 Dan Terkait Acuan Dari

Peraturan Administratifnya
Nama : Dilla Zainatun
NIM : 4201913073
Kelas : 5C Administrasi Negara

Pengertian :
Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)
Kepanjangan atau pph adalah singkatan dari pajak penghasilan. Sementara PPh 21
merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lainnya yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Yang menjadi subjek pajak PPh 21 ini adalah
orang yang dikenakan pajak atas penghasilannya atau penerima penghasilan yang dipotong
PPh 21. Beberapa kategori yang dikenakan PPh 21 meliputi para pegawai, bukan pegawai,
penerima pensiun maupun pesangon, anggota dewan komisaris, mantan pekerja dan peserta
kegiatan.
Di dalam PPh 21 juga dikenal dengan istilah Dasar Pengenaan Pajak ( DPP ). DPP ini
merupakan dasar pengenaan pajak yang diperoleh dari penghasilan kena pajak dari Wajib
Pajak penerima penghasilan.

Pajak Penghasilan PPh Pasal 22


Pajak Penghasilan Pasal 22 atau biasa disebut PPh 22 adalah pajak penghasilan yang
dikenakan pada badan usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan
kegiatan ekspor dan impor serta re-impor.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, PPh
22 merupakan bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak
terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh 23)


PPh 23 merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal,
penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong oleh PPh 21. Pada
umumnya, penghasilan PPh 23 terjadi saat adanya transaksi antara 2 pihak. Kedua pihak
tersebut adalah pihak yang menerima penghasilan/penjual/pemberi jasa yang dikenakan PPh
pasal 23. Dan pihak pemberi penghasilan atau pembeli atau penerima jasa akan
memotong/melaporkan PPh 23. Sebagai tanda bahwa PPh 23 telah dipotong, maka pihak
pemotong harus memberikan bukti potong. Pelaporan PPh 23 ini dilakukan oleh pihak
pemotong dengan cara menyampaikan SPT Masa PPh 23.
Tarif PPh 23 dikenakan atas nilai DPP atau jumlah bruto dari penghasilan.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah merupakan sebuah pajak yang dikenakan untuk setiap pertambahan nilai dari
barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen. PPN ini merupakan jenis
pajak yang tidak langsung. Maksudnya adalah bahwa pajak ini disetor oleh pihak lain
(pedagang) yang bukan penanggung pajak. Yang menjadi objek PPN adalah :
(1) Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah
pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
(2) Impor BKP,
(3) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
(4) Pemanfaatan JKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
(5) Ekspor BKP berwujud atau tidak berwujud dan ekspor JKP oleh PKP.
PKP adalah pihak yang wajib menyetor dan melaporkan PPN di setiap akhir bulan pada bulan
berikutnya yang terutang pajak.

Dasar Hukum :
Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi
Dalam konteks PPh, UU HPP merubah UU PPh yaitu UU No. 36 tahun 2008. PPh orang
pribadi sendiri diatur dalam pasal 17 terkait perubahan tarif PPh dan penambahan lapisan
(bracket) baru

Lapisan
UU PPh UU HPP
Tarif

0 - Rp 50 juta dikenakan tarif 0 - Rp 60 juta dikenakan tarif


I
5% 5%

> Rp 50 - 250 juta dikenakan > Rp 60 -250 juta dikenakan


II
tarif 15% tarif 15%

> Rp 200 - 500 juta dikenakan > Rp 250 - 500 juta dikenakan
III
tarif 25% tarif 25%

> 500 juta - 5 miliar dikenakan


IV > 500 juta dikenakan tarif 30%
tarif 30%

> Rp 5 miliar dikenakan tarif


V
35%
Pajak Penghasilan (PPh) Natura
Dalam UU HPP, terdapat penambahan ayat mengenai pemberian natura oleh pemberi kerja
sebagai penghasilan pegawai yang tidak termasuk sebagai objek pajak. Sesuai pasal 4 ayat 1
(d) yang termasuk kedalam natura bukan objek pajak adalah,
1. makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman bagi seluruh pegawai
2. natura dan/atau kenikmatan karena penugasan di suatu daerah
3. natura dan/atau kenikmatan karena keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti
seragam
4. natura dan/atau kenikmatan yang dibiayai APBN/APBN
5. natura dan/atau dengan jenis dan batasan tertentu.

Pajak Penghasilan (PPh) Pengusaha Perorangan dan Badan


UU HPP juga merubah peraturan PPh badan (diatur dalam pasal 17 ayat 1) dan menambah
penguatan peraturan mengenai PPh UMKM (diatur dalam pasal 7 ayat 1 dan 2a).

Wajib Pajak UU KUP UU HPP

belum diatur
Pengusaha perhitungan PPh final tarif 0.5%
Perorangan untuk omset maksimal Rp 500 juta
(UMKM) tidak dikenai PPh
(diatur dalam PP No.
23 tahun 2018)

Wajib Pajak badan Wajib Pajak badan dalam negeri


dalam negeri dan dan bentuk
bentuk usaha tetap sebesar 22% (dua puluh
Badan
usaha tetap sebesar dua persen)
28% (dua puluh yang mulai berlaku pada tahun
delapan persen). pajak 2022.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN), UU HPP merubah UU No. 42 tahun 2009. UU HPP
juga menaikan tarif PPN yang diatur dalam pasal 7 ayat 1.

UU KUP UU HPP

Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu:


a. sebesar 11% (sebelas persen) yang mulai
berlaku pada tanggal 1 April 2022;
Tarif Pajak Pertambahan Nilai
adalah 10% (sepuluh persen)
b. sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai
berlaku paling lambat pada tanggal 1
Januari 2025.

Anda mungkin juga menyukai