Anda di halaman 1dari 51

BENDAHARA

PENGELUARAN
Jakarta, 17 Februari 2017
DASAR HUKUM-1

Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan;


Undang-undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah
Undang Undang No. 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga
Atas UU No. 8 Tahun 1983;
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2010 Tentang Tarif
Pemotongan dan Pengenaan PPh Pasal 21 atas Penghasilan
yang Menjadi Beban APBN dan APBD;
Peraturan Menteri Keuangan No. PMK.244/PMK.03/2008
tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal
23 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1983;
DASAR HUKUM-2

Peraturan Menteri Keuangan No. PMK.154/PMK.03/2010


tentang Pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang di Bidang Impor atau
Kegiatan Usaha di Bidang Lain;
Peraturan Menteri Keuangan No. PMK.262/PMK.03/2010
tentang Tatacara Pemotongan PPh Pasal 21 pada Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI dan Pensiunan atas
Penghasilan yang Menjadi Beban APBN dan APBD;
Peraturan Menteri Keuangan No. PMK.153/PMK.03/2009
tentang Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, Pelaporan, dan
Penatausahaan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha
Jasa Konstruksi;
KEWAJIBAN BENDAHARA
TERKAIT PAJAK
Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP yang merupakan
identitas bendahara sebagai wajib pajak yang melaksanakan
pemotongan/ pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN dan/atau
PPh;
Melakukan pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 22, PPh pasal 23, PPh Pasal 4 ayat 2, dan PPN (Pajak
Pertambahan Nilai);
Menyetorkan PPN dan/atau PPh yang dipungut/dipotongnya ke
bank/pos persepsi;
Melaporkan SPT Masa PPN dan/atau PPh yang dipungut/dipotongnya
ke KPPN setempat.
BENDAHARA PEMERINTAH
WAJIB

MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT ATAS
DANA YANG BERASAL DARI APBN/APBD

Objek Penjelasan
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan
dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan

PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu & sumber
tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak atas
tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)

PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan pembelian


barang

PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden,
sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21

PPh Pasal 26 Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.

PPN dan PPnBM Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan penyerahan
Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
Bea Materai Pembayaran atas pemanfaatan dokumen-dokumen tertentu (kuitansi, kontrak)
PPh Pasal 21
TAHUN 2017
PMK-101/PMK.010/2016 WP Tidak Kawin Kode Jumlah
Berlaku per 1 Januari 2016
0 Tanggungan TK/0 54.000.000
1 Tanggungan TK/1 58.500.000
2 Tanggungan TK/2 63.000.000
Untuk WP Sendiri 54.000.000
3 Tanggungan TK/3 67.500.000
Tambahan utk WP WP Kawin Kode Jumlah
Kawin
4.500.000
0 Tanggungan K/0 58.500.000
Penghasilan Istri 1 Tanggungan K/1 63.000.000
digabung
54.000.000
2 Tanggungan K/2 67.500.000
Untuk tanggungan
(maksimal 3 orang)
4.500.000 3 Tanggungan K/3 72.000.000
PTKP UTK KARYAWATI

STATUS KAWIN
SUAMI
STATUS TIDAK
STATUS KAWIN TIDAK MENERIMA/
KAWIN
MEMPEROLEH
PENGHASILAN

- UNTUK DIRI SENDIRI


- UNTUK DIRI SENDIRI
SEBAGAI WP
HANYA UNTUK DIRI SEBAGAI WP
- STATUS KAWIN
SENDIRI - TANGGUNGAN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
MAKS 3 ORANG

SYARAT:
MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
NO. LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF

1. s.d. Rp50.000.000,- 5%

Di atas Rp50.000.000,- s.d.


2. 15%
Rp250.000.000

Di atas Rp250.000.000,- s.d.


3. 25%
Rp500.000.000,-

4. Di atas Rp500.000.000,- 30%


Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh
Penghasilan Yang Diterima

PEJABAT ANGGOTA
PNS PENSIUNAN*)
NEGARA TNI & POLRI

YANG DIBEBANKAN KEPADA


KEUANGAN NEGARA/DAERAH

PENGHASILAN TERATUR PENGHASILAN TIDAK TERATUR

GAJI, TUNJ. KEHORMATAN, UANG PENSIUN, HONORARIUM, UANG SIDANG, UANG RAPAT
TUNJANGAN KINERJA DAN TUNJ. LAINNYA UANG HADIR, IMBALAN PRESTASI KERJA,
TERMASUK UANG LEMBUR (0VERTIME) DAN IMBALAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN

PPh Ps. 21 DITANGGUNG


PEMERINTAH DIPOTONG PPh Ps.21
*) TERMASUK JANDA/DUDA, DAN / ATAU ANAK-
ANAKNYA

10
MENERIMA IMBALAN BERUPA MENERIMA IMBALAN BERUPA
HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN
SEJENISNYA DENGAN NAMA & DALAM BENTUK SEJENISNYA DENGAN NAMA & DALAM BENTUK
APAPUN YANG DIBAYARKAN SECARA TIDAK APAPUN YANG DIBAYARKAN
BERKESINAMBUNGAN BERKESINAMBUNGAN

DASAR PENGENAAN & PEMOTONGAN DASAR PENGENAAN &PEMOTONGAN


PPh PASAL 21 ADALAH 50% DARI PPh PASAL 21 ADALAH 50% DARI
JUMLAH PENGHASILAN BRUTO JUMLAH PENGHASILAN BRUTO

dikurangi

JIKA WP TIDAK DIPOTONG PPH PS.21 DGN TARIF


MEMILIKI NPWP PASAL 17 AYAT (1) HURUF a DARI DASAR PTKP*
MAKA PENGENAAN & PEMOTONGAN PPh PASAL 21
TARIFNYA 20% * SYARATNYA BUKAN PEGAWAI
LEBIH TINGGI HARUS MEMILIKI NPWP & TDK
MENERIMA SUMBER PENGHASILAN11
LAINNYA
1. PESERTA PERLOMBAAN DALAM SEGALA BIDANG;
2. PESERTA/ANGGOTA DALAM SUATU KEPANITIAAN;
3. PESERTA PENDIDIKAN, PELATIHAN & MAGANG
4. PESERTA KEGIATAN LAINNYA

Menerima
imbalan

UANG SAKU, UANG


REPRESENTASI, UANG RAPAT, HONORARIUM,
HADIAH DAN PENGHARGAAN

DIPOTONG PPH PASAL 21 DENGAN TARIF


PASAL 17 AYAT (1) HURUF a DARI JUMLAH PENGHASILAN
BRUTO UNTUK SETIAP KALI PEMBAYARAN
YANG BERSIFAT UTUH & TIDAK DIPECAH
12
PPh PASAL 21

DIPOTONG PADA SETIAP PEMBAYARAN

DISETOR PALING LAMBAT TGL 10 BLN BERIKUTNYA

KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

SSP Kode MAP

411121 100 UNTUK PPH 21 TIDAK FINAL

411121 402 UNTUK PPH 21 FINAL

13
PELAPORAN
PPh PASAL 21

SPT MASA PPH 21

KE KPP TERDAFTAR

SELAMBAT-LAMBATNYA
TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA

JIKA JATUH PADA HARI LIBUR

PADA HARI KERJA BERIKUTNYA


14
PPh Pasal 22
PEMUNGUTAN
PPh Pasal 22

Dilakukan oleh :
Bendahara Pengeluaran untuk pembelian/pengadaan
barang dengan mekanisme Uang Persediaan (UP);
Kuasa Pengguna Anggaran atau Pejabat Penandatangan
SPM untuk pembelian/pembayaran kepada Pihak Ketiga
dengan Mekanisme SPM-LS;
Tarif PPh Pasal 22 :
1,5% x harga beli (tidak termasuk PPN)
PEMBAYARN TIDAK DIPUNGUT
PPh Pasal 22

Pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian Rp.


2.000.000,- dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa
faktur;
Pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air
minum/PDAM dan benda-benda pos;
Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan
penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN

TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG

JIKA REKANAN TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI

18
PPh PASAL 22

DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN

DISETOR PADA HARI YANG SAMA PEMBAYARAN

KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

SSP

DIISI OLEH DAN ATAS NAMA REKANAN


TANDA TANGAN BENDAHARA

KODE MAP 411122 910


19
PELAPORAN
PPh PASAL 22

SPT MASA PPH 22


F.1.1.32.02

KE KPP/KP2KP

SELAMBAT-LAMBATNYA
14 HARI SETELAH
BULAN TAKWIM BERAKHIR

JIKA JATUH PADA HARI LIBUR

PADA HARI KERJA BERIKUTNYA


20
CONTOH PERHITUNGAN
PPh Pasal 22
1. Bendaharwan A membayar pembelian Konsumsi untuk Rapat Dinas di
Kantor senilai Rp. 2.500.000, maka PPh pasal 22 adalah
PPh Ps 22 = 1,5% x Rp. 2.500.000
= Rp. 37.500,-

2. Bendahara A juga membeli ATK dari Toko ABC untuk rapat dinas
sebesar Rp. 3.300.000, maka atas pembelian tersebut dikenakan
Pajak Penghasilan :
PPh Pasal 22 = 1,5% x (100/110 x 3.300.000)
PPh Pasal 22 = Rp. 45.000,-
PPh Pasal 23
Peraturan Menkeu No.141/PMK.03/2015

BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT


BENDAHARA PEMERINTAH DAERAH
BADAN

YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN


ATAS OBJEK PPh Pasal 23

23
HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN
KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21

SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN


PENGGUNAAN HARTA

IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:


JASA TEKNIK;
JASA MANAJEMEN;
JASA KONSULTAN HUKUM,
JASA KONSULTAN PAJAK,
JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21

YANG BERASAL DARI MODAL :


DEVIDEN
BUNGA
ROYALTI
24
RINCIAN JASA LAIN-1
OBYEK PAJAK PPh Pasal 23
1. Jasa penilai (appraisal);
2. Jasa aktuaris;
3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
4. Jasa perancang (design);
5. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
6. Jasa penebangan hutan;
7. Jasa pcngolahan limbah:
8. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
9. Jasa perantara dan/atau keagenan;
10. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan kecuali yang dilakukan
oleh KSEI;
RINCIAN JASA LAIN-2
OBYEK PAJAK PPh Pasal 23
11. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
12. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi;
13. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV tabel, alat transportasi/kendaraandan/
atau bangunan, selain yang dilakukan ole11 Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
RINCIAN JASA LAIN-3
OBYEK PAJAK PPh Pasal 23

14. Jasa maklon;


15. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
16. Jasa pengepakan;
17. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa,
media luar ruang atau media lain untuk penyampaian
informasi;
18. Jasa pembasmian hama;
19. Jasa kebersihan atau cleaning service;
20. Jasa katering atau tata boga
YANG DAPAT YANG MELAKSANAKAN
MENUNJUKKAN PROYEK PEMERINTAH YANG
SKB PEMOTONGAN DIDANAI HIBAH ATAU
PPh PASAL 23/26 PINJAMAN LUAR NEGERI

28
HADIAH DAN
SEWA
PENGHARGAAN,
DAN
DEVIDEN, BUNGA
JASA LAINNYA
DAN ROYALTI

TARIF TARIF
15 % 2%

JUMLAH BRUTO
DASAR PEMOTONGAN

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI 29
JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 DALAM
BUKTI PEMOTONGAN
SELAMA SATU BULAN TAKWIM

SSP DISETOR KE BANK PERSEPSI


ATAS NAMA BEMDAHARA KODE MAP 411124 104

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM


BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT
TERUTANGNYA PAJAK

APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,


MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA
HARI KERJA BERIKUTNYA
30
MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR
SPT MASA PPh PSL 23/26 (F.1.1.32.03)
RANGKAP 2

LAMPIRAN
* LEMBAR KE-3 SSP BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26
* DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26
* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN

SELAMBAT-LAMBATNYA
KE KPP/ 20 HARI SETELAH
KP2KP BULAN TAKWIM BERAKHIR

PD HARI KERJA JIKA JATUH PD


BERIKUTNYA HARI LIBUR
31
CONTOH PERHITUNGAN
PPh Pasal 23
1. Bendaharwan A membayar Sewa meja dan kursi untuk sosialisasi
hukum kepada masyarakat dengan nilai Rp. 4.400.000, maka pajak
penghasilan yang harus dipotong adalah
PPh Ps 23 = 2% x (100/110 x 4.400.000)
= Rp. 80.000,-

2. Bendahara A membayar kepada Stasiun Radio Swasta untuk


penyiaran pengumuman/penyuluhan hukum pada masyarakat sebesar
Rp. 2.500.000, maka PPh yang dipotong adalah:
PPh Pasal 23 = 2% x 2.500.000 (jasa penyiaran non iklan tidak
dipungut PPN)
PPh Pasal 22 = Rp. 50.000,-
PPh Atas Pembayaran
Persewaan Tanah/Bangunan
Termasuk PPh Final
Obyek Pajak berupa : tanah, rumah, rumah susun,
apartemen, gedung perkantoran, pertokoan, gedung
pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor,
gudang, bangunan industri
Tarif : 10% x nilai brutto persewaan (baik WP Pribadi
maupun Badan);
Jumlah brutto nilai sewa adalah : jumlah uang yang
dibayarkan oleh penyewa termasuk biaya perawatan,
biaya pemeliharaan, biaya keamanan dan fasilitas
lainnya (baik perjanjiannya dibuat secara terpisah
maupun disatukan)
PPh Atas Pengalihan Hak Atas
Tanah Dan/Atau bangunan
Termasuk PPh Final

Obyek Pajak berupa penghasilan dari pengalihan hak


atas tanah dan bangunan yang meliputi : penjualan,
tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan
hak, penyerahan hak, lelang, hibah atau cara lain yang
disepakati

Tarif : 5% x dari nilai bruto pengalihan hak atas


tanah/bangunan
Pembebasan PPh Pengalihan
Hak Atas Tanah Dan/Atau bangunan
Jika WP adalah orang pribadi yang penghasilannya di bawah PTKP yang
menerima pembayaran pengalihan hak atas tanah/bangunan kurang
dari Rp. 60 juta (Ditunjukkan dengan Surat Keterangan Bebas/SKB dari
KPP setempat);

Pengalihan hak atas tanah guna pembangunan untuk


kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus

Pengalihan hak yang dilakukan oleh badan yang bukan menjadi subyek
pajak (seperti pemerintah dan perwakilan negara asing)
PPh ATAS
JASA KONSTRUKSI
Termasuk PPh Final
Pelaksanaan Konstruksi :
a. Dilakukan oleh Pelaksana konstruksi yang memiliki
kualifikasi usaha konstruksi kecil tarif 2%;
b. Dilakukan oleh Pelaksana Konstruksi yang memiliki
kualifikasi usaha konstruksi Selain Kecil tarif 3% ;
c. Dilakukan oleh Pelaksana Konstruksi yang tidak
memiliki kualifikasi Usaha Konstruksi tarif = 4%
Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi :
a. Dilaksanakan oleh Konsultan yang tidak memiliki kualifikasi
usaha perencana/pengawas konstruksi tarif = 6%;
b. Dilaksanakan oleh Konsultan yang memiliki kualifikasi usaha
perencana/pengawas konstruksi tarif = 4%
TARIF DAN DASAR PENGENAAN PPh
USAHA JASA KONSTRUKSI
IMBALAN JASA
KONSTRUKSI

FINAL

JASA PELAKSANAAN JASA


PERENCANAAN &
PENGAWASAN

YG MEMILIKI YG MEMILIKI YG TIDAK MEMILIKI YG MEMILIKI YG TIDAK MEMILIKI


KUALIFIKASI KUALIFIKASI USAHA KUALIFIKASI KUALIFIKASI USAHA
KUALIFIKASI USAHA
USAHA KECIL MENENGAH ATAU USAHA
KUALIFIKASI BESAR

2% 3% 4% 4% 6%

DARI JUMLAH PEMBAYARAN ATAU JUMLAH PENERIMAAN YG


MERUPAKAN BAGIAN NILAI KONTRAK TIDAK TERMASUK PPN
PPN
PAJAK PAJAK PENJUALAN
PERTAMBAHAN ATAS BARANG MEWAH
NILAI (PPN) (PPn BM)

PAJAK YANG DIKENAKAN


PAJAK YANG DIKENAKAN
ATAS KONSUMSI BARANG
ATAS KONSUMSI
YG BERDSRKAN KMK
BARANG DAN JASA
TERGOLONG BRG MEWAH
DI DALAM

DAERAH PABEAN

WILAYAH RI YANG DI DALAMNYA


BERLAKU PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PABEAN

39
40
PEMUNGUTAN
PPN DAN PPn BM

SAAT PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA


KEPADA PKP REKANAN

DASAR PEMUNGUTAN
PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA
TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM

CONTOH
TIDAK TERUTANG PPn BM TERUTANG PPn BM 20%

YG DIPUNGUT
PPN YG DIPUNGUT
PPN 10/130
10/110 PPn BM 20/130

DASAR PEMUNGUTAN
41
PEMBAYARAN
TIDAK DIPUNGUT PPN

Pembayaran dengan jumlah paling banyak Rp. 1.000.000,-


yang merupakan pembayaran tidak terpecah-pecah;
Pembayaran untuk Pembebasan Tanah;
Pembayaran BKP/JKP yang PPN-nya tidak dipungut/
dibebaskan
Pembayaran BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina;
Pembayaran Rekening Telepon
Pembayaran atas Jasa Angkutan Udara yang diserahkan
perusahaan penerbangan;
Pembayaran lainnya atas penyerahan barang/jasa yang
menurut ketentuan perundangan tidak dikenakan PPN
JENIS BARANG TIDAK KENA PPN
MENURUT UU PPN

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang


diambil langsung dari sumbernya;
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
rakyat banyak;
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,
rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun
tidak, termasuk
4. makanan dan minuman yang diserahkan oleh
5. usaha jasa boga atau katering; dan
6. uang, emas batangan, dan surat berharga.
JENIS JASA TIDAK KENA PPN
MENURUT UU PPN-1
1. Jasa pelayanan kesehatan medis;
2. Jasa pelayanan sosial;
3. Jasa pengiriman surat dengan perangko ;
4. Jasa keuangan;
5. Jasa asuransi;
6. Jasa keagamaan;
7. Jasa pendidikan;
8. Jasa kesenian dan hiburan;
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan
udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri.
JENIS JASA TIDAK KENA PPN
MENURUT UU PPN-2

11. Jasa tenaga kerja;


12. Jasa perhotelan;
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan secara umum;
14. Jasa penyediaan tempat parkir;
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos;
17. Jasa boga atau katering;
CONTOH PERHITUNGAN DAN
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK

Agus Suharjo, seorang bendahara pengeluaran Kantor Pengadilan,


melakukan pembelian alat tulis kantor berupa ATK sebanyak Rp.
1.100.000,- untuk keperluan sehari-hari perkantoran dan Barang Cetakan
seharga Rp. 1.650.000,-, maka kewajiban perpajakannya adalah sbb :

1. Jumlah Pembayaran = Rp. 1.100.000 + Rp. 1.650.000 = Rp. 2.750.000


2. PPN Yang harus dipungut =
10/110 x Rp. 2.750.000,- = Rp. 250.000,-
3. PPh Pasal 22 yang dipungut =
PENGGUNAAN
METERAI
PENGGUNAAN
Meterai Rp. 3.000,-

A. Surat surat berikut yang bernilai antara Rp. 250.000 s.d Rp. 1.000.000,-
1. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
a. Yang menyebutkan penerimaan uang (termasuk kuitansi);
b. Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan
uang dalam rekening di Bank;
c. Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank; atau
d. yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
2. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep;

B. Cek dan Bilyet Giro dengan nominal tanpa batas


PENGGUNAAN
Meterai Rp. 6.000,-

A. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan


untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan,
kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;
B. Akta-akta Notaris termasuk salinannya;
C. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
termasuk rangkap-rangkapnya;
D. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka
Pengadilan, yaitu :
1. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
2. Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan
tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh
orang lain, selain dari maksud semula.
PENGGUNAAN
Meterai Rp. 6.000,-

E. Surat surat berikut yang bernilai diatas Rp. 1.000.000,-


1. Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :
a. Yang menyebutkan penerimaan uang (termasuk kuitansi);
b. Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan
uang dalam rekening di Bank;
c. Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di Bank; atau
d. yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;
2. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep;
TERIMA KASIH
ADA
DISKUSI ?

Anda mungkin juga menyukai