Anda di halaman 1dari 4

PPH Pasal 22,23/26 dan Aspek Perpajakannya

1. Latar Belakang.
- PPH Pasal 22,23/26 merupakan Kredit Pajak.
- Pembayaran Pajak dilakukan oleh WP melalui 2 cara:
1.Wajib Pajak sendiri/PPH psl 25/Angsuran bulanan.
2. Dilakukan oleh orang lain /pihak ketiga dengan cara:
-Pemungutan
-pemotongan.
Pemungutan dari PPH pasal 22 dan pemotongan dari PPH
Pasal 23/26. Yg merupakan kredit Pajak bagi WP yg
dipungut dan dipotong pajaknya oleh pihak lain.Kemudian
pengkreditannya dicantumkan pada formulir SPT tahunan
PPH Orang Pribadi{ 1770} dan PPH Badan di {1771}
dihalaman Formulir Induk SPT Tahunan.
- Tata cara Pemungutan/pemotongan PPH Pasal 22.23/26.
- Sanksi:
1. Apabila tidak menyetor tepat waktu dikenakan
sanksi denda bunga 2%.
2. Apabila telat melapor dikenakan sanksi
administrasi .
3. Apabila tidak ber NPWP dikenakan sanksi 100%
lebih tinggi dari yg telah ber NPWP.
2. PEMBAHASAN:
2.1 PPH Pasal 22.
2.2. Dasar Hukum:
- UU No: 36 tahun 2008 {UU PPH} Pajak
Penghslan.
-Peraturan Pemerintah{PP} perubahan atas keempat
peraturan DJP NO: 38/Pj/2009 tentang bentuk Formulir
SSP{Per DJP No:Per 44/Pj/2015,tgl 21-12-2015.
-Peraturan Menteri Keuangan NO: 33/PMK.010/2017,tgl
1 Maret 2017 tentang: Pemungutan PPH Psl 22 sehub dg
pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di
bidang IMPOR atau kegiatan usaha di bidang lain.
-Keputusan Menteri Keuangan NO:
539/KMK.04/1990,tgl 14 Mei 1990 Tentang PPH Psl
22,PPN,PPnBM untuk kegiatan usaha di bidang IMPOR
atas dasar Inden.
- Peraturan Menteri Keuangan NO: 253/ PMK.03/2009
dan SE DJP NO: 13/ PJ/2009 tgl 4 april 2009 Tentang
WP Tertentu sebagai Pemungut PPH dari Pembelian atas
penyerahan Barang sangat mewah.
DIPINISI/MAKSUD DARI PPH PSL 22.
Lihat pasal 22 UU PPH NO: 36 tahun 2008 yg berbunyi
sbb:1 Menteri Keuangan dapat menetapkan:
a. Bendahara Pemerintah untuk MEMUNGUT Pajak
sehubungan dg pembayaran atas penyerahan barang.
b. Badan-badan Tertentu untuk MEMUNGUT Pajak dari
WP yg melakukan kegiatan di Bidang IMPOR atau
kegiatan usaha di Bidang lain,dan
c. WP Badan tertentu untuk MEMUNGUT Pajak dari
pembeli atas penjualan barang yg tergolong Sangat
Mewa
2.Ketentuan mengenai dasar PEMUNGUTAN,kriteria,
Sifat,dan besarnya pungutan Pajak sbg mana dimak
Sud pada ayat 1 diatur dg atau berdasarkan PERMK.
3.Besarnya pungutan sbgm dmk pada ayat 2 yg di
Terapakan terhadap WP yg tdk ber NPWP lebih
Tinggi 100% drp tarif yg diterapkan terhadap WP yg
Dapat menunjukkan NPWP.
PENJELASAN: dari bunyi Pasal 22 ayat 1{a,b,c} dan ayat 2
dan 3.adalah sbb:
- BENDAHARA,ditunjuk dan diberhentikan oleh Menteri
Keuangan
- KPA{Kuasa Pengguna Anggaran} shbg dengan pembayaran
atas pembelian barang.
- Bendahara shbg dg UANG PERSEDIAN {UP}.
- BENDAHARA LS atas pembayaran dg LS {lumsum}
- Barang-barang yg dibeli Bendahara terkait dengan dana
APBN/APBD,untuk keperluan baik instansi pemerintah
Pusat/Daerah maupun lembaga negara dan lembaga lainnya.
- Tugas: Diminta MHS mencari jumlah Departemen,dan
lembaga Negara,Propinsi, Kabupaten dan Kota dan
UU/Kepres mengenai barang-barang yg dibeli yg dananya
dari APBN/APBD.
- Sedangkan Badan-badan tertentu nanti kita jelaskan dalam
pembahasan mengenai 8 kelompok PEMUNGUT PPH PSL
22. Termasuk IMPOR{ impor atas dasar inden dan Impor
sementara}
- Sedangkan terkait dg ayat 2, pemungutan bisa Final dan tdk
final dan tatacara pemungtannya dan penyetorannya serta
pelaporan dari PPH Psl 22 dengan menggunakan Formulir
SPT Masa PPH Psl 22, serta bagaimana aspek
perpajakannya{Langkah kerjanya}
- Terkait dg ayat 3 adalah mengenai sanksi bagi WP yg
melakukan transaksi/penyerahan barang kpd Bendahara
ternyata tdk memiliki NPWP maka dikenakan sanksi 100%
dari tarif bagi WP yg telah ber NPWP{mungkin sekarang tdk
ada lagi yg tdk ber NPWP}
- Jadi lebih jelasnya mengenai DEPINISI/MAKSUD dari PPH
Psl 22 adalah :Pajak yg dipungut oleh Bendahara dan
Industri serta Badan-badan tertentu lainnya yg ditunjuk oleh
Menteri Keuangan baik dananya bersal dari APBN/APBD
dan dana badan tsb yg dipungut atas penyerahan barang atau
penjualan barangnya dg tarif yg ditentukan,kecuali bagi WP
yg tdk ber NPWP dg diterapkan sanksi 100%
- ADA 9(sembilan )Kelompok PEMUNGUT PPH Psl 22,
sebelum dirinci:
1. BANK DEVISA/DJ B.Cukai:{Bendahara},atas
IMPOR,Ekpor komoditas batu bara, dan logam.
2. Bendahara Atas pembelian brg dari Dana APBN/APBD.
3. Badan usaha tertentu lainnya yaitu:
3.1.BUMN,yg seluruh dan sebagian modal yg dimiliki
negara melalui penyertaan secara langsung yg berasal dari
kekayaan negara.
3.2.BUMN, atas hasil Ristrukturisasi yg dilakukan dg
pengalihan SAHAM ke BUMN lainnya.
3. 3 .Badan Usaha tertentu yg secara langsung dimiliki
BUMN. (ada 23 Badan/PT).

1. PT . PUSRI Plg. 2.PT.PUPUK gersik.3.PT.Pupuk


Kucang.4.PT.Pupuk Kalimantan Timur.5.PT. Pupuk
Iskandar Muda Aceh.6.PT.Telekomunikasi Seluler.7.
PT.Indonesia Power.8.PT.Pembangkit Jawa
Bali.9.PT.Semen Padang.10.PT.Semen
tonasa.11.PT.elnusa Tbk.12.PT Krakatau
Wajatama.13.PT.Rajawali Nusindo.14.PT.Wijaya
Karya Beton.Tbk.15.PT.Kimia Farma
Apotek.16.PT.Kimia Farma trading.dan
distributor.17.PT Badak natural gas
liquefaction.18.PT.Tambang Timah. 19.PT.Terminal
Peti Kemas Surabaya.20.PT.Indonesia Comnets
Plus.21. PT.PT.Bank Syariah Mandiri.22.PT.BANK
BRI.Syariah.23.PT.BANK BNI Syariah.
ATAS PEMBELIAN BARANG-BARANG Untuk
kegiatan usaha mereka yg nanti akan dipungut PPH Psl
22 nya.

Pertanyaan: Siapa yg tahu apa beda antara PT dengan


PT.Tbk dilihat dari aspek perpajakannya?

Anda mungkin juga menyukai