Anda di halaman 1dari 99

Perpajakan Bendahara

Pengeluaran

Diklat Bendahara
Pengeluaran APBN

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
Materi

1. Pengantar Perpajakan

2. Pajak Penghasilan

3. PPN

4. Bea Meterai

5. Ketentuan Perpajakan Satker BLU


2
Materi 1

Pengantar Perpajakan Bendahara


Pengeluaran

3
Pengertian Pajak berdasarkan UU KUP
UU Nomor 28 Tahun 2007

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang


terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(Pasal 1 angka 1 UU KUP)
Iuran dari rakyat Berdasarkan
kepada negara Undang-undang

UNSUR PAJAK

Membiayai
Tanpa
Penyelenggaraan
kontraprestasi
pemerintah
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
BENDAHARA PENGELUARAN

KEWAJIBAN MATERIL KEWAJIBAN FORMIL

Menghitung  Mendaftarkan diri


pajak terutang  Pembukuan
 Memungut/Memotong
 Pasal 21/26 UU PPh
 Menyetor
 Pasal 22 UU PPh
 Melapor
 Pasal 23 UU PPh
 Pasal 4 (2) UU PPh
 UU PPN dan PPnBM UU KUP
 Bea Meterai
Kewajiban Bendahara Pengeluaran terkait
perpajakan juga ditegaskan pada PMK
190/PMK.05/2012
melakukan pemotongan/pemungutan
penerimaan negara dari pembayaran yang
dilakukannya; dan
menyetorkan pemotongan /pemungutan
kewajiban kepada negara ke kas negara.

7
Jenis – Jenis Pajak

Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang Diberikan Kepada


PPh 21 orang pribadi (Karyawan / Pegawai Tidak Tetap / Honorer)

Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Penghasilan yang diterima subyek


PPh 26 pajak LN

Pembelian Barang
Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Oleh
Jasa dan sewa (selain
22
PPh 23 Bendaharawan. oleh Bendaharawan
tanah/bangunan)

Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Jasa dan sewa (selain


PPh 23 tanah/bangunan) oleh Bendaharawan

Pajak Pemotongan / Pemungutan atas Pembayaran Transaksi yang


PPh Final bersifatn Final Seperti Sewa Tanah/Bangunan, Jasa Konstruksi, PHTB

Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan atas transaksi Penjualan Barang


PPN / PPnBM Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. 8
Jatuh tempo pembayaran dan pelaporan
Pajak

Jenis Pembayaran Batas Pembayaran Batas Pelaporan


(Selambat-lambatnya) (Selambat-lambatnya)
PPh Pasal 21

PPh Pasal 23/26 Tanggal 10 bulan berikutnya Tanggal 20 setelah masa pajak
setelah masa pajak berakhir berakhir

PPh Pasal 4 (2)

Disetor 7 (tujuh) hari setelah


PPh Pasal 22, bendahara tanggal pelaksanaan pembayaran 20 hari (paling lambat) setelah masa
atas penyerahan barang pajak berakhir

Disetor 7 (tujuh) hari setelah


PPN/PPnBM oleh bendahara tanggal pelaksanaan pembayaran Akhir bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir

Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran bertepatan dengan hari Dalam hal jatuh tempo penyampaian laporan
ibur, pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya Bertepatan dengan hari libur, penyampaian
Laporan wajib pajak dilakukan paling lambat
pada hari kerja berikutnya tanggal jatuh tempo

PMK-242/PMK.03/2014, PMK -09/PMK.03/2018


Sanksi Terlambat Setor (Pasal 9 ayat (2a) UU KUP)

dikenai sanksi
administrasi dihitung dari tanggal jatuh
tempo pembayaran s.d.
tanggal pembayaran.

Sanksi Tidak atau Terlambat Melapor (Menurut Pasal 7 UU KUP)

dikenai sanksi
administrasi

10
KEGIATANMateri
BELAJAR
2
2
PAJAK PENGHASILAN
Pengertian Pajak Penghasilan

• Pekerjaan atau jabatan


• Jasa dan
• Kegiatan
Yang Dilakukan Subjek Pajak Orang
Pribadi

Atas Penghasilan Berupa:


Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain
dengan nama/bentuk apapun

Subjek Pajak DN Subjek Pajak LN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


SUBYEK PAJAK PPh Pasal 21

13
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
PMK-101/PMK.010/2016

PTKP Sebelum Sekarang


Untuk diri pegawai 36.000.000 54.000.000
Tambahan untuk pegawai yang kawin 3.000.000 4.500.000
Tambahan untuk setiap anggota kel. 3.000.000 4.500.000
sedarah dan semenda dengan garis
keturunan lurus serta anak angkat yang
menjadi tanggungan pegawai
sepenuhnya (maksimal 3 anak)

T.M.T Tahun Pajak 2016

14
TARIF PPh Pasal 21
Berdasarkan Pasal 17 UU Nomor 36 Tahun 2008)
a. Untuk WPOP dalam negeri yang memiliki NPWP
Lapisan penghasilan Kena Pajak Tarif PPh
S.d. Rp.50.000.000,- 5%
Di atas Rp.50 juta s.d. Rp.250 juta 15 %
Di atas Rp.250 juta s.d. Rp.500 juta 25 %
Di atas Rp.500.000.000,- 30 %

b. Untuk WPOP dalam negeri yang tidak memiliki NPWP lebih


tinggi 20% dari tarif WPOP yang memiliki NPWP
dan hanya untuk PPh 21 yang bersifat tidak final
15
PPh pasal 21 atas Pejabat Negara/PNS/TNI/Polri
dan Pensiunannya
(PMK 262/PMK.03/2010)

16
Penghasilan yang dikenai PPh pasal 21
Ps 2, 3 PMK 262/PMK.03/2010

Penghasilan yang sifatnya tetap dan teratur


-Pejabat Negara (Gaji, Tunjangan, Imbalan lain)
-PNS, TNI, Polri (Gaji dan tunjangan)
-Pensiunan (Uang Pensiun dan Tunjangan)

Penghasilan lain berupa honorarium atau


imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi
beban APBN/APBD
TIDAK TERMASUK BIAYA PERJALANAN DINAS

17
PENGHASILAN BRUTO

- GAJI KEHORMATAN - UANG PENSIUN - HONORARIUM


- GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT - IMBALAN LAIN DGN
- TUNJANGAN YG TERKAIT NAMA APAPUN
YANG DTERIMA PEJABAT NEGARA,
PNS, ANGGOTA TNI/POLRI
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI
PENGH. DIKURANGI: DIBEBANKAN KPD
BRUTO MAKS BIAYA PENSIUN, 5% DARI KEUANGAN NEGARA/
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU PENGH. BRUTO (UANG PENSIUN)
DAERAH
Rp 500.000,-/BLN
MAKS Rp 2.400.000,00/THN
- IURAN YG TERIKAT DGN ATAU Rp 200.000,00/BLN
PENGH. TETAP (IURAN DIPOTONG PPh Ps. 21 :
PENSIUN, IURAN THT) 0%/5%/15% DARI PENGH. BRUTO
(FINAL)

PENGHASILAN
NETO
Dikurangi
PTKP

TARIF PS.17 UU PPh PENGHASILAN KENA PAJAK

PAJAK TERUTANG
DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH 18
Pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan
yang bersifat tidak tetap dan tidak teratur

Honorarium dan imbalan lain yang dengan nama


apapun yg menjadi beban APBN/APBD, dikenai PPh
Pasal 21 bersifat final dengan tarif:

1. PNS Gol I dan Gol II


0% 2. Anggota TNI dan Polri pangkat Tambata dan Bintara
3. Pensiuannya

1. PNS Gol.III
5% 2. Anggota TNI dan Polri pangkat Perwira Pertama
3. Pensiuannya

1. Pejabat Negara
2. PNS Gol.IV
15% 3. Anggota TNI dan Polri Pangkat Perwira Menengah dan Tinggi
4. Pensiuannya

TMT 01.01.2011
Latihan
• Pusdiklat anggaran membayarkan honorarium
kelompok kerja Paket Pekerjaan Renovasi
Gedung Anggrek pada tanggal 25 Maret 2016,
dengan rincian sebagai berikut :

Nama Golongan Jabatan Honorarium


Hendra Zain IV / a Ketua Rp.1.200.000,00
Dodi Santoso III / c Sekretaris Rp.1.000.000,00
Heri II / d Anggota Rp. 900.000,00

Bagaimana pemotongan pajak atas honorarium yang diterima


anggota Pokja tersebut ?
20
• Perhitungan PPh pasal 21
Penghitungan PPh pasal 21 atas honor tersebut
didasarkan pada golongan dari penerima honor
sebagai berikut?

Nama Gol Honorarium Tarif Pph terutang


Hendra Z IV / a Rp.1.200.000,00 15% Rp.180.000,00
Dodi S III / c Rp.1.000.000,00 5% Rp. 50.000,00
Heri II / d Rp. 900.000,00 0% Rp. 0,00

21
Kewajiban Bendahara
Kewajiban bendahara Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan atas pembayaran honor tersebut :
a. memotong PPh Pasal 21 Final atas pembayaran honor;
b. membuat bukti potong PPh Pasal 21 Final atas
pembayaran honor;
c. menyetorkan PPh Pasal 21 Final paling lama tanggal10
April 2016;
d. melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21 ke Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bogor Kota paling lama tanggal
20 April 2016.

22
PPh pasal 21 Lainnya

23
PPh Pasal 21 atas Penghasilan
Pegawai Tidak Tetap

Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas adalah pegawai


yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang
bersangkutan bekerja berdasarkan jumlah hari bekerja,
jumlah unit pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian
suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja

Penghasilan berupa upah harian, upah mingguan, upah


borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan

24
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 LAINNYA

Pegawai tdk tetap, Penerima Upah harian, Peserta Kegiatan


tenaga lepas,honorer, mingguan,satuan,
yang dibayar bulanan borongan.
Tarif Ps 17 X Jmlh Bruto
gaji, uang pensiun, < Rp 450.000/hari
tunjangan, dan TIDAK DIPOTONG
sejenisnya
>Rp 450.000/hari;
Dikali 12 ≤4.500.000=
5% x (upah sehari – Rp
Dikurangi PTKP 450.000)

kali Tarif Pasal 17 Saat >Rp 4.500.000;


≤10.200.000
dlm 1 bln
= 5% x (upah sehari–
PTKP/360)

Saat > 10.200.000


dlm 1 bln
= (disetahunkan – PTKP) / 12
Upah satuan
Urip bekerja memasang gebalan rumput. Upah dibayar 150
ribu/meter. Dalam seminggu (6 HK) dipasang 24 m dengan upah
3.600.000

Perhitungan PPh pasal 21 :


Upah sehari :
Rp.3.600.000 : 6 = 600.000
Upah diatas 450.000
600.000 - 450.000 = 150.000
6 x 150.000 = 900.000
PPh pasal 21
5% x 900.000 = 45.000 (seminggu)

26
Bukan Pegawai
 Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris
 Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/ti, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis dan seniman lain
 Olahragawan
 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator
 Pengarang, peneliti dan penerjemah
 Pemberi Jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, gotografi, ekonomi dan sosial serta pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan
 Agen Iklan
 Pengawas atau pengelola proyek
 Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara
 Petugas Penjaja barang dagangan
 Petugas dinas luar asuransi
 Distributor perusahaan MLM
Berupa honorarium, komisi, fee dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam
bentuk apapun 27
Bukan Pegawai

Berkesinambungan
Tidak
Berkesinambungan 1. Tidak mendapat penghasilan di
tempat lain
2. Ber-NPWP

Tidak Memenuhi
Tarif Ps 17 X 50% x syarat Memenuhi syarat
Jmlh Bruto
50% Jml bruto x (50% Jml bruto-PTKP)
Tarif Pasal 17 x Tarif Pasal 17
(lapisan tarif (lapisan tarif berdasar
berdasar 50%x Jumlah PKP kumulatif)
Jumlah bruto
kumulatif)
Dalam acara sosialisasi pengentasan kemiskinan di pedesaan, Departemen
Sosial mengadakan acara penggung hiburan untuk menghibur masyarakat
setempat dengan mengundang seorang penyanyi ibukota dengan pembayaran
honor sebesar Rp.120.000.000,00.
Maka PPh psl 21 yang dikenakan kepada penyanyi tsb sebesar :
- Dasar Pengenaan Pajak = 50 % x Rp 120.000.000,00 = Rp 60.000.000
- Pajak terutang : (5% Rp. 50.000.000,- + 15% x Rp10.000.000,-) ,- =
Rp 4.000.000,-

• Penghasilan berupa honor dan imbalan lain yang dibayarkan


kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri
dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai
dan aktuaris, dikenakan pemotongan PPh pasal 21 dengan tarif
Pasal 17 x penghasilan bruto.
Contoh :
PPh yang dikenakan kepada seorang arsitek dengan pembayaran
sebesar Rp.10.000.000,00 adalah :
- Dasar Kementerian
Pengenaan 50% x Rp.10.000.000,0 = Rp.5.000.000,00
Keuangan
- Pajak Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
terutang
Pusdiklat : 5%
Anggaran danx 5.000.000 = 250.000
Perbendaharaan
PPh pasal 21 atas Peserta kegiatan

1. Peserta Perlombaan dalam segala bidang


2. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan atau
kunjungan kerja
3. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai
penyelenggara kegiatan tertentu
4. Peserta Pendidikan dan pelatihan
5. Peserta Kegiatan lainnya

Penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun :


uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium,
hadiah atau penghargaan dan penghasilan sejenis lainnya
30
PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan
TARIF PS. 17
DITERAPKAN ATAS :

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO

PEMBAYARAN YANG BERSIFAT UTUH


DAN TIDAK DAPAT DIPECAH
Contoh

• Saudara Retno mengikuti kegiatan bimbingan


teknis merangkai bunga pada SKB Kota
parepare. Dia menerima upah Rp.700.000,-
• PPh pasal 21
5% x Rp.700.000 = Rp.35.000,-

32
33
PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh
Bendahara Pemerintah sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang, dan
badan-badan tertentu yang melakukan kegiatan
di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang
lain, serta Wajib Pajak badan tertentu untuk
memungut pajak dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
(UU 36/2008 PASAL 22 AYAT 1 HURUF a, b, DAN c)

34
34
Obyek PPh pasal 22

• Penyerahan barang yang dibeli dari sumber dana


APBN/APBD
• Dikecualikan dari Pemungutan PPh pasal 22
a. Pembayaran atas penyerahan barang paling banyak
2 juta dan bukan jumlah yang dipecah-pecah (Tidak
termasuk PPN)
b. Pembayaran untuk pembelian BBM, listrik, gas, air
minum, benda pos
c. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan
dengan penggunaan dana BOS

35
SAAT PEMUNGUTAN

PADA SETIAP PELAKSANAAN


PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN
BARANG OLEH REKANAN

TARIF 1,5 %
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG

Kalau Rekanan Tidak Memiliki NPWP


Tarif 100% lebih tinggi (3%)
36
• Apabila rekanan/penyedia tidak punya NPWP
maka penulisan NPWP pada SSP dapat
dilakukan :
a. 01.000.000.0-xxx.000 untuk WP badan usaha
b. 04.000.000.0-xxx.000 untuk WP orang pribadi

37
• Bendahara Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
melakukan pembayarkan pembelian ATK pada
tanggal 18 Maret 2016 sebesar Rp 33.000.000,00
(harga sudah termasuk PPN) kepada CV Betacomp
dengan NPWP 06.325.456.3-404.000. Atas pembelian
itu CV betacomp menerbitkan faktur dengan kode
nomor seri 020.000-13.00000101.

38
Pemungutan PPh pasal 22
•Pembelian komputer dipungut PPh pasal 22 karena total pembelian telah melebihi nilai
Rp.2.000.000,00
•Besarnya PPh Pasal 22 yang harus dipungut bendahara adalah :
•Karena nilai pembayaran sebesar Rp.33.000.000,00 (termasuk PPN) maka harus dicari
dulu nilai jual sebelum pajak atau dasar pengenaan pajak
•Dasar Pengenaan Pajak (DPP) =
Rp 33.000.000,00) x 100/110 = Rp. 30.000.000,00
PPh Pasal 22 = Rp.30.000.000,00 x 1,5 %
= Rp. 450.000,00
•Dalam hal CV Betacomp merupakan wajib pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi
Rp.4,8 miliar dalam 1 tahun pajak, bendahara hanya memungut PPh final dengan tarif
sebesar 0,5% sebagaimana diatur dalam Pp No.23 Tahun 2018. Bendahara meminta surat
keterangan dari CV Betacomp dan melaporkan pemotongan dalam SPT PPh pasal 4 (2).

39
Pemungutan PPN
•Komputer pada dasarnya merupakan salah satu jenis
barang kena pajak, sehingga PPN yang dipungut sebesar
:
PPN = Rp.30.000.000,00 x 10 %
= Rp. 3.000.000,00

40
Kewajiban selanjutnya yang harus dilakukan Bendahara Pusdiklat Anggaran dan
Perbendaharaan adalah
•melakukan validasi faktur pajak yang telah diisi dengan data Wajib Pajak CV
Betacomp;
•menyetorkan PPh Pasal 22 atas pembelian ATK kantor sebesar Rp450.000,00 ke
kas negara melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro paling lambat pada
tanggal 25 Maret 2016
•menyetorkan PPN atas pembelian ATK sebesar Rp.3.000.000,00 ke kas negara
melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro paling lama tanggal 25 Maret 2016
•melaporkan SPT Masa PPh Pasal 22 ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor
paling lama tanggal 14 April 2016;
•melaporkan SPT Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor paling lama
tanggal 31 April 2016
•memberikan copi bukti setor elektronik PPh Pasal 22, PPN kepada CV Betacomp

41
Pengisian Formulir
a. Pengisian SPT Masa PPh pasal 22

42
b. Melengkapi SPT masa dengan daftar SSP

43
C. Pengisian SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN

44
d. Melengkapi SPT dengan Daftar bukti pungut

45
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23 ( PPh 23 )
Objek PPh Pasal 23

Tarif 15% dari jumlah Bruto:


1. Dividen,
2. Bunga,
3. Royalti,
4. Hadiah, penghargaan, Bonus dan sejenisnya
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 ayat (1)
huruf e UU No.36/2008

Tarif 2 % dari jumlah Bruto:


1. Sewa dan penghasilan lain penggunaan harta
2. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultan dan
Jasa lain selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

TIDAK ADA NPWP 100 % LEBIH


TINGGI
05/19/21 47
Jumlah Brutto
SE-53/PJ/2009

Seluruh jumlah penghasilan tidak termasuk


•Pembayaran gaji, upah, honorarium dan pembayaran
lain.
•Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau
material
•Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara)
untuk selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga
•Pembayaran penggantian biaya (reimbursement)
Tidak termasuk jasa catering

48
JENIS JASA DIPOTONG PPh Psl 23 SEBESAR
2% DARI BRUTO
PMK-141/PMK.03/2015
1. Jasa Penilai (appraisal)
2. Jasa aktuaris
3. Jasa akuntansi,pembukuan dan atestasi LK
4. Jasa hukum
5. Jasa Arsitektur
6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape
7. Jasa perancang (design)
8. Jasa pengeboran (drilling)
9. Jasa penunjang di bidang migas
10. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain migas
11. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
12. Jasa penebangan hutan
13. Jasa pengolahan limbah
14. Jasa penyedia tenaga kerja/outsourcing sevice
15. Jasa perantara dan atau keagenan
16. Jasa perdaganagan surat berharga kec oleh BE, KSEI, KPEI
17. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan
18. Jasa pengisian suara dan atau sulih suara

05/19/21
49
19. Jasa mixing film
20. Jasa pembuatan sarana promosi, iklan, slide, banner dll
21. Jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan
22. Jasa pembuatan dan atau pengelolaan website
23. Jasa internet termasuk sambungannya
24. Jasa penyimpanan, pengolahan dan atau penyaluran
informasi/program
25. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan /atau bangunan,
selain yang dilakukan oleh WP yg ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempuyai izin dan atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
26. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan /atau
bangunan, selain yang dilakukan oleh WP yg ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempuyai izin dan atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi
27. Jasa perawatan kendaraan dan atau alat transportasi
28. Jasa maklon
29. Jasa penyelidikan dan keamanan 05/19/21
50
30. Jasa penyelenggara kegiatan atau event
organizer
31. Jasa penyediaan tempat dan atau waktu dalam
media masa, media luar ruangan atau media
lainnya untuk penyampaian informasi
32. Jasa pembasmian hama
33. Jasa kebersihan atau cleaning service
34. Jasa sedot septic tank
35. Jasa pemeiliharaan kolam
36. Jasa katering atau tata boga
37. Jasa freight forwarding
38. Jasa logistik
39. Jasa pengurusan dokumen
40. Jasa pengepakan
41. Jasa loading dan unloading
42. Jasa laboratorium dan atau pengujian kec yg
dilakukan oleh lembaga atau institusi pendidikan
dalam rangka penelitian akademis 51
43. Jasa pengelolaan parkir
44. Jasa penyondiran tanah
45. Jasa penyiapan dan atau pengolahan lahan
46. Jasa pembibitan dan atau penanaman bibit
47. Jasa pemeliharaan tanaman
48. Jasa pemanenan
49. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan dan atau perhutanan
50. Jasa dekorasi
51. Jasa pencetakan/penerbitan
52. Jasa penerjemahan
53. Jasa pengangkutan kec yg telah diatur dalam ps 15 UU PPh
54. Jasa pelayanan kepelabuhan
55. Jasa pengelolaan penitipan anak
56. Jasa pelatihan dan atau kursus
57. Jasa pengiriman dan pengisian uang atm
58. Jasa sertifikasi
59. Jasa survey
60. Jasa tester
61. Jasa selain diatas yang pembayarannya dibebankan pada
APBN/APBD 52
Penjelasan jasa catering
(PMK 18/PMK.03/2015)

• Jasa catering merupakan jasa penyediaan makanan dan minuman


yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan dan penyajian untuk disajikan di lokasi
yang diinginkan oleh pemesan
• Penyajian makanan dan atau minuman di lokasi dapat dilakukan
dengan atau tanpa peralatan dan petugasnya
• Tidak termasuk dalam pengertian jasa boga atau katering yaitu
penjualan makanan dan atau minuman yang dilakukan melalui
tempat penjualan berupa toko, kios dan sejenisnya untuk menjual
makanan dan atau minuman baik penjualan secara langsung
maupun tidak langsung/pesanan

53
Bendahara Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan melakukan pembayaran
untuk pekerjaan pembuatan seragam kantor kepada PT Valino yang beralamat
di Jl. Baru No.5 Bogor dengan NPWP No.02.425.347.2-404.000 pada tanggal
3 Mei 2019 dengan menerbitkan faktur pajak bernomor seri
020.000.13.00000875. Dalam perjanjian disepakati bahwa bahan baku kain
berasal dari Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan, PT Valino menyediakan
bahan tambahan. Imbalan yang disepakati sebesar Rp.33.000.000,00 dengan
rincian :
•Biaya jasa maklon Rp. 25.000.000,00
•Biaya untuk bahan tambahan Rp. 5.000.000,00
•PPN 10% Rp. 3.000.000,00
•Jumlah Rp. 33.000.000,00
Bagaimana kewajiban perpajakan bendahara?

54
Pemotongan/Pemungutan PPh
•Atas pembayaran ongkos pembuatan baju seragam kepada PT Valino dipotong PPh pasal 23 atas
jasa maklon sebesar
2% x Rp.25.000.000,00 = Rp.500.000,00
•Atas pembayaran bahan tambahan kepada PT Valino dipungut PPh pasal 22 atas belanja barang
sebesar
1,5% x Rp.5.000.000,00 = Rp. 75.000,00
•Namun apabila tidak ada bukti pendukung atas rincian tagihan diatas jumlah bruto sebagai dasar
pemotongan PPh pasal 23 adalah sebesar Rp.30.000.000,00, sehingga pengenaan pajak yang
dilakukan bendahara sebesar
2 % x Rp.30.000.000,00 = Rp.600.000,00

Dalam hal CV Valino merupakan wajib pajak dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp.4,8 miliar
dalam 1 tahun pajak, bendahara hanya memungut PPh final dengan tarif sebesar 0,5%
sebagaimana diatur dalam Pp No.23 Tahun 2018. Bendahara meminta surat keterangan dari CV
Valino dan Bendahara melaporkan pemotongan dalam SPT PPh pasal 4 (2)

55
Pemungutan PPN
•Atas penyerahan jasa maklon dan bahan tambahan
tersebut. Bendahara memungut PPN sebesar
10% x Rp.30.000.000,00 = Rp.3.000.000,00

56
• Kewajiban Bendahara
Kewajiban bendahara pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan atas jasa maklon tersebut
adalah
 melakukan pengecekan keabsahan Faktur Pajak yang telah diisi dengan data Wajib Pajak CV
Valino,
 menyetorkan secara elektronik PPh Pasal 22 dan PPN atas nama CV. Valino paling lambat
tanggal 10 Mei 2019 ;
 menyetorkan secara elektronik PPh Pasal 23 atas nama bendahara paling lambat tanggal 10 Juni
2019 ;
 membuat bukti potong PPh Pasal 23 atas PT. Valino;
 Menyerahkan copi bukti setor PPh pasal 22 dan PPN, Faktur pajak lembar ke-2; dan Bukti
pemotongan PPh Pasal 23, kepada CV Valino.
 melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23 yang telah dilengkapi dengan bukti setor PPh Pasal 23 atas
nama bendahara ke KPP Pratama Bogor paling lama tanggal 20 Juni 2019;
 melaporkan SPT Masa PPh Pasal 22 ke KPP Pratama Bogor paling lama tanggal 14 Juni 2019;
 melaporkan SPT Masa PPN ke KPP Pratama Bogor paling lama tanggal 31 Juni 2019.

57
Pengisian formulir
a. Pembuatan bukti potong PPh pasal 23

58
Pengisian SPT Masa PPh pasal 23

59
Melengkapi SPT Masa dengan daftar bukti potong PPh pasal 23

60
Melengkapi SPT Masa dengan daftar SSP PPh pasal 23

61
• Mengisi SPT Masa PPh pasal 22
• Mengisi SPT masa PPN
• Mengisi daftar PPN yang dipungut bendahara

62
63
• Bendahara berhak melakukan pemotongan
PPh pasal 26 terhadap WP Luar Negeri yang
memperoleh pembayaran yang mana
pembayaran tersebut berasal dari
APBN/APBD
• Obyek Pajak : dikenakan terhadap WPLN
baik orang pribadi maupun badan selain BUT
yang menerima penghasilan dari Indonesia
• Tarif :
Penghasilan Brutto x 20%

64
Contoh :
Kementerian Pendidikan membayar tenaga ahli dari Australia
sebesar US$ 1.000,00 (kurs pada saat pembayaran kepada
tenaga ahli tersebut US$ 1 = Rp.10.000,00).
Maka : PPh pasal 26 yang dikenakan kepada tenaga ahli tersebut
adalah sebesar :
20% x (Rp.10.000,00 x 1.000,00) = Rp. 2.000.000,00.

65
66
Obyek PPh pasal 4 (2)

Penghasilan dari
Jasa Kontruksi
PP 40 Tahun 2009 Penghasilan Jasa
Persewaan Tanah
dan/atau Penghasilan dari
Bangunan Pengalihan Hak
PP 34 Tahun 2017 atas Tanah
dan/atau
Bangunan
PP 34 Tahun 2016

67
JASA KONSTRUKSI

PPh Bersifat Final

Pelaksana Perencana/Pengawas
Kontruksi Kontruksi

Mempunyai Tidak Dengan Tanpa


kualifikasi Mempunyai kualifikasi kualifikasi
usaha
kualifikasi usaha usaha usaha

Kecil Non Kecil

2% 3% 4% 4% 6%

68
PPh Ps 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan atau Bangunan
•10% (sepuluh persen)
DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH
PENERIMAAN YG MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK
TIDAK TERMASUK PPN

PPh Ps 4 ayat (2) atas Pengalihan Hak atas Tanah dan atau
Bangunan
•2,5% (sepuluh persen) DARI JUMLAH Bruto
PEMBAYARAN kecuali pengalihan kepada Pemerintah guna
melaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum
PHTB
PP Nomor 34 Tahun 2016

• 2,5% dari jumlah bruto selain pengalihan berupa Rumah


Sederhana atau Rusun Sederhana yang dilakukan WP yang
usaha pokoknya melakukan PHTB
• 1% dari jumlah bruto berupa Rumah Sederhana dan Rumah
Susun Sederhana yang dilakukan WP yang usaha pokoknya
melakukan PHTB
• 0% atas PHTB kepada pemerintah, BUMN yg mendapat tugas
khusus pemerintah atau BUMD yang mendapat tugas khusus
Kepala Daerah, sebagaimana dimaksud dalam UU yang
mengatur pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum

70
PP 23 Tahun 2018
Subyek Pajak
- WP OP Kecuali
- WP Badan -Yg memilih dikenai PPh berdasar
tertentu (Koperasi, ketentuan umum
CV, Firma -WP Badan yang memperoleh Tax
- PT Holiday dan Tax Allowance
Peredaran bruto s.d. -BUT; atau
Rp.4,8 M/Tahun -CV, Firma yg dibentuk :
pajak -Beberapa WPOP dengan keahlian
khusus dan
-Menyerahkan jasa sejenis dengan
pekerjaan bebas
71
PP 23 Tahun 2018
Obyek Pajak PPh terutang
Penghasilan dari usaha yang tidak PPh Final = 0,5% x Peredaran Bruto
melebihi Rp.4,8 M dlm 1 tahun pajak
Jangka Waktu
Kecuali
-Jasa sehubungan pekerjaan PT 3 Tahun Pajak
bebas. Misal : dokter, pengacara, CV, Firma, Koperasi 4 Tahun Pajak
akuntan, notaris dll WP OP 7 Tahun Pajak
-Penghasilan di LN
-Penghasilan yang dikenai PPh Pelunasan Pajak
final tersendiri, Disetor sendiri oleh WP ; atau
Misal : sewa rumah, jasa Dipotong atau dipungut oleh pihak lain
kontruksi Surat Keterangan
-Penghasilan yang bukan obyek
Bila WP menerima penghasilan dari
pajak pemotong atau pemungut PPh
72
PP 23 Tahun 2018
Dipotong 0,5% oleh
pemotong/pemungut PPh

Ketentuan - Dilakukan untuk setiap transaksi


- WP menyerahkan foto kopi surat
keterangan
Saat Penyetoran - Paling lama tgl 10 bulan berikutnya
dengan menggunakan SSP a.n WP yang
dipotong
Bukti Potong - SSP sebagai bukti potong dan wajib
diberikan kepada WP
Saat Pelaporan - Dilaporkan dalam SPT Masa Pasal 4 (2)
paling lama tgl 20 bulan berikutnya

73
• Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan melakukan
rehabilitasi gedung asrama diklat dengan melakukan kontrak
perencana pekerjaan kontruksi kepada PT Indoraya konsultan
(ber NPWP dan sebagai PKP, mempunyai kualifikasi usaha)
dengan nilai kontrak Rp. 44.000.000,00 (termasuk PPN)
• Terhadap perikatan tersebut sudah dilakukan pembayaran pada
tanggal 5 Maret 2019 dengan faktur bernomor seri 020.000-
13.00000950. Bagaimana kewajiban terhadap perpajakan
tersebut

74
Pemungutan PPh pasal 4 (2)
Terhadap pembayaran tersebut dilakukan pemotongan/pemungutan pajak
sebesar :
•PT Indoraya Konsultan
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Rp.44.000.000,00 x 100/110
= Rp.40.000.000,00
•PPh pasal 4 (2) = Rp.40.000.000,00 x 4%
= Rp.1.600.000,00
PPh final tersebut dipotong dari pembayaran kepada PT Indoraya konsultan

Pemungutan PPN
Bendahara memungut PPN sebesar 10%
PPN = Rp.40.000.000,00 x 10%
= Rp4.000.000,00
75
• Kewajiban Bendahara
 melakukan pengecekan keabsahan Faktur Pajak yang telah diisi dengan data Wajib
Pajak PTIndoraya Konsultan,
 menyetorkan secara elektronik PPh Pasal 4 (2) paling lambat tanggal 10 April
2019 ;
 menyetorkan secara elektronik PPN paling lambat tanggal 12 Maret 2019 ;
 membuat bukti potong PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas jasa konstruksi paling lama
31 Maret 2019:
 menyerahkan copi bukti setor elektonik PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan SSP PPN,
Faktur pajak lembar ke-2; dan bukti potong PPh Final Pasal 4 ayat (2), kepada PT
Indoraya Konsultan
 melakukan pelaporan SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2) paling lama tanggal 20
April 2019 ke KPP Pratama Bogor;
 melakukan pelaporan SPT Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor
paling lama tanggal 31 April 2019.

76
Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh
Pasal 21

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
untuk pembayaran pajak yang masih harus
100 Masa PPh Pasal 21
disetor yang tercantum dalam SPT Masa
   
PPh Pasal 21 termasuk SPT pembetulan
   
sebelum dilakukan pemeriksaan.
402 PPh Final Pasal 21 atas untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 atas
  honorarium atau imbalan honorarium atau imbalan lain yang
  lain yang diterima Pejabat diterima Pejabat Negara, PNS, anggota
  Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.
TNI/POLRI dan para  
pensiunnya

77
Kode Akun Pajak 411122 Untuk Jenis Pajak PPh
Pasal 22

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
untuk pembayaran pajak yang harus disetor
100 Masa PPh Pasal 22
yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22
   
termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan
   
pemeriksaan.
900 Pemungut PPh Pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
non bendahara dipungut oleh Pemungut selain bendahara
910 Pemungut PPh pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendahara APBN dipungut oleh Pemungut bendahara APBN
920 Pemungut PPh pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendahara APBD dipungut oleh Pemungut bendahara APBD
930 Pemungut PPh pasal 22 untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang
Bendahara Dana Desa dipungut oleh Pemungut bendahara dana
desa
78
Kode Akun Pajak 411124 Untuk Jenis Pajak
PPh Pasal 23

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
100 Masa PPh Pasal 23 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus
    disetor (selain PPh Pasal 23 atas dividen,
    bunga, royalti, dan jasa) yang tercantum
    dalam SPT Masa PPh Pasal 23 termasuk SPT
pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
104 PPh Pasal 23 atas Jasa untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus
    disetor atas jasa yang dibayarkan kepada
    Wajib Pajak dalam negeri yang tercantum
dalam SPT Masa PPh Pasal 23.

79
Kode Akun Pajak 411128 Untuk Jenis
Pajak PPh Final
KODE JENIS
JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Pengalihan untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
402 Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (2) atas Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
403 Tanah dan/atau Bangunan (2) atas Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.
PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Jasa untuk pembayaran PPh Final Pasal 4 ayat
409
Konstruksi (2) atas jasa konstruksi.
PPh Final Pasal 15 atas Jasa Pelayaran untuk pembayaran PPh Final Pasal 15
410
Dalam Negeri atas jasa pelayaran dalam negeri.
PPh Final Pasal 15 atas Jasa Pelayaran untuk pembayaran PPh Final Pasal 15
411 dan/atau Penerbangan Luar Negeri atas jasa pelayaran dan/atau
penerbangan luar negeri.
499 PPh Final Lainnya untuk pembayaran PPh Final lainnya
PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan untuk pembayaran PPh final WP dengan
420 dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh WP peredaran bruto tertentu
80
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Kode Akun Pajak 411211 Untuk Jenis Pajak
PPN Dalam Negeri

KODE
JENIS JENIS SETORAN KETERANGAN
SETORAN
Pemungut PPN Dalam untuk penyetoran PPN dalam negeri yang
100
Negeri non Bendahara dipungut oleh pemungut selain bendahara
Pemungut PPN Dalam untuk penyetoran PPN dalam negeri yang
910 Negeri bendahara dipungut oleh pemungut bendahara APBN
APBN
Pemungut PPN Dalam untuk pembayaran PPN dalam Negeri yang
920 Negeri Bendahara dipungut oleh Pemungut bendahara APBD
APBD
Pemungut PPN dalam untuk pembayaran PPN dalam Negeri yang
930 Negeri Bendahara dipungut oleh Pemungut bendahara dana
Dana Desa desa
81
Pemungutan PPN

BKP
JKP PKP Rekanan
Di Daerah Pabean
Faktur Pajak

UU PPN
Pasal 1
Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat
oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP
Pasal 14 (1)
Orang atau badan yang tidak dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak dilarang membuat Faktur Pajak
.
83
Dasar Hukum Penunjukan

Pasal 2 Kep Menkeu NOMOR 563/KMK.03/2003

1) Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara


ditetapkan sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
2) Pemungut Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
yang melakukan pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan
Pemerintah atas nama Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah, wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang.
3) Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pembayaran melalui Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara, wajib melaporkan Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang oleh
Pengusaha Kena Pajak yang telah dipungut oleh Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara dimaksud.
Objek Pajak
1. Penyerahan BKP dan atau JKP oleh PKP Rekanan
2. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah
Pabean didalam daerah Pabean
3. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean
didalam Daerah Pabean

Dikecualikan dari pemungutan PPN dan PPn BM


1. Pembayaran ≤ Rp. 1 Juta termasuk PPN dan PPn BMdan
tidak dipecah
2. Pembayaran untuk pembebasan Tanah
3. Pembayaran atas Penyerahan BKP dan atau JKP yang
menurut perundangan – undangan PPN men-dapat fasilitas
PPn tidak dipungut atau dibebaskan dari pengenaan PPN
PPN (UU No.42/2009 Pasal 4 a)
dan 4.
5.
Penyerahan BBM / Non BBM oleh Pertamina
Pembayaran Rekening Telepon
PPnBM 6. Jasa Angkutan Udara oleh Perusahaan Penerbangan
7. Pembayaran lain yang tidak dikenakan PPN
85
MINYAK MENTAH (CRUDE OIL)

GAS BUMI, PANAS BUMI


BR HASIL PERTAMB./
PENGEBOR. YG DIAMBIL PASIR & KERIKIL
LANGSUNG DARI SUM-
BERNYA BATUBARA SEB. DIPROSES MENJADI BRIKET
BIJIH BESI, BIJIH TIMAH, BIJIH EMAS, BIJIH
NIKEL , BIJIH TEMBAGA, BIJIH PERAK &
BIJIH BAUKSIT
BERAS, GABAH
BARANG BR KEBUTUH. JAGUNG
TIDAK KENA POKOK YG DI-
PAJAK BUTUHKAN SAGU
(Ps. 4A UU PPN 1984 jo RAKYAT
Ps 1-4 PP No. 144/2000) BANYAK KEDELAI

GARAM

MAKANAN & MINUMAN YG DI-


SEDIAKAN DI HOTEL, RESTORAN, DIKONSUMSI
RUMAH MAKAN, WARUNG & DITEMPAT/TIDAK
SEJENISNYA TERMASUK CATERING

UANG, EMAS BATANGAN,


SURAT BERHARGA .

Nonbkp-02
UNTUNG SUKARDJI-02
KELOMPOK JASA YANG TIDAK DIKENAKAN
PPN
[UU 42/2009 PASAL 4A AYAT (3)]

• Jasa dibidang kesehatan medik, seperti dokter umum,


dokter spesialis, jasa dibidang pelayanan sosial seperti
panti asuhan, jasa pemakaman;
• Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko;
• Jasa pelayanan sosial;
• Jasa dibidang keagamaan seperti pemberian khotbah/
dakwah;
• Jasa dibidang pendidikan, jasa dibidang kesenian dan
hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan, seperti
pementasan kesenian tradisonil;
• Jasa dibidang penyiaran, seperti penyiaran radio dan
televisi yang bukan bersifat iklan.
• Jasa dibidang angkutan umum seperti angkutan umum di darat
dan di air;
• Jasa dibidang tenaga kerja seperti jasa penyelenggaraan
latihan bagi tenaga kerja;
• Jasa dibidang perhotelan
• Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan umum.
• Jasa Perbankan
PPN
dan
PPnBM

Tarif
PPN = 10 % dari harga barang
Dapat diubah serendah2nya 5% dan
setinggi-tingginya 15%
PPn BM = 10 % s.d. 200 % (Pasal 8 UU
PPN)

05/19/21 89
CONTOH PENGHITUNGAN
PPN

Drs. Slamet, Bendahara Kementerian Kehutanan membeli alat tulis


kantor Rp 11.000.000, - (harga yg tertulis di kuitansi) pada tanggal 5
Januari 2010 dari CV.Indo Visa Mandiri (PKP)

Penghitungan PPN
Harga yg tertulis di kuitansi adalah nilai barang termasuk PPN, maka
Rp 11.000.000,- x 100/110 x 10% = Rp 1.000.000,-
*Utk mencari harga barang tanpa PPN maka nilai tertera dikuitansi tsb

dikalikan 100/110

Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan


90
Humas
Kewajiban Bendaharawan

No Kewajiban PPh 21/ 26 PPh 23 / 26 PPh 22 PPN dan


dan 4(2) PPn BM

Memotong /
1 Memungut dan X
Menyetorkan
X X
2 Melaporkan

X = Setiap Bulan

= Jika terjadi transaksi

91
Prinsip pemungutannya :
a. Bea meterai dikenakan atas dokumen;
b. Satu dokumen hanya terutang satu bea
meterai;
c. Rangkap/tindasan (yang ikut ditandatangani)
terutang bea meterai sama dengan aslinya.

93
Pengenaan Bea Meterai

No Objek Tarif
1 Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat Rp.6.000,00
dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau
keadaan yang bersifat perdata.
2 akta-akta notaris termasuk salinannya. Rp.6.000,00
3 akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Rp.6.000,00
Tanah termasuk rangkap-rangkapnya.
4 Surat yang memuat jumlah uang, seperti kuitansi,  
billing statement, dll:
a 0 s.d. Rp250.000,00; -
b Di atas Rp250.000,00 s.d. Rp1.000.000,00; Rp.3.000,00
c Di atas Rp1.000.000,00. Rp.6.000,00

94
Pengenaan Meterai

No Objek Tarif
6 Cek dan bilyet giro. Rp.3.000,00
7 Efek atau sekumpulan efek dengan nama dan  
dalam bentuk apapun:
a Harga nominal Rp.250.000,00 sampai dengan Rp.3.000,00
Rp1.000.000,00;
b Harga nominal di atas Rp1.000.000,00. Rp.6.000,00
8 Dokumen yang akan digunakan sebagai alat Rp.6.000,00
pembuktian di muka Pengadilan.

95
Saat Terutang

• Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, terutang pada saat


dokumen itu diserahkan dan diterima oleh pihak untuk siapa
dokumen itu dibuat, jadi bukan pada saat ditandatangani.
• Dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu pihak, terutang pada
saat dokumen itu telah selesai dibuat, yang ditutup dengan
pembubuhan tanda tangan dari yang bersangkutan.
• Dokumen yang dibuat di luar negeri, terutang pada saat
digunakan di Indonesia.

96
Materi 5

Ketentuan Perpajakan Bendahara


Pengeluaran Satker BLU

97
• Pemotongan, Pemungutan dan Pelaporan
kewajiban perpajakan atas belanja yang
berasal dari dana BLU mengikuti ketentuan
pemotongan, pemungutan dan Pelaporan
kewajiban perpajakan dari dana rupiah murni

98
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai