Anda di halaman 1dari 89

Aspek Perpajakan Bendahara

Palangka Raya, 21 April 2014


POKOK PEMBAHASAN

Kewajiban Perpajakan Bendahara

Pemotongan PPh Pasal 21

Pemungutan PPh Pasal 22

Pemotongan PPh Pasal 23

Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2)

Pemungutan PPN

Perpajakan atas Proyek Pemerintah Yang Dibiayai dengan


Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri
Kewajiban Mendaftarkan Diri
Pasal 2 ayat (1) UU KUP

Bendahara
yang Mengelola APBN/APBD

Wajib
Mendaftarkan Diri

Untuk Mendapatkan NPWP


BENDAHARA PEMERINTAH

WAJIB

MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
PEMOTONGAN & PEMOTONGAN PAJAK PUSAT ATAS
DANA YG BERASAL DARI APBN/APBD

Objek Penjelasan
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu &
sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak
atas tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)
PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan
pembelian barang
PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPh Pasal 26 Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.
PPN dan PPnBM Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan
penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
Bea Materai Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2 tertentu (kuitansi, kontrak)
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Pemotongan PPh Pasal 21
PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
OLEH BENDAHARA

PENGHASILAN SEHUBUNGAN PEKERJAAN, JABATAN,


JASA, KEGIATAN YANG DIBEBANKAN KEPADA KEUANGAN NEGARA/DAERAH

DIBAYARKAN KEPADA

PEJABAT NEGARA/PNS/ BUKAN PEJABAT NEG/PNS/ANGGOTA


ANGGOTA TNI/POLRI/ TNI/ANGGOTAPOLRI/PENSIUNANNYA
PENSIUNANNYA

UPAH HARIAN/ HONOR, U.SAKU U. SAKU


HONORARIUM MINGGUAN/ HADIAH, KOMISI, U. REPRESENTASI,
- GAJI/PENSIUN HONOR, HADIAH
IMBALAN LAIN BORONGAN BEASISWA, PEM-
- TUNJANGAN PENGHARGAAN
DGN NAMA BAYARAN LAIN
TERKAIT YANG DITERIMA
APAPUN SEHUBUNGAN
DGN PEKERJAAN PESERTA
JASA KEGIATAN KEGIATAN
YANG DITERIMA
BUKAN PEGAWAI

PP 80 Tahun 2010 PMK-252/2008


Skema Pengenaan PPh Pasal 21 Cfm PP 80/2010
APBN/APBD

Penghasilan tetap dan teratur Penghasilan lainnya (Honor, Uang Makan,


setiap bulan Uang Lembur) tidak termasuk SPPD

Diterima oleh
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI dan
Pensiunannya

Terutang PPh Pasal 21

Ditanggung Pemerintah, kecuali


atas tambahan tarif 20% karena Tidak Ditanggung Pemerintah
belum punya NPWP

Sebagai kredit pajak Bersifat Final


TARIF PPh
Ps. 17 ayat (1) huruf a UU PPh

LAPISAN PENGHASILAN
TARIF
KENA PAJAK

SAMPAI DENGAN
5%
Rp 50 JUTA

DI ATAS Rp 50 JUTA
SAMPAI DENGAN 15%
Rp 250 JUTA
DIATAS Rp 250 JUTA
SAMPAI DENGAN 25%
Rp 500 JUTA

DI ATAS Rp 500 JUTA 30%

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Tarif PPh Pasal 21 bagi Penerima Penghasilan
Tidak Ber NPWP

DIKENAKAN TARIF LEBIH TINGGI 20%

PPh PASAL 21 SEBESAR 120% DARI PPh PASAL 21


YANG SEHARUSNYA DIPOTONG JIKA BER NPWP

PPh terutang sebesar 20%


TIDAK BERLAKU
tersebut tidak DTP
UNTUK PPh PASAL 21
FINAL
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP) Tahun 2009
Pasal 11 ayat (1)

Rp 15.840.000 UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN


Rp 1.320.000
TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA
SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN
Rp 1.320.000 LURUS SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI
TANGGUNGAN SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN


PADA AWAL TAHUN KALENDER
ATAU
AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER
(Pasal 11 ayat (5) dan (6)
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
PTKP UTK KARYAWATI

STATUS KAWIN
SUAMI
STATUS TDK
STATUS KAWIN TDK MENERIMA/
KAWIN
MEMPEROLEH
PENGHASILAN

- UTK DIRI SENDIRI


- UTK DIRI SENDIRI
SEBAGAI WP
HANYA UTK DIRI SEBAGAI WP
- STATUS KAWIN
SENDIRI - TANGGUNGAN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
MAKS 3 ORANG

SYARAT:
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Pasal 11 ayat (3) dan (4)
Penghitungan PPh Pasal 21 (Selain Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
Penghasilan Bruto Sebulan

Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI Penerima Pensiun


Gaji dan Tunjangan Uang Pensiun dan Tujangan lainnya
Dikurangi Dengan Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp500.000 per Bruto maks. Rp200.000 perbulan
bulan
2. Iuran pensiun

PENGHASILAN NETO SEBULAN


PERKIRAAN PENGHASILAN SETAHUN (Penghasilan neto sebulan x
12) PTKP
Dikurangi:
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PPh Pasal 21 (Tarif Pasal 17 x PKP)
PPh Pasal 21 sebulan (PPh Pasal 21 setahun / 12)
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Contoh Perhitungan
Penghitungan PPh Pasal 21 (Selain Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
(Khusus Pegawai yang baru bekerja pada tahun berjalan)
Penghasilan Bruto Sebulan

Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI


Gaji dan Tunjangan
Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun

PENGHASILAN NETO SEBULAN


PERKIRAAN PENGHASILAN SETAHUN (Penghasilan neto sebulan x Jumlah bulan bekerja)

Dikurangi: PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PPh Pasal 21 (Tarif Pasal 17 x PKP)
PPh Pasal 21 sebulan (PPh Pasal 21 setahun / Jumlah bulan bekerja)
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Contoh Perhitungan
Penghitungan PPh Pasal 21 (Gaji Ke-13):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan

Penghasilan Bruto Setahun


Gaji dan Tunjangan sebulan x 12 Gaji Ke-13
Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun
2. Iuran pensiun

PENGHASILAN NETO SETAHUN


Dikurangi: PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PPh Pasal 21 (Tarif Pasal 17 x PKP)
Dikurangi: PPh Pasal 21 terutang atas gaji dan tunjangan (diluar 20% lebih
tinggi karena belum punya NPWP
PPh Pasal 21 terutang gaji Ke-13

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Contoh Perhitungan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan

Penghasilan Bruto Setahun

Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI Penerima Pensiun


Gaji dan Tunjangan Uang Pensiun dan Tujangan lainnya

Dikurangi Dengan Dikurangi Dengan


1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun
Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun
2. Iuran pensiun

PENGHASILAN NETO SETAHUN


Dikurangi: PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
PPh Pasal 21 (Tarif Pasal 17 x PKP)
Dikurangi: PPh Pasal 21 terutang bulan Januari s.d. November (diluar 20%
lebih tinggi karena belum punya NPWP
PPh Pasal 21 terutang bulan Desember
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Contoh Perhitungan
Penghitungan PPh Pasal 21 (Masa Pajak Terakhir):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
(Khusus Pegawai yang pensiun atau berhenti pada tahun berjalan)
Penghasilan Bruto Seluruhnya
Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI

Gaji dan Tunjangan


Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun

PENGHASILAN NETO SELURUHNYA


PENGHASILAN NETO DISETAHUNKAN
Dikurangi: PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP) DISETAHUNKAN
PPh Pasal 21 DISETAHUNKAN (Tarif Pasal 17 x PKP)
PPh Pasal 21 terutang [PPh 21 disetahunkan x (jumlah bulan sebenarnya/12)]
Dikurangi: PPh Pasal 21 terutang bulan-bulan sebelumnya (diluar 20% lebih tinggi
karena belum punya NPWP
PPh Pasal 21 terutang Masa Pajak Terakhir
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Contoh Perhitungan
Tarif PPh Pasal 21 Final
1. PNS Golongan I dan II serta Anggota TNI&POLRI
berpangkat tamtama dan bintara

Tarif 0%

2. PNS Golongan III serta Anggota TNI&POLRI


berpangkat Perwira Menengah

Tarif 5%

3. Pejabat Negara, PNS Golongan IV serta Anggota


TNI&POLRI berpangkat Perwira Tinggi

Tarif 15%

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Contoh Perhitungan


PPh Pasal 21 (selain PNS):

Upah harian , mingguan, satuan, borongan dan uang saku harian

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah


Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 6.000.000
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 150.000 > 150.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 150.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp1,32 jt s.d. Rp6 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Contoh Perhitungan
Penghitungan PPh Pasal 21 (selain PNS):
Bukan Pegawai

(tenaga ahli, pemain musik, olahragawan, pembawa acara,


pembawa acara, pelatih, penceramah dll)

Tarif Pasal 17

Berkesinambungan Berkesinambungan Tidak


Berkesinambungan
Ex Pasal 13 (1)

50 % x (Ph Bruto-PTKP Bulanan) 50 % x Ph Bruto 50 % x Ph Bruto


Kumulatif Kumulatif

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Contoh Perhitungan


PPh Pasal 21 (selain PNS):
Peserta Kegiatan
(rapat, konferensi, sidang, pertemuan dll)
TARIF PS. 17 DITERAPKAN ATAS :

JUMLAH PENGHASILAN BRUTO

PEMBAYARAN YANG BERSIFAT UTUH DAN TIDAK


DAPAT DIPECAH

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Contoh Perhitungan


Kewajiban Pemotong
 Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
 Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan
PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan kalender.
 PPh Pasal 21 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau
Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir atau hari
kerja berikutnya apabila jatuh pada hari libur.
 Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari
setelah Masa Pajak berakhir hari kerja berikutnya apabila
jatuh pada hari libur.
 Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada
Penerima Penghasilan

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Pemungutan PPh Pasal 22

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 22 dipungut berkenaan dengan pembayaran

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Pemungutan PPh Pasal 22

Rekanan tidak punya NPWP, tarifnya menjadi 3%


(100% lebih tinggi)

Tidak dipungut PPh Pasal 22 :


Pembelian barang dengan nilai
maksimal Rp. 2.000.000,00 dan tidak
dipecah-pecah dalam beberapa faktur
Pembelian BBM, listrik, gas, pelumas,
air minum/PDAM dan benda pos
Pembelian barang dengan dana BOS

Contoh Perhitungan

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Pemungutan PPh Pasal 22
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN
PENYETORAN

1. Dipungut pada setiap pelaksanaan pembayaran langsung (LS) oleh


KPPN atau Bendahara atas penyerahan barang oleh Wajib Pajak
(Rekanan).
2. PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Bendahara harus
disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran
3. Penyetoran dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos atau
pemungutan langsung (LS) oleh KPPN dengan menggunakan SSP
yang telah diisi oleh dan atas nama rekanan serta ditandatangani oleh
Pemungut.
4. Dalam hal rekanan belum mempunyai NPWP, maka kolom NPWP pada
SSP diisi angka 0 (nol), kecuali untuk 3 (tiga) digit kolom kode KPP
Pratama diisi dengan kode KPP Pratama tempat Pemungut terdaftar.

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Pemotongan PPh Pasal 23/26

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 23 adalah pajak atas penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apa pun yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong
PPh Pasal 21.

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


OBJEK DAN TARIF
PPh Pasal 23

15%
dari jumlah bruto atas:

deviden bunga royalti Hadiah dan penghargaan

Tidak punya NPWP, tarifnya 100% lebih tinggi

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


OBJEK DAN TARIF
PPh Pasal 23

2%
dari jumlah bruto atas:

Sewa, kecuali sewa imbalan sehubungan


tanah dan/atau dengan jasa teknik, jasa
bangunan manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan
dan jasa lainnya

Tidak punya NPWP, tarifnya 100% lebih tinggi


Contoh Perhitungan
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
TARIF
PPh Pasal 26

20%
dari jumlah bruto
kecuali Tax Treaty

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Jasa Lain Objek Pemotongan PPh Pasal 23
Jasa sehubungan dengan
Jasa Penilai software computer, termasuk perawatan,
Jasa aktuaris pemeliharaan dan perbaikan
Jasa instalasi/pemasangan mesin,
Jasa akuntasi, pembukuan,
peralatan listrik, telepon,air, gas, AC
dan atestasi laporan keuangan
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan
Jasa perancang oleh WP yang ruang lingkupnya di bidang
Jasa penunjang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
di bidang penerbangan dan sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
bandar udara Jasa perawatan mesin,
Jasa penebangan hutan peralatan listrik, telepon,air, gas, AC
dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan
Jasa pengolahan limbah oleh WP yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
Jasa penyedia tenaga kerja sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
Jasa perantara Jasa kustodian/penyimpanan, kecuali
yang dilakukan KSEI
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Jasa Lain Objek Pemotongan PPh Pasal 23
Jasa maklon

Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer


Jasa pengepakan

Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa,


media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi

Jasa pembasmian hama

Jasa kebersihan / cleaning service

Jasa tata boga

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 23

TATA CARA PEMOTONGAN DAN


PENYETORAN
 Pemotongan PPh Pasal 23 atau PPh Pasal 26 dilakukan dengan
memberikan bukti pemotongan yang telah diisi lengkap.
 Pemotongan PPh Pasal 23 atau PPh Pasal 26 dilakukan pada saat
pembayaran dilakukan atau saat disediakan ataupun ketika
pembayaran telah jatuh tempo
 disetor ke Bank persepsi atau Kantor Pos dengan menggunakan SSP
paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat
terutangnya pajak oleh Bendahara

TATA CARA
PELAPORAN
dilaporkan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PENGALIHAN HAK ATAS
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

1% (satu persen) dari jumlah 5% (satu persen) dari jumlah


bruto nilai pengalihan bruto nilai pengalihan
(Nilai berdasarkan akta pengalihan (Nilai berdasarkan akta pengalihan
atau NJOP, mana yang lebih tinggi) atau NJOP, mana yang lebih tinggi)

pengalihan hak atas Rumah


sederhana dan Rumah
susun sederhana

Contoh Perhitungan
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
PERSEWAAN TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN

10% (satu persen) dari jumlah


bruto
Jumlah Bruto

semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa dengan nama
dan dalam bentuk apa pun juga yang berkaitan dengan tanah dan atau
bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan,
biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan ”service charge” baik yang
perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan

Contoh Perhitungan
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
JASA KONSTRUKSI

layanan jasa konsultasi perencanaan


pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan
layanan jasa konsultasi pengawasan
konstruksi.

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Tarif dan Dasar Pengenaan PPh Final atas Jasa Konstruksi
Contoh Perhitungan
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Pemungutan PPN/PPnBM

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


KEWAJIBAN BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PPN/PPnBM

Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP

Memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPnBM


yang terutang oleh PKP atas penyerahan BKP dan/atau
JKP kepada instansi Pemerintah

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


OBJEK PEMUNGUTAN & TARIF

Objek PPN: 10%

Penyerahan BKP dan atau JKP yang dilakukan oleh PKP Rekanan

Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam


Daerah Pabean

Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

Objek PPnBM: 10% - 200%

hanya dipungut dalam hal PKP Rekanan adalah pabrikan dari BKP
yang tergolong mewah

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


TIDAK DIPUNGUT PPN/PPnBM

Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000

Pembayaran untuk pembebasan tanah

Pembayaran atas Penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas PPN


tidak dipungut dan atau dibebaskan dari pengenaan PPN

Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina.

Pembayaran atas rekening telepon

Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan


penerbangan

Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut


ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tidak dikenakan PPN
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
SAAT PEMUNGUTAN

Pemungutan PPN dan/atau PPnBM oleh Bendahara


dilakukan pada saat pembayaran kepada rekanan
Pemerintah, dengan cara pemotongan secara
langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak Rekanan
Pemerintah tersebut.

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


DASAR PEMUNGUTAN

Dasar Pemungutan adalah Jumlah pembayaran baik


dalam bentuk uang muka, pembayaran sebagian,
atau pembayaran seluruhnya yang dilakukan oleh
Pemungut PPN kepada PKP Rekanan

Batas jumlah pembayaran sebesar Rp1.000.000,00 tersebut


hendaknya diartikan termasuk PPN dan
PPnBM
(KMK-563/KMK.03/2003)

Contoh Perhitungan
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN

PKP rekanan wajib menerbitkan Faktur Pajak dan


SSP pada saat menyampaikan tagihan kepada
Bendahara Pemerintah baik untuk sebagian maupun
seluruh pembayaran.

Pemungut (Bendahara Pengeluaran) wajib menyetorkan


ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lambat 7
(tujuh) hari setelah berakhirnya bulan terjadinya
pembayaran tagihan

Pemungut wajib melaporkan di KPP tempat


Bendahara terdaftar paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya bulan dilakukan
pembayaran tagihan

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PELAKSANAAN PROYEK
PEMERINTAH YANG DIBIAYAI DENGAN HIBAH ATAU DANA
PINJAMAN LUAR NEGERI

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPN dan PPnBM PPh Ditanggung
Tidak Dipungut Pemerintah

Pemasukan barang atau jasa Penyerahan ditanggung oleh


dari luar Daerah Pabean oleh Barang Kena Pemerintah hanya atas
Kontraktor Utama yang meliputi: Pajak atau Jasa bagian penghasilan
Kena Pajak oleh sehubungan dengan
Impor BKP Kontraktor Utama pelaksanaan Proyek
kepada pemilik Pemerintah yang dananya
proyek dibiayai dengan hibah atau
Pemanfaatan JKP/BKP
tidak Berwujud dari dana pinjaman luar negeri.
Luar Daerah Pabean

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Perlakuan PPN/PPnBM

Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Kontraktor Utama dari Subkontraktor atau pihak lain, tetap terutang PPN.

Atas penyerahan atau penerimaan termin proyek yang dibiayai dari hibah atau dana
pinjaman luar negeri :
• Tidak dipungut PPN dan PPnBM
• Faktur Pajak tetap dibuat dengan diberikan cap “PPN dan PPnBM tidak dipungut”
• Surat Setoran Pajak tidak perlu dibuat

Atas penyerahan atau penerimaan termin proyek yang dibiayai dengan dana dari
APBN/APBD/dana lain selain hibah atau dana pinjaman luar negeri :
• Terutang PPN dan PPnBM
• Faktur Pajak harus dibuat
• Surat Setoran Pajak harus dibuat

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


TERIMA KASIH

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Selain Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
1. Data Diri:
Nama : Agus
Jabatan : Kepala Seksi Kantor A
Golongan : III/d
NPWP : ada
Status : Kawin, 3 tanggungan
2. Data Penghasilan (per bulan)
Gaji Pokok : Rp 2.244.500,00
Tunjangan Istri : Rp 224.450,00
Tunjangan Anak : Rp 89.780,00
Tunjangan Jabatan : Rp 540.000,00
Tunjangan Beras : Rp 198.000,00
Pembulatan : Rp 43,00
Jumlah Rp 3.296.773,00

Perhitungan PPh 21 masa Januari - November

Gaji Pokok Rp 2.244.500,00


Tunjangan Istri Rp 224.450,00
Tunjangan Anak Rp 89.780,00
Tunjangan Jabatan Rp 540.000,00
Tunjangan Beras Rp 198.000,00
Pembulatan Rp 43,00
Jumlah penghasilan bruto Rp 3.296.773,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% x Rp 3.296.773,00 = Rp 164.838,65
2. Iuran Pensiun
4,75% x Rp 2.558.730,00 = Rp 121.539,68
Rp 286.378,33
Penghasilan Neto Rp 3.010.394,68
Penghasilan Neto
Disetahunkan
12 x Rp 3.010.394,68 Rp 36.124.736,10

cont’
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Penghitungan PPh Pasal 21 (Selain Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan…cont’

Penghasilan Neto Disetahunkan


12 x Rp 3.010.394,68 Rp 36.124.736,10
PTKP:
untuk WP Rp 15.840.000,00
untuk WP kawin Rp 1.320.000,00
tambahan 3
tanggungan
3 x Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00
Rp 21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp 15.004.736,10
(PKP)
Pembulatan Rp 15.004.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 atas Gaji
setahun
5% x Rp 15.004.000,00 = Rp 750.200,00
PPh Pasal 21 atas Gaji
sebulan
Rp 750.200,00 : 12 = Rp 62.516,00

Catatan:
Apabila Agus belum memiliki NPWP maka PPh 21 terutang setiap bulan
adalah:
120% x Rp 62.516,00 = Rp 75.019,20
Atas tambahan PPh pasal 21 terutang
sebesar:
Rp 75.019,20 - Rp 62.516,00 = Rp 12.503,00
tidak ditanggung pemerintah sehingga Bendahara wajib memotongnya dan menyetorkannya ke Kas
Negara

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Selain Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
(Khusus Pegawai yang baru bekerja pada tahun berjalan)
1. Data Diri:                            
  Nama : Eka  
  Jabatan : pejabat negara  
  Golongan :  
  NPWP : ada  
  Status : Kawin, 4 tanggungan  
  Keterangan : baru diangkat bulan Juli
2. Data Penghasilan (per bulan)  
  Gaji Kehormatan : Rp 10.000.000,00
  Tunjangan Istri : Rp 1.000.000,00
  Tunjangan Anak : Rp 400.000,00
  Tunjangan Jabatan : Rp 10.000.000,00
      Jumlah           Rp 21.400.000,00

Perhitungan PPh 21 masa Juli - November


Gaji Kehormatan Rp 10.000.000,00
Tunjangan Istri Rp 1.000.000,00
Tunjangan Anak Rp 400.000,00
Tunjangan Jabatan Rp 10.000.000,00
Jumlah penghasilan bruto Rp 21.400.000,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan (maksimal Rp500.000,00 per
bulan)
5% x Rp 21.400.000,00 = Rp 500.000,00
2. Iuran Pensiun
4,75% x Rp 11.400.000,00 = Rp 541.500,00
Rp 1.041.500,00
Penghasilan Neto Rp 20.358.500,00
Penghasilan Neto setahun
6 x Rp 20.358.500,00 Rp 122.151.000,00

cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Selain Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
(Khusus Pegawai yang baru bekerja pada tahun berjalan)…cont’

Penghasilan Neto setahun


6 x Rp 20.358.500,00 Rp 122.151.000,00
PTKP:
untuk WP Rp 15.840.000,00
untuk WP kawin Rp 1.320.000,00
tambahan 3 tanggungan
3 x Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00
Rp 21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 101.031.000,00
Pembulatan Rp 101.031.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 atas Gaji setahun
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 51.031.000,00 = Rp 7.654.650,00
PPh Pasal 21 atas Gaji sebulan               Rp 10.154.650,00
Rp 10.154.650,00 : 6= Rp 1.692.441,00

Catatan:
Apabila Eka belum memiliki NPWP maka PPh 21 terutang setiap bulan adalah:
120% x Rp 1.692.441,00 = Rp 2.030.929,20
Atas tambahan PPh pasal 21 terutang sebesar:
Rp 2.030.929,20 - Rp 1.692.441,00 = Rp 338.488,00
tidak ditanggung pemerintah sehingga Bendahara wajib memotongnya dan menyetorkannya ke Kas Negara

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Gaji Ke-13):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
1. Data Diri:                               3. Bulan Juli menerima gaji dan tunjangan 13
sbb:
  Nama : Agus Gaji Pokok Rp 2.244.500,00
  Jabatan : Kepala Seksi Kantor A Tunjangan Istri Rp 224.450,00
  Golongan : III/d Tunjangan Anak Rp 89.780,00
  NPWP : ada Tunjangan Jabatan Rp 540.000,00
  Status : Kawin, 3 Pembulatan Rp 40,00
tanggungan
2. Data Penghasilan (per bulan) Jumlah Rp 3.098.770,00
  Gaji Pokok : Rp 2.244.500,00  
  Tunjangan Istri : Rp 224.450,00  
  Tunjangan Anak : Rp 89.780,00  
  Tunjangan Jabatan : Rp 540.000,00  
  Tunjangan Beras : Rp 198.000,00  
  Pembulatan : Rp 43,00  
      Jumlah             Rp 3.296.773,00                              

Perhitungan PPh 21 atas gaji dan tunjangan 13


Gaji dan tunjangan bulan Juli:
Gaji Pokok Rp 2.244.500,00
Tunjangan Istri Rp 224.450,00
Tunjangan Anak Rp 89.780,00
Tunjangan Jabatan Rp 540.000,00
Tunjangan Beras Rp 198.000,00
Pembulatan Rp 43,00
Jumlah penghasilan bruto Rp 3.296.773,00
Penghasilan disetahunkan
12 x Rp 3.296.773,00 = Rp 39.561.276,00
Gaji dan tunjangan ke 13:
Gaji Pokok Rp 2.244.500,00
Tunjangan Istri Rp 224.450,00
Tunjangan Anak Rp 89.780,00
Tunjangan Jabatan Rp 540.000,00
Pembulatan Rp 40,00
Jumlah             Rp 3.098.770,00
Jumlah Penghasilan Bruto setahun Rp 42.660.046,00

cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Gaji Ke-13):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan…cont’

Jumlah Penghasilan Bruto setahun Rp 42.660.046,00


Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% x Rp 42.660.046,00 = Rp 2.133.002,30
2. Iuran Pensiun
4,75% x Rp 2.558.730,00 x 12 = Rp 1.458.476,10
Rp 3.591.478,40
Penghasilan Neto Setahun Rp 39.068.567,60
PTKP:
untuk WP Rp 15.840.000,00
untuk WP kawin Rp 1.320.000,00
tambahan 3 tanggungan
3 x Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00
Rp 21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 17.948.567,60
Pembulatan Rp 17.948.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 atas Seluruh Penghasilan
5% x Rp 17.948.000,00 = Rp 897.400,00
PPh Pasal 21 atas Gaji dan tunjangan 13
Rp 897.400,00 - Rp 750.200,00 Rp 147.200,00

Catatan:
Apabila Agus belum memiliki NPWP maka PPh 21 terutang setiap bulan adalah:
120% x Rp 147.200,00 = Rp 176.640,00
Atas tambahan PPh pasal 21 terutang sebesar:
Rp 176.640,00 - Rp 147.200,00 = Rp 29.440,00
tidak ditanggung pemerintah sehingga Bendahara wajib memotongnya dan menyetorkannya ke Kas Negara

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
1. Data Diri:                               3. Bulan Juli menerima gaji dan tunjangan 13
sbb:
  Nama : Agus Gaji Pokok Rp 2.244.500,00
  Jabatan : Kepala Seksi Kantor A Tunjangan Istri Rp 224.450,00
  Golongan : III/d Tunjangan Anak Rp 89.780,00
  NPWP : ada Tunjangan Jabatan Rp 540.000,00
  Status : Kawin, 3 Pembulatan Rp 40,00
tanggungan
2. Data Penghasilan (per bulan) Jumlah Rp 3.098.770,00
  Gaji Pokok : Rp 2.244.500,00  
  Tunjangan Istri : Rp 224.450,00  
  Tunjangan Anak : Rp 89.780,00  
  Tunjangan Jabatan : Rp 540.000,00  
  Tunjangan Beras : Rp 198.000,00  
  Pembulatan : Rp 43,00  
      Jumlah             Rp 3.296.773,00                              

Perhitungan PPh 21 masa Desember


Penghasilan dari Januari - Desember
Gaji Pokok 12 x Rp 2.244.500,00 = Rp 26.934.000,00
Tunjangan Istri 12 x Rp 224.450,00 = Rp 2.693.400,00
Tunjangan Anak 12 x Rp 89.780,00 = Rp 1.077.360,00
Tunjangan Jabatan 12 x Rp 540.000,00 = Rp 6.480.000,00
Tunjangan Beras 12 x Rp 198.000,00 = Rp 2.376.000,00
Pembulatan 12 x Rp 43,00 = Rp 516,00
Gaji dan Tunjangan 13 Rp 3.098.770,00
Jumlah penghasilan bruto Rp 42.660.046,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% x Rp 42.660.046,00 = Rp 2.133.002,30
2. Iuran Pensiun
4,75% x Rp 30.704.760,00 = Rp 1.458.476,10
Rp 3.591.478,40
Penghasilan Neto Setahun Rp 39.068.567,60

cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Bulan Desember):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan…cont’

Penghasilan Neto Setahun Rp 39.068.567,60


PTKP:
untuk WP Rp 15.840.000,00
untuk WP kawin Rp 1.320.000,00
tambahan 3 tanggungan
3 x Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00
Rp 21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 17.948.567,60
Pembulatan Rp 17.948.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 atas Seluruh Penghasilan
5% x Rp 17.948.000,00 = Rp 897.400,00
PPh Pasal 21 yang telah dipotong:
Atas Gaji dan Tunjangan Bulan Januari - November
11 x Rp 62.516,00 = Rp 687.676,00
Atas gaji dan tunjangan 13 bulan juli = Rp 147.200,00
              Rp 834.876,00
PPh 21 yang terutang masa Desember Rp 62.524,00

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


Penghitungan PPh Pasal 21 (Masa Pajak Terakhir):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
(Khusus Pegawai yang pensiun atau berhenti pada tahun berjalan)
1. Data Diri:                            
  Nama : Agus  
  Jabatan : Kepala Seksi Kantor A
  Golongan : III/d  
  NPWP : ada  
  Status : Kawin, 3 tanggungan  
2. Data Penghasilan (per bulan)  
  Gaji Pokok : Rp 2.244.500,00
  Tunjangan Istri : Rp 224.450,00
  Tunjangan Anak : Rp 89.780,00
  Tunjangan Jabatan : Rp 540.000,00
  Tunjangan Beras : Rp 198.000,00
  Pembulatan : Rp 43,00
  Jumlah Rp 3.296.773,00
3. Terhitung pada 1 Juni, Agus memasuki masa pensiun    
Perhitungan PPh 21 masa Januari - Mei
Gaji Pokok 5 x Rp 2.244.500,00 = Rp 11.222.500,00
Tunjangan Istri 5 x Rp 224.450,00 = Rp 1.122.250,00
Tunjangan Anak 5 x Rp 89.780,00 = Rp 448.900,00
Tunjangan Jabatan 5 x Rp 540.000,00 = Rp 2.700.000,00
Tunjangan Beras 5 x Rp 198.000,00 = Rp 990.000,00
Pembulatan 5 x Rp 43,00 = Rp 215,00
Jumlah penghasilan bruto Rp 16.483.865,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% x Rp 16.483.865,00 = Rp 824.193,25
2. Iuran Pensiun
4,75% x Rp 12.793.650,00 = Rp 607.698,38
Rp 1.431.891,63
Penghasilan Neto Rp 15.051.973,38
Penghasilan Neto Disetahunkan
12/5 x Rp 15.051.973,38 Rp 36.124.736,10

cont’
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
Penghitungan PPh Pasal 21 (Masa Pajak Terakhir):
Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan
(Khusus Pegawai yang pensiun atau berhenti pada tahun berjalan)…cont’

Penghasilan Neto
Disetahunkan
12/5 x Rp 15.051.973,38 Rp 36.124.736,10
PTKP:
untuk WP Rp 15.840.000,00
untuk WP kawin Rp 1.320.000,00
tambahan 3 tanggungan
3 x Rp 1.320.000,00 Rp 3.960.000,00
Rp 21.120.000,00
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 15.004.736,10
Pembulatan Rp 15.004.000,00
Perhitungan PPh Pasal 21
PPh Pasal 21 atas Gaji setahun
5% x Rp 15.004.000,00 = Rp 750.200,00
PPh Pasal 21 atas Gaji 5 bulan
Rp 750.200,00 x 5/12 = Rp 312.583,33
PPh 21 yang telah dipotong januari - april
Rp 62.516,00 x 4 = Rp 250.064,00
PPh 21 terutang Mei Rp 62.519,00

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 21 Final

1. Data Diri:                            

  Nama : Evia  

  Status : PNS (III/a)  

  NPWP : ada  

2. Data Penghasilan  

  honorarium pembicara seminar : Rp 5.000.000,00

Perhitungan PPh 21 terutang                                             

  5% x Rp 5.000.000,00 = Rp 250.000,00

Catatan:  
  PPh pasal 21 tersebut tidak ditanggung oleh pemerintah dan bersifat final  

                                       

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 21 Selain PNS (upah harian, mingguan, satuan, borongan)

cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 21 Selain PNS (upah harian, mingguan, satuan, borongan)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan cont’


PPh Pasal 21 Selain PNS (upah harian, mingguan, satuan, borongan)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 21 Selain PNS (bukan pegawai)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 21 Selain PNS (peserta kegiatan)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 22

Nama Instansi : Kementerian Kesehatan


Nama Kegiatan : Pembelian komputer
Jumlah : Rp100.000.000,00
1
PPh Pasal 22 yang dipungut:
= 1,5% x Rp100.000.000,00
= Rp1.500.000,00

Nama Instansi : Kementerian Dalam Negeri


Nama Kegiatan : Pembelian mesin absensi
Jumlah : Rp99.000.000,00
(termasuk PPN)

2 PPh Pasal 22 yang dipungut:


= (100/110 x Rp99.000.000,00 x 1,50%
= Rp1.350.000,00
Dalam hal rekanan tidak ber-NPWP
= (100/110 x Rp99.000.000,00 x 1,50% x 200%
= Rp2.700.000,00

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 23

Nama Instansi : Kementerian Kehutanan


Nama Jasa : Pemakaian jasa service kendaraan
Jumlah : Rp1.000.000,00
1
PPh Pasal 23 yang dipotong:
= 2,0% x Rp1.000.000,00
= Rp20.000,00

Nama Instansi : Kementerian Kesehatan


Nama Jasa : Jasa Catering
Jumlah : Rp2.000.000,00
Keterangan : Rekanan tidak berNPWP
2
PPh Pasal 23 yang dipotong:
= Rp2.000.000 x 200% x 2%
= Rp80.000,00

Nama Instansi : Ditjen Pajak


Nama Jasa : Jasa Event Organizer
Jumlah : Rp1.100.000.000,00
Keterangan : Jumlah termasuk PPN
3
PPh Pasal 23 yang dipotong:
Jumlah Bruto = 100/110 x Rp1.100.000.000,00
= Rp1.000.000.000,00
PPh ps. 23 = Rp1.000.000.000,00 x 2%
= Rp20.000.000,00
PPh Pasal 4 (2) Pengalihan tanah/bangunan

Nama Instansi : Kementerian Keuangan


Nama kegiatan : Pembebasan tanah dalam rangka proyek pembangunan kantor
Jumlah : Rp200.000.000,00

PPh Pasal 4 (2) yang dipotong:


= 5% x Rp200.000.000,00
= Rp10.000.000,00

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 4 (2) Sewa tanah/bangunan

Nama Instansi : Kementerian Keuangan


Nama kegiatan : Sewa ruangan dalam rangka seminar
Jumlah : Rp3.000.000,00

PPh Pasal 4 (2) yang dipotong:


= 10% x Rp3.000.000,00
= Rp300.000,00

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPh Pasal 4 (2) Jasa Konstruksi

Nama Instansi : Kementerian Kehutanan


Nama kegiatan : Jasa konstruksi kualifikasi besar untuk renovasi gedung
Jumlah : Rp20.000.000.000,00

PPh Pasal 4 (2) yang dipotong:


= 3% x Rp20.000.000.000,00
= Rp600.000.000,00

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


PPN

Harga Jual = Rp950.000,00


PPN 10/100 x Rp950.000,00 = Rp95.000,00
Harga Jual plus PPN = Rp1.045.000,00
Meskipun harga jual Rp 950.000 tetapi karena pembayaran
termasuk PPN berjumlah Rp 1.045.000 (di atas Rp 1.000.000),
maka PPN yang terutang harus dipungut oleh BENDAHARA

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA BARANG)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA BARANG) …cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA BARANG) …cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA BARANG) …cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA MODAL)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA JASA)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA JASA)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA JASA)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (BELANJA JASA)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (HIBAH)

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan


CONTOH KOMPREHENSIF BENDAHARA (HIBAH)…cont’

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan

Anda mungkin juga menyukai